Professional Documents
Culture Documents
GAMBARAN UMUM
1.1
1.1.1
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu Puskesmas yang terletak di wilayah
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Kecamatan Teluknaga
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha
(47,631 Km2), terdiri dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan
ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter.
Topografi Kecamatan Teluknaga meliputi :
1.
2.
3.
4.
Daerah sawah
Daerah pantai
Dataran rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut
Daerah tambak
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluknaga
dipantai utara kabupaten Tangerang, dengan luas wilayah kerja 2.481. 599 Ha (30
km2) terdiri dari luas daratan1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan
ketinggian dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal
Angus cukup panas, yaitu rata rata antara 30C - 37 C.
Gambar 1.1 Peta dan Batas Wilayah Desa Pangkalan
Sumber : yarsi.ac.id
Wilayah kerja Puskesmas Tegalangus terdiri dari 6 Desa Binaan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Desa Lemo
Desa Pangkalan
Desa Tanjung Burung
Desa Tanjung Pasir
Desa Tegal Angus
Desa Muara
Batas-batas wilayah Puskesmas Tegal Angus adalah sebagai berikut :
1. Batas Utara
:Kecamatan Kosambi
4. Batas Barat:
Puskesmas Tegal Angus terletak di kompleks kantor desa Tegal Angus di Jl. Raya
Tanjung Pasir. Jarak terjauh desa binaan adalah desa Tanjungburung dengan jarak
tempuh 6 km. Transportasi dari dan ke Puskesmas Tegal Angus dari desa Tegal
Angus, Pangkalan, Tanjung Burung, Tegal Angus dan Tanjung Pasir dapat ditempuh
dengan angkutan umum baik sepeda motor maupun mobil. Akan tetapi dari desa
Lemo dan Muara hanya dapat ditempuh dengan angkutan umum sepeda motor atau
berjalan kaki. Perbaikan sistem transportasi seperti perbaikan jalan dan penyediaan
sarana angkutan umum akan mempermudah akses masyarakat ke pelayanan
kesehatan di Puskesmas Tegal Angus. Untuk mempermudah akses masyarakat ke
pelayanan kesehatan saat ini telah dibangun pustu (Puskesmas pembantu) di desa
Muara, yang dapat melayani masyarakat di desa Muara dan Lemo.
1.1.2
Sumber : wikipedia.com
Batas batas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2014 jumlah penduduk
di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus adalah 53,822 jiwa yang tersebar di 6 desa
seperti yang tercantum di tabel 2.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal
Angus, 2014
NO
DESA
LUAS
WILAY
JUMLAH JUML
RATA-
KEPADAT
PENDUD AH
RUMA
RATA
JIWA/RU
AN
PENDUD
AH
(km2)
1
2
3
4
5
6
PANGKALAN 7.54
TANJUNG
BURUNG
TEGAL
ANGUS
TANJUNG
PASIR
MUARA
LEMO
JUML
UK
H
TANG
GA
MAH
UK
TANGGA
per km2
16.871
5.362
4.08
2.24
5.24
7.754
2,685
4.5
1.48
2.83
9,378
2,900
4.6
3.31
5.64
9,738
1,823
4.6
1.73
5.14
3.61
3,524
6,557
492
655
4.4
4.4
6.86
1.82
4.6
10.364
30.00
53,822
13.917
AH
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2014
Data penduduk dari BPS Kecamatan Teluk Naga menunjukkan fluktuasi jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti yang terlihat pada grafik
di bawah ini.
Grafik 1.1 Fluktuasi Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus,
2009-2014
55000
54000
53000
52000
51000
50000
49000
48000
47000
2009
2010
2011
2012
2013
2014
DESA/KEL
Laki-
Perempuan
JUMLAH
laki
1
Pangkalan
7.672
7.706
15.378
2
Tanjung Burung 3.379
3.343
6.722
3
Tegal Angus
4.313
4.428
8.741
4
Tanjung Pasir
4.436
4.413
8.849
5
Muara
1.740
1.776
2.516
6
Lemo
3.061
3.077
6.138
JUMLAH
27.412
26.160
53.444
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2014
Isu gender menjadi penting saat ini karena arah pembangunan mulai diarahkan sesuai
dengan populasi jenis kelamin. Pembangunan kesehatan juga sudah kearah isu gender
dengan membuat laporan indikator kesehatan sesuai jenis kelamin. Data berdasarkan
jenis kelamin seperti yang termuat dalam laporan profil kesehatan ini diharapkan
dapat membantu membuat kebijakan sesuai kebutuhan gender. Seperti terlihat pada
tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan.
Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini tingkat partisipasi terhadap
program kesehatan di Puskesmas lebih banyak perempuan baik sebagai sasaran
kesehatan seperti bumil,bulin maupun sebagai kader kesehatan. Program-program
seperti KIA-KB dan gizi identik dengan ibu-ibu (perempuan) padahal peran laki-laki
juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan pengembangan seperti usaha kesehatan
kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih banyak laki-laki yang bekerja
bandingkan perempuan.
1. 2.2 Kondisi Sosial Ekonomi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya asli
Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan
sekitarnya. Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat
dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini :
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk menurut Agama yang dianut di wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus 2014
No.
Agama
Jumlah Pemeluk
Islam
49232
Budha
3183
Kristen
771
Khatolik
203
Khonghucu
52
Hindu
No.
Lapangan Kerja Penduduk
Jumlah
1.
Petani pemilik
13316
2.
Petani penggarap
6063
3.
Buruh
4592
4.
Nelayan
386
5.
Pedagang
6373
6.
Industri rakyat
13536
7.
Buruh industri
13757
8.
Pertukangan
4109
9.
PNS
222
10.
TNI/POLRI
65
11.
Pensiunan PNS
45
12.
Pensiunan TNI/POLRI
43
13.
Perangkat Desa
141
14.
Pengangguran
4004
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2014
Sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus belum berkembang secara
ekonomi. Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh
dengan pendapatan yang tidak tetap. Hampir separuh dari jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus mempunyai tingkat ekonomi yang rendah
seperti yang terlihat di grafik berikut ini.
Grafik 1.2 Persentase penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus,
2014
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang & Data Jamkesmas Puskemas Tegal
Angus, 2014
Terlihat dari grafik jumlah penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus pada tahun 2014 adalah 31.898 jiwa yaitu 59,3 % dari jumlah penduduk
53.822 jiwa.
Grafik
52851
51858
49344
53831
23403
23869
23403
23403
2009
2010
2011
2012
53444
53822
31918
31898
2013
2014
Su
mber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang & Data Jamkesmas Puskemas Tegal
Angus, 2014
Jumlah penduduk miskin yang masih cukup besar menunjukkan kondisi ekonomi
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih belum berubah seperti
tahun-tahun sebelumnya seperti yang terlihat pada grafik dibawah ini.
Masih banyaknya penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dapat
menjadi hambatan dalam pembangunan kesehatan. Oleh karena itu kerjasama lintas
sektoral perlu terus di tingkatkan, dalam hal ini pembangunan ekonomi harus juga
ditingkatkan. Kesehatan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor
kesehatan tetapi berbagai faktor dimana salah satu faktor yaitu faktor ekonomi juga
berperan penting dalam pembangunan kesehatan.
