Professional Documents
Culture Documents
GANGGUAN
MUSKULOSKELETAL DISLOKASI
Posted on June 3, 2013 by dhanti
DISLOKASI
A. DEFINISI
Beberapa Pengertian Dislokasi:
Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah
tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. ( Buku Ajar Ilmu
Bedah, hal 1138).
Jadi, Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Sebuah
sendi yang ligamen-ligamennya pernah mengalami dislokasi, biasanya menjadi
kendor. Akibatnya sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila
dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya menjadi sulit dan harus
dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian sendi itu dikerjakan,
semakin baik penyembuhannya.
B. ETIOLOGI
Dislokasi disebabkan oleh :
1.
bola dan hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat
bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan keeper pemain sepak bola paling
sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja
menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga. Benturan keras pada sendi saat
kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
3. Terjatuh. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.
4.
PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital
yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas
sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari
patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi.
Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan
timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan
panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi
kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan
cara dibidai.
D.
MANIFESTASI KLINIS
1.
1. Deformitas pada persendiaan
Kalau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat suatu celah.
1. Gangguan gerakan
Otot-otot tidak dapat bekerja dengan baik pada tulang tersebut.
1. Pembengkakan
Pembengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi
deformitas.
1. Rasa nyeri sering terdapat pada dislokasi
Sendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha servikal.
5. Kekakuan.
E.
KLASIFIKASI
Pergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di anterior dan medial
glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di bawah glenoid
(dislokasi inferior).
3. Dislokasi Sendi Siku
Merupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yang dapat
menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas berubah bentuk
dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku.
4. Dislokasi Sendi Jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi
tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah
telapak tangan atau punggung tangan.
1. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan Interphalangeal
Merupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian.
6. Dislokasi Panggul
Bergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan atas acetabulum
(dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior), dan caput femur
menembus acetabulum (dislokasi sentra).
7. Dislokasi Patella
1. a. Paling sering terjadi ke arah lateral.
1. Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi
lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan.
PENATALAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN
1. 1.
Pengkajian
Nama
Jenis kelamin
Usia
Status
Agama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Bahasa
Suku bangsa
Dx Medis
Sumber biaya
Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan genogram
Status kesehatan
Bernafas
Eleminasi
Istirahat tidur
Kebersihan diri
Rasa nyaman
Rasa aman
Sosial
Pengetahuan
Rekreasi
Spiritual
Prestasi
Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan neurologis
- Ekstremitas (atas dan bawah )
Pemeriksaan penunjang
- Foto X-ray
- Foto rontgen
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Kriteria Hasil :
INTERVENSI
Jelaskan dan bantu klien
RASIONAL
Pendekatan dengan menggunakan relaksasi
nyeri.
Istirahat secara fisiologis akan mengurangi
keperawatan : Istirahatan
klien
Dekatkan dengan orang
terdekat
mengurangi kegelisahannya.
Meningkatkan asupan O2 sehingga akan
nyeri muncul
Ajarkan teknik distraksi
spina .
Distraksi (pengalihan perhatian) dapat
pemberian analgetik
Kolaborasi untuk
Kolaborasi untuk
nyeri.
Dislokasi harus di reduksi secepat mungkin
Kriteria hasil :
INTERVENSI
Pertahankan tirah baring
RASIONAL
Meminimalkan rangsangan nyeri akibat antara
indikasi.
Gunakan pagar tempat tidur.
Kolaborasi pemberian obat
disekitarnya.
Mencegah klien jatuh.
Antibiotik bersifat bakteriosida/bakteriostatik
Evaluasi tanda/gejala
kuman.
Meniali perkembangan masalah klien.
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hambatan mobilitas
hilang/berkurang/teradaptasi.
Kriteria hasil
INTERVENSI
RASIONAL
Kaji kemampuan mobilisasi
Membantu dalam mengantisifasi dan
9 ekstermitas.
Kaji kemampuan
individual.
Kelemahan pada ekstermitas di periksa untuk
Kriteria Hasil :
INTERVENSI
Bantu klien untuk
RASIONAL
Ansietas berkelanjutan menimbulkan dampak
mengungkapkan
perasaannya.
Hindari konfrontasi
istirahat.
Tingkatkan kontrol sensasi
klien.
posistif.
