You are on page 1of 41

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesikan tugas referat yang berjudul
Fisiologi Kehamilan dan Pengawasan pada Wanita Hamil ini. Adapun penulisan
referat dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan klinik Ilmu
Penyakit Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
periode 25 Mei-8 Agustus 2015.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Kukung,
Sp.OG selaku pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam
penyusunan referat ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak
yang turut serta membantu penyusunan referat ini yang tidak mungkin diselesaikan
tepat waktu jika tidak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Untuk segala kekurangan
dalam referat ini, penulis memohon maaf dan juga mengharapka kritik dan saran yang
bersifat membangun bagi perbaikan referat ini. Terimakasih

Karawang, Juli 2015

(Penulis)

DAFTAR ISI
Kata pengantar.. 1
Daftar isi 2
BAB I

PENDAHULUAN 3

BAB II

FISIOLOGI KEHAMILAN...... 4
Pembuahan, Implantasi dan Perkembangan Plasenta 5
Perkembangan Embrio dan Janin.. 8
Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan.. 12

BAB III PENGAWASAN PADA WANITA HAMIL.......

20

Definisi.. 20
Tujuan 20
Pelayanan Antenatal.. 21
Standart Pelayanan 25
Fungsi ANC.. 28
Jadwal Kunjungan. 38
BAB IV KESIMPULAN. 41
Daftar Pustaka 42

BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Federasi Obstertri dan Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga
trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-1 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28
hingga 40).1
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting bagi seorang wanita
terutama bagi wanita yang telah berkeluarga dan mengharapkan kehadiran seorang
anak. Namun bahkah kita bahwa saat hamil pertama merupakan saat dimana seorang
wanita mengalami perubahan yang sangat signifikan baik dari segi fisik seperti perut
yang membuncit dan payudara membesar ataupun dari segi psikologisnya seperti lebih
sensitif, ingin perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya, atau bahkan
mengalami gangguan body image karena perubahan fisik yang dialaminya. Perubahanperubahan tersebut tidak jarang menimbulkan syok terutama pada wanita yang baru
pertama mengalami kehamilan (primigravida),meskipun terkadang pada wanita yang
telah hamil lebih dari satu (multigravida) pun sering terjadi namun segera dapat diatasi
karena telah memiliki pengalaman pada saat hamil sebelumnya.
Tingkat kekhawatiran akan kesehatan janin, proses persalinan atau kecacatan
yang dialami sang bayi pada primigravida mungkin akan lebih besar dibanding yang
dirasakan oleh multigravida. Bertolak dari perbedaan-perbedaan tersebut tim penyusun
tertarik untuk membahas mengenai fisiologi kehamilan dan proses mendiagnosis suatu
kehamilan itu sendiri. Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi.

BAB II
FISIOLOGI KEHAMILAN
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40
minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. 2
A. Pembuahan, Implantasi dan Perkembangan Plasenta
Pembuahan
Pembuahan

(Konsepsi)

adalah

merupakan

awal

dari

kehamilan,

Didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah ovum dan spermatozoa, yang


menandai yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Pembuahan meliputi
penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi sperma dan ovum, diakhiri dengan
fusi materi genetik. Sperma melewati korona radiate dan zona pelusida yaitu
lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu
sperma. Suatu molekul komplemen khusus di permukaan kepala sperma
kemudian mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu
akrosom melepaskan enzim yang membantu sperma menembus zona pelusida. 2
Gambar 1. Proses pembuahan

Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi


ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di dalam membran yang tidak
dapat lagi ditembus oleh sperma lain. Hal ini disebut reaksi zona. Sperma
membesar dan menjadi pronukleus pria, sedangkan ekornya berdegenerasi.
Nukleus menyatu dan kromosom bergabung sehingga dicapai jumlah yang diploid

yakni 46. Dengan demikian, konsepsi berlangsung dan terbentuklah zigot. Karna
telur yang difertilisasi membelah dengan cepat sedangkan ukurannya tidak
bertambah maka terbentuklah sel kecil yang disebut blastomer yang terbentuk
pada setiap pembelahan. Morula terdiri dari 16 sel berupa satu bola sel padat yang
dihasilkan dalam 3 hari. Morula masih dikelilingi oleh lapisan pelindung zona
pelusida. Cairan masuk ke dalam zona pelusida dan menyusup ke dalam ruang
interseluler diantara blastomer, lalu kemudian terbentuk pula blastosis.
Pembentukan ini menandai diferensiasi utama pertama embrio. Massa padat sel
bagian dalam berkembang menjadi embrio dan membrane embrio, yang disebut
amnion. 2
Nidasi
Pada hari ke-4 hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut
blastokista dengan bagian luarnya adalah trofoblas dan bagian dalam disebut
massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin manakala
trofoblas menjadi placenta. Sejak trofoblas dibentuk, produksi hormone human
chorionic gonadotropin (hCG) dimulai. Produksi hormone ini meningkat sampai
kurang lebih hari ke-60 dan kemudian turun lagi. Antara 7 sampai 10 hari setelah
konsepsi, trofoblas menyekresi enzim yang membantunya membenamkan diri ke
dalam endometrium sampai seluruh bagian blastosis tertutup. Trofoblas ini sendiri
mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan endometrium.
Nidasi diatur oleh proses antara trofoblas yang mempunyai kemampuan invasi
yang kuat manakala endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan
menyekresikan inhibitor cytokines dan protease. Blasokisata dengan bagian
mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua dan
luka desidua kemudian menutup kembali. Luka yang kadang-kadang terjadi pada
lapisan desidua ini sewaktu nidasi disebut tanda Hartman. Umumnya nidasi terjadi
pada dinding anterior atau posterior uterus, dekat pada fundus uteri. Proses inilah
yang disebut implantasi.2
Pembentukan Plasenta

Struktur Plasenta
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat
pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau
hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2,5 cm, berat rata-rata 500
gram. Umumnya plasenta terbentuk sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas
kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus
uteri lebih

luas,

sehingga

lebih

banyak

tempat

untuk

berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu
villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal
dari desidua basalis. 2

Gambar 2. Struktur plasenta


Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasive
telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium. Terbentuklah sinus
intertrofoblastik yaitu ruangan-ruangan yang berisi darah maternal. Pertumbuhan
ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan interviler di mana vili korialis seolaholah terapung-apung di antara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya
plasenta. 2
Tiga minggu pasca fertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentifikasi dan

dimulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung
kapilar (capillary loops) di dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi
darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena
uterine. Vili korialis ini bertumbuh menjadi plasenta. Darah ibu dan janin
dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion yang dinamakan
plasenta hemokorial. 2
Plasenta mempunyai dua permukaan ,yaitu permukaan fetal dan maternal.
Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputihputihan

dan

licin.

oleh amnion,

di

Hal

ini

disebabkan

bawah

tampak

karena

permukaan fetal tertutup

pembuluh-pembuluh

darah.

Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna


merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah
pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon. 2
Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh
jaringan anak dan

jaringan

ibu.

Bagian

yang

terdiri

dari

jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion, pembuluh
darah janin, korion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut piring desidua atau
piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa. 2

Fungsi Plasenta
1. Nutrisi:

tempat

pertukaran

zat

dan

pengambilan

bahan nutrisi untuk tumbuh kembang janin


2. Respirasi: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
3. Ekskresi: mengeluarkan sisa metabolisme janin
4. Endokrin: sebagai penghasil hormon-hormon kehamilan seperti HCG,
HPL, esterogen, progesteron
5. Imunologi: menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi: menyalurkan obat-obatan yang diperlukan janin, diberikan
melalui ibu
7. Proteksi: barier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat toksik

B. Perkembangan Embrio dan Janin


Perkembangan intrauterin dibagi dalam tiga tahap yakni : ovum, embrio
dan janin. Tahap ovum berlangsung sejak konsepsi sampai hari ke 14. Pada
periode ini terjadi replikasi seluler, pembentukan blastosis, perkembangan awal
selaput embrio lapisan germinal primer.Tahap embrio berlangsung dari hari ke 15
sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm,
dari puncak kepala sampai bokong.3
Gambar3. Embriologi janin

Usia kehamilan 4 minggu


Tampak luar : badan fleksi membentuk huruf C, terdapat bakal lengan
dan tungkai, kepala pada sudut kanan badan. Ukuran puncak kepala 0,4 cm
sampai 0, 5 cm dengan berat 0,4 gram. Perut berada pada garis tengah dan
berbentuk fusiform, hati jelas terluhat, esofagus pendek, usus halus berupa
tabung pendek. Pada sistem muskulo semua somit telah ada. Jantung
terbentuk, terlihat dua serambi, mulai berdenyut, terbentuk lengkung aorta
dan vena utama. Bakal paru dan ureter pun telah muncul. Lengkungan otak
8

tengah jelas terlihat, tidak terdapat otak belakang atau lengkungan servikal
dan alur saraf pun menutup. Mata dan telinga muncul sebagai pembuluh optik
dan atosis. Parit genital muncul pada minggu kelima.
Usia kehamilan 8 minggu

Badan mulai terbentuk, hidung rata, mata jauh terpisah, jari sudah
terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor hampir hilang, mata, telinga hidung
dan mulut dapat dikenali. Ukuran puncak kepala ke bokong 2,5 sampai 3 cm
dengan berat 2 gram. Mula mula terlihat adanya osifikasi penulangan,
oksiput, mandibula, dan humerus, janin dapat sedikit bergerak, otot badan,
anggota gerak, dan kepala sudah dapat dilihat dengan jelas. Pembuluh darah
utama sudah hampir selsai dibentuk, darah banyak mengandung sel darah
merah berinti. Pembentukan rongga pleura, dan pericardial, percabangan
bronkiolus, lubang hidung tertutup sumbatan epitel. Tubulus sekretori dini
berdiferensiasi, kandung kemih-uretra memisahkan diri dari rectum. Korteks
serebri mulai membentuk sel khas, diferensiasi korteks serebri, meningens,
foramen ventrikel, sirkulasi cairan serobrospinal, medulla spinalis meluas
sepanjang tulang belakang. Fleksus koroid primordial terbentuk, ventrikel
relative besar dibandingkan korteks, perkembangan terus berlanjut, mata
saling mendekat dengan cepat dan terbentuk telinga dalam. Belum dapat
dibedakan jenis kelaminnya, namun mulai berdiferensiasi.
Usia kehamilan 12 minggu

Kuku terbentuk menyerupai manusia, kepala tegak tapi besarnya tidak


sebanding, kulit merah muda dan lembut. Ukuran puncak kepala ke bokong 6
sampai 9 cm dan berat 19 gram. Empedu disekresi, penyatuan langit-langit
selesai, usus halus terpisah dari medulla spinalis dan mulai menempati tempat
yang khusus. Beberapa tulang mulai dibentuk, osifikasi meluas, lengkung
servikal dan sacral bagian bawah dan tubuh mulai menjadi tulang, lapisan
otot polos mulai terdapat di rongga visera. Pembentukan darah di sumsum
tulang, paru paru mendapatkan bentuk yang tetap dan muncul pita suara.
Ginjal dapat mensekresi urin, kandung kemih menggembung seperti kantung.
Konfigurasi structural otak secara garis besar telah selesai, medulla spinalis

menunjukkan pembesaran di daerah servikal dan lumbar, terbentuk foramen


ventrikel keempat dan janin mulai mengisap jari. Mulai ada bakal pengecap
yang pertama, karakteristik dan organisasi mata mulai terjadi. Jenis kelamin
dapat dikenali, organ seks internal dan eksternal semakin spesifik.
Usia kehamilan 16 minggu

Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia pada pemeriksaan


kasar, mata, telinga dan hidung mulai menyerupai bentuk sebenarnya.
Perbandingan lengan kaki sesuai, muncul rambut kepala. Ukuran puncak
kepala ke bokong 11,5 cm dengan berat 100 gram. Mekonium di dalam usus,
mulai menyekresi beberapa enzim dan anus terbuka. Kebayakan tulang dapat
dibedakan di seluruh tubuh, muncul rongga sendi, pergerakan otot dapat di
deteksi. Otot jantung berkrmbang dengan baik, pembentukan darah secara
aktif di limpa. Serabut elastic muncul pada paru paru, muncul bronkiolus
terminalis dan respiratorius. Ginjal menempati tempat yang tetap mulai
menyerupai bentuk dan fungsi yang khas. Lobus lobus serebri terbentuk,
serebelum mulai menonjol. Organ perasa berdiferensiasi. Testis dalam posisi
turun ke dalam skorotum, dan pada janin wanita terlihat vagina mulai
membuka.
Usia kehamilan 20 minggu

Verniks kaseosa dan lanugo muncul, tungkai sangat bertambah panjang


dan mulai terlihat kelejar sebasea. Ukuran puncak kepala ke bokong 16
sampai 18,5 cm dengan berat 300 gram. Kolon asenden dapat dikenali.
Sternum mengalami osifikasi, gerakan janin cukup kuat untuk dirasakan oleh
ibu. Lubang hidung terbuka kembali, gerakan primitive mirip pernapasan
dimulai. Secara kasar otak terbentuk, mielinisasi medulla spinalis dimulai dan
berakhir pada tingkat S1. Hidung dan telinga membentuk tulang.
Usia kehamilan 24 minggu