1. 2.3 Pendidikan
Tingkat pendidikan
N
O
JUMLAH SEKOLAH
NAMA DESA
R
SM
MT
SM
SM
A
0
D
5
I
1
P
2
S
1
A
0
K
1
A
0
Burung
1
0
0
2
1
0
Tegal Angus
0
1
0
2
2
2
Tanjung Pasir 0
2
0
2
1
0
Muara
0
0
0
3
0
0
Lemo
0
0
0
3
0
0
PUSKESMAS 1
3
0
12 4
2
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2014
0
1
1
0
0
2
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
4
5
6
PAU
Pangkalan
Tanjung
D
1
TK
2
10
Terlihat dari tabel jumlah sekolah yang terdapat dalam wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus sebanyak 25 sekolah, terdiri dari 1 PAUD , 3 TK, 12 SD, 4 MI , 2 SMP,
2 MTS, dan 1 SMA.
Tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus masih rendah, dari
jumlah 53.444 penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan seperti
yang terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.6 Penduduk 10 tahun keatas menurut jenjang Pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus ,2014
No. Jenjang Pendidikan
Jumlah
1.
Tidak / belum tamat SD
12598
Sumber : Data BPS
2.
SD/MI
15738
Kecamatan Teluk Naga
3.
SLTP/MTS
4060
4.
SLTA/MA
3601
Tahun 2014
5.
AK/Diploma
159
6.
Universitas
130
Jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak/belum tamat SD masih
cukup besar yaitu 12.598 jiwa atau 23.5 % dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan
tantangan dalam pembangunan kesehatan, pelaksanaan program-program Puskesmas
harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dari penduduk yang menjadi sasaran
agar lebih diterima. Kemampuan membaca dan menulis dapat dilihat dari angka
melek huruf, yang diukur dari persentase penduduk usia 10 th keatas yang bisa
membaca dan menulis. Berdasarkan data dari BPS Kecamatan Teluk Naga angka
melek huruf di wilayah kerja Puskesmas adalah 91,05% untuk laki-laki dan 87,10%
untuk perempuan. Angka melek huruf ini meningkat dari tahun 2013 sebelumnya
seperti terlihat dari diagram di bawah ini.
11
120
100
80
Axis Title
60
40
20
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Grafik 1.4 Angka Melek Huruf penduduk usia 10 th keatas di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus 2009 2014
Sumber : Kantor Statistik Kecamatan Teluk Naga, 2014
Terlihat peningkatan angka melek huruf pada tahun 2013 yaitu sebanyak 0.95 % dari
tahun 2012. Penurunan angka melek huruf baik pada laki-laki maupun perempuan di
tahun 2014 merupakan suatu hambatan dalam pembangunan kesehatan terutama
program Puskesmas yang memerlukan partisipasi masyarakat seperti UKBM , desa
siaga maupun perekrutan kader-kader kesehatan.
1.2.4
Kesehatan
12
MYALGIA
519
DIARE
587
SAKIT KEPALA
2107
GASTRITIS
956
HIPERTENSI
1074
BATUK
1431
DEMAM
2573
DERMATITIS
LAIN LAIN
1598
213
ISPA
3341
13
Jumlah
1
1
1
0
0
0
2
5
8
0
0
0
.
Apotik
11. Optikal
12
0
0
.
13
45
Gudang Farmasi
Posyandu
14
Jumlah
Toko Obat
0
.
Pos UKK
16 Polindes
Sumber : Puskesmas Tegal Angus, 2014
Dari tabel diatas sarana kesehatan dan faktor pendukung yang ada di Puskesmas
Tegal Angus masih kurang.
1.2.4.3 Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan
pembanguan kesehatan karena merupakan penggerak dari program-program
kesehatan.
Tabel 1.8 Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
NO
KATEGORI TENAGA
STATUS
PNS
PTT/TKK LAIN-
1
Dokter Gigi
1
0
2
Dokter Umum
0
1
3
AKBID
0
0
4
AKPER
0
0
5
D3 Gizi
1
0
6
D3 Kesling
0
0
7
Bidan
8
6
8
Perawat
3
2
9
Pekarya
1
0
10
Honor
0
0
Sumber :Data Puskesmas Tegal Angus, 2014
LAIN
0
0
0
0
0
0
1
0
0
6
JUMLAH
1
1
0
0
1
0
15
5
1
6
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Tegal Angus berjumlah 33 orang yang terdiri
dari dokter umum,dokter gigi, perawat, bidan dan tenaga gizi .
15
PHBS
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Rumah yang bebas jentik
Penimbangan bayi dan balita
Memberikan ASI eksklusif
Menggunakan air bersih
Menggunakan jamban sehat
Olahraga atau melakukan aktifitas fisik setiap
hari
8
Mengkonsumsi makanan seimbang
9
Tidak merokok dalam rumah
10
Penduduk misikin yang dicakup JPKM
Sumber : Data Puskesmas Tegal Angus, 2014
Pencapaian (%)
103.42
75.10
100
15.19
99.45
17.15
12.05
25.20
25.15
98.10
Berdasar kajian PHBS diatas didapat ada beberapa cakupannya masih rendah hal ini
dikarenakan :
1. Penduduk miskin masih banyak, sehingga yang mepunyai akses air bersih dan
jamban sehat sedikit
2. Tingkat pendidikan yang masih rendah sehingga kurangnya kesadaran tentang ASI
Eksklusif, aktifitas fisik, merokok dalam rumah
3. Kurangnya kader jumantik sehingga kegiatan pemeriksaan jentik berkala kurang
optimal
4. Untuk meningkatkan pencapaian rumah tangga ber PHBS dilakukan penyuluhan
tentang PHBS yang terus menerus,meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas
sektor.
16
Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang
pemberian vitamin A.
Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu
yang bernutrisi.
Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan
1.3
Keluarga Ny.Reni
Keluarga Tn.Anton
Keluarga Tn.Mustain
Keluarga Tn. Mairin
Keluarga binaan ini bertempat di Kampung Suka Sari RT 02 RW 04 Desa Pangkalan,
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas dilaksanakan
dari tanggal 11-22 Agustus 2015. Keempat keluarga binaan tersebut tinggal
berdekatan satu sama lain. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan kami adalah
sebagai berikut:
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Binaan
17
Status
Jenis
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
keluarga
Kepala
kelamin
Wanita
58
SD
Ibu
Ny. Reni
Ny. Wina
keluarga
Rumah
Anak
Tangga
Ibu
Wanita
21
SD
Rumah
3
Ny. Lia
Anak
Wanita
20
SD
Tangga
Ibu
18
Rumah
4
5
6
7
Tn. Mustafa
Tn. Aceng
Alif
Musdalifah
Menantu
Menantu
Cucu
Cucu
Laki-Laki
Laki-Laki
Laki-Laki
30
25
3
Perempuan 2
SMP
SD
Belum
Tangga
Buruh
Buruh
Sekolah
Belum
Sekolah
19
merupakan rumah peninggalan suami Ny. Reni yang sudah meninggal sejak 15 tahun
yang lalu. Bangunan rumah ini tidak bertingkat, dinding rumah terbuat dari batu bata,
dengan pembatas setiap ruangan dengan menggunakan papan, lantai menggunakan
semen dan keramik. Atap rumah menggunakan genteng
menggunkan kayu dan tanpa plafon. Rumah Ny. Reni terdiri dari tiga buah kamar
tidur, satu ruang keluarga, satu dapur yang terhubung dengan tempat mencuci yang
juga digunakan untuk mandi dan buang air kecil. Ny. Reni tidak memiliki kamar
mandi khusus dan tidak memiliki jamban. Tempat mencuci tersebut disertai dengan
keran air dan pembuangannya di alirkan ke kali.
Ruang keluarga berukuran 2 x 3 m2 beralaskan semen dan keramik, terdapat TV dan
lemari penyimpanan alat rumah tangga, jendela diruangan tersebut kurang baik,
ventilasi udara kurang, dan rumah Ny. Reni terasa lembab. Pada ruang tidur Ny.
Reni , ventilasi udara kurang baik dan lembab berukuran 30 cm x 40 cm. Kamar Ny.
