Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern ini perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
menyebabkan terjadinya berbagai pergeseran prilaku daen menimbulkan
fenomena penyakit yang mengalami pergeseran dan perubahan tidak
terkecuali penyakit flu Babi yang merupakan penyakit yang di timbulkan oleh
virus influenza tipe A yakni H1N1 dan merupakan strain Virus baru
Virus ini pertama kali menimbulkan kasus yang besar dan di temukan di
daerah Meksiko pada tahun 2009 kemudian menyebar dengan cepat di
seluruh dunia termasuk Inggris dan bahkan dilaporkan pada tahun 2007 virus
ini menyerang salah seorang masyarakat di pulau Luzon Filiphina, Asia
sebagai benua terbesar di dunia dan diisi oleh berbagai negara berkembang
tidak terlepas dari keganasan virus ini, benua Asia merupakan salah satu
wilayah yang terserang wabah flu babi pada tahun 2009. Data yang
dikumpulkan Badan Kesehatan Dunia, WHO, juga memperkirakan wabah
empat tahun lalu itu menewaskan 200.000 orang di seluruh dunia. Tidak
terkecuali di Indonesia.
Virus ini beresiko menyerang mereka pada risiko komplikasi yang hamil,
anak-anak dan orang tua serta orang-orang dengan kekebalan tertindas atau
dengan kondisi berpenyakit permanen seperti penyakit pernapasan kronis.
Melihat dari bahayanya dan penyebarannya yang cepat dikarenakan virus ini
tidak hanya menyebar dari hewan ke orang (zoonosis) tapi juga dari orang ke
orang serta frekuensi kasus kematian yang timbul dimana setiap 2 dari 10.000
penduduk meninggal akibat penyakit ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang terdapat
pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari penyakit flu babi?
2. Bagaimana etiologi penyakit flu babi?
3. Apa tanda dan gejala penyakit flu babi?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Flu babi adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia
yang di sebabkan oleh virus influenza A. penyakit ini sering di sebut sebagai
flu baru H1N1 atau Flu meksiko di karenakan penyakit ini mulai memboming
Sumber : Wikipedia
Agent
penyakit
flu
babi
adalah
virus
Influenza
Tipe A
(H1N1). Seperti halnya virus influenza lainnya, virus flu babi dapat
berubah-ubah. Babi dapat ditulari oleh virus flu burung, flu babi,
maupun virus influenza yang berasal dari manusia. Apabila virus
influenza yang berasal dari beberapa spesies seperti unggas dan
manusia menginfeksi babi maka didalam tubuh babi virus-virus tersebut
dapat mengalami mutasi (antigen shift) dan membentuk subtipe baru.
Sumber : Google
Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola
pertama berupa adaptasi. Jika ini terjadi dampaknya tidak terlalu
berbahaya karena tidak ada perubahan struktur virus. Pola kedua berupa
penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang
menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. Pencampuran
material genetik bermula ketika virus itu masuk ke tubuh babi. Virus flu
manusia dan virus flu babi masuk ke sel selaput lendir atau epitel babi
melalui reseptor alfa 2,6 sialic acid, sedangkan virus flu unggas masuk
ke reptor alfa 2,3 sialic acid. Namun, babi memiliki kedua reseptor itu
sehingga virus dengan mudah masuk ke dalam sel babi. Di dalam sel
babi, virus-virus tersebut kemudian mengalami replikasi.
Sumber : Google
Pada saat bereplikasi, diantara virus-virus tersebut bisa terjadi
pertukaran material genetik atau antigenic drift. Masing-masing virus
memiliki material genetik berupa delapan fragmen. Delapan fragmen
itu adalah HA, NA, PA, PB1, PB2, M, NP, dan NS. Fragmen-fragmen
tersebut bisa bertukar antara atau dengan lainnya sehingga terbentuk
anak virus dengan sifat yang berbeda. Dalam kasus flu babi, penataan
ulang itu menghasilkan virus dengan struktur luar sama dengan
induknya, yaitu virus flu babi (karena itu virus ini tetap disebut
subtipe H1N1). Namun, material di dalamnya berasal dari fragmen
virus flu manusia dan flu unggas. Disamping terjadi pertukaran material
genetik, kemungkinan pula terjadi antigenetik shift, yaitu fragmenfragmen yang ada saling bermutasi. Bila ini yang terjadi,anak virus
memiliki material genetik yang lebih kompleks. Bila antigenetik shift
dan antigenetik drift terjadi di dalam kasus flu babi, ini merupakan
perubahan yang sempurna.
