Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Indonesia merupakan negara bahari dengan luas laut mencapai 5,8 juta km
(70% dari luas wilayah) dengan 17.503 buah pulau dan garis pantai 81.000 km, yang
sangat potensial untuk berkembang menjadi negara industri berbasis perikanan dan
kelautan. Sektor perikanan dan kelautan memberikan kontribusi besar untuk
meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB), menyediakan lapangan kerja,
menghasilkan produk unggulan, menopang ketahanan pangan nasional, menjaga
keamanan
wilayah
dan
teritorial
Indonesia.
Meskipun
demikian,
setiap
pengembangan sektor perikanan dan kelautan harus dilandaskan pada hasil riset
yang terencana dan terstruktur agar diperoleh hasil yang optimal dan berkelanjutan.
Potensi sumberdaya laut di Indonesia sangatlah besar yang mencakup potensi
sumberdaya hayati dan non-hayati. Sumberdaya laut tersebut sampai sekarang belum
secara maksimal dapat dieksplorasi dan dieksploitasi selain minyak dan gas bumi
pada sektor sumberdaya non hayati. Demikian pula pada sektor sumberdaya hayati
laut, eksplorasi dan eksploitasi terhadap ikan-ikan laut dan sejenisnya membutuhkan
kearifan disamping teknologi canggih namun tidak merusak lingkungannya. Untuk
menunjang eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut, dapat digunakan teknologi
akustik bawah air (underwater acoustics). Teknologi ini dikenal luas dengan sebutan
teknologi akustik yang tidak lain adalah penggunaan gelombang suara yang dalam
dunia navigasi disebut Sonar atau Echosounder dan sejenisnya. Dengan pendekatan
fungsi, Sonar atau Echo sounder pada teknologi navigasi dapat disetarakan dengan
penggunaan radar untuk pendeteksian objek di permukaan air.
Secara teoritis akustik adalah teori tentang gelombang suara dan perambatannya
di suatu medium. Akustik yang dibahas disini mediumnya adalah air dan jenis
peralatan akustik yang dibahas disini adalah Sonar dan Echo Sounder.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui peranan dan aplikasi metode akustik dalam bidang kelautan dan
perikanan
2. Mengetahui tentang prinsip kerja teknologi hidroakustik
3. Mengenal perangkat akustik yang di gunakan pada hidroakustik
4. Mengetahui aplikasi dan cara kerja teknologi akustik dalam mendeteksi kepadatan
ikan, estimasi plankton, dan kecepatan arus laut
II.
mempunyai
lebar
sinar
30-45o vertikal
tetapi
untuk aplikasi khusus (seperti pelacakan ikan atau kapal selam atau studi lanjut
dasar laut)
lebar
sinar
yang
digunakan
kurang
5o dan
arahnya
dapat
serta dapat dipakai jika dengan metode lain tidak bisa atau tidak mungkin dilakukan.
dalam mendapatkan informasi tentang sekumpulan ikan, estimasi ikan dan zooplankton,
kita dapat menggunakan software echoview. Echoview adalah software yang tersedia
untuk pengolahan data dari echosounder dan sonar dan software ini merupakan salah
satu aplikasi akustik perikanan. Echoview di kembangkan dan didukung oleh staf
myriax software di Hobart, Australia. Myriax software adalah anak perusahaan yang
dimiliki sepenuhnya oleh Myriax Pty Ltd, bermarkas di Tasmania dan memiliki kantor
di San Diego, California, dan Shimonoseki, Jepang. Echoview didirikan pada tahun
1995 dan merupakan produk software unggulan Myriax. Aplikasi alat ini sangat
beragam dan mencakup :
1.
2.
3.
4.
5.
Akustik aktif merupakan mengukur jarak dan arah dari objek yang dideteksi dan
relatifnya dengan menghasilkan pulsa suara dan mengukur waktu tempuh dari pulsa
tersebut. Prinsip dasar sonar, akustik aktif seperti split-beam system dapat mendeteksi
organisme yang berukuran kecil (contoh:krill), dengan tanpa batasan ukuran. Posisi dari
4
ikan dapat dideteksi secara akurat dengan menggunakan split beam system, dapat juga
digunakan untuk menghitung target strength, kecepatan jelajah serta arah pergerakan
dari suatu objek. Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, ilmu akustik juga
berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia. Arah penelitian dari akustik aktif
termasuk penemuan multibeam, multi-frekuensi, dan high frequency imaging system.
Di dalam bidang akustik kelautan, terdapat beberapa pengertian yang harus dipahami.
Berikut merupakan beberapa pengertian :
1. Target strength
Target strength adalah echo yang kembali dari target di bawah air. Target strength
didefinisikan dengan 10 kali logaritma berbasis 10 dari rasio intensitas suara target pada
jarak 1 yard (dikonversi menjadi 1 m) yang kembali dari pusat akustik dalam beberapa
arah dengan intensitas dari sumber. Target strength dirumuskan sebagai berikut: Target
Strenght :
Nilai target strength setiap target yang berada di bawah permukaan air berbeda beda.
Hal ini disebabkan oleh pengembalian echo yang berbeda beda dari setiap target. Nilai
Target strength berhubungan erat dengan ukuran ikan, bentuk ikan, orientasi ikan
terhadap tranduser, gelembung renang, spesies ikan, kecepatan renang ikan, acoustic
impedance dan beam pattern.
2. Area Backscattering Strength (Sa)
Scattering area (Sa) adalah luasan area yang yang terbentuk sebagai akibat dari
adanya pemancaran hambur balik dari tranduser pada suatu perairan yang sedang di
5
sounding. Area backscattering coefficient (sa) adalah ukuran dari energi yang
dikembalikan dari sebuah lapisan antara dua kedalaman pada kolom air. sa didefinikan
sebagai integral dari sv. Pada echoview, nilai sa ini diwakili oleh NASC (Nautical area
scattering coefficient). Sebenarnya sa tidak memiliki satuan karena sa merupakan sebuah
turunan dari sv (satuan m-1) dan jarak. Tapi menurut hasil kesepakatan, sa memakai
satuan (m2/m2).
3.
Scattering volume
Scattering volume sama dengan target strength dimana target strength untuk ikan
tunggal sedangkan scattering volume untuk kelompok ikan. Volume backscattering
coefficient (sv) adalah ukuran yang menghitung biomassa di kolom perairan saat target
individu tidak dapat diketahui. Formulanya adalah sebagai berikut:
sv=Ssbs/V0 ,Sbs merupakan jumlah dari semua target yang dihasilkan oleh echo dari
V0( volume sampel). Volume backscattering strength (sv) dirumuskan menjadi Sv=10
log(sv) dengan satuan dB re 1 m-1.
4. Threshold
Threshold adalah nilai ambang batas pemilihan tingkat sinyal dibawah sinyal yang
tidak dapat diproses.sinyal threshold digunakan untuk menghilangkan sinyal noise dan
sinyal yang tidak dikehendaki. Jadi semua echo dari ikan yang berada di bawah nilai
threshold akan diabaikan. Hal ini berarti jika distribusi target strength berada di bawah
nilai threshold maka intensitas echo rata-rata akan menjadi bias.
