You are on page 1of 16

.

Personal Use Only

REAKSI NUKLIR
Notasi Bethe

Reaksi Nuklir adalah transformasi dari suatu atom


target yang diakibatkan bombardir dari suatu projektil
ringan berenergi tinggi.
Projektil ini biasanya adalah suatu inti ringan, netron
atau foton yg memiliki energi yang cukup.
Persamaan reaksi kimia dari suatu reaksi nuklir
biasanya dinyatakan sebagai berikut
A1
Z1

X + ZA22 a ZA33 b + ZA44 Y

Akan berlangsung konservasi dari dari Z


Secara ringkas reaksi nuklir dapat ditulis dengan
menggunakan notasi Bethe berikut,
A1

X (a, b) A2 Y

dengan
o X adalah nuklida target
o Y adalah nuklida hasil.
o a adalah projektil
o b adalah ejektil
Contoh:

Mg (d , a )22 Na
35
Cl (n, p)35 S
23
Na(n, g ) 24 Na
63
Cu ( p, p3n9a )24 Na
24

Reaksi nuklir disebut berdasarkan (a,b)-nya. Sehingga


pada Rx diatas reaksi tersebut disebut reaksi pada
Mg, reaksi (n,p) pada Cl dst.
(d , a )

.
Personal Use Only

JENIS REAKSI NUKLIR

Penamaan reaksi nuklir umumnya di identifikasi


berdasarkan (a,b) dari reaksi nuklirnya. Sehingga
contoh pertama diatas adalah reaksi type (n,) pada
24
Mg.
Berdasarkan jenis (a,b) maka reaksi nuklir dibagi
menurut kelompok berikut:
Hamburan Elastis

Pada jenis ini a=b dan X=Y, Contoh

Be(n, n)9 Be

Pada jenis ini partikel penembak datang menumbuk


inti target, dalam prosesnya sebagian dari energi
partikel yang datang akan hilang. Tidak ada perubahan
dalam jumlah energi potensial dan kinetik.
Besarnya energi yang di transfer kepada target adalah,
EM =

4mM sin 2 q / 2
Em
(m + M ) 2

Dengan
o Em adalah energi kinetik awal dari partikel yang
ditumbuk.
o EM adalah energi kinetik yg akhir diperoleh oleh
inti target dengan massa M dan adalah
merupakan sudut antara arah datang dan keluar.
Hukum kekekalan energi berlaku sehingga

Em = EM + Em'

.
Contoh turunnya energi dari netron cepat dalam
suatu reaktor nuklir mengikuti mekanisme ini.

Personal Use Only

Hamburan Tidak Elastis

Hamburan tidak elastis terjadi apabila sebagian energi


kinetik dari projektil digunakan untuk menaikkan
energi potensial dari inti target.
Pada reaksi nuklir yang mengalami hamburan tidak
elastis tidak terjadi kekekalan energi.
Contoh reaksi
107

107

IT
Ag ( n, n ')107 m Ag

44.3 s

Ag

Pada reaksi tersebut netron cepat yang memiliki energi


tinggi akan mengeksitasi inti target Ag ke keadaan
metastabil.
Reaksi Photo Nuklir

Reaksi foto nuklir adalah reaksi nuklir yang di induksi


oleh sinar-X atau foton yang memiliki energi tinggi (
> 1 MeV). Reaksi ini dikenal sebagai reaksi
fotonuklir.
Pada jenis reaksi ini a = dan b = n atau p. Dalam
keadaan tertentu bila energy sangat tinggi, adalah
mungkin b menjadi d, t, atau , atau campurannya.
Contoh:
9
2

Be(g , n)8 Be 2a
H (g , n)1 H

.
Penangkapan radiatif

Personal Use Only

Pada jenis ini penangkapan partikel


penembak/projektil akan menyebabkan terjadi emisi .
Reaksi yang umum terjadi adalah (n, ), pada reaksi
jenis ini isotop hasil reaksi memiliki massa yang satu
unit lebih tinggi.
Contoh:
Na (n, g )24 Na
P( n, g )32 P
179
Au ( n, g )180 Au
23

31

Dapat juga terjadi reaksi (p, )


Contoh
19
27

F ( p, g ) 20 Ne
Al ( p, g ) 28 Si

Jenis reaksi nuklir lainnya.