Tubuh menjadi langsing. Kulit menjadi merah dan berkeriput, terdapat


verniks kaseosa, pembentukan kelenjar keringat. Ukuran puncak kepala ke
bokong 23 cm dengan berat 600 gram. Pembentukan darah meningkat dalam
susmsum tulang tapi berkurang di hati. Terdapat duktus dan sakus alveolaris,

10

lesitin mulai muncul pada cairan amnion pada minggu ke 26 hingga ke 27.
Korteks serebri dilapisi secara khas, proliferasi neuron pada korteks serebri
berakhir. Telinga mulai berfungsi. Testis dalam proses turun ke skorotum.
Usia kehamilan 28 minggu

Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah. Ukuran puncak


kepala ke bokong 27 cm dengan berat 1100 gram. Talus dan tulang tumit
menjalani osifikasi, gerkana lemah dan cepat, tonus minimum. Lesitin
terbentuk pada permukaan alveolus. Tampak visura serebralis, pembentukan
lipatan otak dengan cepat, siklus tidur bangun yang tidak tetap. Kelopak mata
terbuka kembali, lapisan retina selsai dibentuk, dapat menerima cahaya, pupil
dapat bereaksi pada cahaya.
Usia kehamilan 32 minggu

Lemak subkutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda
dan licin, mulai mengambil posisi persalinan. Panjangnya 31 cm dengan berat
2100 gram. Falang medial keempat mengalami penulangan, terlihat
primordial gigi permanen, dapat menengok ke samping. Mulai sadar pada
suara diluar tubuh ibu. Testis turun kedalam skrotum.
Usia kehamilan 36 minggu

Kulit merah muda, tubuh bulat. Panjang 35 cm dengan berat antara 2200
2900 gram. Gerakan mulai pasti dan dapat bertahan, tonus cukup kuat,
dapat membalik dan mengangkat kepala. Pembentukan nefron baru berhenti.
Siklus bangun ke tidur menetap.
Usia kehamilan 40 minggu

Kulit halus dan berwarna merah muda, rambut sedang hingga banyak,
tampak tulang rawan hidung dan cuping hidung. Panjangnya 40 cm dengan
berat 3200 gram. Gerakan aktif dan bertahan, tonus baik, dapat mengangkat
kepala. Percabangan paru hanya selesai 2/3. Mielinisasi otak dimulai, siklus
tidur-bangun teratur, emnangis bila lapar dan tidak nyaman, reflex mengisap
kuat. Pada wanita labia mayora telah berkembang dengan baik.
C. Perubahan Anatomi dan Fisiologi dalam Kehamilan

11

Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan


nyata untuk menunjang perkembangan janin dan untuk mempersiapkan ibu
menjalani persalinan dan laktasi. Perubahan dimulai pada fase luteal siklus haid,
sebelum pembuahan dan implantasi, seiring dengan dimulainya sekresi
progesteron dari korpus luteum. Apabila pembuahan berhasil, kadar progesteron
dan estrogen meningkat secara progresif. Bersama-sama mereka mengendalikan
banyak perubahan pada fisiologi ibu selama kehamilan. 1
i.

Perubahan Sistem Reproduksi


Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi
konsepsi

intrauterin.

Estrogen

menyebabkan

hiperplasi

jaringan,

progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus.


Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
a) tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b) kehamilan 8 minggu : telur bebek
c) kehamilan 12 minggu : telur angsa
d) kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e) kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
f) kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
g) kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h) kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
i) 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Istmus uteri merupakan bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit
ditentukan, pada kehamilan trimester I menjadi memanjang dan lebih kuat.
Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada
kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus.
Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal
sehingga berbahaya jika lemah, dapat terjadi rupture dan mengancam nyawa
janin dan nyawa ibu. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat
stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Hegar), warna
menjadi livide / kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan
memberikan gejala keputihan. 1,4 elbert
Vagina/ vulva

12

Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna


merah kebiruan (tanda Chadwick). 1,4
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama
fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium
tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru,
tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi. 1,4
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan
interstisial

payudara.

Hormon

laktogenik

plasenta

(diantaranya

somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel


asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin,
laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang,
terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama
daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar
dan menonjol. 1
ii.

Perubahan Sistem Sirkulasi


Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya (cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%.
Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu. 1
Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan frekuensi denyut jantung dan
volume sekuncup. Denyut jantung meningkat dari 70 denyut permenit sebelum
hamil menjadi 78 denyut permenit saat usia kehamilan 20 minggu dengan
puncaknya 85 denyut permenit pada akhir kehamilan. Volume sekuncup
meningkat dari 64 mL sampai 70mL pada pertengahan kehamilan tetapi pada
akhir kehamilan volume sekuncup berkurang sedangkan peningkatan curah
jantung dipertahankan oleh peningkatan frekuensi denyut jantung.4
Ketika melakukan aktivitas/olah raga, maka curah jantung, denyut jantung
dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan

13

wanita yang tidak sedang hamil. Selama trimester kedua biasanya tekanan
darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. 1
Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Eritropotein ginjal akan
meningkatkan jumlah sel darah merah sebanyak 20-30 %, tetapi tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan mengakibatkan
hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5
g/dl.Volume darah akan kembali seperti semula pada 2-6 minggu setelah
persalinan. 1
iii.

Perubahan Sistem Perkemihan


Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi
pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini
aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). 1
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan
menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan,
karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba
untuk berbaring/ tidur. 1
Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi
pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari
rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan
aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah
jantung. 1

iv.

Perubahan Sistem Pernafasan


Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari
biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada
wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih
banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti).
Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat
kongesti ini.5

14

v.

Perubahan Sistem Pencernaan


Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian
bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena
gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.1
Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa,
yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam
lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang
memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. 1
Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya
menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang
dihasilkan lebih sedikit. 5

vi.