Wina dan Ny. Lia tidak dilengkapi dengan ventilasi atau jendela. Dapur terlihat
padat dan kurang rapih. Tempat cuci yang juga digunakan untuk mandi tanpa disertai
dengan jamban dan keran, kurang bersih. Sumber air bersih menggunakan air tanah,
air jernih namun berbau. Keluarga Ny. Reni memiliki satu buah motor, satu buah
televisi, dua buah kipas angin.
Gambar 1.11 Denah rumah keluarga Ny.Reni
20
b. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Reni terletak dipemukiman yang padat penduduk. Dibagian
depan
terdapat jalan setapak, di depan dan belakang rumah berbatasan dengan rumah
tetangga.
c. Pola Makan
Keluarga Ny. Reni memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari. Biasanya
menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe, sayur, dan ikan. Ny. Raisah mencuci
bahan makanan serta peralatan memasak dengan air keran dan ia memasak
masakannya sampai matang.
d. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ny. Reni memiliki tujuh orang anak, seluruh anak Ny. Reni sudah berkeluarga. Saat
Ny. Reni mengandung Ny. Reni tidak pernah memeriksakan kandungannya, saat
persalinan Ny. Reni dibantu oleh seorang paraji, ke tujuh anak Ny. Reni tidak
mendapatkan imunisasi.
Ny. Wina merupakan anak ke enam dari tujug bersaudara, Ny. Wina memiliki seorang
anak dan selama kehamilannya, Ny. Wina melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 2
kali di posyandu desanya. Saat persalinan berlangsung Ny. Wina dibantu oleh seorang
bidan. Anak Ny. Wina hingga saat ini rutin di imunisasi di posyandu. Ny. Reni, Ny.
Wina dan Ny. Lia tidak pernah menggunakan KB.
e. Kebiasaan Berobat
21
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya memilih berobat ke
bidan.
f. Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Ny. Reni adalah batuk pilek dan
pegal-pegal.
g. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Ny. Reni setiap harinya melakukan kegiatan membersihkan rumah dibantu oleh
anaknya yaitu Ny. Wina dan Ny. Lia. Saat melakukan aktifitas diluar rumah keluarga
Ny. Wina sering kali tidak menggunakan alas kaki, cucu Ny. Reni dibiarkan membeli
jajanan di warung dekat rumahnya. Menantu Ny. Reni merokok 2-3 bungkus setiap
hari, dan tidak jarang menantu Ny. Reni merokok di dalam rumah.
Ny. Reni terbiasa mencuci pakaian seluruh anggota keluarganya di tempat cuci di
rumahnya menggunakan air pompa dari sumur milik pribadinya. Keluarga Ny. Reni
tidak memiliki jamban sendiri, dan jika akan buang air besar, biasanya Ny. Reni
buang air besar di rumah anaknya yang lain atau di kali dekat rumahnya. Ny. Reni
dan keluarga terbiasa mencuci tangan sebelum makan .
Keluarga Ny. Reni memiliki kebiasaan membiarkan sampah rumah tangga tertumpuk
di samping rumahnya, dan saat sudah penuh biasanya Ny. Wina membuang sampah
ke kali atau membakarnya.
1.3.2.1. Keluarga Tn. Anton
Data Dasar Keluarga Tn. Anton
Keluarga binaan pertama adalah keluarga Tn. Anton. Terdapat enam orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keenam anggota keluarga tersebut adalah:
Tabel 1.13. Tabel Keluarga Tn. Anton
N
Nama
Status
Jenis
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Tn. Anton
keluarga
Kepala
kelamin
Laki-Laki
63
SD
Tukang
Ny. Rami
Keluarga
Istri
Wanita
57
SD
Becak
Buruh
Ny. D
Anak
24
SD
Cuci
Ibu
o
1
Wanita
Rumah
22
4
5
6
Tn. X
Husna
Alif
Menantu
Cucu
Cucu
Laki-Laki
Wanita
Laki-Laki
26
9
3.5
SD
Tangga
Buruh
SD
-
Pabrik
Pelajar
-
23
rumah ini tidak bertingkat, dinding rumah terbuat dari batu bata, lantai menggunakan
semen dan keramik. Atap rumah menggunakan genteng dan tanpa plafon. Rumah Tn.
Dedi terdiri dari dua buah kamar tidur, satu ruang keluarga, satu dapur, memiliki
kamar mandi dengan jamban. Tn. Anton membuat jamban didalam rumahnya yang
disertai dengan pompa air dan pembuangannya di alirkan ke kali.
Ruang keluarga berukuran 1.5 x 3 m2 beralaskan semen dan keramik, terdapat TV dan
lemari dan meja untuk penyimpanan buku, jendela diruangan tersebut cukup baik,
ventilasi udara cukup, dan dapat dilewati cahaya matahari. Pada ruang tidur, ventilasi
udara berukuran 10 cm x 40 cm kurang baik, lembab, dan pencahayaan juga kurang.
Dapur terlihat padat dan rapih. Kamar mandi yang disertai jamban dan keran, cukup
bersih. Sumber air bersih menggunakan pompa air yang dibuat sendiri, air berwarna
sedikit keruh dan berbau. Tn. Anton memiliki dua buah motor, satu buah becak, satu
buah televisi, dan dua buah kipas angin.
TOILET
KAMAR ANAK
Jendela
RUANG KELUARGA
KAMAR
UTAMA
TERAS
i. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Anton terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan
terdapat jalan setapak, di samping dan belakang rumah berbatasan dengan rumah
tetangga.
j. Pola Makan
24
Keluarga Tn. Anton memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari. Biasanya
menu yang biasa dimakan adalah tahu, tempe, sayur, dan ikan. Ny. Rami mencuci
bahan makanan serta peralatan memasak dengan air keran dan ia memasak
masakannya sampai matang.
k. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Tn. Anton dan Ny. Rami memiliki 4 orang anak. Anak yang pertama, seorang
perempuan bernama Tn. Arif yang telah meninggal saat umur 21 tahun dikarenakan
sakit. Proses kelahirannya ditolong oleh dukun beranak setempat. Sejak lahir Tn. Arif
tidak dibawa ke posyandu dan tidak mendapatkan imunisasi.
Anak kedua seorang perempuan bernama Ny. Bella yang sekarang berusia 40 tahun,
telah menikah dan memiliki 1 orang anak perempuan. Proses kelahiran juga dibantu
oleh dukun beranak. Ny. Bella juga mendapatkan imunisasi tidak lengkap.
Anak ketiga dan keempat bernama Tn.Cecep dan Ny.Dahlia sekarang berusia 35
tahun dan 24 tahun. Tn.Cecep telah menikah dan memiliki 1 orang anak laki-laki,
Ny.Dahlia juga telah menikah dan memiliki 1 orang anak laki-laki dan 1 orang anak
perempuan.
Dari kedua anak Tn. Anton dan Ny. Rami semua nya mendapatkan ASI eksklusif
selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan.
Ny. Rami tidak pernah menggunakan KB.
l. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya memilih hanya
didiamkan saja hingga penyakitnya sembuh sendiri, membeli obat di warung atau
sesekali berobat ke bidan.
m. Riwayat Penyakit
Penyakit yang sering diderita anggota keluarga Tn. Anton adalah nyeri pinggang yang
sering dialami oleh Tn. Anton dan hanya meminum obat atau pengobatan dari bidan
desa.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Tn.Anton dapat menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari, ia juga sering
merokok di dalam rumah. Keluarga Tn. Anton terbiasa melakukan cuci tangan
sebelum makan dengan air mengalir dan sabun. Air yang digunakan keluarga Tn.
