You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

Pada usia Toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang
menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan
emosional.
Anak usia toddler dan prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati
dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik
dan
psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah
menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh
para
praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap
paling baik dilakukan.
Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan
beberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha
pencegahan dan penanganannya terutama yang berkaitan dengan tindakan
keperawatan dan menyangkut satu masalah yang paling menonjol sehingga
muncul
satu diagnosa keperawatan keluarga.

BAB II
ISI
Konsep Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen Kesehatan RI:
1988)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Salvicion G
Bailon dan Aracelis Maglaya: 1989)
tahapan kehidupan keluarga menurut Duvall dalam menghadapi anak pra
sekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah
mulai bergaul dengan teman sebaya, tapi sangat rawan dalam masalah kesehatan
karena tidak mengetahiu mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini
anak sangat sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah
mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma
sosial budaya dan sebagainya.
Definisi Anak Pra Sekolah
Pra sekolah adalah tahap inisiatif. Banyak tugas dicapai selama usia ini
yang dapat dihambat oleh penyakit kronis dan ketidakmampuan. Cara pikir pra
sekolah tentang lingkungan khususnya berhubungan dengan perkembangan sosial.

Meskipun anak usia pra sekolah umumnya menggunakan komunikasi verbal yang
lebih baik alasan mereka bersifat intuitif. Oleh karena itu banyak petunjuk untuk
berkomunikasi dengan anak kecil diterapkan juga pada anak usia prasekolah.
Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli

Freud
Anak usia pra sekolah adalah termasuk anak berumur 3-6 tahun. Anak
pada usia pra sekolah termasuk dalam kelompok fase falik. Selama fase ini
genetalia menjadi area menarik dan area tubuh sensitif. Anak mempelajari
adanya perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan mengetahui
adanya perbedaan alat kelamin. Sering kali anak sangat penasaran dengan
pertanyaannya yang berkaitan dengan perbedaan ini. Orang tua harus bijak
dalam memberi penjelasan tentang hal yang sesuai dengan kemampuan
perkembangan kognitifnya agar anak mendapatkan pemahaman yang benar.
Selain itu, untuk memahami identitas gender, anak sering meniru ibu atau
bapaknya. Misalnya dengan menggunakan pakaian ayah atau ibunya. Secara
psikososial pada fase ini mulai berkembang superego, yaitu anak mulai
berkurang sifat egosentrisnya.

Erikson
Anak usia pra sekolah termasuk dalam tahapan perkembangan psikososial
inisiatif versus rasa bersalah dimana perkembangan inisiatif diperoleh dengan
cara

mengkaji

lingkungan

melalui

kemampuan

indranya.

Anak

mengembangkan keinginan dengan cara eksplorasi tiap apa yang ada


disekelilingnya. Hasil akhir yang diperoleh adalah kemampuan untuk
menghasilkan sesuatu sebagai prestasinya. Perasaan bersalah akan timbul pada
anak apabila anak tidak mampu berprestasi sehingga merasa tidak puas atas
perkembangan yang tidak tercapai.

Kohlberg
Anak usia pra sekolah telah mencapai tahap conventional, dimana anak
berorientasi pada mutualitas hubungan interpersonal dengan kelompok. Anak

sudah mampu bekerjasama dengan kelompok dan mempelajari serta


mengadopsi norma-norma yang ada dalam lingkungan keluarganya. Apabila
perilaku perilaku anak menyebabkan mereka diterima oleh keluarga atau
teman kelompoknya, mereka mengangap perilakunya sebagai suatu kebaikan.
Sebaliknya, jika tindakannya mengganggu hubungannya dengan keluarga atau
kelompoknya, hal ini dipersepsikannya sebagai suatu keburukan. Keadilan
adalah hubungan yang saling menguntungkan antar individu. Anak
mempertahankannya dengan menggunakan norma tersebut dalam menganbil
keputusannya. Oleh karena itu, penting sekali adanya contoh karakter yang
baik, seperti jujur, setia, murah hati, baik dari keluarga maupun
lingkungannya.