Perubahan Sistem Metabolisme


Metabolisme secara harafiah berarti perubahan, digunakan untuk menyebut
semua transformasi kimiawi dan energi yang terjadi di dalam tubuh.
Umumnya, kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita
hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.1
Metabolisme yang terjadi selama kehamilan
Basal Metabolic Rate
Pada wanita hamil basal metabolic rate, ( BMR ) meninggi hingga 1520 %, terutama pada trimester akhir.Sistem endokrin juga meninggi dan
tampak lebih jelas kelenjaer gondoknya (grandula tireoidea).
Asam Alkali
Keseimbangan asam alkali ( acic-base balance ) sedikit mengalami
perubahan konsentrasi alkali :
a. Wanita tidak hamil : 155 mEq/liter
b. Wanita hamil : 145 mEq/liter
c. Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter
d. Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter
Metabolisme Protein
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk
perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta
untuk persiapan laktasi. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita
hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan 1gram
protein setiap kilogram berat badan dapat memenuhi kebutuhan seharihari. Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan
15

pada fraksi albumin dan pula sedikit penurunan gamma globulin.


Perubahan- perubahan dalam plasma protein ini dalam satu minggu

postpartum kembali kepada keadaan sebelum adanya kehamilan.


Metabolisme Hidrat Arang
Seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering
kencing dan kadang kala di jumpai glukosuria yang mengingatkan kita
pada DM. Dalam kehamilan, pengaruh kelenjar endokrim agak terasa,
seperti somatomamotropin, plasma insulin dan hormon-hormon adrenal
-17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus di perhatikan sungguh-

sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.


Metabolisme Lemak
Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350
mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai
peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak

lainnya terdapat dibadan, perut, paha dan lengan.


Metabolisme Mineral
1. Kalsium : Dibutuhkan rata-rata 1.5 gram sehari sedangkan untuk
pembentukan tulang-tulang terutama dalam trimesrer trakhir
dibutuhkan 30-40 gram.
2. Fosfor : Dibutuhkan rata-rata 2 gram/hari
3. Zat Besi : Dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg

/atau 30-50 mg sehari.


4. Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
Kenaikan Berat Badan
Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6.5-16.5 kg. Kenaikan berat
badan yang terlalu banyak di temukan pada pre-eklamsi dan eklamsi.
Kenaikan berat badan wanita hamil di sebabkan oleh :
1. Janin, uri, air ketuban, uterus
2. Payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein dan retensi air.
3. Kalori : Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan
laktasi. Kalori yang di butuhkan untuk ini terutama diperoleh
dari pembakaran zat arang, khususnya sesudah kehamilan lima
bulan keatas. Namun, bila dibutuhkan dipakai lemak ibu untuk
mendapatakan tambahan kalori.
Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus
mengandung banyak protein di Indonesia masih banyak dijumpai
16

penderita defisiensi zat besi dan vitamin B oleh karena itu wanita hamil
harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin.
vii.

Perubahan Sistem Muskuloskeletal


Berat uterus gravid mengubah pusat gravitasi wanita dengan mengubah
sudut inklinasi pintu atas panggul terhadap bidang horizontal. Spina lumbalis
dalam keadaan normal konveks secara anterior, tetapi lengkung ini semakin
nyata oleh kombinasi efek progesteron, relaksin, dan berat uterus pada diskus
antarvertebra. Lordosis spinalis yang terjadi mengompensasi pergeseran pusat
gravitasi. Pada akhir kehamilan, banyak wanita mengambil postur tipikal
ketika mereka berdiri dan berjalan dengan punggung melengkung dan bahu
ditahan ke belakang. Lordosis bertambah dalam oleh postur tubuh yang kurang
baik, kegemukan, gangguan tulang, tuberkulosis, dan penggunaan sepatu
berhak tinggi. 1
Estrogen dan relaksin memengaruhi komposisi tulang rawan dan jaringan
ikat sendi panggul, yang melunak sebagai persiapan untuk persalinan. Simfisis
pubis dan sendi sakroiliaka menjadi lebih lentur dan mobile sehingga panggul
menjadi lebih lebar yang menyebabkan gerakan tidak stabil dan gerakan seperti
bebek saat berjalan. Dengan demikian, wanita hamil mungkin mengalami
ketegangan ligamenfum atau otot dan rasa tidak nyaman atau nyeri. Insiden
nyeri punggung meningkat terutama setelah bulan ke-5. Sebagian wanita
mungkin mengalami nyeri punggung yang parah, sering memuncak pada
malam hari. Kadang-kadang pada akhir kehamilan simfisis pubis terpisah.
Keadaan ini, yang disebut sebagai diastasis, dapat menyebabkan wanita hamil
merasa sangat tidak nyaman saat berjalan atau saat kedua tungkai bawahnya
diabduksikan. Punggung bawah juga terpengaruh oleh perubahan payudara,
peregangan ligamentum rotundum, dan penurunan tonus otot abdomen. 1
Pada trimester ketiga, tekanan oleh uterus dapat menyebabkan peregangan
atau penekanan saraf dan pembuluh darah yang menimbulkan rasa baal dan
kesemutan di ekstremitas. Kram tungkai bawah, terutama otot betis dan paha,
sering terjadi pada paruh kedua kehamilan. Kram tersebut mungkinberkaitan
dengan

metabolisme

kalsium/fosfor

dan

peningkatan

iritabilitas

17

neuromuskulus. Peningkatan kadar fosfat diperkirakan menjadi penyebab dan


penurunan asupan susu sering memberi manfaat. Sekitar 10% wanita hamil
mengalami restless leg syndrome 10-20 menit setelah tidur; penyebabnya tidak
diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan anemia

viii.

Perubahan Sistem Hormonal


Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh. Plasenta
menghasilkan

sejumlah

hormon

untuk

membantu

tubuh

dalam

mempertahankan kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta


adalah HCG, yang berperan mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan
estrogen serta progesteron oleh ovarium untuk mempertahankan kehamilan. 1
Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid
menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut
jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan
perubahan suasana hati; selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
Tetapi hipertiroidisme (overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang
dari 1% kehamilan. 1
Plasenta juga menghasilkan

melanocyte-stimulating

hormone

yang

menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan


peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon
in kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna merah muda pada
kulit perut. 1
Selama kehamilan diperlukan lebih banyak insulin yang dihasilkan oleh
pankreas. Karena itu penderita diabetes yang sedang hamil bisa mengalami
gejala diabetes yang lebih buruk. 1

BAB III
PENGAWASAN WANITA HAMIL
DEFINISI

18

Pengawasan wanita hamil atau asuhan antenatal adalah upaya preventif


program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan
neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Esensi yang diuraikan oleh American Academy of Pediatrics dan American
College of Obstetricians and Gynecologists (2007) sebagai Suatu program perawatan
antepartum paripurna yang melibatkan pendekatan terpadu terhadap perawatan medis
dan dukungan psikososial yang secara optimal dimulai sebelum konsepsi dan berlanjut
sepanjang periode antepartum.
Yang diharapkan pada Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada
ibu hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga
pengawasan dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga
mendapatkan ibu dan anak yang sehat. Antenatal care meliputi:
1. Antenatal

Care

(ANC)

adalah

Pengawasan

sebelum

persalinan

terutamaditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janindalam rahim.


2. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.

TUJUAN
Tujuan dilakukannya antenatal care adalah :
1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi serta penyulitpenyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
5. Memberikan pendidikan dan nasihat-nasihat kesehatan yang diperlukan dalam
menjaga kualitas kehamilan, persalinan, nifas, laktasi, merawat bayi dan
keluarga berencana
6. Menghindarkan gangguan

kesehatan

selama

kehamilan

yang

akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya


(menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak)
19

7. Menyiapkan fisik dan mental ibu dengan sebaik-baiknya serta menyelamatkan


ibu dan anak selama masa kehamilan, persalinan dan nifas guna tetap sehat dan
normal postpartus
Target yang harus dicapai dalam antenatal care adalah :
1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat.
2. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dan diobati secara dini.
3. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi dilahirkan dengan kondisi sehat
fisik maupun mental.
PELAYANAN ANTENATAL
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada Antenatal Care, antara
lain :
1. Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah
kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Jumlah kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil setiap harinya adalah 2.500 kalori.
Pengetahuan berbagai jenis makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori
tersebut sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh
ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan
obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklampsia.
Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil.
-

Protein (obstetri fisiologi)


Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari.Jumlah ini
lebih banyak dari kebutuhan protein wanita tidak hamil, karena pada wanita
hamil metabolisme bertambah untuk pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim,
pertumbuhan buah dada, dan untuk pertambahan volume darah.Sumber protein
dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan,
ayam, keju, telur).Defisiensi protein dapat menyebabkan kelahiran premature,

anemia, dan edema.


Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.Kalsium dibutuhkan
untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.
20

Sumber kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium
karbonat. Defisiensi kalsium dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau
-

osteomalasia pada ibu.


Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi
jaringan yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran oksigen melalui
hemoglobin di sel-sel darah merah.Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin
yang normal, diperlukan asupan zat besi pada ibu hamil dengan jumlah 30
mg/hari terutama setekah trimester kedua.Zat besi yang diberikan dapat berupa
ferrosus gluconate, ferrosus fumarate, atau ferrosus sulphate.Kekurangan zat

besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
Vitamin (obstetri fisiologi)
Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan
bawaan dan abortus.Pada manusia pengaruh tersebut belum terbuktitetapi
bagaimanapun vitamin perlu untuk mencapai kesehatan yang optimal.
i. Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi.
ii. Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), asam
nicotin dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis. Asam
nikotin bersifat anti pellagra. Sedangkan jika keurangan B2 menyebabkan
cheilosis. Ada kemungkinan bahwa kekurangan vitamin B complex dapat
menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah kemungkinan perdarahan

post partum, dan atrofi dari ovaria.


iii. Vitamin C penting sekali untuk pertumbuhan janin.
iv. Vitamin D bersifat anti architis.
v. Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio.
- Asam folat
Sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah
asam folat yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per
hari.Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada
ibu hamil.
-

Air (obstetri fisiologi)


Wanita hamil harus minum cukup banyak air kira-kira 6-8 gelas sehari. Air
menambah keringat dan juga pengeluaran racun dari usus dan ginjal.

21

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus dan


pendarahan pasca persalinan.Jika makan makanan berlebihan karena beranggapan
untuk porsi dua orang dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, preekslamsia, janin besar dan sebagainya.
2. Merokok, bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih kecil,
sehingga ibu hamil sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.
3. Obat - obatan, untuk ibu hamil, pemakaian obat-obatan selama kehamilan
terutama pada triwulan I perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya
dibandingkan bahaya terhadap janin.
4. Ibu hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari di rumah, kantor, atau
pabrik. Asalkan semua pekerjaannya bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah
dengan cara diselingi istirahat. Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamol
selama 3 bulan, 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan sesudahnya. Tidak ada
gunanya wanita hamil berbaring terus-menerus seperti orang sakit, karena istirahat
yang lama akan melemahkan otot dan memberikan waktu untuk berfikir yang
bukan-bukan. Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam pada malam hari dan 1 jam
pada siang hari.
5. Perawatan tubuh dan pakaian
Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada
ikatan yang ketat pada daerah perut. Kebersihan tubuh harus terjaga selama
kehamilan. Perubahan anatomik pada perut, area genitalia/ lipat paha, dan
payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah
terinvasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau gayung saat
mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan vaginal touch.
Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman dan hindarkan sepatu berhak
tinggi dan alas kaki keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak
tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari.Jangan melakukan
pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang menimbulkan
kelelahan fisik yang berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam
hari dan 2 jam di siang hari. Ibu tidak dianjurkan melakukan kebiasaan merokok

22

selama hamil harena dapat menyebabkan vasopasme yang berakibat anoksia janin,
berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas, kelainan congenital, dan solusio
plasenta.
Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera
berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk
mengeluarjan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya
dilakukan secara hati-hati san benar karena pengurutan yang salah dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan puting susu secara
lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering pada puting
susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol.
Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat, maka gunakan
penopang payudara yang sesuai (brassiere).

Perawatan Gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan, yaitu pada
trimester pdertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester pertam dikaitkan
dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi air liur yang berlebihan) sehingga
kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.Pada trimester ketiga terkait dengan
adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui
apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil.Dianjurkan untuk
selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap
terjadinya caries dan gingivitis.
6. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena
kurang gerak badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan tekanan
rektum oleh kepala. Akibat obstipasipanggu berisi penuh oleh usus yang berisi
feces dan uterus yang membesar, maka hal tersebut dapat menimbulkan
bendungan di dalam panggul.Bendungan ini memudahkan timbulnya haemorroid

23

dan pyelitis.Pencegahannya ialah dengan minum banyak air, gerak badan yang
cukup, makan yang banyak mengandung serat seperti sayur dan buah.
7. Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus
pada hamil muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus dilakukan
secara hati-hati. Coitus pada akhir kehamilan juga lebih baik dihindarkan, karena
kadang-kadang menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas serta dapat
memecahkan

ketuban

pada

multipara.

Selain

itu

sperma

mengandung

prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi uterus.


8. Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi
persalinan sehingga bukan saja dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan fisik
tetapi juga latihan kejiwaan.
STANDARD PELAYANAN
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan
yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T,
yaitu :
1. Timbang berat badan
Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester pertama,
atau menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil? Jawabannya adalah
gaya hidup sehat, yakni beraktivitas fisik secara proporsional dan makan makanan
sehat. Dengan pola ini, maka mereka yang sudah terlanjur mengalami penambahan
berat badan tinggi masih memiliki harapan untuk melahirkan secara normal sesuai
dengan hitungan masa kehamilan dan bebas dari kemungkinan komplikasi.Berat badan
dalam trimester ke III tak boleh bertambah lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg
sebulan.Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut diatas disebabkan oleh
penimbunan (retensi) air dan disebut pra edema.
Taksiran

berat

janin

dapat

ditentukan

berdasarkan

rumus

Johnson

Toshack.Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan


secara spontan. Rumus tersebut adalah :
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N) x 155

24

Dengan interpretasi hasil :


N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika
N = 13 bila kepala belum lewat PAP
2.

Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak.
Karena hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR,
IUFD dan lainnya.

3.

Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)

Gambar1. Tinggi fundus uteri dan taksiran usia kehamilan


a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang janin.
b. Untuk mengetahui usia kehamilan.
c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur (cm).
d. Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-petunjuk
badan.
Umur
Kehamilan
12 minggu
16 minggu
20 minggu
24 minggu
28 minggu
34 minggu
36 minggu
40 minggu

Tinggi Fundus Uteri


3 jari di atas simpisis
simpisis-pusat
3 jari di bawah pusat
Setinggi pusat
3jari di atas pusat
pusat-prosessus xifoideus
3 jari di bawah prosessus xifoideus
2 jari di bawah prosessus xifoideus
25

4. Pemberian imunisasi TT lengkap


a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur
hidup.
5. Pemberian Tablet Fe
a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.
b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.
c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.
d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.
6.

Tes terhadap penyakit menular seksual.

7.

Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

FUNGSI ANC
Untuk dapat mendeteksi sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada
ibu dan janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari anamnesa yang
teliti sampai dapat ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta
prognosisnya, sehingga dapat memilah apakah ibu ini dan janinnya tergolong
Kehamilan Resiko Tinggi / non Kehamilan Resiko Tinggi dan apakah perlu segera
dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga didapatkan hasil ibu dan anak sehat
fisik serta mental yang optimal.
a.

Anamnesa
Anamnesa dimulai dari anamnesa pribadi seperti nama, umur, pendidikan,

suku/ bangsa, pendapatan perbulan, alamat, baik ibu maupun suaminya. Dari
anamnesa pribadi dapat diambil sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi,
agama dan lingkungannya, yang dapat mempengaruhi kondisi ibu dan keluarganya.

26

Umur penting, karena ikut menentukan prognosa kehamilan.Kalau umur terlalu lanjut
atau terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.
Kondisi lingkungan seta kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, misalnya
tempat tinggal (daerah kumuh/miskin), kita dapat memprediksi apakah ibu ini
tergolong Kehamilan Resiko Tinggi non Kehamilan Resiko Tinggi.
Anamnesa keluhan utama yang dirasakan saat ini dan keluhan tambahan
ditanyakan jenis dan sifat gangguan yang dirasakan serta lamanya mengalami
gangguan tersebut, kemudian ditelaah anamnese utama tersebut lebih rinci. Juga
dianamnese mengenai riwayat hamil muda, apakah ada pening, mual, muntah,
hipersalivasi (emesis gravidarum) dan hiperemesis gravidarum.
Riwayat hamil yang sekarang, apakah ada mual, muntah, hipersalivasi,
bagaimana dengan nafsu makan, miksi ( kencing ), defekasi ( BAB ), tidur, apakah ada
trauma abdomen (perut), Bila mulai merasa pergerakan anak, kalau kehamilan masih
muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, kalau kehamilan sudah tua
adakah bengkak di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang, dll.
Edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum atau oleh
tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah
dari kaki, tetapi juga oleh defisiensi vitamin B1, hipoproteinemia, dan penyakit
jantung.
Anamnesa mengenai riwayat persalinan sebelumnya dan bagaimana proses
persalinannya, apakah spontan atau operatif obstetri, apakah pernah abortus, partus
immaturus, prematurus sebelumnya. Kemudian apakah anaknya masih hidup sampai
sekarang, atau meninggal disebabkan penyakit apa, apakah pernah melahirkan anak
kembar, kelainan kongenital (cacat bawaan), dan lain-lain, sehingga kita dapat
menyimpulkan apakah ibu tergolong dalam Bad Obstetrics History (BOH) / riwayat
obstetri yang jelek.
Anamnesa mengenai haid, menarche, teratur atau tidak, siklus, banyaknya,
lamanya, apakah ada dismenorea, fluor albus, pruritus vulvae ( gatal pada
kemaluan ),usia kehamilan, kapan hari pertama haid terakhir, sehingga kita dapat
menentukan taksiran tanggal persalinannya (TTP). Bila hari pertama haid terakhir

27

diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tanggal persalinan memakai rumus Naegele
:
TTP = hari+7 , bulan -3 , tahun + 1 HT
Anamnesa mengenai penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan
selama hamil ini Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes Genitalia
Rubella, sakit Jantung, sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Anemia, apakah ibu ini
perokok, alkoholism dan obat-obatan terutama narkoba, dan lain-lain.
b.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Status Present (kondisi saat ini): Keadaan umum Kesadaran,

keadaan emosional, gizi, nadi, TD, Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis,
turgor, berat badan,tinggi badan.Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera
dikirim ke ruang rawat inap untuk penanganan selanjutnya.
Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, cloasma gravidarum, mulut, gigi
(apakah
ada caries), tonsil/faring (apakah ada tonsilitis/faringitis), hal ini perlu diperhatikan
karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan gangguan pada ibu hamil
dan janinnya yang lebih serius, pemeriksaan mata, kuping, hidung, rambut, kelenjar
tiroid, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan inspeksi abdomen diperiksa bentuk dan ukuran abdomen,
varises, jaringan parut, gerakan janin dan lain-lain. Selain itu juga perlu dilakukan
pemeriksaan palpasi dimana diminta berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit
lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri di sebelahkanan ibu hamil.
Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut
dan payudara. Palpasi abdomen dilakukan untuk menentukan besar dan konsistensi
rahim (tinggi fundus), bagian-bagian janin, letak dan presentasi, gerakan janin, sejauh
mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul, dan kontraksi Rahim BraxtonHicks dan hiss.Palpasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Knebel

28

Palpasi dilakukan guna menentukan letak kepala dengan cara bagian bawah
dipegang dan fundus uteri digerakkan ke kiri dan kanan.Jika gerakan bagian
bawah negatif, maka artinya kepala.Bila positif, artinya bokong.
2. Budin
Palpasi dilakukan guna menentukan letak punggung anak dengan cara tangan
kiri menekan fundus uteri ke bawah, akan dirasakan bagian mana yang
memberi tahanan besar.
3. Leopold
Pemeriksaan presentasi dan posisi janin : Pasien diminta mengosongkan
kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring telentang dengan lutut
semifleksi.

