Professional Documents
Culture Documents
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................................. 2
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 3
BAB II
Pembahasan
2.1. Data Tutorial......................................................................................... 4
2.2. Skenario Kasus...................................................................................... 5
2.3. Paparan
I. Klarifikasi Istilah............................................................................... 7
II. Identifikasi masalah ........................................................................ 8
III. Analisis Masalah............................................................................. 9
IV. Kerangka Konsep.............................................................................33
V. Learning Issue................................................................................. 34
BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan.......................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok kedokteran keluarga merupakan blok 28 pada semester 7 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi kasus yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Adapun maksud dan
tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu:
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor
: dr. Asfitriani
Moderator
Sekretaris
: M. Albie
Hari, Tanggal
Peraturan
2.2
Dr. budi seorang dokter keluarga yang sudah bekerja selama 3 tahun, di kelurahan Pulo Kerto
yang terletak di kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan yang berukuran 2x3 yang
merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh satu orang perawat yang juga
bekerja sebagai tenaga administrasi.
Pada sore hari, dr. Budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang untuk
memeriksa ibu yang sedang bersalin di rumah dukun desa yang terletak 5 rumah dari praktek
dr. Budi. Ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang kelima, tidak pernah melakukan ANC
pada dr Budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun desa bahwa sudah ditolong selama 1,5
jam, tetapi anak tetap tidak lahir lahir. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan:
TD: 90/60 mmHg,
Nadi 120 x/menit
Frekuensi pernapasan: 28 x/menit
Suhu:37,9oC
Pada pemeriksaan dalam didapatkan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-), mekonium
(+). Penurunan kepala hodge I-II, DJJ bayi didapatkan 180 x/menit.
Dr. Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan tetapi,
keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak
mempunyai kartu BPJS.
2.3 Paparan
I. Klarifikasi istilah
1. Dokter keluarga
: feses pertama bayi yang baru lahir, yang kental, lengket, dan
8. BPJS
merupakan badan usaha milik negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
komprehensif,
kontinyu,
mengutamakan
pencegahan,
koordinatif,
dari
profesi
kedokteran
ataupun
dari
pemerintah.
IDI
Menyelenggarakan
pelayanan
primer
dan
bertanggung
jawab
atas
kelanjutannya
Skala besar:
(sumber:
Kemenkes
RI.
2014.
Dokter
Keluarga.
Dalam:
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=61&Itemid=102 diakses pada 24 November
2014)
b. Apa cakupan tugas dan kompetensi dokter keluarga?
Fungsi dokter keluarga:
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan
sebagai
bagian
integral
(tak
terpisahkan)
dari
keluarga,
komunitas,
2.
Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.
3.
Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit
4.
5.
6.
7.
Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit
8.
9.
13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
Wewenang dokter keluarga
1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,
2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,
3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit
4. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan
primer,
7. Melakukan perawatan sementara,
8. Menerbitkan surat keterangan medis,
9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,
10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.
12
Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada
penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.
b.
c.
Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan
epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
d.
e.
f.
g.
Papan tidak boleh diberi lampu warna, atau hiasan-hiasan seperti papan
iklan/promosi, tidak boleh memuat tulisan tambahan untuk dewasa/anak ,
berukuran minimal 40cm x 60cm, maks 60cm x 90cm dengan warna dasar putih
dan tulisan huruf balok hitam.
Memiliki furnitur disetiap ruangan sesuai dengan kebutuhan, furnitur dari bahan
yang kuat, ergonomis dan mudah dibersihkan.
Di tempat praktek harus tersedia peralatan untuk pemeriksaan fisik, peralatan
untuk tindakan medic, peralatan medik tambahan, tas dokter keluarga untuk
panggilan rumah, atau perawatan dirumah, persediaan obat yang minimum
harus dimiliki sesuai dengan formularium obat pelayanan strata pertama,
resusitasi kit disimpan tempat khusus dan bila memungkinkan memiliki
peralatan laboratorium sederhana.
Prinsip pengelolaan sarana dan prasarana harus mempunyai sistem yang efisien
karena sistem persediaan sangat penting untuk kelancaran operasional,
mempunyai SOP. Ukuran dan jumlah alat tidak harus besar, tapi pastikan berada
di tempat dan waktu yang benar.
Memiliki pengawas gudang (storekeeper) untuk menentukan harga dan
kebutuhan barang. Maintenance gudang penting untuk melihat barang tetap baru
dan dicek secara teratur. Mempunyai lemari penyimpan. Punya protap mulai
pesan-simpan/pakai.
Melakukan audit secara berkala untuk mencegah barang hilang atau rusak dan
mempunyai sistem pemecahan masalah.
Pengelolaan obat menggunakan prinsip FIFO (first in, first out) guna mencegah
kadaluarsa. Cek dan inventarisasi stok obat secara teratur.