Sulivan
Tahap : masa kanak-kanak
Umur : 3 - 5 Tahun
Kemampuan berbahasa digunakan/ dibutuhkan untuk teman bermain.
Karakteristik khusus : Anak-anak mengintegrasikan harga dirinya dan
berkembangnya rasa dengki (perasaan bahwa seseorang hidup diantara
permusuhan).
Tahap : juvenil
Umur : 5-6 tahun
Karakterisrik Khusus : Anak menjadi sosial, bersaing, bekerjasama dan belajar
untuk mengawasi tingkah laku pribadi dengan kontrol lingkungan.

Piegat
Anak pada usia ini termasuk dalam tahapan pra operasional. Karakteristik
utama perkembangan intelektual pada tahapan praopersional didasari oleh
sifat egosentris. Ketidakmampuan untuk menempatkan diri sendiri di tempat
orang lain. Pemikiran didominasi oleh apa yang mereka lihat dan rasakan
dengan pengalaman lainnya. Pada anak pra sekolah mempunyai tugas untuk
menyiapkan diri memasuki dunia sekolah.

Anak usia pra sekolah berada pada fase peralihan antara preconceptual
dan intuitive thought. Pada fase pre conceptual, anak sering menggunakan satu
istilah untuk beberapa orang yang punya ciri yang sama. Misalnya menyebut
nenek untuk setiap wanita tua, sudah bongkok dan memakai tongkat.
Sedangkan fase intuitive thought anak sudah bisa memberi alasan pada
tindakan yang dilakukan yang dilakukannya. Satu hal yang harus diingat
bahwa anak usia pra sekolah berasumsi bahwa orang lain berpikir seperti
mereka sehingga perlu mengenali pengertian mereka dengan pendekatan non
verbal.
Ciri Khas Pra Sekolah
1. Ciri Fisik
Pertumbuhannya pada masa kini agak lambat dan kenaikan berat badannya
antara 1 sampai 1,5 kg per tahun, anak akan mencapai berat 2 kali berat pada
umurnya ketika 1 tahun yaitu pada wakti umur anak itu mencapai 6 tahun.
Pertumbuhan panjangnya tidak begitu pesat akan tetapi berkelanjutan
(kontuinuitas), pada umur 5 tahun panjangnya adalah sekitar 2 kali panjang
pada waktu dilahirkan, penambahan panjang ini relatif lebih banyak
dibandingkan dengan penambahan bertanya, sehingga anak tersebut
kelihatanya tinggi (panjang) tetapi kurus. Pertumbuhan badan dapat dikatakn
hampir semua dan mengkoordinasi fungsinya. Anak tersebut sudah dapat
berbucara dan berjalan, dan pada periode ini sang bayi yang telah menjadi
anak kecil itu akan sangat menaruh perhatian pada apa-apa yang berada
disekelilingnya yang kadang-kadang orangtua yang kurang mengerti akan
merasa sangat jengkel. Akibat perhatianya ini (terhadap apa-apa di
sekelilingnya) maka sang anak kurang perhatianya pada makan. Pemaksaan
orangtua terhadap anaknya agar makan secara psikologis akan dapat
menjadikan anak itu membenci makanan, dalam hal ini orngtua hendaknya
brtlaku sebijaksana mungkin, dengan melakukan car-cara pengrangsangan.
Pada akhir periode ini gigi susu mulai rontok dan tumbuhlah gigi
permanen, caries atau kebusukan gigi sering pula timbul. Harus pula

diperhatikan bahwa dalam periode ini akibat kurang terperliharanya atau


terawasinya anak, infeksi dan gejala-gejala penyakit lainnya atau kecelakaankecelakaan

dikarenakan

keinginanya

mencapai

benda

yang

ada

disekelilingnya, dapat menimbulkan kematian sang anak.


2. Ciri Motorik
Usia 36-48
a. Gerakan motorik kasar

Lari menghindari hambatan/ rintangan

Berjalan di atas garis.

Berdiri di atas satu kaki untuk 5-10 detik.

Meloncat di atas satu kaki.

Mendorong, menarik, mengemudikan permainan beroda.

