Professional Documents
Culture Documents
Sekitar 18% dari jumlah total sirkulasi darah dalam tubuh manusia dibutuhkan oleh
otak, sekitar 2% dari berat badan. Darah merupakan transportasi dari oksigen, nutrisi, dan
substansi substansi lainnya yang dibutuhkan oleh otak dalam menjalankan fungsinya dan
darah juga berfugsi untuk membuang sisa-sisa metabolit. Tidak terdapat aliran datah ke otak
dalam waktu 15 detik akan mengakibatkan kehilangan kesadaran dan kerusakan yang
ireversibel pada jaringan otak dalam waktu 5 menit.1
Setiap pembuluh darah mayor memperdarahi area tertentu, yang dipisahkan oleh
border zone (watershed zone) dari area yang lain.
1
Pembuluh darah otak memasuki rongga intrakranial dipercabangkan dari dua pasang
pembuluh darah besar, yaitu arteri karotis interna yang merupakan cabang dari arteri
karotis komunis dan arteri vertebralis yang dipercabangkan dari arteri subklavia. Sistem
arteri vertebralis mensuplai darah ke batang otak, serebelum, lobus oksipital dan bagianbagian dari thalamus dan arteri karotis mensuplai darah pada otak depan. Kedua arteri
karotis dihubungkan oleh arteri serebri anterior dan arteri komunikas anterior, arteri
karotis juga terhubungkan dengan arteri serebri posterior dari sistem arteri vertebralis
melalui dua arteri komunikans posterior, yang merupakan bagian dari sirkulus Willisi.1
Komponen-komponen sirkulus Willisi adalah:2
Arteri basiler dan arteri serebri media bukan merupakan bagian dari sirkulus Willisi,
meskipun kedua arteri ini memperdarahi otak.
2.
Area Vertebrobasilar1
Setelah melewati foramen magnum pada dasar tengkorak, dua arteri vertebralis
bergabung menjadi pembuluh darah besar yang berada di tengah disebut arteri basilaris.
2
Pembuluh darah ini berakhir di interpedunkuler sisterna pada bifurkasio arteri serebri
posterior kanan dan kiri.
Beberapa pasang dari pembuluh-pembuluh darah sirkumferensial dipercabangkan dari
arteri basilar; yaitu arteri serebeli posterior dan anterior, arteri serebeli superior dan
beberapa cabang kecil, seperti arteri pontin dan auditori internal. Adanya penetrasi yang
kecil dari pembuluh darah yang dipercabangkan dari arteri basiler, memperdarahi daerah
penting pada batang otak.
3.
Area karotis
Arteri karotis interna melewati kanalis karotis kemudian memasuki sinus
kavernosus, melewati dura, membentuk carotid siphon sebelum mencapai otak. Arteri
karotis pertama kali mempercabangkan arteri oftalmikus. Sebagai tambahan pada
hubungan dengan sisten vertebralis, arteri karotis bercabang menjadi arteri serebri
anterior cabang besar dan kecil pada masing-masing sisi. Dua arteri serebri anterior
biasanya bertemu pada jarak yang pendek pada area tengah untuk membentuk arteri
komunikans anterior. Pembuluh darah ini membentuk sebuah anastomosis antara
hemisfer kanan dan kiri yang biasanya penting pada saat salah satu arteri karotis interna
tersumbat. Arteri koroid anterior, langsung dari arteri karotis memperdarahi pleksus
koroideus dari ventrikel lateral.2
4.
Arteri serebri anterior dan cabang-cabangnya melewati genu korpus kalosum untuk
memperdarahi daerah lobus frontalis anterior dan daerah medial hemisfer.1
Arteri serebri posterior melewati batang otak, memperdarahi paling utama daerah
lobus oksipital dan pleksus koroideus dari ventrikel tiga dan lateral dan permukan bawah
dari lobus temporal.
Dengan melihat area-area tersebut, jika terjadi defisit neurologis akibat tersumbatnya
arteri arteri di atas dapat diperkirakan arteri mana yang tersumbat. Dapat dilihat defisit
neurologis yang terjadi yaitu melalui homonkulus serebri. Sebagai contoh, jika terjadi
stroke pada arteri serebri media, maka kelemahan dan kehilangan sensasi sensorik paling
berat pada daerah wajah kontralateral dan lengan, tapi mungkin pada tungkai hanya
sedikit terpengaruhi atau bahkan sama sekali tidak terpengaruh. Jika stroke terjadi pada
4
area yang disuplai oleh arteri serebri anterior, kelemahan paling banyak terdapat pada
tungkai kontralateral.1
Dapat dilihat dari gambar di bawah ini area-area otak yang mengatur sensorik dan
motorik :
Area territorial
A. Karotis Interna :
Koroidalis anterior
cerebri anterior
cerebri media
oksipital, dan
kapsula interna
Sirkulasi Posterior :
Arteri
Area Tertorial
A. Vertebralis :
Serebeli posterior inferior
A. Basilaris :
Serebralis anterior inferior
Serebralis superior
A. Serebri posterior
Serebri posterior cab. talamoperforantes
Aneurisma Serebral
I.
Definisi
Aneurisma berasal dari kata aneurysma, yang berasal dari bahasa Latin yang berarti
dilatasi. Aneurisma merupakan dilatasi abnormal dari dinding pembuluh darah, biasanya
arteri akibat dari defek, penyakit atau trauma. Aneurisma dapat sejati atau palsu.
Aneurisma yang palsu merupakan kavitas yang dibatasi oleh bekuan darah.4
Aneurisma serebral (dikenal juga dengan aneurisma intrakranial atau intraserebral)
merupakan derah yang lemah dan tipis dari pembuluh darah di otak yang membentuk
balon dan terisi dengan darah. Aneurisma yang menonjol dapat menekan saraf atau
jaringan otak di sekitar. Juga dapat pecah atau ruptur, yang mengakibatkan perdarahan.5
6
II.