LEOPOLD I
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah muka
penderita
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan dan tentukan
konsistensi uterus
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala
atau kosong).Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting, sifat bokong
ialah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting, pada letak lintang fundus
uteri kosong.

29

Gambar 2. Palpasi Leopold I


LEOPOLD II
-

Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping


kiri dan

kanan umbilikus.

Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi


denyut jantung

janin nantinya.

Tentukan bagian-bagian kecil janin, pada letak lintang tentukan ketak


kepala janin.

Gambar 3. Palpasi Leopold II

30

LEOPOLD III
-

Pemeriksaan

ini

dilakukan

dengan

hati-hati

oleh

karena

dapat

menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien


-

Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan
untuk menentukan bagian terbawah janin

Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah
sudah mengalami engagement atau belum.

Gambar 4. Palpasi Leopold III


LEOPOLD IV
-

Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.

Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah
janin.

Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas


panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.

Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari
kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun ke
dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul.

31

c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke
dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati
pintu atas panggul.

Gambar 5. Palpasi Leopold IV


Kalau pada kepala yang telah masuk ke dalam p.a.p kita masukkan tangan ke
dalam rongga panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk, sedangkan
tangan satunya tertahan oleh tonjolan kepala. Tonjolan kepala pada fleksi
disebabkan oleh daerah dahi, sedangkan pada letak defleksi oleh belakang
kepala.Kalau tonjolan kepala bertentangan dengan bagian kecil, maka anak
dalam letak defleksi.Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi.
Palpasi secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau janin
sudah cukup besar kira-kira dari bulan VI ke atas.
Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian anak belum jelas, jadi kepala
belum dapat ditentukan begitu pula punggung anak.Sebelum bulan ke VI
cukuplah untuk menentukan apakah ada benda (janin) yang melenting ke
seluruhannya di dalam rahim (ballottement in toto).Ballottement di dalam
rahim boleh dianggap tanda kehamilan pasti.Sebelum bulan ke III uterus tak
dapat diraba dari luar dan untuk mencari perubahan dalam besarnya,
bentuknya, dan konsistensinya dilakukan toucher atau pemeriksaan dalam.
Selain palpasi juga diperlukan pemeriksaan auskultasi.Pemeriksaan melalui
auskultasi digunakan untuk mendengar denyut jantung janin. Alat yang digunakan

32

adalah stetoskop monokuler yang dapat mendengar denyut jantung janin pada pada
usia kehamilan 18-20 minggu ke atas. Dengan adanya denyut jantung janin dapat
memastikan adanya kehamilan, janin hidup serta letak janin di dalam uterus.Suara
auskultasi yang berasal dari janin dapat berupa, denyut jantung janin, gerakan janin
dan bising tali pusat. Sedangkan suara yang berasal dari ibu dapat berupa, denyut
aorta, bising uterus, bising usus.
Cara menghitung denyut jantung janin :

Dihitung dalam 5 detik dan dilakukan sampai 3 kali. Hasilnya dijumlah dan
dikalikan 4.

Denyut jantung normal : 120-152 kali/menit

Daerah yang terjelas guna mendengarkan denyut jantung janin disebut


punctum maksimum. Ketika mendengarkan denyut jantung janin, perhatikan
frekuensi dan irama.
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh pada genitalia eksterna dan bila

perlu dapat pula dilakukan pemeriksaan dalam untuk kasus-kasus tertentuyang tidak
memiliki kontra indikasi seperti dugaan plasenta previa untuk mengetahui keadaan
panggul dan turunnya bagian bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu, dan lain
sebagainya.
Pemeriksaan dalam biasanya dilakukan pada pemeriksaan pertama pada hamil
muda dan sekali lagi pada kehamilan 8 bulan untuk menentukan keadaan panggul.
Fungsi pemeriksaan dalam adalah :
1. Menentukan bagian terbawah janin.
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi uuk,
uub, dagu, hidung, orbita dan mulut.
3. Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Menentukan pembukaan serviks.
5. Mengevaluasi keadaan vagina, serviksa dan panggul.
Indikasi pemeriksaan dalam :
1. Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
33

2. Jika ada sangkaan kesempitan panggul atau CPD.


3. Jika persalinan tidak maju.
4. Untuk menentukan nilai pelvis :

Pendataran serviks.

Pembukaan serviks.

Konsistensi serviks.

Turunnya bagian terbawah janin menurut hodge.

Kondisi panggul sangatlah penting, terutama pada primigravida. Hal tersebut


dikarenakan panggul belum pernah teruji dalam proses persalinan. Sebaliknya, pada
multigravida, anamnesa mengenai persalinan sebelumnya dapat memberikan
gambaran mengenai kondisi panggul.
Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak aterm serta
spontan, dapat disimpulkan memilki panggul yang cukup luas.Walaupun begitu dalam
keadaan tertentu pada beberapa multipara, dapat terjadi penyempitan jalan lahir yang
disebabkan oleh tumor tulang (osteoma, osteofibroma) yang berasal dari daerah
panggul ataupun yang berasal dari daerah jaringan lunak disekitar jalan lahir.
Ciri-ciri panggul sempit :
1. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.
2. Pada multipara jika dalam anamnesis, proses persalinan yang terdahulu sukar
(riwayat obstetrik jelek).
3. Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua.
4. Jika tubuh ibu menunjukkan kelainan seperti kifosis, skoliosis ataupun
kelainan pada tulang-tulang ekstremitas.
5. Jika ukuran luar sempit

34

Pemeriksaan dan pengukuran panggul biasanya dilakukan dengan toucher guna


menentukan luasnya jalan lahir. Pemeriksaan ini hanya dilakukan sekali selama masa
kehamilan. Biasanya terjadi pada bulan kedelapan. Hal-hal yang perlu dinilai dalam
pemeriksaan ini adalah :

Gambar 6. Pemeriksaan Panggul


1. Conjugata diagonalis.
2. Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau hanya sebagian.
3. Keadaan sacrum apakah konkaf dalam arah atas bawah dan dari kiri ke kanan.
4. Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau konvergen.
5. Apakah spina ischiadicae menonjol.
6. Keadaan os pubis : adakah exostose.
7. Keadaan arcus pubis.