Mengendarai sepeda roda 3.

Melompat di atas benda setinggi 15 cm mendarat dengan kedua kaki


bersama.

Melempar bola di atas kepala.

Menangkap bola yang dilemparkan kepadanya.

b. Gerakan motorik halus


-

Membuat menara dari 9 balok kecil.

Meniru bentuk-bentuk membuat lingkaran.

Meniru garis.

Membuat silang.

Membuat segi empat.

Meniru tulisan.

Membuat bentuk-bentuk

c. Komunikasi pasif
-

Milai memahami kalimat yang memakai konsep (konsep waktu dan


lain-lain).

Mengerti perbandingan ukuran dalam membandingkan akan 2 benda/ 2


hal.

Memahami konsep sebab akibat.

Mengerti dan dapat melaksanakan 2-4 perintah yang berkaitan.

Mengerti kalau diberitahukan Ayo, kita pura-pura .

d. Komunikasi aktif
-

Bicara dalam kalimat-kalimat yang terdiri dari 3.

Anak dapat menceritakan pengalaman yang lalu.

Menyebut diri dengan memakai kata saya/ aku.

Mengulang paling sedikit satu nyanyian dan dapat menyanyikan lagu.

Bicara dengan ucapan yang dapat dimenerti orang lain (yang masih
asing).

e. Kecerdasan
-

Mengenal dan memasangkan enam warna.

Secara sengaja menyusun balok atau gelang-gelang berdasarkan


ukuran.

Membuat gambar yang bentuknya dapat dikenal meskipun bagi orang


lain tidak jelas.

Bertanya untuk mendapat keterangan (dengan mengemukakan


pertanyaan : mengapa, bagaimana ).

Mengetahui umur sendiri.

Mengerti nama panjangnya dan nama ayah.

Kemampuan konsentrasi (memisatkan perhatian).

Bertambahna kemampuan untuk mengerti fungsi dan pengelompokan


benda-benda, mengerti bagian-bagian dari keseluruhan.

Mulai menyadari tentang masa lalu dan yang akan datang (misalnya :
Kemarin kita pergi ke kebun. Hari ini kita pergi ke rumah nenek).

f. Menolong Diri
-

Dapat menuang air dengan baik (tanpa tumpah) dari tempat air (teko/
cerek).

Memasang dan membuka kancing besar.

Mencuci tangan tanpa dibantu.

Membuang ingus kalau diingatkan.

g. Tingkah Laku Sosial


-

Ikut bermain dengan anak-anak lain. Mulai berinteraksi.

Memasuki usia permainan bersama- sama. Bergiliran dengan bantuan


orang dewasa.

Mulai bermain drama, memerankan keseluruhan adegan/ lakon


(misalnya berjalan-jalan, pura-pura jadi ibu/ bapak, bermain rumahrumahan dan sebagainya).

Usia 49-60 bulan

Gerakan Motorik Kasar

Berjalan mundur dengan tumit berjingkat (jinjit).

Melompat kedepan 10X tanpa terjatuh.

Naik turun tangga dengan kaki berganti- nganti.

Gerakan Motorik Halus

Menggunting kertas dan mengikuti garis tanpa terputus.

Menggambar garis silang.

Menggambar segi empat.

Komunikasi Pasif

Dapat mengikuti tiga perintah yang tidak berhubungan, dalam urutan


tepat.

Mengerti perbandingan sesuatu sifat dari benda/ orang sevara


bertingkat (biasa-lebih-paling).

Mendengarkan cerita yang panjang.

Menggabungkan perintah lisan ke dalam kegiatan bermain.

Mengerti urutan kejadian-kejadian kalau anak diberitahu.

Komunikasi Aktif

Bertanya dengan pertanyaan : Kapan-Bagaimana-Mengapa.

Menggunakan kata-kata : Dapat-Akan

Kecerdasan

Bermain dengan kata-kata (mengucapkan kata-kata yang berirama,


menyebutkan kata-kata yang mempunyai bunyi- bunyi yang sama)

Menunjuk dan menyebut 4-6 warna.

Memasangkan gambar-gambar dari benda yang telah dikenal.

