You are on page 1of 10

DS 3

EFEK PERUBAHAN INPUT BERULANG

I.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui efek perubahan input berulang pada kestabilan proses 3 tangki
2. Menggambarkan kurva perubahan respon konsentrasi tangki bersusun
3. Menjelaskan akibat perubahan input berulang pada kestabilan proses

II.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat:
1 set tangki berpengaduk yang disuun seri
1 set konduktometer
Stopwatch
Gelas kimia
Labu ukur
Pengaduk
Spatula
Neraca analitik
Pipet tetes
baskom
Bahan:
larutan KCl 0,025 M
larutan KCl 0,1 M
Aquadest

III.

DASAR TEORI
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan

yang diaduk. Tujuan operasi pengadukan yang utama adalah terjadinya pencampuran.
Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan mengurangi ketidaksamaan kondisi,
suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran dapat terjadi dengan

cara menimbulkan gerak di dalam bahan itu yang menyebabkan bagian-bagian bahan
saling bergerak satu terhadap yang lainnya,sehingga operasi pengadukan hanyalah salah
satu cara untuk operasi pencampuran. Pencampuran fasa cair merupakan hal yang cukup
penting dalam berbagai proses kimia. Pencampuran fasa cair dapat dibagi dalam dua
kelompok. Pertama, pencampuran antara cairan yang saling tercampur (miscible), dan
kedua adalah pencampuran antara cairan yang tidak tercampur atau tercampur sebagian
(immiscible). Pengadukan dan pencampuran merupakan operasi yang penting dalam
industri kimia. Pencampuran (mixing) merupakan proses yang dilakukan untuk
mengurangi ketidakseragaman suatu sistem seperti konsentrasi, viskositas, temperatur dan
lain-lain. Pencampuran dilakukan dengan mendistribusikan secara acak dua fasa atau lebih
yang
Mula-mula heterogen sehingga menjadi campuran homogen. Peralatan proses
pencampuran merupakan hal yang sangat penting, tidak hanya menentukan derajat
homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi.
Penggunaan peralatan yang tidak tepat dapat menyebabkan konsumsi energi berlebihan
dan merusak produk yang dihasilkan. Salah satu peralatan yang menunjang keberhasilan
pencampuran ialah pengaduk. Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan
bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan, karena akan mempengaruhi keefektifan
proses pencampuran, serta daya yang diperlukan. Menurut aliran yang dihasilkan,
pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar dengan sumbu
putaran.
2. Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah tangensial dan
radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial menyebabkan
timbulnya vortex dan terjadinya pusaran, dan dapat dihilangkan dengan
pemasangan baffle atau cruciform baffle.
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua jenis pengaduk di
atas.
Alat pengaduk merupakan bagian dari sistem pengaduk, yang selain mencakup
bagian penggerak (biasanya elektro-motor sebagai penggerak tunggal) juga berbagai
rangkaian pengalih (roda gigi, kopling, bantalan) serta seringkali penyekat sumbu
pengaduk. Alat pengaduk yang sebagian telah distandarisasi untuk tangki pengaduk
dipasang pada tutup tangki dengan perantaraan pemegang. Pada bejana pengaduk terbuka

yang kecil seringkali digunakan alat pengaduk yang dapat diatur posisinya (dapat diangkat
dan diturunkan, sebagian juga dapat dibalikkan) atau yang dapat dijepitkan pada dinding
bejana).
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan (cair, cair / padat, cair / cair, cair /
gas, cair / padat / gas) di dalam bejana pengaduk. Biasanya yang berlangsung adalah
gerakan turbulen (misalnya untuk melaksanakan reaksi kimia, proses pertukaran panas,
proses pelarutan). Alat pengaduk terdiri atas sumbu pengaduk dan strip pengaduk yang
dirangkai menjadi satu kesatuan atau dapat dipisah-pisah menjadi 2 - 3 bagian (pengaduk
yang dapat dipisah-pisahkan juga dapat dibongkar pasang di dalam satu unit tangki
pengaduk).
Alat pengaduk dapat dibuat dari berbagai bahan yang sesuai dengan bejana
pengaduknya, misalnya dari baja, baja tahan karat, baja berlapis email, baja berlapis karet.
Suatu alat pengaduk diusahakan menghasilkan pengadukan yang sebaik mungkin dengan
pemakaian daya yang sekecil mungkin. Ini berarti seluruh isi bejana pengaduk sedapat
mungkin digerakkan secara merata, biasanya secara turbulen.

IV.

