You are on page 1of 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ 1
LAPORAN PSIKIATRI.............................................................................................. 2
I.

IDENTITAS PASIEN....................................................................................... 2

II.

RIWAYAT PSIKIATRI..................................................................................... 2

III.

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL..................................................................6

IV.

PEMERIKSAAN FISIK................................................................................... 8

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA..............................................................9

VI.

FORMULASI DIAGNOSTIK..........................................................................10

VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL...........................................................................12

VIII.

PROGNOSIS............................................................................................... 12

IX.

TERAPI...................................................................................................... 12

X.

PEMBAHASAN............................................................................................ 12

LAPORAN PSIKIATRI
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. A

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tanggal Lahir / Usia : 04 April 1987 / 28 tahun


Alamat

: Kronjo

Suku Bangsa

: Sunda

Warga Negara : Indonesia


Agama

: Islam

Pekerjaan

:-

Pendidikan Terakhir : SD
Status Pernikahan

: Belum Menikah

Tanggal Masuk RS

: 09 September 2015

Tanggal Pemeriksaan : 09 September 2015, 13 September 2015,19 September 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI


A. Keluhan Utama (Alloanamnesa)
Pasien dibawa oleh polisi karena mencuri motor dan terlihat aneh
B. Keluhan Tambahan
Tidak ada
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Dilakukan alloanamnesis terhadap adik pasien pada tanggal 13 September
2015.
Seorang pasien laki-laki berusia 28 tahun dibawa ke bangsal jiwa RS POLRI
atas permintaan visum dari POLRES Kronjo akibat pencurian motor, pasien dalam
keadaan terlihat aneh, bingung dan tidak mau bicara. Keluhan terlihat aneh dan tidak
dapat diajak bicara sudah dialami selama 5 tahun dan semakin parah dalam 2 tahun
terakhir. Pasien lebih suka mengurung diri di kamar dan duduk termenung di dapur.
Jika diajak bicara oleh keluarganya maka pasien akan pindah tempat. Pasien senang
2

berjalan-jalan dan duduk di warung dekat rumah sembari minum kopi dan merokok.
Pasien sering meminta rokok kepada siapa saja yang ditemuinya di jalan. Pasien
sering mengamuk apabila tidak diberikan rokok. Pasien sering berjalan-jalan keliling
kampung dan kadang pasien salah masuk ke rumah orang lain. Dua tahun sebelum
masuk rumah sakit pasien mulai berbicara sendiri dan tertawa sendiri tanpa penyebab.
Pasien pernah mengamuk melempari jendela rumah tetangganya dan menganggap
tetangganya sering membicarakan dirinya. Saat mengamuk, kata-kata yang
dikeluarkan pasien tidak dapat dimengerti, terdengar seperti bahasa asing. Pasien
sudah tidak mandi selama kira-kira 1 tahun, hanya mengingat rokok dan kopi saja dan
kadang pasien suka memindahkan motor adiknya yang diparkir di depan rumah.
Pasien dikatakan memiliki teman, warga kampung setempat yang sering mengajak
meminum kopi bersama, tetapi tidak diketahui bagaimana hubungan pertemanan
pasien. Dalam 1 tahun terakhir pasien tidak mau lagi bergaul dengan teman-temannya
dan mengusir mereka jika mereka datang ke rumah.
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 19 September 2015 terhadap pasien. Pasien
merasa takut saat massa berkumpul dan mengatakan bahwa ia adalah pencuri. Pasien
tidak merasa salah saat mencuri motor. Karena dikatakan mencuri, pasien pergi dan
lebih memilih duduk di belakang rumah warga di daerah setempat. Pasien mengaku
ada suara yang menyuruh untuk membawa motor tersebut, namun tidak mau
mengatakan suara apa atau suara siapa yang didengarnya. Pasien mengaku tidak
melihat bayangan-bayangan atau sosok orang yang tidak dapat dilihat orang lain.
Dalam kehidupan sehari-harinya pasien mengaku bekerja sebagai kurir pada usaha
percetakan sudah dijalani selama 1 tahun dan digaji 290.000 rupiah per minggu. Di
rumah pasien sering berbicara dengan adik dan kakaknya, juga suka menonton
televisi.