Etiologi5
Penyebab yang paling umum dari aneurisma intrakranial yaitu hemodinamik, trauma
vaskuler degeneratif atau yang diinduksi, arterosklerosis (biasanya menjadi aneurisma
fusiform), vaskulopati (contoh, fibromuscular dysplasia) dan adanya aliran yang tinggi
seperti arteriovenous malformation (AVM) dan fistula.
Penyebab yang tidak umum termasuk trauma, infeksi (mycotic aneurysms), obatobatan dan neoplasma (primer atau metastasis).
III.
Klasifikasi
Ada 3 tipe aneurisma serebral, yaitu :
Aneurisme Sakular
Merupakan kantung bulat yang berbentuk seperti buah beri yang muncul dari
titik bifurkasi arteri. Dikenal juga dengan nama Berry Aneurysm, karena berbentuk
seperti buah beri yang tergantung pada tangkainya) biasanya terdapat pada sirkulus
Willisi atau bifurkasi arteri serebri media.5 Merupakan aneurisma sejati. Biasanya
terdapat pada dewasa.4
Aneurisme fusiform4
Dikenal juga dengan nama aneurisma arterosklerosis. Lesi yang terjadi akibat
ektasis arteri yang muncul akibat adanya pembentukan arterosklerosis yang berat.
Aneurisma fusiform biasanya terdapat pada pasien yang tua. Sistem
vertebrobasiler paling sering dipengaruhi. Aneurisma fusiform dapat tersumbat yang
mengakibatkan infark dari batang otak karena pembuluh darah yang ruptur yang
7
berasal dari aneurisma menjadi tertutup. Aneurisma ini juga dapat menekan otak atau
mengakibatkan kelumpuhan nervus kranialis.
Pada angiografi, aneurisma fusiform biasanya memiliki bentuk yang aneh,
dengan bentuk yang besar atau ramping. Aliran intralumen biasanya lambat dan
terjadi turbulen. MRI biasanya sangat membantu untuk membedakan struktur
pembuluh darah dengan struktur dari otak atau nervus kranialis.
Aneurisma Diseksi
Biasanya muncul secara spontan. Paling sering akibat adanya trauma atau
vaskulopati seperti FMD. Kebanyakan dari aneurisma diseksi yang berasal dari
pembuluh-pembuluh darah kranioserebral mempengaruhi segmen ekstrakranial;
diseksi intrakranial sangat jarang dan biasanya muncul jika terjadi trauma kepala yang
berat. Meskipun dapat terjadi pada arteri karotis komunis karena diseksi ekstensi dari
arkus aorta, arteri karotis komunis dan bulbus karotikus biasanya terpisah. Arteri
karotis interna bisanya sering terlibat.4
Aneurisma juga diklasifikasikan berdasarkan ukuran. Aneurisma yang kecil
yaitu dengan diameter kurang dari 11 milimeter (kira-kira seperti ukuran diameter
penghapus pada pensil yang sedang), aneurisma besar dengan diameter 11-25
milimeter dan aneurisma raksasa yaitu diameter >25 milimeter.5
IV.
Diagnosis5
Kebanyakan dari aneurisma serebral biasanya tidak diketahui sampai terjadinya ruptur
atau terdeteksi oleh brain imaging yang biasanya berhubungan dengan gejala yang lain.
Terdapat beberapa metode diagnostik untuk memberikan informasi mengenai aneurisma
8
dan penatalaksanaan yang terbaik untuk aneurisma. Biasanya tes-tes tersebut dilakukan
setelah terjadinya
Penatalaksanaan4
Terdapat perbedaan yang signifikan antara penatalaksanaan aneurisma yang belum
ruptur dan yang telah ruptur. Aneurisma yang telah ruptur harus ditangani segera dalam
9
waktu kurang dari 72 jam setelah perdarahan untuk mencegah perdarahan kembali dan
sebagai penatalaksanaan vasospasme. Sedangkan aneurisma yang belum ruptur ditangani
secara elektif. Berikut ini merupakan pilihan untuk mengatasi aneurisma intrakranial :
Observasi
Endovascular coiling
Pada hari-hari awal penatalaksanaan aneurisma, operasi ditunda sampai minggu kedua
atau ketiga setelah perdarahan untuk menghindari kesulitan akibat edema otak selama
operasi. Meskipun hal ini menurunkan angka morbiditas dan mortalitas, hasil yang terjadi
tidak selalu baik kaena adanya insidens yang tinggi terjadinya perdarahan kembali dan
penanganan yang sulit terhadap vasospasme.
VI.
Prognosis5
10
Prognosis aneurisme yang telah ruptur tergantung dari usia, keadaan umum pasien,
kondisi neurologik, lokasi aneurisma, banyaknya perdarahan (terjadi perdarahan ulang)
dan waktu antara terjadinya ruptur dan penatalaksanaan. Kira-kira 40% pasien yang
mengalami ruptur tidak dapat diselamatkan pada 24 jam pertama; >25% meninggal akibat
komplikasi yang terjadi setelah 6 bulan. Pasien yang mengalami perdarahan subaraknoid
mungkin akan mengalami kerusakan neurologik yang permanen. Sedangkan pasien yang
lain mungkin dapat sembuh sempurna tanpa defisit neurologik. Komplikasi lama dari
aneurisma yang ruptur yaitu hidrosefalus dan vasospasme. Diagnosis dan penatalaksanaan
yang cepat sangat penting dalam menangani aneurisma.
DAFTAR PUSTAKA
1. Waxman, SG. Clinical Neuroanatomy International edition. 25th edition. McGraw
2.
3.
4.
5.
6.
11