LANGKAH KERJA
1. Mengkalibrasi konduktometer yang akan digunakan sesuai prosedur kalibrasi
2. Mempersiapkan larutan KCl 0,025 M dalam wadah 30000 ml dan air aquadest
pada tangki penampung di bagian belakang.
3. Mengisi ke 3 tangki berpengaduk di bagian depan dengan larutan KCl 0,025 M
mengisi juga gelas kimia 1000 ml dengan larutan KCl, menghubungkan selang
pengeluaran ke 3 wadah penampung. .

4. Menghidupkan pengaduk dan mengatur laju pengadukan pada kecepatan


medium, mengukur konduktivitas ke 3 tangki di depan, memastikan nilai
konduktivitas harus sama. (mematikan pengaduk saat melakukan pengukuran
konduktivitas).
5. Menghidupkan pompa dan mengalirkan aquadest dari tangki penampung ke
gelas ukur 100 ml, menentukan laju alir ke tangki berpengaduk dengan
menggunakan stopwatch ( volume air tertampung/waktu, 100 ml dalam 10-15
detik ).
6. Memasukkan selang berisi aquadest ke tangki berpengaduk 1 dan mencatat
waktu sebagai 0 menit.
7. Mengukur konduktivitas ditangki berpengaduk I, II, III, dan gelas kimia 1000
ml, bergantian setiap 1 menit sekali selama 10 menit pertama ( memastikan
pengaduk saat melakukan pengukuran konduktivitas )..
8. Setelah 10 menit, memasukkan 10 ml larutan KCl dari gelas kimia 1000 ml, ke
tangki I, melanjutkan pengamatan setiap 1 menit hingga 10 menit. Mengulangi
kembali langkah 8 hingga terjadi penambahan 3x10 ml larutan KCl ke tangki
bersusun.
9. Setelah selesai, mengosongkan seluruh tangki penampung dan ke 3 tangki
berpengaduk..
Mencuci dengan air karena sisa air garam dapat menimbulkan terak pada
alat

V.

DATA PENGAMATAN

Laju alir (Q)


Tawal
Tproses

= 4,54 ml/s
= 27C

= 28C

Waktu
(Menit)
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44
46
48
50
52
54
56
58
60

Konduktivitas (mS/cm)
Tangki I
3.78
2.06
1.167
0.728
0.497
0.345
0.255
0.204
0.341
0.244
0.21
0.283
0.27
0.214
0.341
0.274
0.222
0.195
0.164
0.152
0.143
0.136
0.131
0.128
0.127
0.124
0.121
0.121
0.12
0.12
0.114

Penambahan input HCl 0,1 M

VI.

PERHITUGAN

1. Pembuatan Larutan KCl 1 M 50 ml


m = M x V x BM
= 1 mol/l x 0,05 l x 74,55 gr/mol
= 3,727 3,73 gr
2. Pembuatan larutan KCl 0,1 M 100 ml

Tangki II
3.52
3.08
2.36
1.618
1.179
0.816
0.59
0.443
0.389
0.361
0.285
0.255
0.271
0.255
0.245
0.267
0.251
0.233
0.214
0.198
0.183
0.162
0.151
0.139
0.138
0.134
0.128
0.125
0.124
0.122
0.116

Tangki III
3.37
3.44
3.06
2.56
2.07
1.548
1.186
0.915
0.755
0.577
0.465
0.386
0.345
0.312
0.286
0.273
0.266
0.256
0.252
0.236
0.223
0.205
0.192
0.172
0.163
0.153
0.143
0.137
0.132
0.129
0.121

m = M x V x BM
= 0,1 mol/l x 0,1 l x 74,55 gr/mol
= 0,7455 0,74 gr
3. Kecepatan aliran
v = 90 ml
t = 10 s
V = v/t
= 90ml/10s = 9 ml/s
4. Penentuan Konstanta Cell untuk Kalibrasi
Persamaan: y = 6,758 + 0,245 (x), dimana
y = Konstanta Cell teori
x = Suhu
(sumber:
http://www.himka1polban.wordpress.com/laporan/elektroanalisis/pengukura
n-tds-dan-konduktometri/)

y = 6,758 + 0,245 (30)


= 14,11 cell constan/cm
Nilai K = nilai K teori/nilai K terukur
= 14,11/11,81
= 1,194
VII.