Dedi adalah pompa air yang dibuat sendiri dengan warna air keruh dan sedikit berbau
alumunium. Keluarga Tn. Anton melakukan aktivitas mandi di kamar mandi miliknya
dengan air tersebut, mencuci alat makan dan sayuran, mencuci pakaian seluruh
25
anggota keluarganya di belakang rumahnya, tetapi keperluan air untuk makan dan
minum menggunakan air isi ulang yang dibeli didekat rumah.
Keluarga Tn. Anton memiliki kebiasaan membuang sampah rumah tangga di kali
dekat rumahnya atau sesekali dibakar. Di dekat rumah Tn. Anton terdapat selokan
tempat pembuangan limbah rumah tangga dan dialirkan ke kali.
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Tn. Mustain merokok sejak usia 13 tahun.
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
Pola Makan
berolahraga.
Ny. Rami memasak makanan sendiri untuk keluarganya.
Ia sering memasak makanan dengan menu seperti nasi
telur, tahu, tempe, ikan dan daging sapi setahun sekali..
Pola
Pengobatan
Menabung
(sejenis Koperasi).
Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai tukang becak, bekerja setiap hari
dari jam 7 pagi sampai jam 1 siang.
b. Ibu bekerja sebagai buruh cuci di 2 rumah di Kompleks
Perumahan dekat tempat mereka tinggal .
c. Anak pertama telah meninggal sejak umur 21 tahun..
d. Anak kedua telah menikah dan memiliki 1 orang anak.
e. Anak ketiga telah menikah dan memiliki 1 orang anak
f. Anak ketiga telah menikah dan memiliki 2 orang anak.
26
Kriteria
Luas Bangunan
Permasalahan
Luas rumah 10 x 6 m2
2.
Didalam Rumah terdapat dua kamar tidur masingmasing berukuran 3x2 m2 dan 2,5x1,5 m2. Di dalam
kamarnya terdapat kasur tipis dan lemari pakaian.
Dapur Tn. Anton berukuran 1,5 x 3 m2 yang menjadi
satu dengan ruang cuci, tempat cuci piring dan kamar
3.
Jamban
mandi.
Keluarga Tn. Anton tmemiliki jamban di rumahnya
4.
Ventilasi
5.
Pencahayaan
6.
MCK
Keluarga
Tn.
Anton
memiliki
MCK
sendiri
7.
Sumber Air
dirumahnya.
Dalam kesehariannya Tn. Anton menggunakan air
dari pompa yang digunakan untuk mandi dan
mencuci pakaian. Serta membeli air galon isi ulang
8.
Saluran
limbah
9.
Tempat
sampah
Tn.
Anton
tidak
memiliki
tempat
10.
Lingkungan
rumah
27
No
Kriteria
Permasalahan
depan rumah ke rumah tetangga 2 m. Delapan meter
dari rumah tersebut terdapat kali yang kotor penuh
tumpukan sampah.
Status
Jenis
Usia
Pendidikan
Pekerjaan Penghasilan
Tn.
Keluarga
Suami
Kelamin
Laki-laki
38 th
SD
Buruh
Mustain
Ny. Ening
Rp.
Istri
Perempuan
37 th
SD
Tambang
ulan
Plastik
Pedagang
Rp.
Nasi Uduk
1.500.000,-/b
ulan
28
Nn.Nia
Anak I
Perempuan
17 th
SMK
Pelajar
Damayanti
An.Dede
Anak II
Laki-laki
14 th
SMP
Pelajar
Mustakin
Keluarga Tn. Mustain tinggal di RT 02/RW 04. Di rumah ini Tn. Mustakin tinggal
dengan istri dan kedua anaknya. Tn. Mustain yang saat ini berusia 38 tahun bekerja
sebagai Buruh Pabrik Tali Tambang Plastik dengan penghasilan sekitar Rp. Rp.
2.200.000,-/bulan, dengan latar belakang pendidikan Tn. Mustain adalah SD. Tn.
Mustain memiliki 2 orang anak. Anak pertama, Nia Damayanti berumur 17 tahun
sedang dalam pendidikan SMK kelas 2 ,dan anak keduanya Dede Mustakin berusia
14 tahun sedang dalam pendidikan SMP kelas 3 .
b. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Mustain tinggal disebuah bangunan rumah diatas tanah seluas 9x6 m2.
Rumah terdiri dari 3 kamar tidur masing-masing berukuran 3x2 m2 , 2.5x1.5 m2 dan
2.5 x 1 m2. Terdapat sebuah ruang tamu berukuran 3x2.5 m 2 yang juga digunakan
untuk menaruh motor .Terdapat ruang keluarga berukuran 3 x 3.5 m 2 yang digunakan
untuk menonton TV dan makan bersama tidak terdapat kursi maupun meja yang
digunakan untuk menaruh makanan. Di sebelah ruang keluarga terdapat dapur yang
menjadi satu dengan sumur dan tempat mencuci piring berukuran 1,5 x 6 m 2 di
sebelah sumur terdapat tumpukan dirigen bekas dan perabot dapur yang tergenang air
serta ember tanpa tutup untuk menampung air. Keluarga tuan Mustain tidak memiliki
jamban . Di sebelah dapur terdapat halaman belakang yang digunakan untuk
menjemur pakaian,membakar sampah dan menaruh botol-botol bekas, terdapat
saluran air yang tergenang di tepi sepanjang halaman. Ventilasi di rumah tersebut
tidak baik karena hanya memiliki dua pintu untuk ventilasi dan hanya satu pintu yang
dapat dilewati cahaya bila terbuka yaitu pada pintu belakang menuju ke dapur, dan
memiliki dua jendela yaitu satu jendela di kamar tidur utama dan satu jendela di
ruang tamu namun kedua jendela tidak pernah dibuka dan tidak terdapat cahaya
matahari yang masuk melalui jendela karena rumahnya tidak menghadap ke matahari.
Di dalam ketiga kamar tidur tidak terdapat ventilasi yang baik hanya terdapat lubang
29
kecil berukuran 25 x 10 cm2. Didalam kamar tidur tidak terdapat dipan untuk kasur
hanya terdapat kasur tipis setebal 4cm dan tidak dilapisi sprei . di dalam kamar
tidur tidak terdapat lemari pakaian ,pakain dilipat
30
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Mustain terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan
terdapat teras dan halaman milik Tn. Mustain berukuran 2.5x 6 m, di depan teras
terdapat rumah tetangga, bagian belakang terdapat rumah tetangga, dan di bagian
kanan dan kiri juga terdapat rumah tetangga. Limbah cair dialirkan ke selokan yang
hanya berukuran kurang lebih 20 cm di halaman belakang rumahnya.
d. Pola Makan
Ny. Ening memasak makanan sendiri untuk keluarganya. Ia sering memasak makanan
dengan menu seperti nasi, tahu, tempe,ikan dan sesekali daging. Sehari-harinya
mereka makan besar 2 kali. Mereka juga mengatakan bahwa mereka mencuci
tangannya sebelum dan sesudah makan menggunakan sabun.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Anak pertama dan kedua Tn. Mustain lahir di rumah dibantu paraji .Selama hamil Ny.
Ening mengaku tidak pernah mengontrol kandungannya ke bidan. Untuk imunisasi,
keluarga Tn. Mustain hanya 3 kali membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi di
bidan. Ny. Ening mengaku anaknya diberikan ASI eksklusif sampai usia anak usia 6
bulan, kemudian setelah 6 bulan anaknya diberikan makanan tambahan selain ASI.
31
Kemudian Ny. Ening menggunakan KB suntik untuk mengontrol jumlah anak dalam
keluarganya .
f. Kebiasaan Berobat
Dalam segi kesehatan, anak kedua Tn. Mustain pernah mengalami demam berdarah
dan berobat ke rumah sakit, selain itu jarang mengalami sakit. Gangguan kesehatan
yang sering dialami seluruh anggota keluarganya antara lain batuk pilek, dan demam.
