Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesikan tugas referat yang berjudul
Fisiologi Kehamilan dan Pengawasan pada Wanita Hamil ini. Adapun penulisan
referat dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik Ilmu
Penyakit Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
periode 25 Mei-8 Agustus 2015.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Kukung,
Sp.OG selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan referat ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak
yang turut serta membantu penyusunan referat ini yang tidak mungkin diselesaikan
tepat waktu jika tidak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Untuk segala kekurangan
dalam referat ini, penulis memohon maaf dan juga mengharapka kritik dan saran yang
bersifat membangun bagi perbaikan referat ini. Terimakasih
(Penulis)
DAFTAR ISI
Kata pengantar.. 1
Daftar isi 2
BAB I
PENDAHULUAN 3
BAB II
FISIOLOGI KEHAMILAN...... 4
Pembuahan, Implantasi dan Perkembangan Plasenta 5
Perkembangan Embrio dan Janin.. 8
Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan.. 12
20
Definisi.. 20
Tujuan 20
Pelayanan Antenatal.. 21
Standart Pelayanan 25
Fungsi ANC.. 28
Jadwal Kunjungan. 38
BAB IV KESIMPULAN. 41
Daftar Pustaka 42
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga 40).1
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting bagi seorang wanita
terutama bagi wanita yang telah berkeluarga dan mengharapkan kehadiran seorang
anak. Namun bahkah kita bahwa saat hamil pertama merupakan saat dimana seorang
wanita mengalami perubahan yang sangat signifikan baik dari segi fisik seperti perut
yang membuncit dan payudara membesar ataupun dari segi psikologisnya seperti lebih
sensitif, ingin perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya, atau bahkan
mengalami gangguan body image karena perubahan fisik yang dialaminya. Perubahanperubahan tersebut tidak jarang menimbulkan syok terutama pada wanita yang baru
pertama mengalami kehamilan (primigravida),meskipun terkadang pada wanita yang
telah hamil lebih dari satu (multigravida) pun sering terjadi namun segera dapat diatasi
karena telah memiliki pengalaman pada saat hamil sebelumnya.
Tingkat kekhawatiran akan kesehatan janin, proses persalinan atau kecacatan
yang dialami sang bayi pada primigravida mungkin akan lebih besar dibanding yang
dirasakan oleh multigravida. Bertolak dari perbedaan-perbedaan tersebut tim penyusun
tertarik untuk membahas mengenai fisiologi kehamilan dan proses mendiagnosis suatu
kehamilan itu sendiri. Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi.
BAB II
FISIOLOGI KEHAMILAN
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40
minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. 2
A. Pembuahan, Implantasi dan Perkembangan Plasenta
Pembuahan
Pembuahan
(Konsepsi)
adalah
merupakan
awal
dari
kehamilan,
yakni 46. Dengan demikian, konsepsi berlangsung dan terbentuklah zigot. Karna
telur yang difertilisasi membelah dengan cepat sedangkan ukurannya tidak
bertambah maka terbentuklah sel kecil yang disebut blastomer yang terbentuk
pada setiap pembelahan. Morula terdiri dari 16 sel berupa satu bola sel padat yang
dihasilkan dalam 3 hari. Morula masih dikelilingi oleh lapisan pelindung zona
pelusida. Cairan masuk ke dalam zona pelusida dan menyusup ke dalam ruang
interseluler diantara blastomer, lalu kemudian terbentuk pula blastosis.
Pembentukan ini menandai diferensiasi utama pertama embrio. Massa padat sel
bagian dalam berkembang menjadi embrio dan membrane embrio, yang disebut
amnion. 2
Nidasi
Pada hari ke-4 hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut
blastokista dengan bagian luarnya adalah trofoblas dan bagian dalam disebut
massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin manakala
trofoblas menjadi placenta. Sejak trofoblas dibentuk, produksi hormone human
chorionic gonadotropin (hCG) dimulai. Produksi hormone ini meningkat sampai
kurang lebih hari ke-60 dan kemudian turun lagi. Antara 7 sampai 10 hari setelah
konsepsi, trofoblas menyekresi enzim yang membantunya membenamkan diri ke
dalam endometrium sampai seluruh bagian blastosis tertutup. Trofoblas ini sendiri
mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan endometrium.