Orientasi dapat mengurangi ansietas .
yang diharapakan.
Beri kesempatan kepada
klien untuk mengungkapkan
ansietasnya.
Berikan privasi untuk klien
dan orang terdekatnya.
KASUS DISLOKASI
STATUS PASIEN
A.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. I
Umur
: 20 tahun
Alamat
: Tulang Bawang
Pekerjaan
Agama
Masuk RSUAM
: Wiraswasta
: Islam
: 30 April 2007
B.
ANAMNESIS (Autoanamnesa)
1.
Keluhan Utama
2.
Keluhan Tambahan
3.
Tiga bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan antara motor dengan motor dan
keduanya saling bertabrakan dengan kecepatan tinggi 80 km/jam. Pasien mengaku
terpental ke kiri sejauh 3m hingga jatuh ke selokan dengan panggul kiri menghantam
dinding selokan . Pasien merasakan ada pembengkakan di panggul kiri belakang.
Pasien mengaku tidak hilang kesadaran saat kecelakaan.
Sesaat setelah terjatuh pasien mencoba berdiri namun tidak sanggup karena merasa
nyeri pada panggul kiri belakangnya. Setelah kecelakaan di bawa ke tukang urut
hingga belasan kali dan berhenti pergi ke tukang urut sejak 1 bulan yang lalu karena
masih merasa ada benjolan pada panggul kiri belakang yang terasa nyeri disekitarnya
dan terpincang-pincang saat berjalan. Hal ini yang kemudian membawa pasien datang
berobat ke RSUAM.
4.
Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita gangguan perdarahan, hipertensi dan
diabetes mellitus.
5.
Riwayat Terdahulu : -
6.
Riwayat Pengobatan
1.
Status Present
Status Generalis
a.
Kepala
* Bentuk
: Normal
* Rambut
* Mata
* Mulut
: Bibir tidak pucat, tidak kering, gusi tak berdarah, lidah tak
nampak kotor
b.
Leher
* Inspeksi
* Palpasi : trakea di tengah, tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
c.
Thoraks
Paru-Paru
* Inspeksi : Pernafasan simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan abnormal,
* Palpasi : Fremitus vokal kanan = kiri, KGB aksila tak ada pembesaran.
* Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
* Auskultasi : suara vesikuler normal, suara nafas tambahan (-)
e.
Jantung
* Inspeksi
* Palpasi
* Perkusi
Batas kiri
* Auskultasi
tambahan (-)
f.
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: Suara timpani
Auskultasi
g.
Ekstremitas
* Superior
: Oedem (-)
* Inferior
: Oedem (-)
3.
a.
v Nyeri tekan
Neurovaskuler
v Sensibilitas
v A.dorsalis pedis
D.
: Teraba (+)
DIAGNOSIS KERJA
PENATALAKSANAAN
1.
Medikamentosa
- Antibiotik
- Analgetik
2.
Tindakan
- Skeletal Traksi
- Reposisi dislokasi
F.
PROGNOSIS
1.
Mekanisme trauma
Caput femur dipaksa keluar dan ke belakang acetabulum melalui suatu trauma yang
dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau
semifleksi. Trauma biasanya terjadi karena kecelakaan lalu lintas dimana lutut
penumpang dalam keadaan fleksi dan menabrak dengan keras bagian depan lutut.
misalnya kecelakaan mobil dimana lutut terbentur ke dasboard.
Lima puluh persen dislokasi disertai fraktur pada pinggir acetabulum dengan fragmen
kecil atau besar.
2.
Gambaran klinis
Penderita biasanya datang setelah suatu trauma yang hebat disertai nyeri dan
deformitas pada daerah sendi panggul. Sendi panggul teraba menonjol ke belakang
dalam posisi adduksi, fleksi dan rotasi interna. Terdapat pemendekan anggota gerak
bawah.
3.
Pemeriksaan Radiologis
Dengan sinar-x akan diketahui jenis dislokasi dan apakah dislokasi disertai fraktur
atau tidak. Pemeriksaan radiografi menunjukkan caput os femur berada di atas
acetabulum.
4.
Terapi
Traksi kulit selama 4-6 minggu, setelah itu tidak menginjakkan kaki dengan jalan
mempergunakan tongkat selama 3 bulan.