Jenis reaksi nuklir lainnya a.l :


(n, p );(n, a );(a , n);( d , p);( d , n);(a , t ) .
Jenis reaksi nuklir khusus lainnya.
Jenis reaksi khusus ini terjadi pada reaksi yang melibatkan
projektil dengan energi yang tinggi dan biasanya target
menjadi terbelah, menghasilkkan beberapa produk.
Reaksi reaksi ini terbagi menjadi :
Evaporasi.: beberapa inti ringan keluar dari inti target.
Cs (a , 4n)133 La
Al ( d , pa ) 24 Na

133
27

.
Personal Use Only

Spalasi : Energi yang terlibat jauh lebih besar daripada


reaksi evaporasi, juga keluar beberapa projektil, inti
anak beratnya jauh lebih rendah dari inti induknya.
63

Cu ( p, p3n9a ) 24 Na

( E p 70MeV )

79

Br ( p , p 7n 7a ) Sc

( E p 180MeV )

44

Fisi
235

U + n 236 U * 137 Te + 97 Zr + 2n

Fragmentasi
Pada fragmentasi, suatu inti tereksitasi dengan besar
(0.5 GeV) pecah menjadi 2 buah inti (1 berat dan 1
ringan) dan memiliki N/Z yang sama dengan
induknya.
Reaksi stripping
Pada reaksi stripping, inti target tidak bereaksi dengan
seluruh projektil, tetapi hanya dengan bagian dari
projektil tersebut.
63

Cu + d (= n + p ) 64 Cu + p

Dengan 125 MeV 14N6+ yang digunakan sebagai


projektil dan berperilaku seakan-akan stripped
menjadi n + p + 3 dalam medan Coulomb dari inti
target. Bila inti yang digunakan sebagai target adalah :
27
Al
28

27

+p
Al
Si

27

+a
Al
P

27

+2a
Al
Cl

27

+3a
Al
K

31

35

39

.
Personal Use Only

KEKEKALAN PADA REAKSI NUKLIR


Kekekalan yang harus berlaku :
Nuclear Charge (jumlah proton dan netron)
Momentum linear dan angular
Energi

Kekekalan Jumlah Proton dan Netron.


Pada semua reaksi nuklir yang melibatkan energi
rendah, jumlah proton (Z) dan netron (N), akan selalu
tetap. Sehingga A akan selalu sama sebelum dan
sesudah reaksi.
Mg (d , a ) 22 Na
S Z perekasi = S Z hasil reaksi = 13
Z Mg = 12, Z d = 1; Z Na = 11, Za = 2
S N perekasi = S N hasil reaksi = 13
N Mg = 12, N d = 1; N Na = 11, Na = 2
24

Pada reaksi nuklir yang melibatkan , kekekalan akan


bersifat khusus, karena akan terbentuk
b

Cu ( p, pp + ) 63 Ni
S Z pereaksi (= 30) S Z hasilreaksi (= 29)
S N pereaksi (= 34) S Z hasilreaksi (= 35)
S Apereaksi (= 64) = S Z hasilreaksi (= 64)
63

Kekekalan Momentum

Pada semua reaksi nuklir akan terjadi kekekalan


momentum, baik kekekalan momentum linear maupun
momentum sudut.

.
Momentum linear sebelum dan sesudah reaksi nuklir
akan selalu sama:
Dengan
V=

m
v
m+M

Personal Use Only

mv = ( m + M )V

Akibat tumbukkan yang terjadi, akan terdapat 3 buah


lintasan yaitu (a) lintasan dari partikel penumbuk(aX), (b) lintasan dari partikel yang di pancarkan (X-b),
(c) lintasan dari sisa inti hasil tumbukkan (X-Y).
ketiga lintasan ini harus koplanar.

Akibat lanjut dari bentuk lintasan ini adalah: Tidak


semua energi kinetik dari partikel penumbuk
(projektil) tersedia untuk reaksi eksitasi inti yang akan
menuju reaksi nuklir bagi inti yang ditumbuk. Hanya
sebagian dari dari inti yang akan memiliki energi
cukup tinggi untuk mengalami reaksi nuklir.

.
Karena inti majemuk (X+a) akan memiliki kecepatan
V, maka energi kinetik dari inti majemuk adalah,

Personal Use Only

Ekr = 1/ 2(m + M )V 2

mv
= 1/ 2(m + M )

m+M
m
=
1/ 2mv 2
(m + M )
m
=
Eka
(m + M )

Akibatnya besarnya energi kinetik yang dapat


digunakan untuk mengeksitasi inti target adalah,
( Ek a - Ek r ) =

M
Eka
m+M

sering disebut sebagai energi kinetik dari


projektil dan target dari CMS (center of mass system).
Energi ini lah yang tersedia untuk berlangsungnya
reaksi nuklir.
M
Eka
m+M

Kekekalan Momentum Sudut

Pada semua reaksi nuklir juga akan terjadi kekekalan


momentum sudut.
Jika momentum sudut orbital dari partikel penumbuk
adalah jumlah l dan s, maka total momentum sudut

I =ls

Suatu partikel yang memiliki momentum sebesar p


dan tidak berputar akan mempunyai panjang
gelombang tertentu sebesar .
Momentum sudut yang di transfer pada inti target
tergantung pada parameter tumbukkan. Parameter

.
tumbukkan adalah jarak titik tumbukkan dari pusat inti
yang ditumbuk.