Dapat menyebutakn atau memasangkan bagian badan yang digambar


dengan diri.

Menggambar, menyebut nama, menjelaskan gambar yang dapat


dikenal.

Menggambar orang dengan 2-5 bagian badan yang dapat dikenal


seperti kepala, tangan dan kaki.

Dapat menyebut atau memasangkan bagian badan yang digambar


dengan bdannya sendiri.

Menghitung diluar kepala sampai 5, meniru orang dewasa.

Kemampuan untuk memperhatiakan atau berkonsentrasi sudah lebih


lama.

Belajar dengan cara mengamati dan mendengarkan orang dewasa, juga


melakukan eksplorasi atau mencoba- coba.

Bertambahnya pengalaman tentang pengertian/ arti dari funfsi, waktu,


hubungan bagian dengan keseluruhan.

Konsep waktu bertambah luas.Anak dapat berbicara tentang kemarin


atau minggu yang lalu.

Menolong Diri

Memotong makanan dengan pisau.

Mengikat tali sepatu.

Tingkah Laku

Bermain dan berinteraksi dengan anak-anak lain.

Permainan Dramatik sudah lebih mendekati realitas kenyataan.. Ada


perhatian terhadap waktu, ruang dan detail yang kecil-kecil.

Menunjukan perhatian dalam mengeksplorasi perbedaan jenis kelamin.

3. Ciri Psikologis
a. Gemar Mengobrol
Para ahli perkembangan meneliti mengapa anak usia prasekolah
sangat suka ngobrol. Menurut mereka, diusia sekitar empat tahun, organ
bicara anak cukup matang. Pengucapan kata dan artikulasi semakin baik.
Huruf r tidak lagi dilafalkan I , huruf k tidak lagi dilafalkan t
.Anak usia ini sudah bisa diharapkan mengucapkan bunyi- bunyi yang
sulit seperti prajurit dan kerupuk .
Sebagai

orang

tua,

Anda

berperan

penting

dalam

proses

perkembangan bicara anak. Anda adalh model bucara bagi anak dalam
memperkenalkan kata- kata baru, bertanya dan menjawab pertanyaan serta
menggunakan tata bahasa yang baik. Anda juga menjadi contoh bagi anak
dalam hal menyukai bacaan dan menulis atau mengarang.
b. Bisa Kontrol Diri
Sejalan dengan perkembangan kemampuan kognitifnya, si kecil tak
lagi marah atau langsung merajuk manakala keinginannya tak terpenuhi. Ia
menawar agar bkeinginannya diluluskan. Ia sadar merajuk bukanlah cara
yang dapat diterima. Itu sebabnya ia tak lagi sebentar- sebentar merajuk.
Kemampuan ini memperlihatkan ia lebih pandai mengontrol diri.
Rutinitas, kebiasaan dan menilai yang dikenalnya membuat sikecil tak
harus diingatkan akan perilaku yang diharapkan darinya. Kontrol diri
adalah ketrampilan yang dipelajari sepanjang waktu (orang dewasapun
terkadang mengalami kesulitan melakukanya). Dr. Michele Borba,
Konsultan pendidikan dari Amerika Serikat dan penulis buku Building
Moral Intellegence: The Seven Essential Virtues That Teach Kids to Do
The Right Thing, menyebutkan bahwa kontrol diri merupakan salah satui
aspek lain seperti menolong orang lain dan berempati.
c. Cemas Situasi Baru