Menurut penuturan Ny. Ening, mereka biasanya meminum obat warung terlebih
dahulu, jika tidak membaik baru dibawa ke bidan, keluarga Ny. Ening jarang
memeriksakan ke Puskesmas karena sehari-hari mereka bekerja.
g. Riwayat Penyakit
Anak kedua Tn. Mustain pernah sakit demam namun tidak diketahui penyebabnya
dan tidak dirawat di rumah sakit. Anggota keluarga lainnya sering mengalami batuk,
pilek dan demam, belum pernah mengalami sakit yang berat sampai dirawat dirumah
sakit.
h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari
Di keluarga Tn. Mustain, Tn. Mustain merokok dan menghabiskan kira-kira 2
bungkus rokok dalam sehari. Keluarga Tn. Mustain mengaku mencuci tangan
sebelum makan, jika tangan tampak kotor, dan jika selesai melakukan aktivitas
menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak dilakukan anggota keluarga.
i. Perilaku Membuang Sampah
Rumah keluarga Tn. Mustain berada di lingkungan perumahan yang padat. Di
lingkungan rumah tidak terdapat saluran untuk aliran limbah cair rumah tangga,
keluarga membuang limbah cair diselokan yang hanya berukuran kurang lebih 20 cm.
Didalam rumah dan diluar rumah Tn. Mustain tidak memiliki tempat pembuangan
sampah, pengakuan istri Tn. Mustain keluarga mereka membuang sampah setiap hari
di halaman belakang rumah dan kemudian dibakar pada hari berikutnya.
Tabel 1.. Faktor Internal Keluarga Tn. Mustain
No
1
2
Faktor Internal
Kebiasaan Merokok
Olah raga
Permasalahan
Tn. Mustain merokok sejak usia 15 tahun
Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
Pola Makan
berolahraga.
Ny. Ening
memasak
makanan
sendiri
untuk
32
No
Faktor Internal
Permasalahan
keluarganya. Ia sering memasak makanan dengan menu
seperti nasi, tahu, tempe, ikan dan sesekali daging.
Pola
Pengobatan
Menabung
Kriteria
Luas Bangunan
Permasalahan
Luas rumah 9 x 6 m2
2.
Didalam Rumah terdapat tiga kamar tidur masingmasing berukuran 3x2 m2 , 2,5x1,5 m2 , 2,5x1 m2. Di
dalam kamarnya terdapat kasur tipis dan lemari
pakaian. Dapur Tn. Mustain berukuran 1,5 x 6 m2
yang menjadi satu dengan sumur dan tempat cuci
3.
Jamban
4.
Ventilasi
rumahnya
Terdapat ventilasi udara hanya pada ruang tamu,
kamar tidur utama dan dapur .
5.
Pencahayaan
6.
MCK
33
No
7.
Kriteria
Sumber Air
Permasalahan
dekat rumahnya dan digunakan bersamaan dengan
tetangganya.
Dalam kesehariannya Tn. Mustain menggunakan air
sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci
pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk
8.
Saluran
limbah
9.
Tempat
sampah
10.
Lingkungan
rumah
1.
2.
3.
4.
34
Status
Jenis
keluarga
kelamin
Tn.
Kepala
Laki-laki
Mairin
keluarga
Ny.
3
4
Usia
Pendidika
Pekerjaan
n terakhir
47
SD
Wiraswasta
Istri
Perempuan 40
SD
Buruh pabrik
Tarsih
Nn.
Anak
Perempuan 19
SMP
Buruh pabrik
Riska
Tn.
Anak
Laki-laki
SD
Pelajar
13
Ahmad
Sopyan
Keluarga Tn. Mairin tinggal di Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga RT 02/04.
Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri dengan dua orang anak, laki laki- dan
perempuan. Anak pertamanya sudah berkeluarga dan tinggal bersama suaminya di
rumah yang berbeda.
Tn. Mairin sebagai pemilik rumah, berusia 47 tahun dan bekerja dalam bidang
wiraswasta, lebih tepatnya sebagai tukang ojek. Sedangkan Ny. Tarsih istrinya,
berusia 40 tahun, dengan latar belakang pendidikan terakhir keduanya adalah sekolah
dasar.
Nn. Riska sebagai anak kedua yang berusia 17 tahun saat ini sudah duduk dikelas III
SMP, belum menikah, dan tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Anak kedua yaitu
Tn. Ahmad Sopyan sekarang duduk di kelas I SMP, belum menikah, dan sama seperti
kakaknya Tn Ahmad Sopyan tidak bekerja sampingan.
Gambar 1.8 Denah keluarga Tn. Mairin
TERAS DEPAN
35
Depan
D
A
P
U
R
RUANG
KELUARG
A
R.
MAKAN
K. MANDI
K.
TIDUR
1
K.
TIDUR
2
Belakang
36
kanan dari ruangan ini terdapat kamar mandi yang tidak ada jambannya. Didalamnya
kamar mandi terdapat sumur milik pribadi yang digunakan untuk memnuhi
kebutuhan air sehari-hari.
Limbah air dialirkan ke. Sedangkan untuk pembuangan sampah dikumpulkan di luar
pagar halaman depan, untuk selanjutnya dibakar setelah menumpuk banyak.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Mairin terletak di daerah yang padat penduduk, jarak antar satu
rumah dengan rumahnya hanya berbatas tembok. terdapat sungai yang berjarak 10
meter dari rumahnya.
d. Pola Makan
Keluarga Tn. Mairin memiliki pola makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Makan pagi
dan malam dirumah, makan siang di tempat kerja, sedangkan anak-anaknya
disekolah. Biasanya menu yang biasa dimakan adalah nasi, tahu, tempe, serta sayursayuran. Lauknya jarang menggunakan daging hanya bertepatan saat hari-hari besar
keagamaan. Ikan bisa sebanyak 2 kali seminggu. Hampir tidak pernah membeli buah
untuk dikonsumsi sendiri. Keluarga mereka juga tidak pernah meneyediakan susu
dirumah untuk dikonsumsi rutin.
e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Anak
Ny. Tarsih melahirkan ketiga anaknya secara normal. Anak pertama hingga terakhir
lahir dengan dibantu oleh paraji.
f. Kebiasaan Berobat
Menurut penuturan Tn. Mairin, ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini
biasanya langsung membeli obat warung kemudian dibawa ke Puskesmas
g. Riwayat Penyakit
Menurut penuturan Tn. Mairin, tidak memiliki masalah kesehatan dalam sebulan
terakhir ini. Penyakit tersering pada keluarga Tn. Mairin adalah batuk dan pegalpegal, serta khusu Ny. Tarsih yang bekerja di pabrik yang selalu bersentuhan dengan
lem kayu sehingga beliau sering terluka jari-jarinya.
h. Perilaku dan Aktifitas Sehari- Hari
Tn. Mairin memiliki kebiasaan merokok. Seluruh anggota keluarga mengaku jarang
melakukan olahraga. Sumber air bersih menggunakan air sumur pribadi, air berwarna
37
keruh dan berbau. Keluarga Tn. Mairin terbiasa melakukan cuci tangan sebelum
makan, tetapi tidak menggunakan sabun, kemudian apabila selesai makan, keluarga
Tn. Mairin terbiasa mencuci tangan menggunakan air cuci tangan dari bak tempat
penampungan air dikamar mandi rumahnya.