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya


Pasien pertama kali menyendiri dan tidak mau bicara dengan keluarganya adalah 5
tahun yang lalu dan sejak saat itu semakin parah. Namun pasien tidak pernah dibawa

berobat.
Riwayat minum alkohol disangkal
Riwayat obat-obatan terlarang (NAPZA) disangkal
Pasien pernah mengalami trauma pada kepala yang memerlukan jahitan pada usia 8

tahun
Riwayat penyakit berat disangkal
3

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1.
Riwayat Prenatal
Pasien lahir sehat, cukup bulan
2.
Masa Kanak Awal
Pasien tidak ingat masa kanak awal
3.
Masa Kanak Pertengahan
Pasien pernah dititipkan ke rumah bibi pasien untuk membantu menggembalakan
sapi selama 3 tahun. Namun pasien dipulangkan karena sering melamun sendirian
4.

dan tidak mau bekerja.


Masa Remaja
Usia remaja pasien sempat dimasukkan ke pesantren di usia kira-kira 11 tahun,
pasien tambah suka menyendiri, tidak punya teman dan kemudian keluar dari

5.

pesantren.
Masa Dewasa
Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah SD hingga lulus sambil bekerja di rumah bibinya. Selama di
sekolah pasien sudah suka menyendiri dan pertemanannya tidak diketahui.

Pasien tidak melanjutkan sekolahnya diakibatkan tidak adanya biaya.


Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di tempat pengepakan barang selama 1 bulan, namun
pekerjaannya tidak pernah sesuai dengan permintaan sehingga diberhentikan.
Pasien juga pernah bekerja di tempat laundry hanya 3 hari karena pekerjaannya

yang tidak sesuai.


Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, tetapi tidak pernah melaksanakan kewajiban beribadah.
Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien sebelumnya tidak pernah berbuat kriminal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga pedagang dengan ayah tirinya sebagai pencari
nafkah utama.
Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama ibu dan dua adiknya di rumah. Pasien hampir tidak
pernah berkumpul bersama keluarga dan tidak menyukai keramaian. Pasien
cenderung duduk di dapur dan melamun. Pasien tidak bekerja dan tidak suka
dikurung di rumah. Dia lebih sering berjalan-jalan, meminta rokok dan kopi

kepada siapa saja yang ditemui di jalan.


Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa orang-orang disekelilingnya menakutkan, terutama massa yang
berkumpul saat pasien dikatakan mencuri motor.
4

Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 6 bersaudara. Dua kakaknya adalah laki-laki
dan 3 orang adiknya terdiri atas 1 laki-laki dan 2 perempuan. Ayah pasien
meninggal saat pasien berusia kira-kira 6 tahun. Ibu pasien menikah kembali
dengan seorang duda yang memiliki 6 orang anak.

Genogram

Impian, fantasi, dan cita-cita pasien


Pasien ingin melanjutkan pekerjaannya.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pria berusia 28 tahun, warna kulit sawo matang, rambut lurus pendek
berwarna hitam, cara berpakaian tidak rapi, sikap pasien sedikit kooperatif
terhadap pemeriksa.
2. Kesadaran
a. Kesadaran Neurologik
: kompos mentis
b. Kesadaran psikologis
: berkabut
3. Pembicaraan
Pembicaraan secukupnya, kecepatan bicara cukup dan volume suara kurang. Isi
pembicaraan dapat dimengerti.
4. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Ketika wawancara pasien tampak sedikit gaduh gelisah.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien bersikap tenang, sopan, cenderung menghindar.
5

B. Mood dan Afek


1. Mood : Hipotim
2. Afek
: tumpul
3. Empati : Tidak dapat dirasakan oleh pemeriksa
C. Persepsi
Riwayat Halusinasi
: halusinasi auditorik (+)
Riwayat Ilusi
: (-)
Depersonalisasi
: tidak ada
Derealisasi
: tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus pikir
Produktivitas
: cukup baik, pasien menjawab lambat, seperlunya bila

diajukan pertanyaan.
Kontinuitas
: terganggu.
Hendaya bahasa : tidak ada inkoherensia