Bagi si 3 tahun, terutama yang tidak terbiasa dengan banyak orang,


berada dalam situasi baru dapat membuatnya cemas. Entah itu tempat baru
atau arang- orang baru. Wajar jika reaksinya berbeda ketika bertemu
dengan orang baru di rumahnya, dan saat bertemu dengan orang baru di
tempat lain. Diusia 3 tahun ini, umumnya anak tengah belajar mengatasi
berpisah dari orangtuanya. Karena baru belajar, berada dalam situasi baru
memnag bisa mengancam rasa amannya.
Meski merupakan perkembangan normal, bukan berarti perubahan
perilaku si 3 tahun ini boleh dibiarkan begitu saja. Jika anda tudak
membantunya, ia tidak akan pernah merasa santai jika berada disuatu
tempat baru. Hal ini dapat saja terus berpengaruh pada perkembangan anak
kelak.
Bantulah si kecil merasa tidak seperti orang asing dengan
mengajaknya bergabung bersama anak seusianya. Atau mencari aktivitas
biasa dilakukan anak dan memungkinkan dilakukan saat itu, anda dapt
meninggalkann si kecil setelah ia merasa aman. Kesuksesan anak
mengatasi keterasingan dalam situasi baru, mengasah kemampuanya
dalam beradaptasi.
d. Tak Percaya Orang Lain
Pembentukan rasa percaya anak terhadap orang lain dimulai sejak
sikecil masih bayi. Kelekatan dengan orangtua terutama ibu, menimbulkan
trust ( rasa percaya ) si kecil pada orang lain. Biasanya rasa takut
menghadapi orang lain dihadapi bayi usia delapan hingga sepuluh bulan.
Pada masa ini seharusnya orang tua memberi rasa aman pada anak,
sehingga perasaan takut itu tidak berkembang hingga diusia lebih tua.
Upayakan agar sikecil merasa tak ada yang perlu ditakuti, termasuk
juga takut pada porang lain. Yakinkan anda terus ada untuk menjaganya,
walaupun fisik anda tidak terlihat olehnya. Beri keyakinan pada anak
bahwa iapun dapat mempercayai orang lain yang juga anda pecayai. Tentu
saj hal ini harus bermula dari anda orangtuanya.

4. Pemenuhan Kebutuhan Bermain


Pemenuhan kebutuhan bermain pada anak usia pra sekolah sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangannya. Anak usia pra sekolah mempunyai
kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang dari pada anak pada
usia todler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga
kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya semakin
meningkat.
Jenis permainan yang sesuai adalah social affective play, dramatic play
dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya
dengan komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga
sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasinya, seperti
ayah, ibu, dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang yang menggunakan
kemampuan motorik (Skill play) banyak dipilih anak usia pra sekolah. Untuk
itu jenis permaiana yang tepat diberikan pada anak misalnya sepeda, mobilmobilan, alat olahraga, berenang dan permainan balok-balok besar.
a) Associative play
b) Dramatic play
c) Skill play
5. Teknik Komunikasi
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukan dengan
perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu
memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun kedua sudah mampu 200300 kata dan masih terdengar kata-kata ulangan.
Pada usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai
sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mangapa,
apa, kapan, dan sebagainya. Komunikasi anak pada usia tersebut sifatnya
sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi,
kemampuan bahasa mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah
karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus beusat pada dirinya, takut

terhadap ketidaktahuan dan perliu diingat bahwa pada usia ini anak masih
belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996).
a. Komunikasi Pasif
Dapat mengikuti 3 perintah yang tidak berhubungan, dalam urutan
tepat.
Mengerti perbandingan sesuatu sifat dari benda/orang secara bertingkat
(biasa-lebih-paling).
Mendengarkan cerita yang panjang.
Menggabungkan perintah lisan ke dalam kegiatan bermain.
Mengerti urutan kejadian-kejadian kalau anak diberitahu.
b. Komunikasi Aktif
Bertanya dengan pertanyaan : Kapan Bagaimana Mengapa
Menggunakan kata-kata : Dapat Akan
Pada anak usia pra sekolah sangat peka terhadap stimulus yang
dirasakannya yang akan mengancam kebutuhan serta keutuhan tubuhnya.
Oleh karena itu, apabila perawat akan melakukan suatu tindakan, ia akan
bertanya mengapa, untuk apa dan bagimana hal itu dilakukan. Anak
membutuhkan penjelasan atas p;ertanyaannya. Sebaiknya kita sebagaim
perawat menggunakan bahasa yangn dapat dimengerti anak ketika melakukan
perawatan anak dan berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan
kognitifnya.
Tindakan Dan Peran Perawat
Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan tindakan pada masa
prasekolah antara lain :

Biarkan anak untuk dekat dengan orang tuanya.