GRAFIK

1.6

1.4

1.2

Konduktivitas (mS/cm)

0.8

Tangki I
Tangki II
Tangki III

0.6

0.4

0.2

0
0

10

15

20

25

30

35

40

Waktu (menit)

VIII. ANALISA DATA


Dari percobaan yang telah dilakukan dengan tangki berpengaduk yaitu untuk
mengetahui efek perubahan input berulang pada tangki-tangki berpengaduk yang

dihubungkan secara seri. Fluida yang digunakan adalah aquadest dan input atau
gangguan yang diberikan berupa larutan KCl 0,025 M.
Pada percobaan ini selama 2 menit dialiri aquadest, hingga konduktivitas
disetiap tangki yaitu tangki 1, tangki 2, dan tangki 3 memberikan hasil yang
berbeda-beda. Dimana terjadi penurunan konduktivitas saat dialiri aquadest.
Kemudian pada saat penambahan input yaitu dengan larutan KCl 0,025 M terjadi
peningkatan konduktivitas di ketiga tangki. Hal ini dikarenakan adanya penambahan
konsentrasi dari larutan KCl. Jadi penambahan konsentrasi mempengaruhi nilai
konduktivitas dari ketiga tangki.
Pada percobaan dimenit 16, 22, dan 28 pada tangki 1 terlihat ada peningkatan
konduktivitas yang terjadi karena adanya gangguan yang diberikan berupa KCl
0,025 tetapi karena adanya penambahan aquadest yang konstan menggunakan
pompa maka nilai konduktivitas cepat membaik dan normal kembali. Begitu pula
yang terjadi pada tangki kedua dan ketiga. Perbedaan nilai saat penurunan
konduktivitas disebabkan oleh waktu keterlambatan yang direspon dari gangguan
yang diberikan. Saat tangki pertama mendekati konduktivitas awal, tangki kedua
ikut turun perlahan namun pada tangi ketiga, konduktivitas berjalan lambat sehingga
saat gangguan berikutnya dimasukkan, pada tangki ketiga konduktivitas masih
menurun sedangkan tangki lainnya mulai naik karena gangguan yang diberikan. Hal
ini adanya jarak antara masing-masing tangki sehingga membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk tangki kedua menyesuaikan dengan tangki pertama, begitu juga
untuk tangki ketiga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan tangi kedua.
Karena itulah terjadi osilasi pada grafik yang disebabkan oleh gangguan, jarak
tangki, dan waktu yang diperlukan.
Pengadukan tidak berpengaruh terhadap temperature hal ini dikarenakan suhu
larutan KCl sudah sama dengan suhu lingkungannya, karena pada prinsipnya
pengadukan akan berpengaruh terhadap suhu apabila suhu dari larutan tersebut tidak
sama dengan suhu lingkungan sekitarnya, maka pengadukan akan membuat sedikit
pengaruh pada larutan tersebut yaitu menyeimbangkan dengan suhu lingkungan
sekitarnya.
Pada percobaan ini setelh penambahan input yang ketiga kalinya, kemudian
dibiarkan sampai ketiga tangki mencapai konduktivitas yang sama. Untuk membuat
ketiga tangki ini memiliki konduktivitas yang sama maka diperlukan adanya
pencampuran, dimana pencampuran adalah peristiwa menyebarnya larutan KCl

secara acak dalam larutan aquadest, pencampuran dilakukan dengan tujuan


menghasilkan campuran larutan yang bersifat homogeny. Waktu pencampuran
dipengaruhi oleh jenis pengaduk dan kecepatan putaran pengaduk. Kecepatan
putaran berpengaruh terhadap waktu pencampuran, semakin besar kecepatan putaran
pengaduk sehingga waktu pencampuran juga akan semakin cepat dan nilai
konduktivitas pada ketiga tangki akan sama.

IX.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Konduktivitas ( daya hantar listrik ) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan
dapat menghantarkan listrik
2. Penambahan konsentarsi mempengaruhi nilai konduktivitas, dimana semakin
besar konsentrasi maka semakin tinggi nilai konsentrasinya.
3. Konsentrasi larutan ditangki 1, 2, dan 3 akan berbeda pada saat penambahan
aquadest ( umpan ). Pada waktu tertentu konsentrasi larutan pada tangki 1, 2, dan
3 akan sama ( homogen ). Waktu dimana ketiga tangki memiliki konsentrasi yang
sama disebut waktu konstan.
4. Semakin lama waktu konstan, maka semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan
5. Pada percobaan ini waktu konstan terjadi pada waktu di 58 menit.
6. Tangki berpengaduk yang disusun seri memiliki perilaku dinamis akibat adanya
jarak yang berbeda antara ketiga tangki.

7. Kecepatan putaran pengaduk berpengaruh terhadap pencampuran, sehingga


konduktivitas ketiga tangki akan cepat sama.
8. Perbedaan nilai saat penurunan konduktivitas disebabkan oleh waktu
keterlambatan yang direspon dari gangguan yang diberikan

X.

DAFTAR PUSTAKA

2015. jobsheet. Penuntun praktikum pengendalian proses. POLSRI : Palembang


2015, ( online ), ( htp://www.scribd.com/doc/228747418/pengpros- efek perubahaninput-berulang-DS3, diunduh pada tanggal 31 mei 2015).

You might also like