5. Echo integration
Echo integration merupakan suatu metode untuk menentukan densitas gerombolan
ikan pada kolom perairan. Metode ini digunakan jika echocounting memberikan
estimasi yang terlalu tinggi terhadap densitas ikan. Metode ini dicetuskan pertama kali
oleh Dragesund and Olsen pada tahun 1965. Metode ini memberikan kemudahan dalam
mengestimasi jumlah ikan. Echo integration menjadi teknik yang secara umum
digunakan untuk menduga kelimpahan ikan. Teknik ini memberikan hasil yang cepat
dan informasi terkini mengenai distribusi ikan pelagis di suatu area survei. Teknik ini
diaplikasikan secara luas karena tidak perlu menentukan echo ikan tunggal.
III.
HIDROAKUSTIK
echo yang dipantulkan. Dalam pendeteksian ikan digunakan sistem hidroakustik yang
memancarkan sinyal akustik secara vertikal, biasa disebut echosounder atau fish
finder .Penggunaan metode hidroakustik mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya :
Berkecepatan tinggi
Estimasi stok ikan secara langsung dan wilayah yang luas dan dapat memonitor
pergerakan ikan
yang dihasilkan semakin tidak jelas (tidak terlihat lebih spesifik gambar karang, ikan,
kapal karam,dan sebagainya). Contoh ketika echosounder digunakan di akuarium yang
berisi ikan, gambar yang dihasilkan lebih jelas, hal ini dipengaruhi oleh laut. Disamping
itu mengganggu komunikasi antar hewan laut contohnya paus dan lumbalumba.
pihak-pihak terkait. Citra yang diperoleh melalui satelit penginderaan jauh, misalnya
dianalisis di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) atau di instansi
terkait lainnya. Data yang dihasilkan merupakan informasi dasar terhadap penentuan
daerah potensi ikan. Data dan informasi juga dapat diperoleh melalui hasil survei akustik
pada perairan yang sama selama beberapa waktu pengamatan, sehingga diharapkan
dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat tentang keberadaan ikan yang menjadi
tujuan penangkapan. Informasi ini kemudian disampaikan kepada pihak pengguna,
misalnya nelayan atau pengusaha penangkap ikan dalam melakukan operasi
penangkapan sehingga kapal-kapal ikan dapat begerak ke daerah yang dimaksud,
sehingga dengan demikian dapat menekan biaya operasional kapal-kapal tersebut.
Negara-negara yang maju pada sektor kelautan-perikanan (Norwegia, Jepang,
Amerika Serikat, China dan Peru) bergantung pada teknologi akustik ini. Mereka
menggunakan untuk melakukan eksplorasi sumberdaya dengan cepat, sehingga dapat
mengeksploitasi dengan optimal, efisien dan ekonomis karena biaya eksplorasi yang
murah dan waktu eksplorasi yang cukup singkat.
Informasi pada areal yang dideteksi dapat diperoleh secara cepat (real time)
Informasi langsung di wilayah deteksi (in situ)
Tidak perlu tergantung pada data statistik
Tidak berbahaya atau merusak objek yang diteliti (friendly)
10
3.1.2 Sonar
Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang
dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah
laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Hingga saat ini sonar telah luas digunakan
untk mendeteksi kapal selam & ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan
ikan komersial, keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Sonar (sound navigation and ranging) merupakan sistem instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang obyek-obyek bawah air. Sistem sonar
ini terdiri dari dua bagian yaitu sistem sonar aktif yang melakukan proses pemancaran
dan penerimaan sinyal suara dan sistem sonar pasif yang digunakan untuk menerima
sinyal-sinyal suara yang dihasilkan oleh obyek obyek bawah air .
Metode akustik digunakan untuk menentukan perubahan kelimpahan stok ikan,
dengan menggunakan sistem pemancar yang memancarkan sinyal akustik secara vertikal
disebut echosounder, sedangkan yang memancarkan sinyal akustik secara horizontal
disebut sonar. Sistem echosounder dan sonar umumnya terdiri dari lima komponen,
adapun kelima komponen tersebut yaitu :
1. Transmitter,berfungsi untuk menghasilkan pulsa listrik
11
2. Transducer, untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara begitu juga
sebaliknya
3. Receiver, untuk menerima echo dari objek
4. Peragaperekam, untuk mencatat hasil echo
5. Time base, digunakan untuk mengaktifkan pulsa.
Sonar (sound navigation and rangging) merupakan suatu peralatan atau piranti
yang digunakan dalam komunikasi di bawah laut, sonar sendiri bekerja untuk mencari
atau mendeteksi suatu benda yang ada di bawah laut dengan cara mengirim gelombang
suara yang nantinya gelombang suara tersebut dipantulkan kembali oleh benda yang
akan dideteksi. Sonar biasa dimanfaatkan dalam mengukur kedalaman laut
(bathymetry), pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen dasar laut (subbottom
profilers), pemetaan dasar laut (sea bed mapping), mendeteksi kapal selam dan ranjau,
analisa dampak lingkungan didasar laut, menangkap ikan serta berbagai kegiatan
komunikasi di bawah laut. Sebuah sonar terdiri dari sebuah pemancar, transducer,
penerima/receiver, dan layar monitor. Sonar sendiri pada awalnya diinspirasi dari
lonceng bawah air yang digunakan untuk mengukur kecepatan suara dalam air,
kemudian berkembang dan dimanfaatkan dalam mendeteksi gunung es yang ada dalam
laut ketika kapal laut melintas. Seiring dengan perkembangan waktu, sonar
dimanfaatkan dalam perang dunia I untuk mendeteksi kapal selam. Semenjak itu sonar
benar-benar dikembangkan dan dimanfaatkan dalam dunia militer dan perang.
12
suara juga harus diukur biasanya dengan mengerahkan kecepatan suara ke dalam air.
Echosounder secara efektif aplikasi tujuan khusus dari sonar yang digunakan untuk
menemukan bagian bawah. Karena unit tradisional pra-SI kedalaman air adalah depa,
instrumen yang digunakan untuk menentukan kedalaman air kadang-kadang disebut
fathometer a.
Kebanyakan memetakan kedalaman laut menggunakan kecepatan suara rata-rata
atau standar. Dimana akurasi yang lebih besar diperlukan rata-rata dan bahkan standar
musiman dapat diterapkan ke daerah-daerah laut. Untuk kedalaman akurasi yang tinggi,
biasanya terbatas pada tujuan atau ilmiah survei khusus, sensor mungkin diturunkan
untuk mengukur suhu, tekanan dan salinitas. Faktor-faktor ini digunakan untuk
menghitung kecepatan suara yang sebenarnya dalam kolom air setempat. Teknik yang
terakhir ini secara teratur digunakan oleh US kantor Coast Survey untuk survei navigasi
AS perairan pesisir.
akustik
yang
akan
di
masukan
ke
dalam
air
laut
16
d. Recorder/Display Unit
Recorder berfungsi sebagai alat pencatat yang ditulis ke dalam kertas serta
menampilkan pada layar display CRT (Cathoda Ray Tube) berupa sinar osilasi (untuk
layar warna) ataupun berupa tampilan sorotan lampu neon (untuk echosounder tanpa
rekaman), selain itu juga dapat berfungsi sebagai pemberi sinyal untuk menguatkan
pulsa transmisi dan penahanan awal penerimaan echo pada saat yang sama.
