You are on page 1of 9

GCS DAN TINGKAT KESADARAN

1.1 Pengertian Kesadaran


Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya),
keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari
tidur), ingat, tau dan mengerti. Jadi, kesadaran merupakan suatu yang dimiliki
oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Pemeriksaan tingkat
kesadaran ini harus dibedakan dengan isi kesadaran. Penilaian tingkat kesadaran
(level of consciousness) berhubungan dengan AROUSAL, sedangkan isi
kesadaran berkaitan dengan fungsi korteks seperti fungsi membaca, menulis,
berhitung, bahasa, daya ingat, kesadaran dsb. Pemeriksaan tingkat kesadaran yang
sekarang dipakai adalah skala dari GLASGOW (Glasgow coma scale) yang lebih
praktis untuk dokter umum maupun perawat karena patokan/criteria yang lebih
jelas dan sistematik, sibandingkan dengan cara lama seperti apatis, somnolen,
stupor, spoor dan koma.1 Pada setiap penderita dengan gangguan kesadaran, maka
ada 4 hal yang perlu diperiksa yaitu :
1. Tingkat kesadaran
2. Mata, yang meliputi pupil (reflex cahaya, anisokoria), gerakan bola mata
(gerakan konjugasi bola mata), berguna untuk menentukan kelainan
neurologis atau metabolik
3. Respirasi yang dikaitkan dengan lokalisasi lesi di otak dan berhubungan
dengan beratnya gangguan tingkat kesadaran
4. Respon motorik terhadap rangsangan nyeri. Adanya gerakan motorik terhadap
rangsangan nyeri (menjahui rangsangan tersebut) menunjukan fungsi spinothalami-cortical (sensory ascending pathway) dan tractus cortico-spinalis
(tractus pyramidalis) yang masih baik, sedangkan tidak adanya gerakan
motorik pada salah satu anggota gerak tetapi menunjukan grimacing
(meringis) sewaktudiberikan rangsangan nyeri menunjukan adanya disfungsi
tractus corcito-spinalis tanpa disfungsi daripada sensory ascending pathway.
1.2 Cara Pemeriksaan Skala G.C.S
Cara pemeriksaan skala dari Glasgow atau Glasgow Coma Scale (G.C.S) .
Didasarkan pada respon dari mata (E), pembicaraan (V) dan motoric (M) di mana
masing-masing mempunyai scoring tertentu, mulai dari yang paling baik

(normal) sampai dengan yang paling jelek. Jumlah total scoring paling jelek
adalah 3 (tiga) sedangkan paling baik (normal) adalah 15 (lima belas).1,3 Adapun
seorang tersebutb adalah :
Tabel 1. Cara memeriksa tingkat kesadaran.2

Skala dari Glasgow ini di samping untuk menentukan tingkat kesadaran, juga
berguna untuk menentukan prognosis perawatan suatu penyakit (misalnya
contusion cerebri). Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi
adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1 jika dihubungkan
dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
1. GCS : 14-15 = CKR (cidera kepala ringan)
2. GCS : 9-13 = CKS (cidera kepala sedang)
3. GCS : 3-8 = CKB (cidera kepala berat).1,3,4

Gambar 1. Bagian tubuh yang dijadikan tempat untuk diberikan stimulasi.


(Sumber: http://www.glasgowcomascale.org)2

Gambar 2. Bagian tubuh yang dijadikan tempat untuk diberikan stimulasi.


(Sumber: http://www.glasgowcomascale.org)2

1.3 Menilai Tingkat Kesadaran


Sudah disebutkan di atas bahwa cara menilai tingkat kesadaran pasien adalah
dengan cara skala dari Glasgow.3 Perlu diketahui bahwa suatu proses di otak (baik
itu suatu proses structural seperti tumor/ hematoma ataukah fungsional/metabolic)
bila mengenai barang otak bagian bawah atau mendekati batang otak bagian
bawah (medulla oblongata) akan memperburuk tingkat kesadaran atau menuju
kearah kematikan. Untuk keperluan prognosis penyakit maka pada setiap
gangguan kesadaran harus ditentukan fungsi dari batang otak. Apabila fungsi