Nidasi diatur oleh proses antara trofoblas yang mempunyai kemampuan invasi
yang kuat manakala endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan
menyekresikan inhibitor cytokines dan protease. Blasokisata dengan bagian
mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua dan
luka desidua kemudian menutup kembali. Luka yang kadang-kadang terjadi pada
lapisan desidua ini sewaktu nidasi disebut tanda Hartman. Umumnya nidasi terjadi
pada dinding anterior atau posterior uterus, dekat pada fundus uteri. Proses inilah
yang disebut implantasi.2
Pembentukan Plasenta
Struktur Plasenta
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat
pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau
hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500
gram. Umumnya plasenta terbentuk sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas
kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus
uteri lebih
luas,
sehingga
lebih
banyak
tempat
untuk
berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu
villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal
dari desidua basalis. 2
dimulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung
kapilar (capillary loops) di dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi
darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena
uterine. Vili korialis ini bertumbuh menjadi plasenta. Darah ibu dan janin
dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion yang dinamakan
plasenta hemokorial. 2
Plasenta mempunyai dua permukaan ,yaitu permukaan fetal dan maternal.
Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputihputihan
dan
licin.
oleh amnion,
di
Hal
ini
disebabkan
bawah
tampak
karena
pembuluh-pembuluh
darah.
jaringan
ibu.
Bagian
yang
terdiri
dari
jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion, pembuluh
darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut piring desidua atau
piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa. 2
Fungsi Plasenta
1. Nutrisi:
tempat
pertukaran
zat
dan
pengambilan
tengah jelas terlihat, tidak terdapat otak belakang atau lengkungan servikal
dan alur saraf pun menutup. Mata dan telinga muncul sebagai pembuluh optik
dan atosis. Parit genital muncul pada minggu kelima.
Usia kehamilan 8 minggu
Badan mulai terbentuk, hidung rata, mata jauh terpisah, jari sudah
terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor hampir hilang, mata, telinga hidung
dan mulut dapat dikenali. Ukuran puncak kepala ke bokong 2,5 sampai 3 cm
dengan berat 2 gram. Mula mula terlihat adanya osifikasi penulangan,
oksiput, mandibula, dan humerus, janin dapat sedikit bergerak, otot badan,
anggota gerak, dan kepala sudah dapat dilihat dengan jelas. Pembuluh darah
utama sudah hampir selsai dibentuk, darah banyak mengandung sel darah
merah berinti. Pembentukan rongga pleura, dan pericardial, percabangan
bronkiolus, lubang hidung tertutup sumbatan epitel. Tubulus sekretori dini
berdiferensiasi, kandung kemih-uretra memisahkan diri dari rectum. Korteks
serebri mulai membentuk sel khas, diferensiasi korteks serebri, meningens,
foramen ventrikel, sirkulasi cairan serobrospinal, medulla spinalis meluas
sepanjang tulang belakang. Fleksus koroid primordial terbentuk, ventrikel
relative besar dibandingkan korteks, perkembangan terus berlanjut, mata
saling mendekat dengan cepat dan terbentuk telinga dalam. Belum dapat
dibedakan jenis kelaminnya, namun mulai berdiferensiasi.
Usia kehamilan 12 minggu
10
lesitin mulai muncul pada cairan amnion pada minggu ke 26 hingga ke 27.
Korteks serebri dilapisi secara khas, proliferasi neuron pada korteks serebri
berakhir. Telinga mulai berfungsi. Testis dalam proses turun ke skorotum.
Usia kehamilan 28 minggu
Lemak subkutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda
dan licin, mulai mengambil posisi persalinan. Panjangnya 31 cm dengan berat
2100 gram. Falang medial keempat mengalami penulangan, terlihat
primordial gigi permanen, dapat menengok ke samping. Mulai sadar pada
suara diluar tubuh ibu. Testis turun kedalam skrotum.
Usia kehamilan 36 minggu
Kulit merah muda, tubuh bulat. Panjang 35 cm dengan berat antara 2200
2900 gram. Gerakan mulai pasti dan dapat bertahan, tonus cukup kuat,
dapat membalik dan mengangkat kepala. Pembentukan nefron baru berhenti.
Siklus bangun ke tidur menetap.
Usia kehamilan 40 minggu
Kulit halus dan berwarna merah muda, rambut sedang hingga banyak,
tampak tulang rawan hidung dan cuping hidung. Panjangnya 40 cm dengan
berat 3200 gram. Gerakan aktif dan bertahan, tonus baik, dapat mengangkat
kepala. Percabangan paru hanya selesai 2/3. Mielinisasi otak dimulai, siklus
tidur-bangun teratur, emnangis bila lapar dan tidak nyaman, reflex mengisap
kuat. Pada wanita labia mayora telah berkembang dengan baik.
C. Perubahan Anatomi dan Fisiologi dalam Kehamilan
11
intrauterin.