Personal Use Only

Bila tumbukkan terjadi secara head-on, yaitu antara 0


< r < , maka partikel akan dipantulkan pada sudut
yang mendekati 0. Bila tumbukkan terjadi di titik lebih
jauh dari , maka tumbukkan ini akan mengakibatkan
gerakkan berputar inti yang di tumbuk, yang kemudian
akan menimbulkan momentum sudut dari inti.

Kaitannya titik tumbukkan dengan besarnya


momentum sudut terlihat pada Gambar berikut.

Penampang lintang tumbukkan momentum sudut diberikan oleh hubungan (lihat


tabel 5.1 p155)

Zona

0 (pusat)

Partial
wave

Personal Use Only

Paramet
Zona
er tumbukkan Penampang
lintang

S (l=0)

P (l=1)

D (l=2)

(l+1)

(2l+1)

2
pl 2 ( l + 1) - l 2 = ( 2l + 1) pl 2

Kekekalan Energi

Pada semua reaksi nuklir, juga akan terjadi energi total


(jumlah energi kinetik dan potensial)
Pada reaksi

X + a b+Y
akan terdapat kekekalan energi total
(mX + ma ) 931 + Ea = (mb + mY ) 931 + Eb + EY
(mX + ma - mb - mY ) 931 = Eb + EY - Ea = Q
atau
Q = 931 Dm

Pada reaksi yang eksoenergik, reaksi nuklir harus


melewati batas ambang energi minimum., Besarnya

.
adalah Q. Sehingga suatu reaksi nuklir akan terjadi
bila,

Personal Use Only

Ea Q
m+M
sehingga batas ambang reaksi kimia adalah,
m

E0 1 +
Q
M

Misal ada deteron dipercepat sehingga memiliki energi


sebesar 8 MeV menumbuk sebuah inti magnesium
sehingga terjadi reaksi 24Mg(d,)22Na, maka energi
efektif yang diterima Na (24/(2+24)) * 8 = 7.8 MeV
Energi ambang reaksi nuklir

Bagi suatu reaksi yang bersifat eksoenergik, sering


sekali tidak terdapat batas energi ambang agar suatu
reaksi nuklir dapat berlangsung.
Untuk suatu reaksi yang endoergik, batas energi
ambang harus lebih kecil dari Q (yaitu massa yang di
ciptakan).
Untuk suatu projektil yang memiliki energi kinetik
tertentu maka batas ambang reaksi ini adalah reaksi
M
dapat berlangsung bila m + M E Q atau dengan kata
lain batas energi ambang dari projektil adalah :
m

E0 1 +
Q
M

PENAMPANG LINTANG REAKSI

.
Personal Use Only

Sifat/parameter yang sangat penting dalam suatu


reaksi nuklir adalah penampang lintang reaksi, i,
dengan satuan barns.
Penampang lintang reaksi adalah probabilitas
banyaknya reaksi yang terjadi pada satu cm persegi
per detik dengan kerapatan partikel dan target
tertentu.
Penampang lintang dan laju reaksi
Penampang lintang reaksi diperoleh melalui
percobaan.
Seandainya ada lapis tipis target yang didalamnya
terdapat sejumlah N0 inti per satu satuan luas, dan berkas
energi partikel dengan n partkel melewatinya. Dan
kecepatan partikel penumbuk adalah v cm s-1. Besarnya
laju tumbukkan antara projektil dan target adalaj
Collosion rate nvN 0
= sf N 0 cm -2 s -1

Dengan merupakan penampang lintang reaksi.


s (dalam cm -2 ) =

collosion cm -2 s -2
f cm -2 s -1 N 0 cm -2

Geometri dan reaksi penampang lintang.


Untuk netron mengikuti hukum 1/v
Gambar a) 10B(n,)7Li, yang b dan c untuk reaksi (n,)
dari (b) Ag (c) Zr

.
Personal Use Only

Puncak terjadi karena terjadi efek resonansi.