batang otak sudah terganggu baik parsial maupun total berarti prognosisnya
kurang baik.1
Untuk penilaian fungsi batang otak maka diperlukan :
1. Respirasi
a. C.N.H (Central Neurogenic Hyperventilation) = Kussmaul
Pernapasan dalam dan cepat. Menunjukan disfungsi tegmentum batang otak
bagian atas.
b. Apneustic Breathing
Disfungsi pons tengah dan bawah dorsolateral. Jarang pada manusia
c. Ataxic Breathing
Disfungsi dari pusat pernapasan yaitu formation reticularis bagian mediodorsal medulla oblongata dibawah obeks. Umumnya pasti fatal kecuali :
Keracunan obat (sedative)
Tidur alamiah
Proses yang menekan medulla oblongata akan mengakibatkan kegagalan
pernapasan jauh sebelum kegagalan sirkulasi.
d. Cluster Breathing
Lesi di medulla oblongata
e. Gasping Respiration
Napas tinggal satu-satu. Lesi di medulla oblongata. Sedangkan kelainan
pola pernapasan yang menunjukkan lesi/disfungsi di atas batang otak
adalah :
PHVA (Post Hyperventilation Apnoea)
Didapatkan pada tidur, disfungsi hemisphere bilateral (metabolic
maupun neurologis)
Cheyne- Stokes Respiration
Pada disfungsi hemisphere bilateral bagian dalam atau diencephalon.1
1.4 Doll Head Eye Phenomenon
Pada pasien dengan coma yang dalam harus diperiksa. Caranya: kepala
penderita digerakkan dengan cepat (mendadak) kea rah lateral kanan dan kiri
sementara itu dokter melihat gerakan bola mata pasien.
Pada keadaan normal (tidak ada kelemahan saraf otak 3,4 dan 6) maka bola
mata akan bergerak kea rah yang berlawanan dengan gerakan kepala. Bila ada
gangguan salah satu saraf otak 3,4 dan 6 atau gangguan gaze maka akan timbul
gerakan dysconyugate eye movement (bila ada gangguan gaze) dan bola mata

fixed/diam ditengah berarti doll head eye phenomenon negative (lesi mengenai
batang otak secara luas).1,3,4
Refleks = Refleks Batang Otak

Refleks muntah
Refleks menelan
Refleks batuk
Refleks kornea
Refleks cilio-spinal
Refleks pupil

1.5 Menyimpulkan Hasil Pemeriksaan Tingkat Kesadaran


Dengan melihat pola pernapasan, doll head eye phenomenon dan reflex
batang otak kita akan bias menentukan apakah ada disfungsi batang otak. Bila ada
disfungsi batang otak disertai kesadaran yang menurun serta gejala-gejala klinik
yang lain kita akan bias membuat diagnosis dan prognosis yang tepat. Misalnya :
pasien dating dengan koma yang dalam (GCS = 1.1.1) dan pada anamnesis
didapatkan beberapa jam yang lalu mengeluh sakit kepala hebat disertai muntahmuntah kemudian disusul dengan ngorok (coma).1,4
Pada pemeriksaan didapatkan pola pernapasan tipe central acurogenic
hypervealilation, Doll head eye phenomenon sudah menurun (bola mata masih
bergerak, hanya lemah) dan reflex-refleks batang otak sebagian sudah negative.
Kesimpulan kita adalah suatu perdarahan intraserebral dengan disfungsi
batang oatak bagian atas (apalagi bila anamnesis umur sesuai dan ada riwayat
hipertensi). Pada kasus seperti ini bedasarkan pengalaman penulis biasanya 100%
meninggal dunia. Hanya beda waktunya saja, bila dirawat di ICU mungkin
meninggal lebih lama (1-2 hari), bila dirawat diruangan apalagi bila sering
dimanipulasi lehernya (pemeriksaan kaku kuduk) atau dilakukan fungsi lumbal
untuk indikasi akademis maka bias meninggal dalam beberapa jam, dank dangkadang terjadi respiratory arrest pada waktu kepala difreksikan sewaktu LP atau
beberapa saat setelah LP.1,3,4
1.6 Menjelaskan Tingkat Kesadaran Penderita
Pasien yang gelisah, delirium, disorientasi, gaduh gelisah menunjukkan
kemungkinan adanya gangguan kesadran yang belum berat dan menunjukkan
adanya disfungsi kortikal difus (coma bihemisphere). Apabila diperiksa tkan
gangguan kewaspadaan, perhatian pemahaman terhadap masalah, gangguan