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga
berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran
pulsa suara dan penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter
untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke
receiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983). Recorder echosounder
membuat gambar yang memperlihatkan kedalaman ikan dan dasar laut. Gambar-gambar
yang dibuat akan bergambar sehelai kertas sehingga bias disimpulkan untuk dilihat
kemudian. Jadi, recorder atau display digunakan sebagai penampil data hasil tangkapan
sinyal dari receiver. Data atau informasi sinyal yang ditangkap kemudian diubah
sehingga bisa Ditampilkan dan dibaca secara langsung. Tampilan digital dari recorder
atau display inilah yang bisa disimpan dan diolah untuk kepentingan yang lebih lanjut.
3.1.3.2 Fungsi echosounder
Echosounder telah digunakan untuk penelitian di bidang perikanan lebih dari
tujuh puluh tahun. Echosounder menggunakan gelombang akustik aktif (mengirim dan
menerima sinyal) dan dapat digunakan untuk mengetahui atau mendeteksi jumlah
biomassa ikan di laut. metode akustik yang tercanggih dan terbaik hingga saat ini untuk
kegunaan pendugaan sebaran dan kelimpahan ikan pada suatu perairan adalah dengan
sistem bim ganda (dua belam) dan sistem akustik bim terbagi (split beam echosounder).
Fungsi yang paling mendasar dari echosounder adalah untuk mengukur jarak ke
dasar samudera dengan akurat. Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan
dengan conventional depth echosounder, dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung
dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Untuk kepentingan
perikanan penggunaan echosounder sangat efisien. Hal ini karena instrumen ini mampu
mendeteksi ikan dan dasar laut secara bersamaan. Metode akustik yang efektif dan
menjajikan adalah scientifiec echosounder. Scientifiec echosounder mampu mengukur
dengan mudah sinyal pantulan (echo) yang berasal dari ikan dan dasar laut. Teori
17
dari bottom scattering telah dikembangkan untuk melihat performance dari scientifiec
echosounder.
Fitur digital teknologi echosounder ilmiah modern meliputi:
ADCP mengukur arus air dengan suara, menggunakan prinsip gelombang suara
disebut efek doppler. Gelombang suara memiliki frekuensi yang lebih tinggi, atau
lapangan, ketika bergerak ke anda daripada saat bergerak menjauh. Anda mendengar
efek doppler dalam tindakan ketika sebuah mobil kecepatan masa lalu dengan bangunan
karakteristik suara yang memudar ketika mobil melewati.
dalam air bergerak, dan mencerminkan kembali ke instrumen. Karena efek doppler,
gelombang suara memantul kembali dari sebuah partikel bergerak menjauh dari profiler
memiliki frekuensi sedikit menurunkan ketika mereka kembali. Partikel bergerak
menuju instrumen mengirim kembali gelombang frekuensi yang lebih tinggi. Perbedaan
frekuensi antara gelombang profiler mengirimkan dan gelombang yang diterima disebut
pergeseran Doppler. Instrumen menggunakan pergeseran ini untuk menghitung seberapa
cepat partikel dan air di sekitarnya bergerak. Gelombang suara yang melanda partikel
jauh dari profiler memakan waktu lebih lama untuk kembali dari gelombang yang
menyerang dekat. Dengan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk gelombang untuk
bangkit kembali dan pergeseran doppler, profiler dapat mengukur kecepatan arus pada
kedalaman yang berbeda banyak dengan setiap seri ping.
ADCP yang bottom-mount membutuhkan jangkar untuk menjaga mereka di
bawah, baterai, dan logger data internal. Instrumen kapal-mount membutuhkan kapal
dengan kekuatan, komputer kapal untuk menerima data, dan sistem navigasi GPS
(sehingga gerakan kapal sendiri dapat dikurangkan dari data saat ini). ADCP tidak
memiliki read-out eksternal, sehingga data harus disimpan dan dimanipulasi di
komputer. Program perangkat lunak yang dirancang untuk bekerja dengan data ADCP
yang tersedia.
Prinsip Kerja:
Perhitungan navigasi, menggunakan kalibrasi yang dilakukan sekali secara
lengkap.Arus absolut yang melampaui kedalaman atau kedalaman referensi didapatkan
dari rata-rata kecepatan relatif kapal. Arus absolut pada setiap kedalaman dapat
dibedakan dari data terakhir dari kapal navigasi dan perhitungan relatif ADCP
Prinsip perhitungan gelombang oleh ADCP.
20
dalam
penelitian
tingkah
laku
ikan
dapat
digunakan
untuk
pergerakan/migrasi ikan (vertikal dan horizontal) dan orientasi ikan (tilt angel), reaksi
menghindar (avoidance) tewrhadap gerak kapal dan alat penangkapan ikan, respon
terhadap rangsangan (stimuli) cahaya, suara, listrik, hydrodinamika, kimia, mekanik dan
sebagainya. Untuk kegiatan aplikasi studi penampilan dan slektifitas alat penangkapan
ikan terutama dalam studi pembukaan mulut trawl, kedalam, posisi dan sebagainya.
Dalam slektifitas penangkapan (prosentase ikan yang tertangkap terhadap yang
terdeteksi didepan mulut trawl atau didalam lingkaran purse seine). Kegiatan lain yang
dapat dikaji dengan teknologi akustik bawah air adalah sifat sifat-sifat akustik dari air
laut dan obyek bawah air, pendeteksian kapal selam dan obyek-obyek lainya.
3.3 Penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya non-hayati
22
dengan tujuan untuk mengangkat dan mengidentifikasikan kepermukaan laut bendabenda yang dianggap bersejarah.
3.3.5 Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan ditunjang dengan
data subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana utama atau penunjang dapat
ditentrukan dengan optimal dengan mengacu kepada peta geologi dasar laut. Jalur pipa
dan kabel tersebut harus melalui jalur yang secara geologi stabil, karena sarana-sarana
tersebut sebagai penunjang dalam eksplorasi dan eksploitasi di laut.
1.
2.
3.
4.
5.
Untuk survey
Budidaya perairan
Penelitian tingkah laku ikan
Mempelajari penampilan
Selektifitas alat-alat penangkapan ikan
Dalam survey kelautan dapat digunakan untuk mengetahui spesies ikan, mengetahui
ukuran individu ikan, kelimpahan/stok sumberdaya hayati laut (plankton dan ikan).