Estrogen
menyebabkan
hiperplasi
jaringan,
12
payudara.
Hormon
laktogenik
plasenta
(diantaranya
13
wanita yang tidak sedang hamil. Selama trimester kedua biasanya tekanan
darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. 1
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Eritropotein ginjal akan
meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30 %, tetapi tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan
hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5
g/dl.Volume darah akan kembali seperti semula pada 2-6 minggu setelah
persalinan. 1
iii.
iv.
14
v.
vi.
penderita defisiensi zat besi dan vitamin B oleh karena itu wanita hamil
harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin.
vii.
metabolisme
kalsium/fosfor
dan
peningkatan
iritabilitas
17
viii.
sejumlah
hormon
untuk
membantu
tubuh
dalam
melanocyte-stimulating
hormone
yang
BAB III
PENGAWASAN WANITA HAMIL
DEFINISI
18
Care
(ANC)
adalah
Pengawasan
sebelum
persalinan
TUJUAN
Tujuan dilakukannya antenatal care adalah :
1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi serta penyulitpenyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
5. Memberikan pendidikan dan nasihat-nasihat kesehatan yang diperlukan dalam
menjaga kualitas kehamilan, persalinan, nifas, laktasi, merawat bayi dan
keluarga berencana
6. Menghindarkan gangguan
kesehatan
selama
kehamilan
yang
akan
Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium
karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau
-
besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
Vitamin (obstetri fisiologi)
Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan
bawaan dan abortus.Pada manusia pengaruh tersebut belum terbuktitetapi
bagaimanapun vitamin perlu untuk mencapai kesehatan yang optimal.
i. Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi.
ii. Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), asam
nicotin dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis. Asam
nikotin bersifat anti pellagra. Sedangkan jika keurangan B2 menyebabkan
cheilosis. Ada kemungkinan bahwa kekurangan vitamin B complex dapat
menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah kemungkinan perdarahan
21
22
selama hamil harena dapat menyebabkan vasopasme yang berakibat anoksia janin,
berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan congenital, dan solusio
plasenta.
Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera
berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk
mengeluarjan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya
dilakukan secara hati-hati san benar karena pengurutan yang salah dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan puting susu secara
lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering pada puting
susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol.
Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat, maka gunakan
penopang payudara yang sesuai (brassiere).
Perawatan Gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan, yaitu pada
trimester pdertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester pertam dikaitkan
dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi air liur yang berlebihan) sehingga
kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.Pada trimester ketiga terkait dengan
adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui
apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.Dianjurkan untuk
selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap
terjadinya caries dan gingivitis.
6. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena
kurang gerak badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan tekanan
rektum oleh kepala. Akibat obstipasipanggu berisi penuh oleh usus yang berisi
feces dan uterus yang membesar, maka hal tersebut dapat menimbulkan
bendungan di dalam panggul.Bendungan ini memudahkan timbulnya haemorroid
23
dan pyelitis.Pencegahannya ialah dengan minum banyak air, gerak badan yang
cukup, makan yang banyak mengandung serat seperti sayur dan buah.
7. Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus
pada hamil muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus dilakukan
secara hati-hati. Coitus pada akhir kehamilan juga lebih baik dihindarkan, karena
kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas serta dapat
memecahkan
ketuban
pada
multipara.
Selain
itu
sperma
mengandung
berat
janin
dapat
ditentukan
berdasarkan
rumus
Johnson
24
Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak.
Karena hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR,
IUFD dan lainnya.
3.
7.
FUNGSI ANC
Untuk dapat mendeteksi sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada
ibu dan janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari anamnesa yang
teliti sampai dapat ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta
prognosisnya, sehingga dapat memilah apakah ibu ini dan janinnya tergolong
Kehamilan Resiko Tinggi / non Kehamilan Resiko Tinggi dan apakah perlu segera
dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga didapatkan hasil ibu dan anak sehat
fisik serta mental yang optimal.
a.
Anamnesa
Anamnesa dimulai dari anamnesa pribadi seperti nama, umur, pendidikan,
suku/ bangsa, pendapatan perbulan, alamat, baik ibu maupun suaminya. Dari
anamnesa pribadi dapat diambil sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi,
agama dan lingkungannya, yang dapat mempengaruhi kondisi ibu dan keluarganya.
26
Umur penting, karena ikut menentukan prognosa kehamilan.Kalau umur terlalu lanjut
atau terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.
