You are on page 1of 6

PERAN ILMU KOMUNIKASI DALAM PROFESI AHLI GIZI

Oleh: YUNUS

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Komunikasi

a.
b.
c.
d.
e.

a.

Istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin


communicatus yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan
demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan. Komunikasi adalah proses penyampaian infirmasi,
gagasan, emosi, keahlianm dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Barelson dan
Steiner,1964). Jadi pada dasarnya komunikasi adalah suatu proses, artinya proses
dari serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan dan
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Di samping itu,
komunikasi sebagai suatu upaya yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan
dan menuntu adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat.
Dalam mencapai tujuan komunikasi dibutuhkan komponen yang saling
berkaitan dan harus terpenuhi. Komponen tersebut adalah sebagai berikut.
Komunikator : orang atau lembaga yang menyampaikan pesan
Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti
Komunikan : orang yang menerima pesan
Media : sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan
Feedback : dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau
administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi
yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai
komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya
kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry
Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di MontrealKanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya
tiga peranan: peranan interpersonal; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
Peranan interpersonal seorang manajer meliputi tiga hal:
Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat
seorang manajer melakuan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan
seorang tokoh, maka selain memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga
diundang oleh pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini

b.

c.

a.

b.

c.

seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan,


imbauan, ajakan, dll.
Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas
lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan
bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen:
penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung
berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar
giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus
mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan,
seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan
melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan.
Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer
melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik
secara formal maupun secara tidak formal.
Peranan informasi dalam organisasi, seorang manajer berfungsi sebagai
pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan
organisasinya. Peranan informasi meliputi peranan-peranan sebagai berikut:
Melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungan sebagai
sumber informasi. Ia mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya atau
kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta
berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.
Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi
dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemudian
disebarkan kepada bawahannya.
Sebagai juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung,
yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar.
Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai
penghubung ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu
resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak
pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga
harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang
melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar
organisasinya ia memberikan informasi dalam rangka pengembangan
organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah
melakukan tanggung jawab sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula
para pejabat pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran
sebagaimana harusnya.

a.

b.

c.

d.

Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat


penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat
peranan yang dicakup pada peranan ini:
Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan
penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa
memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan
muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang
iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang
menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.
Peranan penentu sumber.
Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang
harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian
pekerjaan dilangsungkan.
Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting
sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat
memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan
melalui pemikran tunggal.

2. Peran komunikasi dalam perubahan perilaku hidup sehat


Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi secara
positif perilaku sasaran dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode
komunikasi, baik komunikasi interpersonal maupun komunikasi massa. Tujuan
utama dari komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku yang sehat.
Selanjutnya dengan perilaku yang lebih sehat diharapkan akan berpengaruh
terhadap pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Komunikasi kesehatan
secara prinsip dapat dilakukan komunikasi persuasif dengan tahapan
menyampaikan pesan seperti pada komunikasi informatis tetapi dengan tujuan
untuk mengajak komunikan untuk bertindak sesuai dengan isi pesan. Komunikan
senantiasa diberi pandangan baru lalu diajak untuk meneliti kembali kerangka
acuan tindakan dan pola perilakunya selama ini, kemudian dipengaruhi untuk
merubah kerangka acuan tindakan dan pola perilakunya sesuai dengan yang
kehendaki komunikator(Notoatmodjo, 2003).
Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Claude E. Shannon danWarren
Weaver
dalamMathematical
Theory
of
Communication,
bahwa
efektifitaskomunikasi dapat dihitung dan diukur secara matematis (akurasi
transmisi pesan, ketepatan pesan terhadap makna, dan efektifitas pesan dalam
mempengaruhitindakan), sehingga komunikasi dapat dipakai sebagai alat kontrol.
Karena pesankomunikasi dapat didesain dan diukur efektifitasnya, maka dalam

perspektif propaganda komunikasi bisa digunakan sebagai alat manipulasi.