Aplikasi dalam budidaya perairan dapat digunakan dalam penentuan/pendugaan jumlah
biomassa dari ikan dalam jaring atau kurungan pembesaran (penned fish/enclosure),
untuk menduga ukuran individu ikan dalam jaring dan untuk memantau tingkah laku
ikan (dengan telemetering tags), khususnya aktifitas makan (feeding activity).
sekarang ini banyak menggunakan sistem akustik bim terbagi. Perbedaan split
beamdengan metode sebelumnya terdapat pada konstruksi transduseryang digunakan,
dimana pada echosounder ini tranducer terbagi dalam empat kuadran. pada prinsipnya
tranduser split beam terdiri dari empat kuadran yaitu Fore (bagian depan), Aft(buritan
kapal), Port (sisi kiri kapal), dan Starboard(sisi kanan kapal) yang dipasang pada towed
bodyyang ditempatkan pada lambung kapal sebelah kiri. Untuk Simrad EK 60 yang
mempunyai frekuensi 38 kHz, 120 kHz, dan 200 kHz mempunyai lebar beam7 mampu
menentukan posisi target dalam bim suara (Simmonds and MacLennan, 2005).
echo dari target akan dikembalikan dan diterima oleh ke empat bagian tranducer pada
waktu yang bersamaan. Target yang terdeteksi apabila tidak terletak tepat pada sumbu
pusat dari bim suara, maka echo yang kembali akan diterima lebih dahulu oleh bagian
tranducer yang paling dekat dari target atau dengan mengisolasi target dengan
menggunakan output dari bim penuh. Sistem akustik bim terbagi modern memiliki
fungsi Time Varied Gain (TVG) di dalam sistem perolehan data akustik yang berfungsi
secara otomatis untuk meminimalisasi pengaruh atenuasi yang disebabkan oleh
frekuensi suara yang dikirim, medium yang digunakan, dan resistansi dari medium yang
digunakan maupun absorbsi suara ketika merambat dalam air.
4.2 SIMRAD EK-60 Scientific Echosounder
EK- 60 merupakan salah satu scientific echosounder modern. EK-60 mempunyai
beberapa keistimewaan dibandingkan dengan echosounderlainnya, yaitu :
1. Sistem lebih fleksibel dan mudah digunakan
2. Menu pemakai dan fungsi sistem menggunakan mousesedangkan input data
menggunakan keyboard
3. Sitem hard diskdapat menyimpan data mentah dan data hasil olahan
4. Tampilan EK-60 dibuat menyesuaikan dengan cara kerja Microsoft Windows
sehingga lebih mudah
5. Data output dalam bentuk kertas echogramdapat dikurangi karena data yang tidak
terproses tersimpan secara langsung ke hard disk Diskripsi detail dari EK-60 meliputi
; frekuensi bim terbagi transducertersedia dari 12~710 kHz, dapat berhubungan
dengan sensor lain seperti navigasi, motion, sensor twal input, datagaram outputdan
remote control, General Purpose Transciever (GPT) terdiri dari transmitterdan
receiverelektronik dimana receiverdidisain rendah terhadap noisedan meneyediakan
dynamic amplitude rangepada 160 dB, kabel ethernetyang terhubung antara GPT
dengan komputer bisa lebih dari 100 m, mayoritas fungsi-fungsi pada
echosunderberhubungan dengan software dimana penerapan algoritma pendeteksian
dasar berbeda-beda untuk setiap frekuensi yand dipakai.
4.3 Target Strength
Target Strength (TS) didefinisikan sebagai suatu ukuran yang menggambarkan
kemampuan suatu target untuk memantulkan gelombang suara yang datang
mengenainya. Target strength adalah ukuran desibel intensitas suara yang dikembalikan
oleh target yang diukur pada jarak standar satu meter dari pusat akustik target, relatif
27
terhadap intensitas yang mengenai target. Nilai TS didefinisikan sebagai 10 kali nilai
logaritma intensitas suara yang dipantulkan yang diukur pada jarak 1 m dari ikan dibagi
dengan intensitas suara yang mengenai ikan. Dalam pendugaan stok ikan menggunakan
metode akustik, TS merupakan faktor yang penting untuk diketahui karena nilai TS
merupakan nilai dari pantulan ikan tunggal sehingga biomassa dari ikan disuatu perairan
dapat diduga.
Pada saat gelombang akustik mengenai target, echoakan dipantulkan dan diterima
oleh receiver. TS adalah merupakan backscattering cross section (bs) dari target yang
menggembalikan sinyal dan dinyatakan dalam bentuk persamaan:
TS = 10 log (/4) = 10 log bs......................................(1)
Sebuah model geometrik sederhana untuk menghitung energi backscater berdasarkan
ukuran ikan, yaitu:
bs=boL2 .............................................................................(2)
TS = 20 log L + A ..............................................................(3)
Kemudian
Love
(1971)
memperkenalkan
persamaan
yang
menghubungkan
backscattering cross section(), panjang ikan (L) dan panjang gelombang () sebagai
berikut :
/ 2= a (L/ ) b (dB) ..........................................................(4)
dimana a dan b adalah konstanta yang tergantung dari anatomi, ukuran ikan dan panjang
gelombang. Dari persamaan di atas dapat dirubah dalam bentuk logaritmik, yaitu:
TS = alog (L) + blog (f) + A..............................................(5)
Dimana TS adalah target strength, fadalah frekuensi suara dan a,b adalah konstanta, dan
Aadalah 10 log bo.
hubungan antara TS dan panjang ikan (L) (khususnya ikan-ikan yang memiliki
gelembung renang) sebagai berikut:
TS = 20 log (L) 68 (dB).......................................................(6)
Dimana nilai 68 merupakan normalized target strength (nilai TS per 1 cm
panjang ikan) yang bersangkutan (bladder fish physoclist). Dalam kenyataannya nilai 20
28
log L dalam persamaan (3) juga bervariasi tergantung dari spesies ikan dan faktor
instrumen yang digunakan. Untuk ikan yang mempunyai gelembung renang (bladder
fish) pada umumnya nilai TS maksimum tidak tepat pada dorsal aspect, karena
membentuk sudut terhadap sumbu horizontal ikan sebesar 2,2-10 dengan rataan 5,6.
Sedangkan ikan yang tidak mempunyai gelembung renang (bladderless fish) nilai TS
maksimum tepat pada dorsal aspect, kecuali untuk ikan yang bentuk tubuhnya tidak
stream line. Johannesson dan Mitson (1983) mendefinisikan target strength menjadi dua
yaitu, intensitas target strength dan energi target strength.
Intensitas target strength dirumuskan sebagai berikut :
30
Secara umum property echo lebih sering disebut backscattering strength daripada
backscattering area. Persamaan yang menyatakan backscattering strength adalah :
strengthadalah
refleksi
ikan
tunggal
sedangkan
volume
backscatering
strengthuntuk kelompok ikan. Volume backscatering strength (SV) adalah ratio antara
intensitas yang direfleksikan oleh suatu kelompok single targetyang berada pada suatu
volume air tertentu (1m3) dan diukur pada jarak 1 meter dari target dengan intensitas
suara yang mengenai target. Volume reverberasi digunakan untuk mendapatkan volume
backscatering strengthdari kelompok ikan. Total intensitas suara yang dipantulkan oleh
multiple targetadalah jumlah dari intensitas suara yang dipantulkan oleh masing-masing
target tunggal :
31
Persamaan (22) dapat ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu :
32
33
Untuk memperoleh Volume backscattering crosss section (Sv) dari area backscattering
4.7
Metode perolehan data
4.7.1 Desain survei
Desain survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah systematic parallel
transectyang menggambarkan trek survei akustik dan posisi stasiun oseanografi
Pemilihan bentuk systematic parallel transectini diharapkan dapat memperoleh data
yang cukup banyak dan mewakili seluruh perairan yang disurvei.
