You are on page 1of 5

KELENJAR TIROID

“Diajukan untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah psikologi faal”

Disusun oleh:
Dewi Avivah Fatahia
1209600025

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010
KELENJAR TIROID
A. Pengertian
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh
manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur
kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh
terhadap hormon lainnya.
Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di
leher, tepat dibawah jakun. Kedua bagian tiroid dihubungkan oleh ismus, sehingga
bentuknya menyerupai huruf H atau dasi kupu-kupu.
Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba,
tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa
tampak dibawah atau di samping jakun.

B. Hormon yang Dihasilkan

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan


metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara:
 Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein
 Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
 Jika sel-sel bekerja lebih keras, maka organ tubuh akan bekerja lebih cepat.
Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu
eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menangkap yodium dan
mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium
di dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali
menghasilkan hormon tiroid.
Tubuh memiliki mekanisme yang runit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.
Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-
releasing hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-
stimulating hormone (TSH).
Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan
hormon tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka
kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon
tiroid dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH.
Hal ini disebut mekanisme umpan balik.
Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:
Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya
memiliki efek yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.
Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-
tironin (T3). Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan
20% sisanya dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.
Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu. Sebagian besar T4
dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika tidak terikat
pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon tiroid yang
sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.
Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus
bekerjasama secara benar:
- hipotalamus
- kelenjar hipofisa
- hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi
T3 di dalam hati serta organ lainnya).

C. Gejala
Gejala-gejala penyakit tiroid

Hipertiroidisme Hipotiroidisme
Denyut jantung yg cepat Denyut nadi yg lambat
Tekanan darah tinggi Suara serak
Kulit lembat & berkeringat banyak Berbicara menjadi lambat
Gemetaran Alis mata rontok
Gelisah Kelopak mata turun
Nafsu makan bertambah disertai
Tidak tahan cuaca dingin
penambahan berat badan
Sulit tidur Sembelit
Sering buang air besar & diare Penambahan berat badan
Lemah Rambut kering, tipis, kasar
Kulit kering, bersisik, tebal, kasar
Kulit diatas tulang kering menonjol &
Kulit diatas tulang kering menebal
menebal
& menonjol
Mata membengkak, memerah &
Sindroma terowongan karpal
menonjol
Mata peka terhadap cahaya Kebingungan
Mata seakan menatap Depresi
Kebingungan Demensia

D. Diagnosa
Untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid, bisa dilakukan beberapa pemeriksaan
laboratorium.
Salah satu pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah pengukuran kadar
TSH di dalam darah. Hormon ini merangsang kelenjar tiroid, karena itu jika kelenjar
tiroid kurang aktif maka kadar hormon ini tinggi; sedangkan jika kelenjar tiroid terlalu
aktif , maka kadar hormon ini rendah.
Biasanya pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pengukuran kadar TSH dan
kadar T4 yang bebas dalam darah. Tetapi bisa juga dilakukan pengukuran kadar protein
globulin pengikat tiroksin, karena kadar protein yang abnormal bisa menimbulkan
kesalahpahaman dalam menilai kadar hormon tiroid total.
Penderita penyakit ginjal, beberapa penyakit keturunan atau pemakaian steroid
anabolik memiliki kadar globulin pengikat tiroksin yang rendah. Sebaliknya, wanita
hamil, pemakai pil KB atau estrogen lainnya, penderita hepatitis stadium awal dan
beberapa penyakit lainnya, memiliki kadar globulin pengikat tiroksin yang tinggi.
Beberapa pemeriksaan bisa dilakukan pada kelenjar tiroid. Jika diduga terdapat
pertumbuhan di dalam kelenjar tiroid, dilakukan pemeriksaan USG, untuk menentukan
apakah pertumbuhan ini berupa cairan atau padat.
Skening kelenjar tiroid dengan yodium radioaktif atau teknetium, bisa
menunjukkan kelainan fisik pada kelenjar tiroid. Skening tiroid juga bisa membantu
menentukan apakah fungsi dari suatu daerah tiroid bersifat normal, terlalu aktif atau
kurang aktif.
Jika masih belum yakin apakah kelainannya terletak pada kelenjar tiroid atau
kelenjar hipofisa, maka dilakukan pemeriksaan perangsangan fungsional. Pada salah satu
dari pemeriksaan ini dilakukan penyuntikan thyrotropin-releasing hormone intravena dan
pemeriksaan darah untuk mengukur respon dari kelenjar hipofisa

You might also like