b. Host
Host (Penjamu) dari penyakit flu babi adalah manusia, babi, ataupun
hewan lainnya. Sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari
antara
spesies
terutama
babi,
bebek,
kalkun
dan
manusia.
Environment
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penularan flu babi antara
lain lingkungan fisik seperti musim. Penyakit ini cenderung mewabah
di musim semi dan musim dingin tetapi siklusnya adalah sepanjang
tahun. Ada banyak jenis flu babi dan seperti flu pada manusia penyakit
ini secara konstan berubah.
Penyakit ini menyebar sangat cepat hampir 100% babi yang rentan
terkena, dan ditandai dengan apatis, sangat lemah, enggan bergerak atau
bangun karena gangguan kekakuan otot dan nyeri otot, eritema pada kulit,
anoreksia, ngorok, batuk, serta diare namun kadang tanda-tanda tersebut tidak
nampak, demam sampai 41,80C. Batuk sangat sering terjadi apabila penyakit
cukup hebat, dibarengi dengan muntah eksudat lendir, bersin, dispnu diikuti
kemerahan pada mata dan terlihat adanya cairan mata. Biasanya sembuh
secara tiba-tiba pada hari ke 5-7 setelah gejala klinis.
Tanda klinis pada manusia yaitu, mirip flu biasa pada manusia, demam,
lesu, sakit kepala, batuk, pilek, tenggorokan sakit, iritasi pada mata, sesak
nafas tapi tidak separah flu burung, mual, muntah dan diare.
a. Gejala pada anak-anak.
1) Napas cepat atau kesulitan bernapas
2) Kulit berwarna kebiruan dan tidak cukup minum
3) Susah bangun dan tidak berinteraksi
4) Sangat rewel dan tidak mau disentuh
5) Flu-like sympstoms membaik tapi muncul lagi dengan gejala demam
dan batuk hebat
6) Demam dengan kemerahan
b. Gejala pada orang dewasa.
1) Kesulitan bernapas atau sesak napas
2) Nyeri atau rasa tertekan di dada dan perut
6
epithel
bronchial. Bronchi
dipenuhi
dengan
neutrophil
F. WOC
Lingkungan semusim
Babi yang terinfeksi virus H1N1
Masuk melalui droplet infection
Masuk membrane mukosa saluran napas atas & alveoli
Replikasi RNA dalam sel
Transkripsi menjadi RNAm
Translasi menjadi bagian tubuh virus
Virus mengandung protein neuraminidase
Berpisah dari
sel host
inflamasi
Pirogen endogen terbentuk
Merangsang
reseptor nyeri
Tonsil bengkak
Masuk ke lambung
Sulit menelan
Asam lambung
Nyeri sendi
Pemeriksaan
eksudat
Temuan
O2 menrun,
MK.Oklusi
Gg.pertukaran
CO2parsial
meningkat
gas
Normal
Suplai O2
Diagnostik
Radang
membran paru
RBC,WBC cairan masuk ke alveoli
Iritasi lambung
MK. Intoleransi
aktivitas
Peristatik usus
> 30 kali/menit
Kerja napas
Diare
MK.kekurangan
volume cairan
Pemeriksaan Apusan
menyebabkan
burung
/ bakteri yang
menyebabkan
flu burung
Pemeriksaan toraks dapat Paru-paru bersih
Rontgen
(radang pneumonia)
paru)
akibat
Pemeriksaan
yang berlebihan
darah Leukosit
rutin
Pada
pasien
Leukosit normal
H5N1
dan baik
laki-laki
perempuan
yaitu 5 10.000
Hb
Hb normal lakilaki yaitu 13,5
18 g/dl
Hb
normal
wanita
4
Pemeriksaan
Lab.virologi
11,5 16 g/dl
Tidak
PCR
Pemeriksaan
mendeteksi
yaitu
influenza
Memeberikan
virus influenza
gambaran Tidak
thalamus.