4.7.2 Data akustik
Pengambilan data akustik diperoleh dengan menggunakan scientific
echosounder SIMRAD EK60. Data akustik yang diperoleh dari lapangan dalam
bentuk data gram (DG), diagram alir perekam data akustik disajikan pada.
Penelitian dilaksanakan di pesisir Utara Jawa Tengah dengan bentuk jalur survei
adalah systematic triangular transect. Data akustik diambil secara terus menerus
selama pelayaran.
35
36
3.
4.
5.
digunakan rumus :
-data, sisanya adalah opsional). Setiap set file berisi data yang dikumpulkan selama tepat
lima mil laut.
Catatan:
File-file ini menyimpan nilai numerik internal dalam format big-endian, yang
berbeda dengan format little-endian digunakan native oleh prosesor Intel. Echoview
membuat terjemahan yang tepat sesuai kebutuhan. File BI500 menggunakan konvensi
penamaan seperti berikut:
N090-S001-S1997001-F037879-T01-D19970208-T043746-Ping
Echoview membutuhkan format ini harus diikuti untuk jumlah transceiver, tanggal
dan waktu bagian dari nama file. Echoview ekstrak informasi berikut dari setiap file:
Nilai
Deskripsi
Ping semua ping data, termasuk start dan berhenti jangkauan dan sampel count dan
posisi GPS tapi tidak termasuk nilai-nilai Sv, deteksi target tunggal atau informasi log
kapal
Data nilai Sv dan pendeteksian target tunggal
info tidak digunakan oleh Echoview
vlog
Log kapal
Bekerja
Line dan wilayah definisi, Informasi ini dibaca hanya sekali, ketika informasi dalam
BI500 file-bekerja diimpor ke echoview, setelah garis dan daerah definisi disimpan
dalam EV berkas. Perubahan selanjutnya ke file-bekerja tidak akan berpengaruh.
Gunakan menu File> Impor.
Snap
39
Echoview tidak membaca file -snap tetapi mereka dari format yang sama seperti file
bekerja. Jika berganti nama menjadi -Kerja, Echoview akan mengekstrak baris dan
daerah definisi dari file.
4.10 Data EY500, dan data EK500 dengan perangkat lunak Simrad EP500
Internal format ini terdiri dari telegram biner yang dihasilkan oleh echosounder.
Setiap telegram didahului oleh sejumlah empat byte disimpan dalam format littleendian. Jumlah ini berisi panjang dalam byte dari telegram berikut. File-file ini diberi
nama dalam format: mmddhhnn.DGy, di mana "mm" adalah bulan, "dd" s hari, "jj"
adalah jam, "nn" adalah menit dan "y" adalah digit terakhir dari tahun .
Jika file tidak berisi "LL" atau "VL" Jenis telegram kemudian echoview tidak bisa
positif menentukan tahun penebangan. Echoview akan mencoba untuk menentukan
tahun dengan menambahkan 199 ke angka terakhir (n) dalam nama file, misalnya
11211256.DG3 akan diasumsikan telah login pada tahun 1993, tetapi mungkin telah
login pada tahun 2003.
Echoview tidak akan dapat benar memesan file dalam fileset yang memperpanjang
atas batas dekade, misalnya antara 31 Desember 1999 dan 1 Januari 2000.
Mengatasi masalah ini dapat mengubah nama file menggunakan format berikut:
"mmddhhnn.yyyy.DGY", di mana "mm" adalah bulan, "dd" s hari, "hh" adalah jam,
"nn" adalah menit , "yyyy" adalah tahun, dan "Y" adalah digit terakhir tahun ini.
Echoview akan membaca "yyyy" dan benar menentukan tahun logging.
Perangkat lunak EP500 juga dapat menghasilkan file dengan ekstensi .DTn, yang
berisi dikompresi dan pengambangan data yang sesuai untuk file .DGn. File DTN
menggunakan Simrad format proprietary dan mereka tidak dapat dibaca oleh Echoview.
Catatan:
Pada saat ini echoview tidak langsung mendukung file data yang telah dibuat
dengan transduser multiplexing, namun utilitas untuk menerjemahkan file tersebut ke
dalam format yang dapat mendukung echoview tersedia berdasarkan permintaan dari
dukungan echoview. Saat ini program utilitas ini mendukung file yang berisi hingga
empat transduser multiplexing.
4.11 EX500 dan Ex60 Data dengan Echolog 500
File-file ini berisi data yang EK500 telegram keluaran oleh Ex60 atau EX500 pada
port Ethernet. Telegram EK500 umumnya terkandung dalam satu paket Ethernet, tetapi
beberapa telegram (misalnya telegram sampel) dapat dibagi atas sejumlah paket
Ethernet. File .ek5 berisi paket Ethernet biner sebagai output dengan echosounder
40
Simrad. Setiap paket didahului oleh nomor dua-byte disimpan dalam format littleendian. Jumlah ini berisi panjang dalam byte dari telegram berikut.
EK500 panduan berisi rincian lengkap tentang format telegram EK500 Ethernet
dan harus berkonsultasi untuk menafsirkan paket Ethernet direkam dalam file .ek5. Filefile tersebut bernama menggunakan konvensi berikut:
Versi awal Echolog 500 (Echolog EK) digunakan file lain konvensi penamaan:
41
Echoview berasal variabel posisi GPS individu untuk setiap kalimat GPS NMEA.
Sebuah variabel (gabungan) posisi GPS juga berasal dan berisi data dari semua kalimat
NMEA GPS.
Catatan:
Data sensor kedalaman dapat dibaca dari bidang Heave dari catatan ping.
Echoview akan memberikan data sensor kedalaman sebagai variabel garis baku yang
42
tanggal (Dyyyymmdd)
waktu (Thhmmss)
Pengidentifikasi peralatan opsional. Ini adalah string dari 4 karakter, biasanya "EK60".
Out dan bot file berisi informasi bawah sounder-terdeteksi. Versi awal dari
perangkat lunak penebangan menulis out file sementara versi menulis file .bot. Anda
tidak menambahkan out dan bot untuk fileset secara manual. Sebaliknya, echoview akan
mencari file dalam folder yang sama dengan file .raw dan jika menemukan apapun yang
berbagi identifier garis survei yang sama akan menggunakan ini. Untuk setiap telegram
RAW di file raw, echoview akan mencoba untuk menemukan DEP cocok atau BOT
telegram di .out atau .bot berkas (yaitu, berbagi cap waktu yang sama). Jika menemukan
satu, kedalaman tercatat dalam DEP atau BOT telegram yang ditafsirkan sebagai
jangkauan dan disimpan sebagai sounder-terdeteksi kisaran bawah untuk ping itu (yaitu,
sebuah titik pada sounder yang terdeteksi Intinya). Echoview EV dan EVI file
mendaftarkan informasi garis sounder-terdeteksi. Dalam sesi echoview berikutnya,
echoview dapat mendeteksi jika .out dan .bot file yang hilang dan akan memperbarui file
EVI. Ketika out dan bot file tidak ada atau hilang anda dapat memilih garis bawah.