Keluarga Tn. Mairin mandi di kamar mandi miliknya dengan air tersebut. Ny. Tarsih
terbiasa mencuci pakaian seluruh anggota keluarga juga di kamar mandi. Karena
keluarga ini tidak mempunyai jamban dirumahnya, pada saat membuang air besar
mereka menumpang dirumah tetangganya yang mempunyai jamban dirumahnya.
Faktor Internal
Kebiasaan merokok
Permasalahan
Tn. Mairin memiliki kebiasaan merokok
sebanyak paling banyak 2 bungkus sehari,
dilakukan saat sedang didalam atau diluar
Olahraga
Pola makan
sayur-sayuran.
Lauknya
jarang
besar
keagamaan.
Ikan
bisa
susu
dirumah
untuk
dikonsumsi rutin.
38
5
6
Menabung
Aktivitas sehari-hari
menabung
Tn. Mairin bekerja sebagai tukang ojek,
perusahaan triplek
Anak kedua bernama Nn. Riska saat ini
Kriteria
Permasalahan
.
1
2
Luas bangunan
Luas rumah 4x6 m
Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat teras dihalaman depan,
ruang keluarga, dua kamar tidur, ruang
makan, dapur, ruang penyimpanan, kamar
3
4
Ventilasi
Pencahayaan
MCK
39
Sumber air
Dalam
sehari-hari
keluarga
Tn.
Mairin
limbah
Tempat
khusus,
pembuangan Sampah
sampah
rumah
tangga
limbah
dikumpulkan
dihalaman depan, dengan tidak memilahmilah botol atau wadah yang terbuang,
sampah tersebut tidak langsung dibakar, tetapi
menunggu hingga menumpuk dan menjadi
Lingkungan
rumah
40
JENTIK
NYAMUK
PADA
KELUARGA
BINAAN
BAB II
41
TINJAUAN PUSTAKA
dalam
ditunjang
oleh
(epidemiologi,
melaksanakan
diagnosis
pengetahuan
biostatistik,
komunitas
sangat
ilmu
kesehatan
masyarakat
metode
penelitian,
manajemen
definisi
mengelompokkan
pengertian
atau
tentang
atau
batasan
pengetahuan,
lebih
menggolongkannya.
tentang
mudah
Beberapa
pengetahuan
adalah
sebagai berikut :
Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap
yang positif, maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng.
Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung
lama ( Notoatmodjo, 2003, p.121).
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
tahu
seseorang
terhadap
objek
melalui
indera
yang
42
tersebut
sangat
dipengaruhi
intensitas
seseorang
(telinga),
diperoleh
dan
indera
melalui
penglihatan
indera
(mata)
mengenali
kembali
metode
dan
proses,
unsur-unsur
atau
untuk
bagian-bagian
43
(2003),
perilaku
adalah
semua
kegiatan
atau
aktifitas
baru
yang
sudah
diketahuidan
dipahami
terlebih dahulu
5) Adoption
Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan,
kesadaran
dan
sikapnya
terhadap
stimulus.
Pada penelitian selanjutnya Rogers (1974) yang dikutip oleh
Notoatmodjo (2003), menyimpulkan bahwa pengadopsian perilaku
yang melalui proses seperti diatas dan didasari oelh pengetahuan,
kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan berlangsung
44
Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu adalah tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan,
suatu
menyatakan
kemampuan
untuk
menginterpretasikan
benar
tentang
objek
yang
harus
dapat
menjelaskan
menyebutkan
contoh
45
kata-kata
(membuat
bagan),
kerja,
dapat
menggambarkan
membedakan,
memisahkan,
hukum-hukum,
rumus,metode,
dan
prinsip
ini
berdasarkan
suatu
kriteria
yang
kebenaran
pengetahuan
sepanjang
sejarah
dalam
memperoleh
pengetahuan
adalah
46
masalah.
Bahkan
sampai
sekarang
pun
Dalam
kehidupan
Kebiasaan
ini
tidak
hanya
terjadi
pada
maksud
bahwa
pengalaman
itu
47
digunakan
sebagai
upaya
memperoleh
pengalaman
yang
diperoleh
dalam
dapat
menemukan
teori
atau
orangtua
zaman
dahulu
agar
anaknya
mau
misalnya
dijewer
telinganya
atau
dicubit.
dan
hukuman
(reward
and
punishment)
oleh
pengikut
agama-agama
yang
yang
diperoleh
secara
intuitif
sukar
48
penalarannya
dalam
memperoleh
ini
kedalam
suatu
cara
yang
disebut
49
lebih
(research
popular
disebut
methodology).
metodologi
Cara
ini
penelitian
mula-mula
Faktor
Faktor
yang
Mempengaruhi
Pengetahuan
Sukmadinata
(2007,
p:41)
mengemukakan
bahwa
proses
50
perkembangan
klien)
dan
hubungan
dan
peranan
teknologi.
penting
dalam
Pendidikan
meliputi
menentukan
kualitas
memperoleh
pengetahuan
implikasinya.
berkualitas
karena
pendidikan
yang
menjadikan
hidup
yang
berkualitas.
diterima
oleh
masyarakat,
sehingga
mendapatkan
pengetahuan,
sehingga
pesan
menurut
model
komunikasi
kontinyu
informasi.
Faktor
mempengaruhi
komunikan
model
akan
kemampuan
untuk
besar
hubungan
dengan
Apabila
terpapar
sosial
juga
individu
sebagai
pesan
menurut
menerima
komunikasi.
seseorang
lebih
hubungan
individu
baik
sosial
maka
menerima
informasi
dari
lingkungan
52
seseorang.
Pengaruh
dari
intelektual,
afektif,
adalah
Jentik
Jentik-jentik
berubah
menjadi
kepompong.
Kepompong
53
Pemberantasan
jentik
nyamuk adalah
suatu
tindakan
yang
Menutup,
penampungan
yaitu
air
menutup
seperti
drum,
rapat-rapat
tempat-tempat
kendi,
air,
toren
dan
lain
sebagainya
3) Mengubur, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang
bekas
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan
pencegahan seperti:
1. Mengganti air vas bunga dan tempat minum burung minimal
seminggu sekali.
2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.
3. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon dengan
tanah dan mengeringkan air yang ada di penampungan alami
seperti air diantara pelepah pisang.
54
4. Bubuhkan bubuk pembunuh jentik nyamuk (Abate) di tempattempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.
5. Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan kepala
timah, ikan cupang dan ikan nila.
6. Memasang kawat kasa dan tidur menggunakan kelambu.
7. Pencahayaan dan ventilasi di dalam ruangan harus memadai
karena nyamuk ini senang hinggap di kamar yang gelap.
8. Jangan biasakan menggantung pakaian karena nyamuk aedes
aegypti senang hinggap di benda-benda yang tergantung di
dalam rumah seperti gordyn, baju/pakaian dll.
9. Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat
nyamuk (bakar,oles, elektrik dll) untuk mencegah gigitan
nyamuk. Aktifitas menggigit nyamuk aedes aegypty biasanya
dari pagi sampai petang (siang hari) dengan puncak aktifitas
antara jam 09.00-10.00 dan jam 16.00-17.00. Karena itu jika
anda bepergian terutama ke tempat yang tinggi kasus DBD
sebaiknya memakai celana dan baju lengan panjang dan
memakai lotion anti nyamuk.
10.