cognitive, kebingungan. Penyebab dari gangguan yang bersifat global, akut dan
diffuse ini umumnya adalah metabolic/fungsional (coma internis), sedangkan
penyakit neurologis yang sangat mirip dengan koma metabolic ini adalah
meningitis, ensefalitis atau perdarahan subaraknoid.1
Pasien dengan vegetative state (coma vigil, apallic syndrome, cerebral
death, neocortical death, total dementia) menunjukan bahwa fungsi cortical sudah
terganggu berat dan difus tetapi fungsi batang otak masih baik (mata masih bias
melirik ke kanan dank e kiri, bisa menelan, batuk, muntah, dsb). Dalam kondisi
seperti ini maka gangguan terutama pada isi kesadaran (yang meliputi fungsi
kognitif dan afektif) sedangkan qrusal atau tingkat kesadaran relative masih baik.
Pasien dengan keadaan Locked in syndrome (umumnya karena emboli di batang
otak), lesi mengenai batang otak bagian tengah sampai dengan bawah tetapi
tingkat kesadaran masih utuh maka komunikasi antara dokter dengan pasien
melalui gerakan isyarat seperti berkedip. Dalam hal ini tentunya fungsi kognitif
(isi kesadaran) masih utuh juga.1,3
1.7 Tingkat Kesadaran ( Macam-macam Tingkat Kesadaran )
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,
dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi

(orang,

tempat,

waktu),

memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.


4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila
dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu
memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah,
mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).1

Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk


perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen
karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam
rongga tulang kepala. Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya
hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan
tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan)
dan mortalitas (kematian). Jadi sangat penting dalam mengukur status
neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu
bagian dari vital sign.1,4
Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat
kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia);
kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti
diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada keadaan hipo atau hipernatremia ;
dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan:
hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan,
stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis); epilepsi.3,4
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif
mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk
menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan
motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan
dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya
penurunan kesadaran. Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana
pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal),
hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga
tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive).4
1.8 Melakukan Pemeriksaan Keadaan Umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi :
1. Kesan umum dari inspeksi seluruh tubuh, missal menurunnya kesadaran,
bentuk kepala yang terlalu besar atau terlalu kecil, edema generalisata,
Nampak sakit dan gelisah, dsb.
2. Pemeriksaan umum terutama pemeriksaan di bidang ilmu penyakit dalam
seperti tensi, nadi, pemanasan, temperature, system kardiopulmoner (dada),

system gastrointestinal dan urogenital (abdomen), anggota gerak, leher, kepala


dan muka, anemia dsb.1
1.9 Menyimpulkan Hasil Pemeriksaan Keadaan Umum
Menyimpulkan hasil pemeriksaan keadaan umum penderita. Kasus pasien
dewasa muda dengan kesadaran menurun ringan, gelisah dan delirium, Nampak
sakit dan toksik, panas, keempat anggota gerak bergerak dengan sistematis, tanpa
tanda-tanda syok, lidah kotor, bibir kering, hepatomegali ringan. Jalan pikiran
(kesimpulan) : infeksi yang serius dan toksik kemungkinan tifus abdominalis atau
suatu meningitis belum dapat disingkirkan. Bila disertai dengan tandatandaanemia, perdarahan multiple di kulit, hidung (epistaxis, mata (perdarahan
subkonjungtiva atau retina), hepatosplenomegali, maka kasus ini penyakit
primernya tentunya lebih cenderung kw arah penyakit dalam (leukemia atau
kelainan darah disertai komplikasi infeksi umum.1
Pada skenario dijelaskan bahwa GCS 10 (E2V4M4), artinya pemeriksaan
tingkat kesadaran yaitu 10 yang memiliki makna respon membuka mata rangsang
nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari), respon verbal
bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ), kemudian
withdraws (menghindar atau menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus).
DAFTAR PUSTAKA
1. Juwono T. Pemeriksaan klinik neurologik dalam praktek. Jakarta: EGC:
1987. Halaman 5-14
2. Tersedia dari situs: http://www.glasgowcomascale.org, diakses terakhir
pada tanggal 04 Oktober 2015
3. Tersedia dari situs: http://www.brainandspinalcord.org/recovery-traumaticbrain-injury/glasgow-coma-scale.html, diakses terakhir pada tanggal 04
Oktober 2015
4. Tersedia dari situs: http://www.mdcalc.com/glasgow-coma-scale-score/,
diakses terakhir pada tanggal 04 Oktober 2015

You might also like