Echoview membaca dan menggunakan data Ex60 sampai ke titik kedua dari
belakang di mana data yang pertama ditemui. File data ditandai dengan ikon di jendela
filesets dan pesan dikirim ke kotak dialog pesan. Bentuk lain dari korupsi data (ukuran
telegram salah, nol ke akhir file) yang sama ditandai sebagai Echoview scan file mencari
data yang valid dapat membaca dan tampilan.
Variabel multiplexing
Nasional Kelautan dan Perikanan Service telah digunakan (tampaknya) bidang
lain yang tidak terpakai dalam format file .raw untuk menyimpan nomor saluran dalam
upaya untuk mendukung lebih transduser dalam format satu file daripada yang lain
mungkin.
Sebelum file data ditambahkan ke fileset sebuah pilih Menafsirkan Ex60 saluran
multiplexing di halaman EV File EV Berkas kotak dialog Properties.
Menambahkan file, berisi data multiplexing, untuk fileset tersebut.
Jika echoview mendeteksi saluran nilai yang diharapkan encoding (sebagaimana
ditentukan oleh Nation Kelautan dan Perikanan Layanan) di lapangan seperti ketika
anda menambahkan file data, anda akan ditanya apakah anda ingin menafsirkan file
seperti data multiplexing. Jika ya, maka "(saluran c)" - di mana c adalah jumlah
saluran - akan ditambahkan ke standar nama variabel, misalnya "Sv ping baku T1
(channel 1)" dan bahwa EV file tertentu setelah akan secara otomatis membaca file
data tersebut dengan cara yang sama. Jika tidak ada, maka echoview akan
mengabaikan ini pengkodean saluran tertentu untuk semua file Ex60 .raw
ditambahkan ke EV file ini setelahnya. Anda tidak dapat mengubah pengaturan ini
dalam sebuah file EV setelah dipilih.
Catatan:
Echoview mendukung 32 transduser dan 128 saluran untuk Simrad Ex60 Data
multiplexing.
4.14 Telegram EK500 dengan perangkat lunak Simrad ER60
44
Internal format ini terdiri dari telegram keluaran biner oleh echosounder Simrad
Ex60 pada port ethernet dan ditulis ke disk dengan software ER60 logging Simrad ini.
Setiap telegram didahului oleh sejumlah empat byte disimpan dalam format littleendian. Jumlah ini berisi panjang dalam byte dari telegram berikut.
Jika anda login telegram B menggunakan software ER60 anda harus menyadari
bahwa posisi sudut disimpan dengan presisi yang lebih rendah di telegram B (64
langkah) dari dalam file Ex60 .raw (128 langkah). Selanjutnya, ER60 versi 2.0.0
mengkodekan telegram B tidak benar (ini adalah bug diketahui bahwa Simrad
rencana untuk memperbaiki dengan rilis baru dari perangkat lunak ER60, silahkan
hubungi Simrad untuk informasi lebih lanjut). Myriax sangat menganjurkan Anda
tidak masuk telegram B dari echosounder Ex60, dan menggunakan format .raw
gantinya.
4.15 SM2000 FR
File-file ini berisi data multibeam echosounder login dari SM2000 FR. Baku, data
unbeamformed (.raw / 001/002) dan beamformed file data (.bfm / 001/002 atau BMF /
001/002) terwakili di Echoview sebagai tayangan ulang multibeam echogram. Ketika
log data mentah, yang SM2000 FR meletakkan file X.raw (di mana X adalah nama file
dan .raw adalah ekstensi). Ketika ukuran file maksimum tercapai itu terus masuk ke file
X.001 dan kemudian X.002 dan seterusnya membuka file baru setiap kali file saat ini
telah mencapai batas ukuran file maksimum. Ketika log data yang beamformed, yang
SM2000 FR menetapkan X.bfm atau X.bmf file, terus urutan dengan X.001, X.002 dan
sebagainya seperti dengan data mentah logging. Nama file X unik untuk masing-masing
berjalan logging dan biasanya berbeda dengan yang digunakan jika penebangan data
mentah secara bersamaan. Dengan demikian .001, .002 ... urutan file dapat dikaitkan
melalui nama file dengan .raw asli mereka atau .bfm / berkas BMF.
Echoview biasanya macam file data alfanumerik saat menambahkan mereka untuk
fileset a. Karena urutan nama file SM2000 FR tidak menghasilkan urutan kronologis
ketika diurutkan secara alfanumerik, Echoview akan mengasosiasikan .raw dan .bfm /
BMF file dengan file urut berikutnya mereka saat menambahkan file ke fileset a.
Catatan:
Tambahkan kotak dialog Data File akan menampilkan daftar file diurutkan
secara default alfanumerik. Akibatnya, pada daftar besar file, file mentah dan .bfm /
BMF mungkin muncul di bawah terkait .001 / .002 / ... file. Hal ini dimungkinkan untuk
mengurutkan daftar ini berdasarkan tanggal (klik View tombol menu kemudian pilih
Detail dan klik Date Modified kolom header di daftar yang dihasilkan) yang harus
mengurutkan file-file ini dalam urutan koleksi mereka.
45
File-file data yang berisi diterima pengukuran kekuatan sinyal diwakili oleh
amplitudo dan kuadratur komponen yang dibuat tersedia sebagai multibeam besar dan
variabel fase multibeam masing-masing di Echoview. Yang mendasari format ekspor
data dalam fase sampel, sampel quadrature, di fase sampel, sampel quadrature, dll. Jika
data yang roll tercatat dalam data file Echoview akan memberikan variabel roll. Livemelihat file ini didukung dengan menggunakan Echolog SM.
Catatan:
File data mentah yang berisi beberapa ping dengan waktu direkam sama diproses
sehingga setiap (co-insiden) ping berturut-turut telah 1ms ditambahkan ke waktu secara
majemuk.
4.16
File .sm2000 adalah file data SM2000 terkompresi (.raw, .bfm, .bmf, .nnn) file.
Mereka ditulis oleh Echolog SM selama tayangan langsung jika opsi Enabled dipilih
pada kotak dialog Echolog SM Pengaturan. Format nama file adalah: X.ext.sm2000, di
mana "X" adalah nama dari SM2000 data file yang login, "Ext" adalah ekstensi file asli
dari SM2000 FR data file, dan ".sm2000" adalah mengajukan perpanjangan, misalnya
02J03003.raw.sm2000.
4.17
ME70
Dukungan untuk ME70 dalam keadaan terus pembangunan. Niat jangka panjang
kami untuk dukungan ME70 adalah untuk mendasarkan generasi berikutnya sonar
visualisasi data dan alat analisis pada kemampuan unik fleksibel ME70 tersebut.