Kondisi lingkungan seta kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, misalnya
tempat tinggal (daerah kumuh/miskin), kita dapat memprediksi apakah ibu ini
tergolong Kehamilan Resiko Tinggi non Kehamilan Resiko Tinggi.
Anamnesa keluhan utama yang dirasakan saat ini dan keluhan tambahan
ditanyakan jenis dan sifat gangguan yang dirasakan serta lamanya mengalami
gangguan tersebut, kemudian ditelaah anamnese utama tersebut lebih rinci. Juga
dianamnese mengenai riwayat hamil muda, apakah ada pening, mual, muntah,
hipersalivasi (emesis gravidarum) dan hiperemesis gravidarum.
Riwayat hamil yang sekarang, apakah ada mual, muntah, hipersalivasi,
bagaimana dengan nafsu makan, miksi ( kencing ), defekasi ( BAB ), tidur, apakah ada
trauma abdomen (perut), Bila mulai merasa pergerakan anak, kalau kehamilan masih
muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, kalau kehamilan sudah tua
adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang, dll.
Edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum atau oleh
tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah
dari kaki, tetapi juga oleh defisiensi vitamin B1, hipoproteinemia, dan penyakit
jantung.
Anamnesa mengenai riwayat persalinan sebelumnya dan bagaimana proses
persalinannya, apakah spontan atau operatif obstetri, apakah pernah abortus, partus
immaturus, prematurus sebelumnya. Kemudian apakah anaknya masih hidup sampai
sekarang, atau meninggal disebabkan penyakit apa, apakah pernah melahirkan anak
kembar, kelainan kongenital (cacat bawaan), dan lain-lain, sehingga kita dapat
menyimpulkan apakah ibu tergolong dalam Bad Obstetrics History (BOH) / riwayat
obstetri yang jelek.
Anamnesa mengenai haid, menarche, teratur atau tidak, siklus, banyaknya,
lamanya, apakah ada dismenorea, fluor albus, pruritus vulvae ( gatal pada
kemaluan ),usia kehamilan, kapan hari pertama haid terakhir, sehingga kita dapat
menentukan taksiran tanggal persalinannya (TTP). Bila hari pertama haid terakhir
27
diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tanggal persalinan memakai rumus Naegele
:
TTP = hari+7 , bulan -3 , tahun + 1 HT
Anamnesa mengenai penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan
selama hamil ini Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes Genitalia
Rubella, sakit Jantung, sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Anemia, apakah ibu ini
perokok, alkoholism dan obat-obatan terutama narkoba, dan lain-lain.
b.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Status Present (kondisi saat ini): Keadaan umum Kesadaran,
keadaan emosional, gizi, nadi, TD, Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis,
turgor, berat badan,tinggi badan.Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera
dikirim ke ruang rawat inap untuk penanganan selanjutnya.
Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, cloasma gravidarum, mulut, gigi
(apakah
ada caries), tonsil/faring (apakah ada tonsilitis/faringitis), hal ini perlu diperhatikan
karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan gangguan pada ibu hamil
dan janinnya yang lebih serius, pemeriksaan mata, kuping, hidung, rambut, kelenjar
tiroid, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan inspeksi abdomen diperiksa bentuk dan ukuran abdomen,
varises, jaringan parut, gerakan janin dan lain-lain. Selain itu juga perlu dilakukan
pemeriksaan palpasi dimana diminta berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit
lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelahkanan ibu hamil.
Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut
dan payudara. Palpasi abdomen dilakukan untuk menentukan besar dan konsistensi
rahim (tinggi fundus), bagian-bagian janin, letak dan presentasi, gerakan janin, sejauh
mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul, dan kontraksi Rahim BraxtonHicks dan hiss.Palpasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Knebel
28
Palpasi dilakukan guna menentukan letak kepala dengan cara bagian bawah
dipegang dan fundus uteri digerakkan ke kiri dan kanan.Jika gerakan bagian
bawah negatif, maka artinya kepala.Bila positif, artinya bokong.
2. Budin
Palpasi dilakukan guna menentukan letak punggung anak dengan cara tangan
kiri menekan fundus uteri ke bawah, akan dirasakan bagian mana yang
memberi tahanan besar.
3. Leopold
Pemeriksaan presentasi dan posisi janin : Pasien diminta mengosongkan
kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring telentang dengan lutut
semifleksi.
LEOPOLD I
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah muka
penderita
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan dan tentukan
konsistensi uterus
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala
atau kosong).Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting, sifat bokong
ialah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting, pada letak lintang fundus
uteri kosong.
29
kanan umbilikus.
janin nantinya.