55
JASMANI
ROHANI
FAKTOR
INTERNAL
PENDIDIKAN
PENGETAHUAN
PAPARAN MEDIA MASSA
EKONOMI
FAKTOR
EKSTERNAL
HUBUNGAN SOSIAL
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
EKONOMI
PENGALAMAN
Variabel
o
1
Pengetahua
Segala
tentang sesuatu
pemberanta
san
Definisi
yang
Cara
Hasil
Skala
Kuesion
Wawanc
Setiap
Ordin
er
ara
jawaba
al
n benar
jentik menjabark
nyamuk
Alat
dari
an
masing
tentang
cara
masing
pemberan
pertany
tasan
aan
jentik
diberi
nyamuk
nilai
yang
dan jika
sesuai
salah
dengan
diberi
lembaga
nilai 0.
kesehatan
Penilaia
. Yaitu 3M
Plus
dilakuk
3M
yaitu
an
57
Menguras
dengan
bak
cara
mandi,
memba
Menutup
ndingk
tempat
an
penampun
jumlah
gan
skor
air,
Mengubur
jawaba
barang
bekas
dengan
yang
skor
dapat
yang
menjadi
diharap
sarang
kan
nyamuk
(terting
Plus
gi)
yaitu :
kemudi
1.Mengga
an
dikalika
bunga dan
n 100%
tempat
dan
minum
hasilny
burung
minimal
prosent
seminggu
ase
sekali.
dengan
2.Memper
rumus
baiki
yang
saluran
diguna
58
dan talang
kan
air yang
sebagai
tidak
berikut:
lancar/rus
N=SP/
ak.
NM x
3.Menutup
100%
lubang-
Ket:
lubang
N: Nilai
pada
penget
potongan
ahuan
bambu/po
SP: Sk
hon
or yang
dengan
di
tanah dan
dapat
mengerin
NM: Sk
gkan air
or
yang ada
terting
di
gi
penampun
maksim
gan alami
um
seperti air
Selanju
diantara
tnya
pelepah
prosent
pisang.
ase
4.Bubuhka
jawaba
n bubuk
n yang
pembunuh
di
jentik
interpr
nyamuk
etsikan
59
(Abate) di
dalam
tempat-
kalimat
tempat
kualitat
yang sulit
if
dikuras
dengan
atau di
cara
daerah
sebagai
yang sulit
berikut:
air.
Baik
5.Pelihara
: Nilai :
ikan
76-
pemakan
100%
jentik
Cukup :
nyamuk
Nilai :
seperti
56-75%
ikan
Kurang:
kepala
Nilai :
timah,
55%
ikan
(Arikun
cupang
to,
dan ikan
2010).
nila.
6.Memasa
ng kawat
kasa dan
tidur
mengguna
kan
kelambu.
60
7.Pencaha
yaan dan
ventilasi
di dalam
ruangan
harus
memadai
karena
nyamuk
ini senang
hinggap di
kamar
yang
gelap.
8.Jangan
biasakan
menggant
ung
pakaian
karena
nyamuk
aedes
aegypti
senang
hinggap di
bendabenda
yang
tergantun
61
g di dalam
rumah
seperti
gordyn,
baju/pakai
an dll.
9.Menghin
dari
gigitan
nyamuk
dengan
mengguna
kan obat
nyamuk
(bakar,ole
s, elektrik
dll) untuk
mencegah
gigitan
nyamuk.
Aktifitas
menggigit
nyamuk
aedes
aegypty
biasanya
dari pagi
sampai
petang
62
(siang
hari)
dengan
puncak
aktifitas
antara
jam
09.0010.00 dan
jam
16.0017.00.
Karena itu
jika anda
bepergian
terutama
ke tempat
yang
tinggi
kasus DBD
sebaiknya
memakai
celana
dan baju
lengan
panjang
dan
memakai
lotion anti
63
nyamuk.
10.
Pengasap
an/fogging
dengan
mengguna
kanmal
athion
danf
enthion
yang
berguna
untuk
menguran
gi
kemungki
nan
penularan
aides
aegypti
sampai
batas
tertentu.
11.Membe
rikan
bubuk
abate
(temephos
)
pada
64
tempattempat
penampun
gan
air
seperti
gentong
air,
vas
bunga,
kolam dan
2
Pendidikan
lain-lain.
Pengetahu Kuesion
Wawanc
Pendidik
Ordin
an
ara
an
al
yang er
didapat
tinggi : >
pada
SMA,
pendidika
Pendidik
an
formal
yang telah
cukup :
ditamatka
SMP -
n terakhir
SMA
Pendidik
an
kurang :
< SMP
Paparan
Terpapar
Kuesion
Wawanc
0=tida
Ordin
media
atau
er
ara
al
massa
tidaknya
terpapa
responden
dan
1-2=
mengerti
terpapa
65
terhadap
r media
informasi
massa
yang
disampaik
an melalui
media
cetak dan
media
4
.
Ekonomi
elektronik
Penghasila Kuesion
Wawanc
Pengha
Ordin
n rata-rata er
ara
silan
al
berdasark
perbula
an
n >Rp
upah
minimum
2.400.
regional
000
kabupaten
Tangerang
>Rp
2.400.
yaitu
Rp
000
2.400.000
,Anggar
an
kesehat
an
Rp 0,=0
Rp
<300.0
00 = 1
c.Rp
66
>300.0
00 = 2
5
.
Pengalaman
Sesuatu
Kuesion
Wawanc
ekono
mi
tinggi
jika
skor 3
sedang
jika
skor 12
rendah
jika
skor 0
0=tida Ordin
yang
er
ara
pernah
pernah
dilihat,
1-2=
dan
pernah
al
didengar
oleh
responden
mengenai
informasi
pemberan
tasan
jentik
nyamuk
67
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini sebelumnya telah dilakukan pre survey dengan tekhnik
wawancara dan kuesioner sebagai instrumennya, yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan, sikap, ataupun perilaku keluarga binaan mengenai masalah
kesehatan. Langkah selanjutnya, data dikumpulkan dan diangkatlah area masalah.
Setelah menetapkan area masalah, dilakukan survey dengan tekhnik wawancara dan
menjadikan kuesioner sebagai instrumen untuk mengumpulkan data. Disamping itu,
dilakukan juga observasi langsung ke lapangan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap.
3.2.
Populasi
Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu
dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah
keseluruhan objek pengumpulan data (Arikunto, 2002). Dalam hal ini, yang menjadi
populasi adalah 4 keluarga binaan.
3.3.
Sampel
68
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Dalam hal
ini yang menjadi sampel adalah anggota keluarga dari keluarga binaan yang
memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi mencakup usia >12 tahun, sehat mental,
dan tidak cacat fisik.
3.4.
Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu :
1
2
3
4
Sumber Data
Data primer
Data yang langsung didapatkan dari wawancara semua anggota warga binaan di RT
02/RW 04, Kampung Sukasari, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
69
3.6.
Wawancara dengan kuesioner dilakukan terhadap empat keluarga binaan yang telah
ditentukan oleh kader setempat. Dari empat keluarga binaan ini 8 orang sebagai
responden untuk menjawab kuesioner. Dengan kriteria responden sebagai berikut :
1
2
3
TANGGAL
KEGIATAN
10-08-2015 Perkenalan dengan keluarga binaan
11-08-2015 Mengumpulkan data dari puskesmas
untuk
12-08-2015
keluarga binaan
Mengumpulkan data dari masing-masing keluarga
13-08-2015
14-08-2015
binaan
Mengambil data dari puskesmas untuk melengkapi
data sebelumnya yang lebih khusus menunjang area
6
7
15-08-2015
masalah
Mengumpulkan data dari masing-masing keluarga
16-08-2015
17-08-2015
membuat instrumen
Pembagian dan pengambilan kuesioner kepada
18-08-2015
10
19-08-2015
20-08-2015
12
21-08-2015
13
22-08-2015
11
Kuesioner terdiri dari empat variabel dengan jumlah pertanyaan sebanyak bauh
pertanyaan. Masing-masing variabel memiliki penilaian yang berbeda-beda. Semua
jawaban pada variabel ini disajikan dalam bentuk pilihan ganda
Untuk pengolahan data tentang Pengetahuan tentang Makanan Seimbang pada
Keluarga Binaan di RT 02 RW 04, Kampung Sukasari, Desa Pangkalan, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan cara manual dan bantuan
software pengolahan data menggunakan Microsoft Word. Untuk menganalisis datadata yang sudah didapat adalah dengan menggunakan analisa univariate.
Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengenali setiap variabel dari
hasil penelitian. Analisa univariate berfungsi untuk meringkas kumpulan data
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut dapat berupa ukuran statistic, tabel,
dan grafik. Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel yang diukur adalah :
a
b
c
d
e
HASIL
4.1.
Analisis Univariat
Frekuensi Usia
10
8
6
4
2
0
7
0-16
frekuensi usia
8
17-40
5
>40
72
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa frekuensi usia keluarga binaan yang paling
banyak berusia di antara 17-40 tahun, dimana usia ini merupakan usia produktif.
Grafik 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Keluarga Binaan, Kampung
Sukasari RT 02/ RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang,Provinsi Banten, Agustus 2015
Tingkat Pe ndidikan
15%
5% 15%
Belum sekolah
Rendah
Sedang
Tinggi
65%
Dari grafik diatas dapat terlihat sebanyak 65% dari 20 anggota keluarga binaan
berpendidikan rendah. Pendidikan disini dikelompokkan berdasarkan : 1. Rendah
(Tidak tamat SD dan tamat SD), 2.Sedang (SMP), 3.Tinggi (SMA dan Perguruan
Tinggi).
73
Pekerjaan
Lain-lain; 16%
Tidak bekerja
IRT
Buruh
Pelajar
Lain-lain
IRT; 16%
Pelajar; 21%
Buruh; 32%
Grafik 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Keluarga Binaan, Kampung Sukasari RT
02/ RW 04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten, Agustus 2015
Dari grafik diatas dapat terlihat bahwa 31% dari 20 anggota keluarga binaan
merupakan buruh pabrik. Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat kabupaten
Tangerang banyak memiliki pabrik di wilayahnya.
4.1.2. Analisis Univariat Keluarga Binaan
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel dalam
kuesioner yang dijawab 8 responden pada bulan Agustus 2015.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Pengetahuan Tentang
Pemberantasan Jentik Nyamuk di Keluarga Binaan, Kampung Sukasari RT02/RW04,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Bulan Agustus 2015
Pengetahuan
Jumlah Responden
Kurang
60%
Cukup
40%
74
Baik
0%
Total
100%
Berdasarkan dari tabel 4.1 terlihat bahwa lebih banyak responden memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai pemberantasan jentik nyamuk yaitu sebanyak
(60%)
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pendidikan di Keluarga Binaan,
Kampung Sukasari RT02/RW04, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Bulan Agustus 2015
Pendidikan
Jumlah Responden
Rendah
62.5%
Sedang
25%
Tinggi
12.5%
Berdasarkan dari tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar responden termasuk ke
dalam tingkat pendidikan yang rendah
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Terpapar Media Massa Tentang
Pemberanasan Jentik Nyamuk di Keluarga Binaan, Kampung Sukasari RT02/RW04,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Bulan Agustus 2015
Paparan
Pernah
Tidak Pernah
Total
Jumlah Responden
6
2
8
75%
25%
100 %
Berdasarkan dari tabel 4.3 Terlihat bahwa lebih banyak responden yang terpapar
media massa (80%) tentang pemberantasan jentik nyamuk
75
Jumlah Responden
Rendah
75%
Tinggi
25%
Total
100%
Berdasarkan dari tabel 4.4 mayoritas responden memiliki tingkat ekonomi yang
rendah.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pengalaman Kegiatan
Pemberantasan Jentik Nyamuk di Keluarga Binaan, Kampung Sukasari RT02/RW04,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
Bulan Agustus 2015
Pengalaman
Jumlah Responden
Pernah
0%
Tidak pernah
100%
Total
100%
Berdasarkan dari tabel 4.5 terlihat bahwa semua responden tidak pernah melihat atau
melakukan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk.
4.2.
Rencana Intervensi
Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan rencana intervensi
pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan pembuatan diagram
fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai dengan akar-akar
penyebab masalah sehingga dapat ditentukan rencana intervensi pemecahan masalah
tersebut. Adapun diagram fishbone dapat dilihat sebagai berikut :
76
Dalam keluarga percaya bahwa pendidikan tidak harus tinggi yang penting ada
penghasilan
77
2
3
4
Akar Penyebab
Masalah
Dalam
keluarga
percaya
bahwa
pendidikan
tidak
harus tinggi yang
penting
ada
penghasilan
Alternatif Pemecahan
Masalah
Mengubah pemikiran
keluarga
bahwa
semakin
tinggi
tingkat
pendidikan
semakin
layak
penghasilan
yang
didapatkan
demi
taraf
kesejahteraan
hidup yang lebih baik
Rencana
Intervensi
Jangka Pendek:
Melakukan
penyuluhan
tentang
pentingnya
tingkat
pendidikan dalam
dunia kerja dan
strata
sosial
seseorang
ataupun keluarga.
Jangka Panjang:
Memberikan
motivasi kepada
keluarga binaan
agar
mengikuti
jenjang
pendidikan
setinggi mungkin,
untuk
mendapatkan
pekerjaan
yang
baik
serta
penghidupan
yang layak
minat Jangka Pendek:
78
di bidang lain
Iklan
layanan
kesehatan di media
massa
kurang
menarik perhatian
untuk
menciptakan Melakukan
kreatifitas
dan penyuluhan
kemandirian
tentang pelatihan
keterampilan
Meningkatkan minat
serta
kepedulian
masyarakat
untuk
melihat, mempelajari,
serta melakukan apa
yang ada di iklan
layanan kesehatan di
media massa.
Jangka Panjang:
Menciptakan unit
kemandirian dan
kreatifitas
masyarakat yang
bisa menambah
pendapatan
masyarakat.
Jangka
Pendek:
Membuat
iklan
layanan
kesehatan
di
media lain seperti
pamflet,
leaflet
dan poster yang
menarik
perhatian
keluarga binaan
dan
mudah
dimengerti.
Jangka Panjang:
Memberikan
saran dan usulan
kepada
pemerintah
terkait
dengan
pembuatan iklan
layanan
kesehatan
masyarakat
di
berbagai
media
agar
menarik
79
perhatian
dan
mudah dipahami.
Jangka
Pendek:
Menambah
tenaga pemberi
penyuluhan yang
berasal
dari
masyarakat
daerah binaan itu
sendiri yang telah
dipersiapkan dan
dilatih
sebelumnya
Jangka Panjang:
Mempersiapkan
kader-kader yang
berasal
dari
masyarakat
keluarga binaan
itu sendiri berupa
pendidikan
dan
pelatihan, bekerja
sama
dengan
pihak Puskesmas
setempat.
80
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data dari Puskesmas Tegal Angus
dan dari kunjungan ke keluarga binaan yang bertempat tinggal di Desa Pangkalan,
maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area
81
82
5.2 SARAN
A. Menyarankan kepada keluarga binaan untuk senantiasa belajar
agar membuka wawasan terhadap pentingnya memberantas
jentik nyamuk
B. Menyarankan keluarga untuk melakukan tindakan menguras
bak mandi satu minggu seklai, mengubur barang-barang bekas
yang dapat menampung air hujan dan menjadi sarang nyamuk,
menutup tempat penampungan air
C. Menyarankan keluarga untuk menggunakan bubuk abate,
menggunakan kelambu, menggunakan obat nyamuk, menanam
pohon anti nyamuk, memelihara ikan yang dapat memangsa
jentik nyamuk pada tempat penampungan air, mengatur
ventilasi yang baik
83