Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Siti Sundari
(13030055)
A. PENGERTIAN KBK
KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai siswa, prosedur penilaian, kegiatan belajar-mengajar, dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3). KBK berorientasi pada pencapaian hasil (outputoriented) yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi. KBK bertitik tolak dari kompetensi
yang harus dimiliki siswa. Penerapan KBK berorientasi pada pemebalajaran tuntas (mastery
learning), dan kurikulumnya bersifat holistik dan menyeluruh. KBK sangat menekankan
diversifikasi, yakni sekolah dapat mengembangkan, menyusun, mengevaluasi silabus
berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional (Depdiknas,2000f:1;
Sidi, 2001:8). Ranah kompetensi yang terdapat dalam KBK, antara lain: kompetensi
akademik (academic competency), kompetensi kehidupan (life competency), dan kompetensi
karakter nasional (national character competency). Untuk mencapai kompetensi tersebut,
maka pembelajaran ditekankan pada bagaimana siswa belajar tentang belajar (learning how
to learn), bukan pada apa yang harus dipelajari oleh siswa (learning what to be learnt).
B. LANDASAN KBK
Dalam penyusunan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tentunya ada landasanlandasan yang dijadikan sebagai fondasi (dasar hukum) serta pegangan dalam
penerapannya.Adapun landasan-landasan KBK meliputi:
a) Pancasila sebagai landasan filosofis pengembangan kurikulum nasional. Sebagai suatu
sistem kurikulum nasional, KBK mengakomodasikan berbagai perbedaan secara
tanggap budaya dengan memadukan beragam kepentingan dan kemampuan daerah.
KBK menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk
semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan gender melalui
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Dalam rekonseptualisasi kurikulum ini
digunakan landasan filosofis Pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum.
Pancasila sangat relevan untuk penerapan filosofi pendidikan yang mendunia seperti
empat pilar belajar (learning to be, learning to know, learning to do, dan learning to life
together).
b) Dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999/BAB IV.E, GBHN (1999-2004) bab V tentang
Arah Kebijakan Pendidikan dan UU RI No. 22 Tahun 1999 serta peraturan
pemerintah No. 25 Tahun 2000. Tentang otonomi daerah. Dimana sebagai daerah yang
F.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
G. KOMPONEN KBK
1. Kurikulum dan hasil belajar yang berisi tentang perencanaan pengembangan
kompetensi yang perlu dicapai secara keseluruhan
2. Penilaian berbasis kelas yang di dalamnya berisi prinsip, sasaran dan pelaksanaan
penilaian yang konsisten
3. Kegiatan belajar mengajar
4. Pengelolaan Kurikulum berbasis sekolah yang berisi tentang berbagai bentuk pola
pengembangan dan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
H. KELEBIHAN KBK
1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran
dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
2. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada
hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan
proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami
berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.
3. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu
dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar
kompetensi tertentu.
4. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik/siswa (student
oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran
terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan bergerak
dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan
menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-
(Barrie
dan
Pace,1997),
dan
kendala
yang
dihadapi
dalam
(1), (2).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat
(6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat
(1), (2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat
(1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1),
dan menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
C TUJUAN KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada
lembaga penddikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipasif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP untuk:
1
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang ada.
D ISI KTSP
Struktur KTSP memuat: mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri,
pengaturan beban, kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup,
serta endidikan berbasis keunggulan lokal dan global (Mulyasa, 2006:180). Struktur dan
muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi
meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama enam tahun, mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI.
E KARATERISTIK KTSP
1 Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah Dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan disertai
seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi
setempat & kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran
2
serta menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
Partisipasi Masyarakat Dan Orang Tua Yang Tinggi
Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya medukung sekolah melalu bantuan
keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta
semua pihak bertanggung jawab pada keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.
Tim Kerja Yang Kompak Dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh
kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam
pendidikan.
bertanggung jawab.
Beragam dan terpadu. Pengembangan KTSP harus memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, perbedaan
G
1
2
3
4
KOMPONEN KTSP
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan
Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Kalender pendidikan
Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
H KELEBIHAN KTSP
1 Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak
dapat diungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu
bias
proses
sehingga
mendorong
peserta
didik
untuk
meneliti
dan
lebih 20 persen.
KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
16
17
18
19
I
1
KELEMAHAN KTSP
Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan
pelaksanaan KTSP .
Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya,
5
6
KTSP.