Visualisasi dan analisis mesin yang dapat menangani posisi sampel benar-benar fleksibel
akan memiliki manfaat besar di semua cabang akustik perikanan. Kami terus
memperbaiki program pengembangan masa depan kita untuk ME70 sebagai lebih detail
dan data menjadi tersedia. Dalam perencanaan perkembangan ini kami berkomitmen
untuk mendasarkan rencana kami pada kebutuhan dan keinginan dasar ME70 pengguna
masa depan. Melalui konsultasi dengan produsen dan pengguna potensial, kami berharap
untuk terus membangun dukungan untuk ME70 dan selanjutnya memperbaiki rencana
masa depan kita. The Simrad ME70 multibeam echosounder menghasilkan balok yang
dapat dikonfigurasi secara individual untuk menunjuk ke segala arah dalam fan planar.
format file ME70 .raw secara fungsional mirip dengan format Ex60 .raw dengan
masing-masing balok diidentifikasi oleh saluran transduser independen. Echoview
mewakili setiap balok ME70 sebagai variabel balok tunggal dalam cara yang sama
seperti saluran pada seri Ex60 dari Echosounder. ME70 variabel balok tunggal memiliki
46
Kecil Axis mengarahkan sudut dan Mayor Axis mengarahkan sudut berdasarkan ME70
Alongship dan Athwartship balok kemudi sudut dari data file. Sinar variabel tunggal
sampel kedalaman dihitung sehubungan dengan sudut balok kemudi. Sebuah variabel
multibeam berasal yang mewakili semua balok dari masing-masing saluran transduser
dalam fan planar, atau melihat petak. Setiap berkas kipas berasal dari Sv variabel balok
tunggal setara. Saat ini, balok tumpang tindih tidak didukung. Data yang berisi balok
tumpang tindih tidak akan menghasilkan variabel multibeam berasal. Dukungan untuk
balok arah termasuk athwartship koordinasi (atau lapangan Diry) yang didefinisikan di
Echoview sebagai sudut balok. Beam penomoran dimulai dari balok paling kiri di plot
sektor dan sudut balok dirujuk ke poros tengah dari transduser. Dukungan untuk arah
balok dalam arah alongship (bidang DirX) direncanakan untuk pembangunan masa
depan. Dimana data posisi sudut tersedia, sebuah ping posisi balok membentuk variabel
sudut berasal dengan cara yang sama dengan proses untuk Sv balok tunggal untuk SV
variabel multibeam. Geometri balok dari sudut ping posisi balok membentuk variabel
cocok dengan yang multibeam variabel Sv. Sv dan TS nilai dihitung dari data kekuasaan
mentah menggunakan algoritma Ex60. Echoview mendukung menuju keluaran data ($
INHDT) oleh instrumen Applanix POS MV.
4.18
Data Simrad SH80 catatan scanning sonar dalam file dengan ekstensi dat atau
.dzt (file yang dikompresi). File-file ini dapat berisi data GPS, menuju data dan akustik
di V-mode (istilah Simrad untuk ini adalah "slice Vertikal") atau H-mode (istilah Simrad
untuk ini adalah "Omni"). Ada 64 balok baik dalam modus ping. Data akustik dari filefile ini diwakili dalam Echoview sebagai echograms multibeam.
Fitur khusus instrumen adalah sebagai berikut:
H-mode data sampel dan data sampel V-mode dikelompokkan dalam telegram.
Sebuah kelompok didefinisikan sebagai semua sampel terjadi pada kisaran tertentu atas
semua balok. Jika Echoview menemukan bahwa data kelompok hilang sampel hilang
diberi nilai ada data.H-mode ping dapat memiliki bantalan yang tidak selaras dengan
sumbu kapal. Echoview menghitung Sv menggunakan besarnya Multibeam SV
algoritma, dimana TVG adalah 20 dan pengguna tertentu koefisien penyerapan seperti
yang ditentukan pada halaman Kalibrasi Properties Variabel kotak dialog.
47
V.
plankton dengan
menggunakan sistem split beam telah banyak dilakukan, seperti penelitian mengenai
pemanfaatan metode akustik untuk melihat hubungan antara plankton dan ikan pelagis
di perairan Arafura tahun 2006 (Vivian,2010). Pada penelitian tersebut mengukur dan
membandingkan densitas, TS dan Sv
kuantitatif. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut yaitu terdapatnya hubungan antara
plankton dan ikan pelagis secara akustik di Perairan Arafura.
5.2 Plankton
5.2.1 Definisi Plankton
Kata plankton berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengembara (Wardhana,
2003). Plankton meliputi biota yang hidup terapung atau terhanyut di daerah pelagik.
Organisme ini biasanya relatif kecil atau mikroskopis.
Plankton pada umumnya organisme yang berukuran renik, hidup melayang
dalam air dengan kemampuan gerak yang lemah sehingga perpindahannya banyak
ditentukan oleh pergerakan air (Odum, 1971). plankton merupakan kumpulan organisme
baik hewan maupun tumbuhan yang berukuran mikroskopis dan hidup terapung atau
melayang-layang mengikuti arus. Plankton sepanjang hidupnya selalu bergantung dari
pergerakan massa air atau pola arus, namun demikian, terdapat pula jenis plankton yang
pergerakannya sangat kuat sehingga dapat melakukan migrasi harian. Plankton dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu fitoplankton (plankton tumbuhan
atau plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Fitoplankton merupakan
tumbuhan planktonik yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu
berfotosintesis karena memiliki klorofil (Nybakken, 1992).
Fitoplankton umumnya terdiri atas kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae,
Dinophyceae, dan Haptophyceae. Selain berklorofil, fitoplankton juga memiliki bahan
makanan cadangan yang umumnya berupa pati atau lemak, dinding sel yang tersusun
dari selulosa, serta bentuk flagel yang beragam.
49
pertumbuhan antara laju pertumbuhan fitoplankton dan kecepatan difusi untuk menjauhi
kelompoknya,
zooplankton
yang
memangsa
fitoplankton
mempengaruhi
pengelompokkan fitoplankton. Sebagai akibat adanya proses fisik dan kimia di perairan
50
memvisualisasikan sebaran nilai SV. Bahan yang akan digunakan adalah data akustik
yang diterima dalam bentuk echogram dengan format *.dt4 serta data plankton-net
dalam bentuk microsoft excell dengan satuan sel/m3.
5.4 Pengolahan Data
Pengolahan data secara keseluruhan dapat diolah menggunakan softwareEchoview
4.0 dalam bentuk echogram, kemudian pada variabel properties dilakukan pengaturan
51
52
53
Gambar 19. Acoustic Doppler Current Profiler 600 kHz (Simpson, 2001)
55
56
yang
dipancarkan dari sumber akan menyebar ke segala arah. Bidang sebaran gelombang
semakin membesar, sedangkan energi yang dipancarkan tetap. Besarnya nilai Beam
Spreading untuk 2 kali perambatan gelombang yaitu:
57
nilai koefisien pelemahan energi yang digunakan pada saat pengukuran yaitu 0,139
dB/m. Model matematika yang digunakan untuk memperoleh intensitas pantulan
balik (EI), yaitu:
EI SL 2.TL TS .................................................(3)
dengan, SL = merupakan intensitas akustik pada saat dipancarkan oleh transducer
TL = merupakan mekanisme kehilangan intensitas akustik
TS = merupakan kekuatan target
Nilai kekuatan target (Target Strength) berkaitan sifat fisik, struktur internal
maupun eksternal objek, dan karakteristik sinyal yang dipancarkan. Untuk
memperoleh kekuatan target diperlukan analisis ukuran partikel (grain size analysis).
Analisis ukuran partikel dilakukan untuk mengetahui ukuran, bentuk serta jenis
partikel. Oleh karena itu, kekuatan target diabaikan.