10
otak
dalam
CT
otak pons,
dan
didapatkan
gambaran
kelainan
berbentuk
outcome
ensefalitis/ensefalopati
berhubungan
dg
usia
11
Medis
Ada 4 macam obat antivirus berbeda yang diizinkan di Amerika
Serikat untuk terapi flu babi: amantadine, rimantadine, oseltamivir dan
zanamivir. Umumnya virus flu babi rentan terhadap ke empat obat
12
13
J.
Pencegahan Penyakit
Flu Babi
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan
yang terkontaminasi tinja atau kontak langsung dengan babi atau unggas yang
terinfeksi flu babi. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS
atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan
beberapa tips yaitu:
1. Cuci tangan terutama setelah batuk atau bersin meng- gunakan sabun
dan air; akan lebih baik bila menggunakan pencuci tangan yang
mengandung alkohol
2. Hindari menyentuh
mata,
hidung,
dan
mulut,
karena
dapat
menyebarkan virus
3. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran
pencernaan babi harus menggunakan pelindung (masker, kaos tangan,
kaca mata renang, dll).
4. Jangan berdekatan dengan orang yang sedang sakit flu
5. Bila menderita flu, anda harus tinggal di rumah selama 1 minggu setelah
gejala mulai muncul atau sampai 24 jam atau lebih sesudah gejala
menghilang agar tidak me- nularkan penyakit kepada orang lain
6. Bahan yang berasal dari saluran cerna babi seperti kotoran harus
diletakkan dengan baik (ditanam/dibakar) agar tidak menjadi sumber
penularan bagi orang disekitarnya.
7. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan
desinfektan.
8. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan.
9. Menyemprotkan cairan desinfektan pada kandang dan area peternakan.
10. Melakukan dan menjaga kebersihan lingkungan.
11. Melakukan dan menjaga kebersihan diri.
14
12. Tutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin; tisu yang digunakan
dibuang ke bak sampah
13. Dalam keadaan pandemi, sebaiknya sekolah ditutup agar penyebaran tidak
terjadi dengan cepat. Hindari bepergian ke tempat banyak orang
berkumpul.
K. Komlikasi
1. Meningitis
2. Encephalitis
3. Myocarditis
4. Paralisis akut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FLU BABI (H1N1)
A. Pengkajian
1. Identitas:
Umur (Anak berumur dibawah 5 tahun dan mempunyai resiko paling
tinggi adalah anak yang berumur kurang dari 2 tahun, sedangkan orang
dewasa yang berumur lebih dari 65 tahun), jenis kelamin , ras/ suku,
pekerjaan (orang yang bekerja di rumah perawatan dan fasilitas perawatan
penyakit kronis lain).
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: Biasanya keluhan utama klien dengan flu babi adalah
demam, batuk dan sakit tenggorokan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami biasanya klien dengan flu
babi seperti demam, batuk dan sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit
kepala, tidak nafsu makan.
c. Riwayat Kesehatan masa lalu:
1) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit yang pernah diderita. Pernah kah pasien
mengalami penyakit penyakit paru kronis (termasuk asma), penyakit
15
3. Pemeriksaan Fisik
a. Head to toe
1) Kepala
a) Kepala
Inspeksi: Bentuk kepala simetris
Palpasi: Tidak ada lesi, tidak ada benjolan
b) Rambut
Inspeksi: Kondisi rambut bersih, tidak ada ketombe, warna
rambut hitam, rambut lurus tidak rontok.
c) Mata
Inspeksi: Warna sklera putih, tidak konjungtivis, pupil:
Normal isokor,kedua bentuk pupilnya simetris, tidak ada
sekret pada mata, kelopak mata normal warna merah muda,
pergerakan mata klien normal, serta lapang pandang normal.