2. Isi Pikir
Preokupasi
Waham
Fobia
Obsesi kompulsi
Ide bunuh diri

: tidak ada
: waham kejar
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada

F. Kesadaran dan Kognisi


1. Taraf Kesadaran dan Kesigapan
Pasien dalam keadaan kompos mentis
2. Orientasi

Waktu: baik (pasien dapat menyatakan keadaan pagi,siang,malam)

Tempat: terganggu (pasien bingung berada dimana)

Orang: terganggu (pasien tidak dapat mengingat nama teman sekamarnya)

3. Daya Ingat

Jangka panjang

: terganggu. Pasien tidak ingat masa kecilnya.

Jangka sedang

: terganggu.

Jangka pendek

: baik (pasien ingat apa yang baru saja dilakukan)

Segera

: baik (pasien dapat mengulang kata yang diucap

pemeriksa)
4. Konsentrasi dan Perhatian

Daya perhatian kurang, beberapa kali pasien mengalihkan pandangannya saat


berbicara.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Tidak dapat dilakukan.
6. Kemampuan Visuospasial
Baik. Pasien dapat berjalan dengan baik tanpa menabrak benda-benda yang ada
disekelilingnya.

7. Pikiran Abstrak
Terganggu.
8. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Tidak baik. Pasien tidak mandi.
G. Pengendalian Impuls
Kurang baik. Pasien mulai gaduh gelisah saat ditanyai beberapa pertanyaan.
H. Daya Nilai dan Tilikan

Daya Nilai Sosial:


terganggu (pasien tidak mau berbaur dengan orang sekitarnya).

Uji Daya Nilai:


baik (dapat membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk).

Penilaian Realita:
Tidak baik. Pasien merasa ada yang terus memukuli pasien.

Tilikan:
Derajat I pasien tidak sadar akan penyakit jiwanya.

I. Taraf Dapat Dipercaya


Pemeriksa memperoleh kesan secara keseluruhan jawaban pasien tidak
sepenuhnya dapat dipercaya.

IV.

PEMERIKSAAN FISIK
7

A. Status Generalis
Keadaan Umum

: Tampak baik

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 80x /menit

Suhu

: 36 C

Frekuensi Nafas

: 20x /menit

Bentuk Badan

: Normal

Sistem Kardiovaskular

: Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)

Sistem Respiratori

: Gerak dada selama napas normal dan simetris,


suara nafas: vesikuler +/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Sistem Gastrointestinal

: Supel, Bising usus (+) Nyeri tekan (-)

Sistem urogenital

: Tidak diperiksa

Kelainan khusus lainnya : Tidak ditemukan kelainan


B. Pemeriksaan Neurologis
Gejala Rangsangan Selaput Otak
Gejala Peningkatan TIK

Mata & Pemeriksaan oftalmoskopik

Motorik
Tonus
: normal
Koordinasi
: tidak terdapat gangguan koordinasi
Turgor
: baik
Reflex fisiologis : (+)
Patologis

V.

: tidak dilakukan
: tidak ditemukan

Kekuatan otot
Sensibilitas
Fungsi-fungsi luhur
Kelainan khusus

: tidak dilakukan

: (-)

:
: baik
: normal
: (-)

555

555

555

555

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang pasien laki-laki berusia 28 tahun dibawa ke bangsal jiwa RS POLRI oleh
polisi untuk permintaan visum setelah mencuri motor.
8

Pasien sudah mengalami keluhan tampak aneh dan tidak bisa diajak bicara sejak 5
tahun yang lalu dan semakin parah dalam 2 tahun terakhir.

.Selama 5 tahun ini pasien tidak mau diajak bicara oleh keluarganya, lebih memilih
untuk duduk sendiri di dapur dan menghindar saat diajak bicara. Pasien sering
mengamuk mengucapkan kata-kata yang tidak dapat di mengerti. Aktivitas pasien
sehari-hari adalah berjalan-jalan di sekitar kampung, minum kopi dan merokok yang
kadang dilakukan bersama warga kampung setempat.