EI SL 2.TL ....................................................(4)
EI SL BS A ..................................................(5)
58
empirik
59
60
1 n 1 1
u
h 2
ui ui 1 zi 1 zi .............................................(11)
i 1
dengan, h
z
61
62
VII.
63
4. Densitas, makin rapat medium umumnya semakin besar cepat rambat bunyi dalam
medium tersebut. Penyebabnya adalah makin rapat medium maka makin kuat gaya
kohesi antarpartikel. Akibatnya pengaruh suatu bagian medium kepada bagian yang
lain akan mengikuti getaran tersebut dengan segera sehingga perpindahan getaran
terjadi sangat cepat.
Kecepatan suara bergantung pada suhu, salinitas, tekanan, musim dan lokasinya.
Semakin jauh suara dari sumber suara, maka kegiatan echo akan mengalami
perubahan dan tergantung pada waktu tempuhnya. Kecepatan perambatan gelombang
suara ini sangat dipengaruhi oleh temperatur, salinitas dan kedalaman air laut, ada
juga persamaan yang menggambarkan dan membuktikan bahwa ada pengaruh, yaitu:
C = (1449.2 + 4.6T) (0.055 T2) + 0.00029T3 + (1.34 0.010T)(S-35) + 0.016z
Keterangan :
C = kecepatan suara [m/s]
T = suhu [oC]
Z = kedalaman [m]
S = salinitas [psu]
Kecepatan suara dalam perairan sangat di pengaruhi oleh faktor suhu, bila suhu naik
maka makin cepat pula rambat suaranya.
7.1
salinitas air laut, suhu serta kedalaman air laut pada tempat dan kedalaman yang
diinginkan. Alat ini terdiri dari 3 sensor utama, yaitu sensor tekanan untuk pengukuran
kedalaman, thermistor sebagai sensor suhu, dan sel induktif (conductivity) sebagai
sensor salinitas, juga dapat diberikan sensor tambahan seperti sensor klorofil, kekeruhan,
oksigen dsb. Umumnya ada 3 komponen utama dalam pengoperasian CTD yaitu : CTD,
perangkat komputer dengan software-nya, dan perangkat interface sebagai unit
penghubung antara CTD dan komputer.
64
sinyal dan mendapatkan sinyal dari sensor yang menditeksi suatu besaran, kemudian
mendapatkan data dari metode multiplexer dan pengkodean (decode), kemudian
memecah data dengan metode enkoder untuk di transfer ke serial data stream dengan
dikirimkan ke kontrolunit via cabel.
CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai
seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian
ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan,
sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut
(konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure
monitor atau quartz crystal.
Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi
kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan
thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat
dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk
data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah
CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama
perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.
65
PENUTUP
Teknologi akustik bawah air (underwater acoustics) merupakan salah satu teknologi
canggih yang dapat menunjang kegiatan eksplorasi dan eksploitasi laut dengan
memberikan data yang rinci dan akurat. Dalam survey/penelitian akustik untuk
pendugaan kelimpahan/stock ikan, teknologi ini memberikan hasil yang lebih akurat
karena tidak tergantung kepada data statistik yang ada, data pendaratan ikan di
pelabuhan (fish landing data) dan tidak memerlukan enumartor yang terlalu banyak. Hal
lain yang menjadi pertimbangan penting bahwa teknologi ini dapat menyajikan data
yang relatif lebih cepat dan tidak merusak lingkungan wilayah penelitian.
Penggunaan metode akustik untuk mendeteksi kepadatan ikan diperairan di
gunakan sistem akustik BIM (Split beam acoustic system), SIMRAD EK60, BI500,
EY500 dan EK500 dengan perangkat lunak EP500, EX500 dan EX60, EK500 dengan
DFO/NHP/DAT CHI, SIMRAD EX60, telegram EK500 dengan perangkat lunak
SIMRAD ER60, SM2000 FR, ME70, SH80. Dalam mengetahui estimasi plankton
dengan akustik yaitu digunakan echoview 4,0 dengan echogram. Selain itu, metode
akustik juga dapat digunakan untuk mengetahui arus laut dengan menggunakan ACDP
(Acoustic Dopple Current Profiler). Kecepatan suara yang dihasilkan oleh objek untuk
dapat sampai ke transducer dan diteruskan kedata tentunya ada faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti suhu,salinitas,densitas dan sebagainya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan suara tersebut dapat diketahui dengan menggunakan CTD
(Conductivity Temperature Depth). Pada CTD ini terdapat sensor masih-masing untuk
dapat mengetahui suhu, salinitas dan densitas.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arinardi OH., Sutomo AB., Yusuf SA., Triaminingsih, Asnaryanti E., Riyono SH. 1997.
Kisaran Kelimpahan dan Komposisi Plankton Predominan di Perairan Kawasan
Timur Indonesia. LIPI. Jakarta. 140 h.
Gartner, J. W. 2002. Estimation of Suspended Solids Concentrations Based
onAcoustic Backscatter Intensity: Theoretical Background. Turbidity and
Other Sediment Surrogates Workshop.
Nybaken JW. 1992. Marine Biology: an Ecosystem Approach. The 2nd edition. Pearson
Inc.
Odum, EP. 1971. Fundamentals of Ecology. W.B. Sounders Company Ltd. Philadelphia
Poerbandono. 2006. Teknik dan Keterandalan Alat Ukur Arus Akustik
Berfrekuensi Tinggi serta Penggunaan Datanya untuk Estimasi Parameter
Dinamika Pesisir. Jurnal ITENAS No. 1 Vol. 10.
Paterson, M. 2007. Ecological Monitoring Assessment Network (EMAN) Protocols For
Measuring Biodiversity : Zooplankton In Fresh Waters. Departement of Fisheries
and Oceans. Freshwater Institute. Winnipeg, Manitoba.
RD Instruments. 1996. Acoustic Doppler Current Doppler Profiler, Principles of
Operation, A practical primer. San Diego.
SIMRAD. 1993. http://www.simrad.com [12 Agustus 2012]
Simpson, R. M. 2001. Discharge Measurement Using a Broad-Band Acoustic
Doppler Current Profiler. Open File Report 01-1. USGS. USA.
Vivian J. 2010. Pemanfaatan Metode Akustik untuk Melihat Hubungan antara Plankton
dan Ikan Pelagis di Perairan Arafura tahun 2006. Skripsi (Tidak dipublikasikan).
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Wiadnyana. N.N. 1998. Kesuburan dan Komunitas Plankton di Perairan Pesisir Dugul,
Irian Jaya. Balitbang Sumberdaya Laut, Puslitbang Oseanologi LIPI Guru-guru,
Poka. Ambon.
Wardhana, W. 2003. Penggolongan Plankton. Departemen Biologi FMIPA. Skripsi.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Wall, G. R., Nystrom, E.A., and Litten, S. 2006. Use of an ADCP to compute
SuspendedSediment Discharge in the Tidal Hudson River, New York.
Geological Survey Scientific Investigations Report 2006-5055, 16 p.
Xie. J dan Jones. I. S. F. 2009. A Sounding Scattering Layer in a Freshwater Reservoir.
Marine Study Center University of Sydney. Australia.
67