TEORI INTI MAJEMUK

Bohr pada tahun 1936, bohr mengusulkan sebuah teori


pada reaksi nuklir, teori ini di kenal sebagai Teori Inti
majemuk.
Teori ini didasarkan bahwa pada suatu reaksi nuklir
akan terbentuk suatu produk sementara yang dikenal
sebagai inti majemuk.
A1
Z1

X + ZA22 a ZA11 ++ ZA22 C *

Inti majemuk ini akan berada dalam keadaan


tereksitasi.

.
Personal Use Only

Energi yang berlebih/energi yang berasal dari projektil


akan didistribusikan secara merata pada seluruh
bagian dari inti majemuk tersebut. Waktu yang
diperlukan untuk proses distribusi ini adalah sama
dengan waktu yang diperlukan oleh partikel dengan
kecepatgan v untuk bergerak sejauh diameter dari inti
yang ditembakkan.
Reaksi keseluhan X(a,b)Y, terjadi sebagai reaksi
2tahap. Yaitu reaksi pembentukkan inti majemuk dan
reaksi peluruhan inti majemuk tersebut.
Inti majemuk memiliki waktu hidup yang relatif
panjang. Dan memiliki beberapa karakteristik:
o Inti majemuk yang berjenis sama dapat terbentuk
melalui beberapa cara/dapat diperoleh dari lebih
1 macam reaksi.
o Karena waktu hidupnya yang relatif panjang, inti
majemuk tidak ingat akan asal-usulnya.
o Proses peluruhan/pemencahan inti majemuk tidak
bergantung pada asal-usul dari inti majemuk
tersebut, dan Inti majemuk ini juga dapat meluruh
lebih dari 1 macam bergantung pada besarnya
energi eksitasinya.
o Proses peluruhan berlangsung secara isotropik
dan tidak tergantung pada arah dari partikel
penumbuk.
Contoh proses terbentuknya inti majemuk dan
peluruhannya.

.
Hasil Study S. N Ghosnal
Ni + a

63

Cu + p

64 Zn*

n + 63 Zn
2n + 62 Zn

Personal Use Only

60

p + n + 62 Cu

Hasil studi Alexander dan Simonof


La +16 O
140
Ce +15 N
139

144

Nd +11 B

155 Tb* 6n +149 Tb

Hasil Studi Di Saclay


58

Co + 20 Ne

63

Cu +16 O

79 Rb* p + 78 Kr

KEADAAN EKSITASI DARI INTI MAJEMUK


Jumlah total energi eksitasi yang dimiliki oleh inti
majemuk adalah jumlah total dari energi kinetik
ditambah energi ikat yang didapat saat terbentuknya
inti majemuk tersebut. (lihat contoh p 161)
Distribusi energi eksitasi ini dilakukan secaran random
antar semua komponen (jumlah total proton dan
netron) yang terdapat pada inti majemuk ini.
Proses de-eksitasi dari energi yang berlebih ini
berlangsung dedan beberapa cara.
Inti majemuk dapat berada pada keadaan bound level
atau virtual level. De-eksitasi dari bound level akan
menghasilkan emisi photon. Sedangkan de-eksitasi
dari virtual level akan mengkasikan emisi partikel
yang disertai dengan n, p, atau 2n,d, dll.

.
Personal Use Only

Beberapa reaksi nuklir yang spesifik.


Reaksi inti dengan netron
1. netron berenergi rendah E<1 keV, inti target adalah
inti yang memiliki massa menengah 25<A<80, (n,n);
(n,gamma), (n,r)
2. netron berenergi menengah (1<E<500 keV), (n,n),
(n,gamma), (n,r), inti target A>25.
3. netron energi tinggi (0.5 ,E< 10 MeV0 (n,n);(n,alpha),
((n,proton)
4. netron berenergi sangat tinggi e>10 Mev)
Reaksi dengan proton,
5. proton berenergi menengah 1<E<500 keV, inti target
adalah inti yang memiliki massa menengah 25<A<80,
(p,n);(p,gamma), (p,alpha); (p,r)
nukleda massa tinggi (A>80) reaksi tidak terjadi,
karena tidak cukup energi.
6. proton berenergi tinggi (0.5<E<10MeV)
target massa menengah (25<A<80) (p,n), (p,p,
(p,alpha);(p,r)
target massa tinggi (Z>80) (p,n);(p,p) dam
(p,gamma)
7. proton berenergi sangat tinggi (E> 10 MeV) (p,2n);
(p,n) (p,p)

You might also like