Palpasi: Tidak adanya edema dan tidak ada benjolan disekitar
mata.
d) Hidung
Inspeksi: Tidak ada deformitas pada hidung, tidak ada cuping
hidung, tidak ada sekret, tidak ada polip atau benjolan
didalam hidung, fungsi penciuman baik, kedua lubang hidung
simetris dan tidak terjadi pendarahan pada lubang hidung
(epistaksis).
e) Mulut
Inspeksi: Tidak ada perdarahan rahang gigi, warna mukosa
mulut pucat, membran mukosa kering, tidak ada lesi, tidak
terdapat benjolan pada lidah, tidak ada karies pada gigi.
16
f) Telinga
Inpeksi: Kedua telinga simetris, tidak ada lesi pada telinga,
tidak ada serumen berlebih, tidak adanya edema, ketika
diperiksa dengan otoskop tidak adanya peradangan, dan tidak
terdapat cairan pada membran timpani.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada aurikula dan membran
timpani normal.
Auskultasi: Tes rinne (+), tes wibber (+).
2) Leher
Inspeksi: Bentuk simetris, warna kulit rata sama dengan tubuh,
tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi: Tidak ada deformitas pada trakea, tidak ada benjolan
pada leher, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada peradangan.
3) Dada
a) Paru
Inspeksi: Bentuk dada bidang, simetris antara kiri dan kanan,
pola napas pendek pada istirahat dan aktivitas, frekuensi
napas pasien reguler, pergerakan otot bantu pernafasan
normal.
b) Jantung
TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil.
Inspeksi: denyutan jantung normal
Palpasi: Ictus cordis normal di IC ke 5
Auskultasi: Bunyi jantung normal, tidak ada pembesaran
jantung atau tidak ada kardiomegali.
Perkusi: pekak
4) Abdomen
Inspeksi: warna kulit abdomen normal seperti warna kulit
disekitarnya, tidak ada distensi, tidak adanya bekas operasi, tidak
terdapat kolostomi.
Auskultasi: peristaltik usus normal 5-30 x/ menit
Perkusi: timpani
Palpasi: adanya nyeri tekan, tidak ada hematomegali, tidak ada
pembesaran lien (ginjal)
5) Otot
Inspeksi: Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
6) Integumen
Inspeksi: Terdapat kemerahan, edema misalnya pada muka
(terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit, eritema,
17
a)
b)
c)
Tanda
b. Integritas Ego
Gejala
Tanda
c. Makanan / Cairan
Gejala
Tanda
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala
Tanda
e. Pernapasan
Gejala
Tanda
f. Kenyamanan
Gejala
Tanda
g. Interaksi Sosial
Gejala
h. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan suhu tubuh meningkat.
19
C. Perencanaan
1. Hipertermi berhubungan dengan suhu tubuh meningkat.
Ds: Klien mengeluh8suhu tubuh tinggi, menggigil pada malam hari.
Do: Suhu tubuh > 38 C
8
Mata cekung, bibir pucat
Tujuan : : dalam waktu 4x24 jam setelah diberikan intervensi suhu
kembali normal
Kriteria hasil:
a. Suhu tetap normal,
b. Keseimbangan cairan tetap stabil (asupan sebanding dengan atau lebih
c.
d.
e.
f.
INTERVENSI
RASIONAL
Ukur suhu tubuh pasien setiap 4 Untuk meyakinkan perbandingan
jam,
atau
lebih
sering
dan
menurunkan
dan
gunakan
selimut
denyut
nadi,
dan
suhu
kulit menginduikasikan
20
hipovolemia,
dan
buruk
dapat
mengindikasikan
perfusi
juga
penurunan
jaringan
frekuensi
adanya
hipoksia jaringan
konfusi Perubahan tingkat kesadaran dapat
jaringan.
kesukaan Penggunaan
cara
tersebut
pasien (sebutkan).
memfasilitasi hidrasi yang adekuat.
Letakkan cairan disisi tempat tidur Untuk memungkinkan kemudahan
pasien dan mudah dijangkau.
akses pasien.