Biarkan

anak

untuk

memegang

peralatan

atau

bermain

dengan

miniatur/peralatan aktual. Bila perlu demonstrasikan tentang peralatan karena


sangat bermanfaat.

Terangkan prosedur atau kerja dari peralatan tersebut dalam bentuk yang
sederhana.

Gunakan penjelasan secara verbal tetapi hindarkan kata-kata yang terlalu


komplek.

Buka baju anak seminimal mungkin dan biarkan anak untuk membuka
bajunya sendiri (pada usia ini anak sangat pemalu) saat akan dilakukan
tindakan.

Gunakan permainan untuk mencapai kerjasama.

Sesekali "kompori". Langkah memanas-manasi si prasekolah pada dasarnya


cukup efektif memancing si kecil tumbuh jadi sosok mandiri. Dengan
membuat perbandingan dengan si bayi, biasanya si prasekolah akan
menghentikan atau setidaknya mengurangi ketidakmandiriannya.

Posisikan sebagai "kakak". Posisikan si prasekolah sebagai kakak yang bisa


menjaga/melindungi adik bayinya. Kemukakan pula kelebihan-kelebihan si
prasekolah yang tidak dimiliki si bayi. Katakan, "Tuh, liat, badan kakak lebih
besar, kaki dan tangan Kakak jelas lebih kuat. Kalau adik bayi kan masih
kecil. Makanya Kakak sudah bisa ambil minum dan makan sendiri dong."
Atau, "Wah, Kakak sudah pintar ngomong ya. Kalau adek bayi baru bisa
nangis, ngomong belum jelas ya. Kalau gitu, Kakak aja deh yang temenin dan
dongengin adik bayi selagi Ibu nyiapin bubur adik ya." Mendewasakannya,
akan melecut kemandirian si prasekolah. Paling tidak ia akan malu bila ada
sikapnya yang sama dengan si bayi, seperti masih disuapi, belum bisa pakai
sepatu sendiri dan sejenisnya.

Jangan

pelit

memberi

diperoleh/ditunjukkan

si

pujian.

Sekecil

prasekolah,

apa

pun

hendaknya

kemajuan

orang

tua

yang
selalu

menghargainya. Contohnya jika biasanya main sepeda selalu harus dibantu,


lontarkan pujian ketika melihat si prasekolah mengayuhnya sendiri. Semisal,
"Wah, kakak hebat ya sudah bisa main sepeda sendiri." Ingat, pujian di sini
akan menimbulkan penguatan/reinforcement, hingga si prasekolah terdorong
untuk di lain waktu mengulangi perbuatan baiknya.

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Dalam tahap pengkajian, data yang diperoleh oleh perawat yaitu data yang
berhubungan dengan keluarga dan anak.
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga

Identitas: nama KK, alamat, komposisi keluarga (nama, seks, hubungan


keluarga, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan), tipe keluarga,
suku budaya yang dianut keluarga, agama, status sosial, aktivitas keluarga.

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga: tahap perkembangan

keluarga saat ini, tugas perkembangan yang sudah pernah dilakukan, riwayat
keluarga inti, riwayat keluarga suami istri

Lingkungan: karakteristik rumah, karakteristik lingkungan, mobilitas


keluarga, hubungan keluarga dengan lingkungan, sistem sosial yang
mendukung

Struktur keluarga: pola komunikasi, pengambilan keputusan, perang


anggota keluarga, nilai-nioai yang berlaku di keluarga

Fungsi keluarga
Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga
Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia prasekolah

Identitas anak

Riwayat kehamilan sampai kelahiran

Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini

Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)

Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang


telah dicapai)

Pemeriksaan fisik

Pertanyaan yang dapat membantu mengkaji secara fokus yang


berhubungan dengan keluarga dengan anak usia pra sekolah:

Bagaimana karakteristik teman bermain

Bagaimnana lingkunagn bermain

Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah


sarana yang dimiliki

Bagaimana tempramen anak saat ini

Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang

Bagaimana pola orangtua menghadapi permintaan anak

bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini

kegiatan apa yang diikuti selain di sekolah

Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau dirumah saat


bermain

Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini

Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya

Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Dalam tahap pengkajian ijni perawat tidak dapat memperoleh data-data


yang diinginkan dalam satu kali kunjungan sehingga sikap dan perilaku
perawat sangat penting artinya bvagi kelangsungan hubungan terapeutik
perlu dilakukan setiap kali kontak dengan pasien.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Setelah pengkajiuan perawat mengklasifikasikan data untuk merumuskan


diagnosa keperawatan. Pada asuhan keperawatan keluarga, diagnosis
keperatwatan yang muncul dapat dua sifat, yaitu yang berhubungan
dengan anak bertujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai usia anak, dan yang berhubungan dengan keluarga di
bidang kesehatan yang bertujuan agar keluarga memahami dan
memfasilitasi perkembangan anak. Masalah dalam diagnosa keperawatan
merupakan kebutuhan dasar klien yang tidak terpenuhi.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan
a. Masalah aktual atau resiko

Gangguan pemenuhan nutrisi : lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh

Menarik diri dari lingkungan sosial (menyendiri)

(Mudah dan sering) marah

Gangguan komunikasi verbal

Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang

digunakan untuk bermain)

Nyeri (akut, kronis)

Trauma atau cedera pada sistem integumen dan gerak

b. Potensial atau sejahtera

Hubungan dalam keluarga yang harmonis

Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya

Pemeliharaan kesehatan yang optimal

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


1. Dx : Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga
Tujuan : Dipertahankannya hubungan yang harmonis
Intervensi :

Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada


keluarga

Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah

Berikan pujian atas kemampuan anak

Bantu keluarga mengenali kebutuhan anak pre sekolah sesuai tahap


perkembangannya

2. Dx : Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anak yang sakit berat.
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan
yang adekuat.
Intervensi :

Diskusikan tentang tugas keluarga

Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat


anggota keluarga sakit

Kaji sumber dukungan yang ada di sekitar keluarga

Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya


pertolongan yang telah dilakukan

Ajarkan cara merawat anak dirumah

Rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai kemampuan


keluarga

EVALUASI
Saat evaluasi, perawat hendaknya selalu memberi kesempatan kelurga
untuk menilai keberhasilannya, kemudian diarahkan sesuai dengan tugas
keluarga dibidang kesehatan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pra sekolah merupakan salah satu masa tumbuh kembang anak dalam usia
sebelum sekolah yaitu 3-5 tahun. Pada masa ini anak-anak biasanya sangat
hiperaktif, penuh inisaiatif dan keingintahuan yang sangat tinggi terhadap sesuatu
hal yang ada di sekelilingnya. Terkadang semua itu malah membahayakan dirinya
sendiri. Untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan, peran orang tua dan
perawat sangat penting dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak pra
sekolah ini.
Saran

Orangtua harus mengetahui segala perubahan yang terjadi pada anaknya.

Keluarga sebaiknya selalu memberikan contoh yang baik dalam setiap


sikap dan tindakan, karena pada anak usia ini cenderung masih suka
mencontoh orang yang dianggapnya lebih tua.

Perawat harus mampu memahami ASKEP keluarga dengan anak pra


sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Friedman,Marilyn M.1995.Keperawatan keluarga teori dan praktek.EGC:Jakarta
Pedoman Bina Tumbuh Kembang Anak. (1985). Departemen Kesehatan R.I.:
Jakarta.
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
Penerbit Bubu Kedokteran (EGC).
www.tabliod -nakita.com
www.google.com/perkembangan anak.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA ANAK USIA PRE SCHOOL
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan keluarga

Disusun oleh
Alita Setyorini (1.1.10509)
Ari Essanti (1.1.10510)
Dwi Wanto (1.1.10513)
Iin Werdining R (1.1.20527)
Irma Yanuar Kristy (1.1.20528)
Khoiriyah (1.1.10516)
Sa'diyah Setyaningsih (1.1.10523)
Umar Akhsani (1.1.10529)
Yustina Sulistyarini (1.1.20535)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2008

You might also like