35

Gambar 7. Bidang Hodge


Bidang-bidang Hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai manakah bagian
terendah janin turun dalam panggul pada persalinan.

Hodge 1 : Bidang yang dibentuk sejajar dengan pintu atas panggul antara
bagian atas

symphysis dan promotorium.

Hodge 2

: sejajar dengan H 1 terletak setinggi bagian bawah symphysis.

Hodge 3

: sejajar dengan H 1 dan H 2 terletak setinggi spina ischiadica.

Hodge 4

: sejajar dengan H 1, H 2, dan H 3 terletak setinggi os coccygis.

c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat melakukan
pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL, HIV.Fetal
anomalies dengan amniosintesis, Urine terutama diperiksa atas glukosa, zat putih
telur, dan sedimen. Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap
sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa halhal lain yang menyebabkannya. Pada akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi
reduksi dapat menjadi positif oleh adanya laktosa dalam urine.Zat putih telur
positif dalam urine pada nefritis, toxaemia gravidarum, dan radang dari saluran
kencing.

36

Darah perlu ditentukan Hb 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering
timbul anemia karena defisiensi Fe. Selanjutnya perlu diperiksa reaksi serologis
(WR), golongan darah, dan kadar gula darah. Golongan darah ditentukan supaya
kita

cepat

dapat

mencarikan

darah

yang

cocok

jika

penderita

memerlukannya.Feses diperiksa atas telur-telur cacing.


USG (dapat mengetahui kelainan kongenital, jumlah air ketuban, posisi anak,
keadaan plasenta, dan lain-lain).Skrining untuk infeksi saluran kencing dan
penyakit hubungan seksual. Pemeriksaan radiologi, kardiotokografi, amnioskopi,
dan pemeriksaan penunjang lain.
Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk menegakkan
diagnosa.Kehamilannya

normal

atau

tidak.Kemudian

dapat

melakukan

penyaringan pasien apakah termasuk golongan Kehamilan Resiko Tinggi atau


normal, atau perlu segera rawat inap atas indikasi ibu dan anak.Hal tersebut
penting agar kita dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin.
Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam
perjalanan kehamilan dan persalinannya. Ibu hamil yang tidak memeriksakan
kehamilannya pada tenaga medis akan mengalami resiko kematian 3-7 kali
dibandingkan dengan ibu yang memeriksakan kehamilannya.
JADWAL KUNJUNGAN
Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah segera setelah
seorang wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau bidan mempunyai waktu
yang cukup banyak untuk mengobati atau memperbaiki keadaan-keadaan yang kurang
memuaskan.
a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama
kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan
sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.
1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat
haidnya satu bulan.
2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan
bulan.

37

3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan


sampai terjadinya persalinan.
b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu
trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau
bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.
d. Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4 kali selama
kehamilan. Kunjungan pertama dilakukan 1 kali hingga usia kehamilan 28
minggu, lalu 1 kali kunjungan selama kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali
kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Tetapi bila kehamilan
dengan resiko tinggi atau dengan penyulit perhatian dan jadwal kunjungan
harus lebih sering.
Dari kunjungan satu ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:

Keluhan yang dirasakan ibu hamil


Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
Umum
- Tekanan darah
- Respirasi
- Nadi
- Temperatur tubuh
Abdomen
- Tinggi fundus uteri
- Letak janin (setelah 34 minggu)
- Presentasi janin
- Denyut jantung janin
Pemeriksaan tambahan
- Proteinuria
- Glukosuria
- Keton
Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat
dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang
diperoleh

dari

ibu

hamil

maupun

pemeriksaan

oleh

petugas

kesehatan.Pemeriksaan yang memerlukan peralatan canggih umumnya


dilakukan

alat

pencatat

denyut

jantung

janin

(kardiotokografi)

dan

38

ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin


(biophysic profile).
Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:
- Pengukuran tinggi fundus uteri terutama usia kehamialn >29 minggu yang
akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan.
-

Tinggi fundus yang normal sama dengan usia kehamilan.


Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam)
Gerakan janin
Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan

hipoksia berat atau janin meningggal


- Denyut jantung janin
- Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selainpemeriksaan diatas, juga
dilakukan pemeriksaan tentang:
- Penilaian besar janin, letak dan presentasi
- Penilaian luas panggul

BAB IV
KESIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting bagi seorang wanita
terutama bagi wanita yang telah berkeluarga dan mengharapkan kehadiran seorang
anak. Namun bahkah kita bahwa saat hamil pertama merupakan saat dimana seorang
wanita mengalami perubahan yang sangat signifikan baik dari segi fisik seperti perut
yang membuncit dan payudara membesar ataupun dari segi psikologisnya seperti lebih
sensitif, ingin perhatian yang lebih dari orang-orang disekitarnya, atau bahkan
mengalami gangguan body image karena perubahan fisik yang dialaminya.
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40

39

minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Selama 279 hari
kehamilan rata-rata, fisiologi ibu mengalami perubahan nyata untuk menunjang
perkembangan janin dan untuk mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan laktasi.
Perubahan dimulai pada fase luteal siklus haid, sebelum pembuahan dan implantasi,
seiring dengan dimulainya sekresi progesteron dari korpus luteum. Apabila
pembuahan berhasil, kadar progesteron dan estrogen meningkat secara progresif.
Bersama-sama mereka mengendalikan banyak perubahan pada fisiologi ibu selama
kehamilan.
Pengawasan wanita hamil atau asuhan antenatal adalah upaya preventif
program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan
neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Esensi yang diuraikan oleh American Academy of Pediatrics dan American
College of Obstetricians and Gynecologists (2007) sebagai Suatu program perawatan
antepartum paripurna yang melibatkan pendekatan terpadu terhadap perawatan medis
dan dukungan psikososial yang secara optimal dimulai sebelum konsepsi dan berlanjut
sepanjang periode antepartum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S, Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.


Yayasan bina pustaka, Jakarta. 2009
2. Sherwood L., Human Physiology From Cells To Systems, 6th Edition, Thompson
Brooks/Cole, 2007.
3. Hanafiah M. Perkembangan janin. Available at: www.usu.ac.id. Acesed on : 23rd
March 2015.
4. Hanretty KP. Fisiologi pada kehamilan. In : Santoso IB. Ilustrasi Obstetri.
Jakarta;2014.p.23-30
5. Cunningham FG, Gant NF,Laveno JK, Gauth JC,Gilstrap LC,Wenstron KD.
Maternal Physiology.Williams Obstetrics.23rd Edition. Mcgrawhill Medical
Publishing Division.New York 2005:121-50.

40

41

You might also like