Diperlukannya waktu yang cukup oleh pedidik dalam membina perkembangan peserta
didiknya,terutama peserta didik yang berkemampuan dibawah rata-rata. Kenyataan
membuktikan, kondisi sosial, ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru.
Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana
melakukan evaluasi dengan prtofolio. Karena ketidakpemahaman ini mereka kembali
kepada pola assessment lama dengan tes dan ulangan yang cognitive based semata.
IMPLEMENTASI KTSP
Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut kreatifitas dan kearifan
pendidik dalam menciptakan dan menambahkan kegiatan peserta didik sesuai dengan
rencana yang diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Sehingga dalam
implementasinya seorang pendidik harus mampu:
1 Menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
2 Memiliki pendekatan yang tepat
3 Membentuk kompetensi peserta didik, meliputi:
a Kegiatan awal/pembukaan seperti pembinaan keakraban dan pre-test
b Kegiatan inti
c Kegiatan akhir/penutup, dapat dilakukan dengan memberikan tugas dan pos-test.
4 Kriteria keberhasilan
KURIKULUM 2013
A PENGERTIAN KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 merupakan implementasi dari UU no. 32 tahun 2013. Kurikulum 2013
ini merupakan kelanjutan dan penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan
KTSP. Akan tetapi lebih mengacu pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang terdapat pada pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati.
B LANDASAN KURIKULUM 2013
1 Landasan yuridis yaitu dari PP 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP nomor 19
2
Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun
F
1
2
3
4
5
ilmiah
Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi
Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam
7
8
(hardskills)
dan
seniKurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
berkembang secara dinamis. Isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
4
dan seni.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
manusia seutuhnya.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional
dan
guru.
Guru
juga
harus
terus
dipacu
J
1
teacher yang terdiri dari guru inti, pengawas dan kepala sekolah.
Pengembangan Buku Siswa dan Pedoman Guru
Implementasi kurikulum dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman guru yang
disediakan oleh Pemerintah. Strategi ini memberikan jaminan terhadap kualitas
isi/bahan ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan guru dalam keterampilan
melakukan pembelajaran dan penilaian pada proses serta hasil belajar peserta didik.
Ketersediaan buku adalah untuk meringankan beban orangtua karena orangtua tidak
perlu membeli buku baru.
3
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi pelaksanaan kurikulum diselenggarakan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah dan guru menyelesaikan
masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan
pendidikan dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara
rutin dan bergiliran.
agar
sistem
pendidikan
nasional
selalu
selaras
dengan
pengetahuan
(psikomotorik).
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan
4
5
keterampilan (psikomotorik).
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai.
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
KBK
KTSP
Kurang operasional
Lebih operasional
Lebih relevan
NO
KTSP
KURIKULUM 2013
Mata pelajaran tertentu mendukung Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
kompetensi tertentu
Mata pelajaran dirancang berdiri
dasar sendiri
Bahasa Indonesia sejajar dengan
mapel lain
diajarkan terpisah
6
7
8
10
11
KBK 2004:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
pembentuk Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada silabus
Tematik Kelas I dan II (mengacu mapel)
2 KTSP 2006:
Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum
melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi
lebih dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan
pembentuk Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)
Kurikulum 2013:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakat
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan
Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai
Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)
Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman guru
Tematik integratif Kelas I-VI (mengacu kompetensi)
DAFTAR PUSTAKA
http://sekolahdasar03.blogspot.com/2012/05/pengertian-kbk-dan-landasan-kbk-serta.html
http://umirazanah.blogspot.com/2012/01/perbedaan-kbk-dan-ktsp.html
Sanjaya Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Kencana Prenada Group: Jakarta.
http://willzen.blogspot.com/2012/02/prinsip-prinsip-pengembangan-ktsp.html
Gurupembaharu.com/home/empat-belas-prinsip-pembelajaran-kurikulum-2013/
https://sites.google.com/site/webipssmpdkijakarta/in-the-news/karasteristikdantujuankurikulum2013
Yandrikpg.wordpress.com/2013/04/09/perbandingan-kbk-2004-dan-ktsp-2006-dengankurikulum-2013/
http://noor-ekha.blogspot.com/2012/07/kelemahan-dan-kelebihan-kbk-dan-ktsp.html
http://linda-haffandi.blogspot.com/2013/10/kbk-ktsp-dan-kurikulum-2013.html
https://www.facebook.com/RumahBacaanRumba/posts/311541842306828
Yamin, Martinis, 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Gaung Persada: Jakarta.
Mulyasa, Enco. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Rosada: Bandung.
LAMPIRAN