15
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bila dianggap perlu, dokter dapat melakukan rujukan ke dokter lain yang
dianggap lebih piawai atau berpengalaman, baik dokter keluarga lain, dokter
konsultan, dokter spesialis atau rumah sakit demi kepentingan pasien semata.
16
9.
Bila dinilai perlu, dokter keluarga harus dapat memberikan tatalaksana pada
pasien dengan rasional dan evidence based.
10. Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik,
bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan
pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga
2. Pada sore hari, dr. Budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya datang
untuk memeriksa ibu yang sedang bersalin di rumah dukun desa yang terletak 5
rumah dari praktek dr. Budi. Ibu tersebut sedang melahirkan anaknya yang kelima,
tidak pernah melakukan ANC pada dr Budi sebelumnya, dan dikatakan oleh dukun
desa bahwa sudah ditolong selama 1,5 jam, tetapi anak tetap tidak lahir lahir.
a. Apa diagnosis banding pada kasus?
b. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan apa pemeriksaan penunjang yang
diperlukan dalam kasus ini?
c. Apa diagnosis kerja pada kasus ini?
d. Apakah tindakan dokter Budi sudah tepat? Bagaimana tindakan dokter keluarga
yang tepat dalam menangani kasus ini?
e. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus?
f. Bagaimana langkah preventif pada kasus ini?
g. Bagaimana prognosis kasus ini?
h. Apa SKDI kasus ini?
i. Apakah perlu dilakukan upaya promosi kesehatan terkait cakupan ANC dan KB di
daerah praktek dokter tersebut? Bagaimana cara promosi kesehatan yang tepat?
3. Hasil pemeriksaan tanda vital
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik?
4. Hasil pemeriksaan dalam.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan dalam?
b. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan hodge?
Ditentukan dengan mengkaji jarak antara bagian terendah dengan spina ischiadika
dalam ukuran cm. Spina ischiadika di sebut dengan tingkat 0, dengan bagian yang
terendah bagian yang terendah berada di atasnya ( cm) atau dibawahnya (+ cm).
17
Bidang-bidang :
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis
dan promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan
kiri.
(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis. Penurunan
bagian terendah janin merupakan indikator kemajuan persalinan.
5. Dr. Budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk secepatnya, akan
tetapi, keluarga menolak karena menyatakan tidak ada biaya, dan menyatakan bahwa
mereka tidak mempunyai kartu BPJS.
a. Bagaimana cara komunikasi yang tepat untuk meyakinkan pasien agar mau
dirujuk?
Yakinkan pasien untuk gabung ke BPJS sehingga kendala biaya teratasi,
informasikan sejelas-jelasnya kepada pasien mengenai bahaya yang mungkin
terjadi terhadap keselamatan ibu dan janin bila ibu menolak rujukan.
b. Apa definisi BPJS?
BPJS Kesehatan atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan adalah
badan hukum publik yang bertanggungjawab kepada presiden dan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia
termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia yang telah
membayar iuran. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. BPJS diselenggarakan berdasarkan asam kemanusiaan, manfaat dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. BPJS bertujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang
layak bagi setiap peserta atau anggota keluarganya. BPJS menyelenggarakan
sistem jaminan
nirlaba,
b.
19
hipertensi;
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Pelayanan Gigi
a.
20
c.
premedikasi
d.
kegawatdaruratan oro-dental
e.
f.
g.
h.
tumpatan komposit/GIC
i.
21
22
23
b.
c.
d.
e.
Peserta yang melakukan mutasi pada tanggal 1 s/d akhir bulan berjalan, tidak
dapat langsung mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
yang baru sampai dengan akhir bulan berjalan. Peserta berhak mendapatkan
pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yang baru di bulan berikutnya.
f.
Peserta dapat memilih untuk mutasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama selain
Fasilitas Kesehatan tempat Peserta terdaftar setelah jangka waktu 3 (tiga)
bulan atau lebih.
g.
Untuk peserta yang baru mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan dan sudah
membayar iuran, maka pada bulan berjalan tersebut peserta dapat langsung
mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta
terdaftar
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
ii.
iii.
25
26
g. Dalam hal peserta menginginkan kelas perawatan yang lebih tinggi daripada
haknya, maka Peserta dapat meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi
kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin
oleh BPJS Kesehatan dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan
kelas perawatan.
h. Kenaikan kelas perawatan lebih tinggi daripada haknya atas keinginan sendiri
dikecualikan bagi peserta PBI Jaminan Kesehatan
28
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dokter budi sebagai dokter keluarga belum melaksanakan program promosi kesehatan
dengan baik sehingga masih ada pasien yang tidak berobat ke dokter dan kurang informasi
mengenai sistem jaminan kesehatan nasional.
30
Daftar Pustaka
31