30
LEOPOLD III
-
Pemeriksaan
ini
dilakukan
dengan
hati-hati
oleh
karena
dapat
Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan
untuk menentukan bagian terbawah janin
Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah
sudah mengalami engagement atau belum.
Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah
janin.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun ke
dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul.
31
c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke
dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati
pintu atas panggul.
32
adalah stetoskop monokuler yang dapat mendengar denyut jantung janin pada pada
usia kehamilan 18-20 minggu ke atas. Dengan adanya denyut jantung janin dapat
memastikan adanya kehamilan, janin hidup serta letak janin di dalam uterus.Suara
auskultasi yang berasal dari janin dapat berupa, denyut jantung janin, gerakan janin
dan bising tali pusat. Sedangkan suara yang berasal dari ibu dapat berupa, denyut
aorta, bising uterus, bising usus.
Cara menghitung denyut jantung janin :
Dihitung dalam 5 detik dan dilakukan sampai 3 kali. Hasilnya dijumlah dan
dikalikan 4.
perlu dapat pula dilakukan pemeriksaan dalam untuk kasus-kasus tertentuyang tidak
memiliki kontra indikasi seperti dugaan plasenta previa untuk mengetahui keadaan
panggul dan turunnya bagian bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu, dan lain
sebagainya.
Pemeriksaan dalam biasanya dilakukan pada pemeriksaan pertama pada hamil
muda dan sekali lagi pada kehamilan 8 bulan untuk menentukan keadaan panggul.
Fungsi pemeriksaan dalam adalah :
1. Menentukan bagian terbawah janin.
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi uuk,
uub, dagu, hidung, orbita dan mulut.
3. Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Menentukan pembukaan serviks.
5. Mengevaluasi keadaan vagina, serviksa dan panggul.
Indikasi pemeriksaan dalam :
1. Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
33
Pendataran serviks.
Pembukaan serviks.
Konsistensi serviks.
34
35
Hodge 1 : Bidang yang dibentuk sejajar dengan pintu atas panggul antara
bagian atas
Hodge 2
Hodge 3
Hodge 4
c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat melakukan
pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL, HIV.Fetal
anomalies dengan amniosintesis, Urine terutama diperiksa atas glukosa, zat putih
telur, dan sedimen. Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap
sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa halhal lain yang menyebabkannya. Pada akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi
reduksi dapat menjadi positif oleh adanya laktosa dalam urine.Zat putih telur
positif dalam urine pada nefritis, toxaemia gravidarum, dan radang dari saluran
kencing.
36
Darah perlu ditentukan Hb 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering
timbul anemia karena defisiensi Fe. Selanjutnya perlu diperiksa reaksi serologis
(WR), golongan darah, dan kadar gula darah. Golongan darah ditentukan supaya
kita
cepat
dapat
mencarikan
darah
yang
cocok
jika
penderita
normal
atau
tidak.Kemudian
dapat
melakukan
37
dari
ibu
hamil
maupun
pemeriksaan
oleh
petugas
alat
pencatat
denyut
jantung
janin
(kardiotokografi)
dan
38
BAB IV
KESIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting bagi seorang wanita
terutama bagi wanita yang telah berkeluarga dan mengharapkan kehadiran seorang
anak. Namun bahkah kita bahwa saat hamil pertama merupakan saat dimana seorang
wanita mengalami perubahan yang sangat signifikan baik dari segi fisik seperti perut
yang membuncit dan payudara membesar ataupun dari segi psikologisnya seperti lebih
sensitif, ingin perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya, atau bahkan
mengalami gangguan body image karena perubahan fisik yang dialaminya.
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40
39
minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Selama 279 hari
kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan nyata untuk menunjang
perkembangan janin dan untuk mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan laktasi.
Perubahan dimulai pada fase luteal siklus haid, sebelum pembuahan dan implantasi,
seiring dengan dimulainya sekresi progesteron dari korpus luteum. Apabila
pembuahan berhasil, kadar progesteron dan estrogen meningkat secara progresif.
Bersama-sama mereka mengendalikan banyak perubahan pada fisiologi ibu selama
kehamilan.
Pengawasan wanita hamil atau asuhan antenatal adalah upaya preventif
program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan
neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Esensi yang diuraikan oleh American Academy of Pediatrics dan American
College of Obstetricians and Gynecologists (2007) sebagai Suatu program perawatan
antepartum paripurna yang melibatkan pendekatan terpadu terhadap perawatan medis
dan dukungan psikososial yang secara optimal dimulai sebelum konsepsi dan berlanjut
sepanjang periode antepartum.
DAFTAR PUSTAKA
40
41