Anjurkan pasien untuk minum Asupan cairan yang berlebihan
sebanyak mungkin air jika tidak dapat
dikontraindikasikan.
mengakibatkan
kelebihan
itu
menghindari
a. Pantau dan catat asupan dan kehilangan air, natrium klorida dan
haluaran secara akurat.
kalium yang berlebihan.
b. Berikan cairan IV sesuai yang
dianjurkan.
Diskusikan faktor-faktor presipitasi Guna menjaga suhu dingin dan
pada pasien bila diketahui untuk menghindari panas yang berkaitan
menyusun rekomendasi.
dengan penyakit.
Beri dorongan untuk menaati aspek Untuk membantu
penatalaksanaan
perawatan demam.
Pasien
mengurangi
harus
minum
21
Intervensi
Rasional
Pantau masukan makanan setiap Penurunan berat badan terus menerus
hari. Dan timbang BB setiap hari dalam keadaan masukan kalori yang
serta laporkan adanya penurunan BB cukup merupakan indikasi kegagalan
terhadap terapi antitiroid.
Letakkan posisi kepala lebih tinggi Agar klien lebih mudah
untuk
makanan
yang
ditelan seperti bubur dan hidangan makanan ,makanan yang hangat dapat
dalam keadaan hangat .
meningkatkan nafsu makan
Berikan makan dengan perlahan Klien dapat berkonsentrasi
makan
tanpa
pada
mekanisme
adanya
intervesi/pemeriksaan peroral.
Anjurkan
klien
menggunakan Menguatkan otot fasial dan otot
sedotan meminum cairan.
menelan
dan
menurunkan
resiko
terjadinya tersedak
Hindari pemberian makanan yang Peningkatan mortilitas saluran cerna
dapat meningkatkan peristaltik usus dapat mengakibatkan diare dan
(teh,
kopi
dan
makanan
22
diperlukan
untuk
melalui mulut
Konsul dengan ahli gizi untuk Mungkin memerlukan bantuan untuk
memberikan
diet
tinggi
untuk Untuk
RASIONAL
mempertahankan
fungsi
Balik
dan
atur
posisi
memiliki
Catat
pada
tempat
ketergantungan.
catatan
tidur
disamping
dan
pantau
frekuensinya.
Observasi tingkat berfungsi pasien Komunikasi di antara anggota staf
dengan
menggunakan
mobilitas
skala dapat
meyakinkan
kontinuitas
menggunakan
rekstok
cara Untuk
mempertahankan
meningkatkan
tonus
otot
dan
serta
mobilitas sendi.
Bantu pasien dalam melakukan Untuk menumbuhkan kemandirian
aktivitas perawatan diri. Sesuai dan meningkatkan mobilitas.
toleransi.
Dorong pasien untuk berpartisipasi Untuk meningkatkan kepatuhan.
dalam perencanaan perawatan dan
pembuatan keputusan.
Ajarkan pasien, anggota keluarga, Pemberi
atau
pasangannya
asuhan
yang
diberi
terhadap
peningkatan
aktivitas membantu
pengkajian
toleransi
meningkatkan
Diskusikan
aktivitas. dalam
faktor-faktor
menghindari
intoleransi
yang aktivitas.
tersebut
harga
akan
diri
dan
RASIONAL
Bronkhospame dideteksi
ketika
dengan
stetoskop.
pembentukan
dengan
Peningkatan
mukus
sejalan
penurunan
aksi
udara
serta
penurunan
inhalasi
bronkodilator
Klien
dibantu
untuk
untuk
kemanjuran
terapi
pemberi
oksigen.
Klien
26
RASIONAL
mendeteksi tanda
awal
pasien
ekspansi
untuk
dada
serta
ventilasi
dan
mempertahankan
kecuali dikontraindikasikan.
