Professional Documents
Culture Documents
Kualitas Audit
Page 1
dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari suatu entitas (satuan)
usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang
terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Christiawan (2002)
menyatakan bahwa Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi (keahlian) dan
independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lebih
lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari
persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor. Lucas (1996) dalam Ratnawati
(2005) menyatakan bahwa kunci untuk mempertahankan kualitas antara lain : reliability,
tangibles, emphaty, dan responsiveness.
Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada
saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam
sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana
dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan
kode etik akuntan publik yang relevan.
Sehingga berdasarkan definisi di atas dapat terlihat bahwa auditor dituntut oleh
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk memberikan pendapat tentang
kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dan untuk
menjalankan kewajibannya ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh auditor yaitu
kompetensi (keahlian), independensi dan due professional care. Tetapi dalam
menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan
manajemen perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak
berhasil, salah satunya tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk
menciptakan penghargaan.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit
1. Etika Audit
Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku
terhadap sesamanya (Kell et al., 2002). Secara garis besar etika dapat didefinisikan
sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam
hal ini kebutuhan etika dalam masyarakat sangat mendesak sehingga sangatlah lazim
untuk memasukkan nilai-nilai etika ini ke dalam undang-undang atau peraturan yang
berlaku di negara kita. Banyaknya nilai etika yang ada tidak dapat dijadikan undang-
Kualitas Audit
Page 2
undang atau peraturan karena sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada
pertimbangan seseorang.
Etika auditor merupakan ilmu tentang penilaian hal yang baik dan hal yang
buruk, tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Guna meningkatkan kinerja auditor,
maka auditor dituntut untuk selalu menjaga standar perilaku etis. Kewajiban untuk
menjaga standar perilaku etis berhubungan dengan adanya tuntutan masyarakat
terhadap peran profesi akuntan, khususnya atas kinerja akuntan publik. Masyarakat
sebagai pengguna jasa profesi membutuhkan akuntan professional. Label profesional
disini mengisyaratkan suatu kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada
kepentingan klien dan keinginan tulus dalam membantu permasalahan yang dihadapi
klien sehingga profesi tersebut dapat menjadi kepercayaan masyarakat.
Kualitas Audit
Page 3
Kualitas Audit
Page 4
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus dapat diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan, pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
3. Standar Pelaporan.
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut
dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atas suatu asersi.
Sehingga berdasarkan uraian di atas, audit memiliki fungsi sebagai proses untuk
mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para
pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan
terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang
saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh
auditor. Hal ini berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan
keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit yang
berkualitas sehingga dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara pihak
manajemen dan pemilik.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor
dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian
mutu.
2. Kompetensi
Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Lasmahadi (2002)
kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang
memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini
mencakup sifat, motif-motif, nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana
Kualitas Audit
Page 5
Kualitas Audit
Page 6
Kualitas Audit
Page 7
juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta
dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam
merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 1998: 52).
Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox dalam
M. Nizarul Alim (2007) adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena
opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan
yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap
kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun.
Kode Etik Akuntan tahun 1994 menyebutkan bahwa independensi adalah
sikap yang diharapkan dari seorang akuntan untuk tidak mempunyai kepentingan
pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas.
KAP yang memberikan jasa konsultasi manajemen kepada klien yang diaudit
dapat meningkatkan risiko rusaknya independensi yang lebih besar dibandingkan
yang tidak memberikan jasa tersebut. Tingkat persaingan antar KAP juga dapat
meningkatkan risiko rusaknya independensi akuntan. KAP yang lebih kecil
mempunyai risiko kehilangan independensi yang lebih besar dibandingkan KAP yang
lebih besar.Sedangkan lama ikatan hubungan dengan klien tertentu tidak
mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan.
Kredibilitas auditor tentu sangat tergantung dari kepercayaan masyarakat yang
menggunakan jasa mereka. Auditor yang dianggap telah melakukan kesalahan maka
akan mengakibatkan mereduksinya kepercayaan klien. Namun meskipun demikian
klien tetap merupakan pihak yang mempunyai pengaruh besar terhadap auditor. Hal
tersebut dilihat dari kondisi saat ini dimana telah terdapat berbagai regulasi yang
mengatur mengenai kerjasama klien dengan auditor.
Sesuai dengan standar umum bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman
kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi
kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang yang digeluti kliennya (Arens dan
Loebbecke, 1997). Pengalaman juga akan memberikan dampak pada setiap keputusan
yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang
diambil adalah merupakan keputusan yang tepat.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki
auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan.
Kualitas Audit
Page 8
Kualitas Audit
Page 9
dan kualitas pelayanan, kesetiaan klien adalah suatu komponen yang penting dari persepsi
pelanggan.
Kualitas audit menurut penilaian pihak lain, misalnya pasar, persepsi pasar bisa
saja keliru, baik karena pasar yang tidak bisa menilai dengan baik maupun karena auditor
yang bisa menutupi kekurangan mereka. Selain itu, persepsi berhubungan dengan masa
lalu, bukan dengan kinerja aktual. Karena hubungannya dengan kinerja pada masa lalu,
maka bisa jadi pada masa depan kinerja yang sama tidak bisa dicapai lagi oleh auditor.
Bisa juga pasar tidak lagi memiliki persepsi yang sama tentang kualitas audit seperti
persepsi mereka pada masa lalu. Oleh karena itu kualitas audit persepsian adalah kualitas
yang subjektif.
Selain faktor faktor kepuasan tersebut, terbentuknya kualitas audit yang relevan
dan handal dapat dipengaruhi oleh faktor faktor yang lain yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan beberapa penelitian faktor faktor yang mempengaruhi kualitas
audit adalah :
1. Tenure yaitu lamanya waktu (jumlah tahun) auditor tersebut telah melakukan
2.
3.
4.
5.
6.
Sedangkan langkah langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas audit
adalah :
1. Meningkatkan pendidikan profesionalnya.
2. Mempertahankan independensi dalam sikap mental
3. Dalam melaksanakan pekerjaan audit, menggunakan kemahiran profesional dengan
4.
5.
6.
7.
Kualitas Audit
Page 10