Komunikasidapat mempengaruhi pola
Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan
nasional, serta merupakan sebuah proses komprehensif dbidang sosial, politik,
ekonomi dan budaya. Tidak hanya mencakup upaya peningkatan kemampuan dan
kesadaran masyarakat di bidang kesehatan saja, tetapi juga upaya yang bertujuan
merubah dan mengkondisikan lingkungan menjadi tempat tinggal yang ideal
menopang kehidupan dalam perspektif kesehatan, meningkatkan peran serta
masyarakat dalam hal kesehatan, berorientasi pada sistem pelayanan, pembiayaan
kesehatan dan memperluas kemitraan.
3. Peran komunikasi dalam profesi ahli gizi
Dalam peningkatan kemampuan setiap orang atau keluarga untuk
mendapatkan asupan gizi seimbang dalam mewujudkan hidup sehat yang
diperlukan adalah hierarki profesional dan jaringan pelayanan masyarakat dan
keluarga untuk mewujudkan maksud di atas. Dengan menggunakan Puskesmas,
Posyandu, dan PKK sebagai penggerak tumbuhnya jaringan pelayanan gizi
masyarakat maka diadakan suatu forum yang dapat mendukung usaha pelayanan
profesional dan masyarakat. Berkaitan dengan posyandu, dalam hierarki
pelayanan kesehatan posyandu adalah jembatan upaya-upaya pelayanan
profesional dan pelayanan non-profesional yang dapat dikembangkan oleh
masyarakat dan keluarga.
Dari uraian tersebut jelaslah bahwa posyandu merupakan salah satu bentuk
operasional sosialisasi pentingnya gizi seimbang pada masyarakat secara
langsung. Karena itu, diperlukan suatu pendekatan yang kekuatannya terletak
pada pelayanan kesehatan dasar dan kerja sama lintas sektor. Peran serta
masyarakat ini diperoleh melalui rekayasa masyarakat, dapat dilakukan melalui
komunikasi, informasi, dan motivasi serta upaya penggerak masyarakat. Hal
tersebut dilakukan berbagai cara berdasarkan kondisi dan situasi masyarakat
setempat. Dengan demikian, posyandu merupakan forum komunikasi dan
pelayanan di masyarakat antara sektor yang memadukan kegiatan pembangunan
sektoralnya dengan kegiatan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memecahkan masalahnya alih melalui teknologi. Sasaran
posyandu adalah terutama masyarakat desa dengan tujuan memperkenalkan
inovasi kesehatan dan teknologi kesehatan. Oleh karena, masih banyaknya jumlah
penduduk yang tinggal dipedesaan, komunikasi dengan masyarakat desa lebih
diutamakan karena komunikasi dengan masyarakat desa merupakan bagian dari
komunikasi dengan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Untuk melakukan komunikasi dengan masyarakat pedesaan tentang
pemantauan status gizi balita, pemeriksaan rutin ibu hamil, pemberian imunisasi,

dan dua unsur penting yang perlu dicatat, yakni komunikasi yang sering
merupakan hal-hal baru (inovasi) bagi penduduk desa, adanya latar belakang
sosial budaya yang sering berbeda antara pembuat konsep isi pesan ataupun
pembawa pesan (komunikator) dengan penduduk pedesaan. Kedua faktor tersebut
masing-masing menunjukkan situasi komunikasi inovasi, yaitu bagaimana suatu
inovasi disebarluaskan kepada masyarakat. Posyandu adalah medium dan
organisasi sebagai sumber pesan-pesan kesehatan penting untuk diteliti, terutama
untuk melihat peranannya dalam meningkatkan partisipasi masyakarat dalam
program kesehatan. Sehingga posyandu perlu ditunjang oleh adanya suatu
kegiatan komunikasi yang bekerja secara aktif dalam menyebar luaskan pesanpesan kesehatan dalam masyarakat. Kegiatan komunikasi pada pokoknya adalah
menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman tentang infomasi yang
disampaikan itu. Informasi yang disampaikan oleh provider dan kader perlu
dipahami oleh pihak penerima atau masyarakat sehingga apa yang dimaksud oleh
posyandu, yaitu penyuluhan kesehatan, diterima dan dilaksanakan dengan baik.
Dalam pemberian sosialisasi gizi harus juga memperhatikan kondisi
demografi masyarakat setempat melalui wawancara, observasi dan diskusi
kelompok terarah. Sehingga dengan begitu kita sebagai ahli gizi dapat mengetahui
program gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan makanan pokok masyarakat.
Dengan adanya komunikasi dua arah antara masyarakat dan petugas kesehatan
tersebut sasaran program akan tepat sesuai dengan target yang diharapkan.
Posyandu menetapkan programnya yaitu pembangunan kesehatan masyarakat
desa. Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, maka langkah pertama yang
ditempuh adalah memberi penjelasan masyarakat tentang berbagai kegiatan
posyandu. Dengan penjelasan yang diberikan oleh posyandu maka akan tercipta
interaksi antara pemberi pelayanan kesehatan dan masyarakat sebagai penerima
pesan-pesan kesehatan. Dengan demikian, peran komunikasi sangat penting untuk
berperan dalam menciptakan partisipasi masyarakat.
Partisipasi dan komunikasi hanya dapat dicapai apabila sistem nilai, sistem
sosial budaya dan struktur sosial masyarakat dimanfaatkan. Kegiatan komunikasi
dapat dilakukan dengan mengajak para pemuka masyarakat terlebih dahulu. Yang
termasuk pemuka masyarakat adalah pemimpin formal dan informal. Pemuka
masyarakat sangat efektif, terutama pemimpin informal karena ia mengenal
masyarakat dan oleh masyarakat setempat dianggap sebagai tokoh atau pemimpin
yang mengetahui banyak masalah-masalah sosial dan kemasyaraktan. Strategi
posyandu adalah memanfaatkan pemuka masyarakat di samping organisasi sosial
sebagai saluran komunikasi. Lembaga-lembaga sosial seperti. Lembaga
Musyawarah Desa (LMD/Tuha Empat dan Tuha Delapan) Lembaga Masyarakat
Desa, Badan Perwakilan Desa (BPD), dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

(PKK) serta saluran-saluran komunikasi interpersonal telah digunakan sebagai


saluran komunikasi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, terhadan
program gizi dan kesehatan.

Referensi :
Fikse, John (1999). Introduction to Communication Study. 2nd Edition. Guernsey Press
Co Ltd. London.
Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan Dua.
PT. Rineka Cipta. Jakarta.
www.scribd.com/doc/Peran-Komunikasi-dalam-Perubahan-Perilaku.
tanggal 08 September 2009.

diupdate

pada

You might also like