Lakukan drainase postural, perkusi, Untuk meningkatkan mobilisasi
dan vibrasi setiap 4 jam atau sesuai sekresi
program
Hindari posisi
terlentang
yang
mengganggu
oksigenasi
pada Untuk meningkatkan ekspansi dada
memilih
posisi
lateral,
tempat
pembuangan infeksi
27
mencegah
penyebaran
tempat
mencegah
penyebaran
pembuangan infeksi
sputum
pergantian jaga
Ajarkan kepada pasien tentang :
a. Upaya
adanya
yang
RASIONAL
perasaan Pemberian cairan untuk perbaikan
meningkat, yang
peningkatan
cepat
mungkin
sangat
28
sehubungan
lamanya /intensitas dari gejala dan gejala mungkin sudah ada pada
seperti
muntah,
pengeluaran beberapa
waktu
sebelumnya
Adanya
proses
mengakibatkan
keadaan
infeksi
demam
dan
hipermetabolik
yang
dapat
dimanifestakikan
oleh
hipotensi
hipovelemia
dapat
napas
pernapasan
seperti
adanya
Kussmaul
atau
dapat
memutuskan
reflek-reflek
mengeluarkan
asam
terhadap
ketoasidosis.
berbau
4. Frekuensi
dan
kualitas
napas,
dan
adanyya
29
keadaan
Pernapasan
aseton
yang
berhubungan
sianosis.
akan
menyebabkan
pola
dan
dangkal,
dan
pernafasan
muncunya
sianosis
warna
kulit,
atau pasien
kelembabanya.
itu
kehilangan
kulit
yang kemerahan,
urine
yang Membantu
berlebihan.
memperkirakan
turgor
kulit,
dan
proses
infeksi
demam
dan
mengakibatkan
keadaan
membrane mukosa.
8. Ukur berat badan setiap hari.
kehilangan air.
Merupakan indikator dari tingkat
dehidrasi, atau volume sirkulasi
yang adekuat.
Memberikan hasil pengkajian
paling
sedikit
jantung
dalam
memberikan
hidrasi/volume
mental/sensori.
Perubahan
mental
dapat
atau
yang
rendah
hipoksia.
mortalitas
lambung,
plasma
Tipe
dan
jumlah
dari
cairan
atau individu.
dekstran
Plasma
kadang
ekspander
(pengganti)
dibutuhkan
jika
atau
tekanan
darah
Memberikan
pengukuran
yang
urine
terutama
jika
pemiksaan
laboratorium seperti:
a. Hematokrin (Ht)
b. BUN/keratin
Mengkaji
tingkat
seringkali
meningkat
hemokonsentrasi
c. Osmolalitas darah
hidrasi
dan
akibat
yang
terjadi
d. Natrium
Peningkatan
nilai
dapat
mencerminkan
kerusakan
sel
sehubungan
dengan
Kadar
natrium
mencerminkan
cairan/dehidrasi
yang
tinggi
kehilangan
berat
atau
32
dalam
4. Berikan kalium atau elekroit asidosis,
berespon
namun,
diganti
dan
selanjutnya
urine.
Kadar
kalium
absolute
sesuai
dengan
indikasi
33
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Flu babi (Swine Influenza) merupakan penyakit saluran pernafasan akut
yang sangat menular, disebabkan oleh virus influenza tipe A yang termasuk
dalam orthomyxovirus. Virus ini berasal dari Mexico dan telah menjadi
pandemic di berbagai negara di dunia. Virus ini merupakan perpaduan antara
virus flu burung dan virus flu manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan
kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
B.
Saran
Untuk terhindar dari penyakit flu babi maka sebaiknya kita tidak kontak
langsung dengan babi yang terjangkit, dan apabila kita mendapatkan kasus
ataupun babi yang mengalami ciri-ciri terjangkit virus ini maka sebaiknya
kita segera mensterilkan babi tersebut.
34
DAFTAR PUSTAKA
Herlina Lindah. 2012. Bahaya Flu Babi, (Online). (http:// linda herlina.
wordpress. com, diakses 7 April 2014)
Phac. 2014. Influenza, (Online). (http:// www. phac-aspc.gc.ca, diakses 7 April
2014)
Wikipedia. 2014. Flu Babi, (Online). (http://id.wikipedia.org, diakses 7 April
2014)
35