Dalam 2 tahun terakhir, pasien mulai sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri
tanpa penyebab dan lebih menarik diri.

Dalam 1 tahun terakhir, pasien tidak lagi mandi dan menjadi lebih sering mengamuk,
melempari jendela tetangga dan menganggap para tetangga membicarakannya.

Pasien mengamuk dengan bahasa yang tidak dapat dimengerti, yang terdengar
menyerupai bahasa asing.

Pasien merasa ada suara yang menyuruhnya untuk mengambil motor.

Pasien merasa takut terhadap massa yang berkumpul dan merasa selalu dipukuli oleh
salah satu pasien yang ada di dalam bangsal jiwa.

Pasien sudah suka menyendiri sejak kecil dan semakin penyendiri saat pasien masuk
pesantren pada umur kira-kira 11 tahun.

Status mental pada tanggal 19 September 2015, penampilan tidak rapi, sedikit

kooperatif, tenang, mood hipotim, afek terbatas.


Pada fungsi kognitif, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai
dengan taraf pendidikan, daya konsentrasi kurang, beberapa kali pasien mengalihkan
pandangannya saat berbicara. Orientasi waktu cukup baik, orientasi tempat dan
perorangan terganggu, daya ingat jangka panjang terganggu, yaitu pasien tidak dapat
mengingat masa kecilnya. jangka pendek dan jangka segera baik. pikiran abstrak,
bakat kreatif terganggu dan kemampuan menolong sendirinya tidak baik, pasien tidak

dapat mandi.
Pada proses pikir ditemukan gangguan pada arus pikir. Pada isi pikir, ditemukan

gangguan waham kejar.


Pada persepsi, ditemukan kelainan persepsi yaitu halusinasi auditorik.

FORMULASI DIAGNOSTIK

VI.

Pada pasien Tn. A dapat ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan psikologi
yang bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress) dan penurunan
fungsi serta aktivitasnya sehari-hari. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami gangguan jiwa sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.

Diagnosis Aksis I
Pada pasien Tn. A ini tidak ditemukannya riwayat medis, trauma kepala yang berat,
serta penggunaan zat psikoaktif sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik dan fungsi
intelektual juga tidak didapatkan kelainan sehingga diagnosis gangguan mental
organic maupun gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif dapat
disingkirkan.
Berdasarkan hierarki diagnosis gangguan jiwa pada PPDGJ III, maka pada ikhtisar
penemuan bermakna pasien termasuk gangguan skizofrenia. Dari gambaran klinis dan
status mental didapatkan:
a.Mood

: Hipotim

b.Afek

: terbatas

c.Empati

: Tidak dapat dirasakan oleh pemeriksa

d.Gangguan persepsi

: Halusinasi auditorik (+), ilusi (-).

e.Gangguan pikiran

: Waham kejar (+)

f.Tilikan

: Derajat I (saat dilakukan pemeriksaan tanggal 19


September 2015)

Diagnostik Aksis II
Tidak didapatkan data yang bermakna

Diagnostik Aksis III


Pada pasien ini tidak ditemukan adanya kelainan pada keadaan medis secara umum.

Diagnostik Aksis IV
Pada pemeriksaan didapatkan adanya stressor permasalahan keluarga, dimana pasien
cenderung menghindari keluarganya.
10

Diagnosis Aksis V
Global Assessment of Functioning (GAF) scale 60-51 (saat diperiksa) dimana terdapat
gejala sedang dan disabilitas sedang.

EVALUASI MULTIAKSIAL

VII.

Aksis I

: F20.0 Skizofrenia paranoid

Aksis II

: Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II

Aksis III

: Tidak ada kelainan

Aksis IV

: Masalah dengan keluarga

Aksis V

: GAF scale 60-51 (saat pemeriksaan)

PROGNOSIS

VIII.

Quo ad vitam

: bonam

Quo ad functionam

: ad malam

Quo ad sanactionam : dubia ad malam

IX. TERAPI
Psikofarmaka
Anti-psikotik: haloperidol inj. 10 mg
Diazepam inj. 10 mg.
Psikoterapi
Terapi suportif

11

X. PEMBAHASAN
Dalam PPDGJ III Dijelaskan bahwa untuk menegakkan diagnosis skizofrenia
harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jalas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala=gejala itu kurang tajam atau jelas).
1
-

Salah satu dari:


thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun

kualitasnya berbeda; atau


thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari

luar dirinya (withdrawal); dan


thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau

2
-

umum mengetahuinya;
Salah satu dari:
delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan

tertentu dari luar; atau


delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan

tertentu dari luar; atau


delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; atau
(tentang dirinya : secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau

ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus;


delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna

3
-

sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;


Halusinasi auditorik:
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien,

atau
Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara

yang berbicara), atau


Jenis suara halusinasi lain yang berasala dari salah satu bagian tubuh
Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari

dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala ini yang harus selalu ada secara jelas:
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
12

afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
6

berbulan-bulan terus-menerus;
Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),

yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh

tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;


Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal); Harus
ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatau, sikap larut
dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

Skizofrenia paranoid (F 20.0)

Gejala utama : waham & halusinasi


Sering mulai sesudah 30 tahun, permulaan subakut
Kepribadian sebelum sakit : skizoid suka menyendiri; pendiam; cenderung
menghindar terhadap aktivitas-aktivitas sosial yang melibatkan kontak atau
interaksi dengan orang-orang; tidak memiliki ketertarikan untuk menjalin
hubungan dekat dengan orang sekitar, bahkan dengan keluarganya sendiri.
Pedoman Diagnostik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan :
Halusinasi dan/ atau waham yang harus menonjol;

Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,


atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,

mendengung atau tawa


Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual
Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, keyakinan bahwa dia sedang dikejar-kejar
13

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik


secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol
Penatalaksanaan
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk masing-masing subtipe skizofrenia.
Pengobatan hanya dibedakan berdasarkan gejala apa yang menonjol pada pasien. Pada
skizofrenia paranoid, gejala positif lebih menonjol, maka adapun pengobatan yang
disarankan kepada pasien obat-obat antipsikotik golongan tipikal (CPZ, HLP).4
Obat Risperidon adalah suatu obat antipsikotik dengan aktivitas antagonis yang
bermakna pada reseptor serotonin tipe 2 (5-HT 2) dan pada reseptor dopamin tipe 2 serta
antihistamin (H1). Menurut data penelitian, obat ini efektif mengobati gejala positif
maupun negatif.3 Risperidon senyawa antidopaminergik yang jauh lebih kuat, berbeda
dengan

klozapin,

sehingga

dapat

menginduksi

gejala

ekstrapiramidal

juga

hiperprolaktinemia yang menonjol. Meskipun demikian, risperidon dianggap senyawa


antipsikotik

atipikal

secara

kuantitatif

karena

efek

samping

neurologis

ekstrapiramidalnya kecil pada dosis harian yang rendah.


Prognosis
Mengevaluasi prognosis dengan melihat riwayat longitudinal dari penyakit, dimulai
dengan riwayat keluarga sampai pada sistem penanganan. Gambaran Klinik yang
dikaitkan dengan prognosis baik yaitu :
1 Awitan gejala gejala psikotik aktif terjadi secara mendadak
2 Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid (sebelum sakit) baik
3 Kebingungan sangat jelas dan gambaran emosi sangat menonjol, selama episode akut
4

(simptom positif)
Kemungkinan adanya suatu stresor yang mempresipitasi psikosis akut dan tidak ada
bukti gangguan SSP

DAFTAR PUSTAKA

Maslim R. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa: Ringkasan Ringkas dari PPDGJ-III.

Jakarta: PT. Nuh Jaya


Sadock, K. 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis Jilid Satu.

3
4

Jakarta: Binarupa Aksara.


Maramis, W.E. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga University Press. Surabaya 2005.
Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik : PT Nuh Jaya, 1999
14

15

You might also like