Professional Documents
Culture Documents
OLEH
NI KADEK RATIH MENTARI
1002105041
penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH),
aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang
disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Hipertrofi ventrikel kiri / left ventricle hyperthrophy (LVH) :
Merupakan penambahan massa pada ventrikel kiri, sebagai respon miosit terhadap
berbagai rangsangan yang menyertai peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit
dapat terjadi sebagai kompensasi terhadap peningkatan afterload. Rangsangan
mekanik dan neurohormonal yang menyertai hipertensi dapat menyebabkan aktivasi
pertumbuhan sel-sel otot jantung, ekspresi gen (beberapa gen diberi ekspresi secara
primer dalam perkembangan miosit janin), dan hipertrofi ventrikel kiri. Sebagai
tambahan, aktivasi sistem renin-angiotensin melalui aksi angiotensin II pada
reseptor angiotensin I mendorong pertumbuhan sel-sel interstisial dan komponen
matrik sel. Jadi, perkembangan HVK dipengaruhi oleh hipertrofi miosit dan
ketidakseimbangan antara miosit dan struktur interstisium skeleton cordis.
Berbagai jenis pola hipertrofi ventrikel kiri telah dijelaskan, termasuk remodelling
konsentrik, hipertrofi ventrikel kiri konsentrik, dan hipertrofi ventrikel kiri
eksentrik. Hipertrofi ventrikel kiri konsentrik adalah peningkatan pada ketebalan
dan massa ventrikel kiri disertai peningkatan tekanan dan volume diastolik ventrikel
kiri, umumnya ditemukan pada pasien dengan hipertensi. Bandingkan dengan
hipertrofi ventrikel kiri eksentrik, di mana penebalan ventrikel kiri tidak merata
namun hanya terjadi pada sisi tertentu, misalnya pada septum. Hipertrofi ventrikel
kiri konsentrik merupakan pertanda prognosis yang buruk pada kasus hiperetensi.
Pada awalnya proses hipertrofi ventrikel kiri merupakan kompensasi perlindungan
sebagai
respon
terhadap
peningkatan
tekanan
dinding
ventrikel
untuk
Faktor yang
3. Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap
pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai
akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini
ditandai dengan ketebalan dinding yang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan
dilatasi ruang jantung. Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah
jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan
payah jantung. Jantung semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner.
Angina pectoris juga dapat terjadi kerana gabungan penyakit arterial koroner yang
cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah akibat penambahan massa
miokard.
Gambaran radiologis :
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat kerana hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri. Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan bawah. Aortic
knob membesar dan menonjol disertai klasifikasi. Aorta ascenden dan descenden
melebar dan berkelok ( pemanjangan aorta/elongasio aorta).
Gambaran klinik :
Pada stadium dini hipertensi, tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang
kronis. Jantung berdenyut cepat dan kuat. Terjadi hipersirkulasi yang mungkin sebagai
akibat aktivitas neurohormonal yang meningkat disertai dengan hipervolemia. Pada
stadium selanjutnya, timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa
hipertorfi ventrikel kiri yang difus, tahanan pembuluh darah perifer meningkat.
Gambaran klinik seperti sesak napas, salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolic,
tekanan pengisisan ventrikel meningkat, walaupun fungsi sistolik masih normal. Bila
berkembang terus, terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi
ventrikel, dan timbul gejala payah jantung. Stadium ini kadangkala disertai dengan
gangguan pada factor koroner. Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aliran darah
koroner akan memperburuk kelainan fungsi mekanik/ pompa jantung yang selektif.
4. Klasifikasi Hipertensi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and
Treatment of High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai berikut :
No Kategori
1. Optimal
2. Normal
Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
<120
<80
120 129
80 84
3. High Normal
130 139
85 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan)
140 159
90 99
Grade 2 (sedang)
160 179
100 109
Grade 3 (berat)
180 209
100 119
>120
5. Gejala klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (Menurut : Edward K Chung,
1995 )
1) Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
terukur.
2) Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
f. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi
lain,
menyaring
penyebab-penyebab
sekunder
hipertensi,
Kardiomiopati hipertrofi
Jantung atlet
8. Penatalaksanaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit
jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa
penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien
dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung
hipertensi :
1) Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obatobatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.
Beberapa diet yang dianjurkan:
a) Rendah garam, beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat
2) Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga
isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan
mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat
dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
3)
mengandung
simpatomimetik,sehingga
dapat
meningkatan
tekanan
darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat
meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.
4) Farmakoterapi
Beberapa
golongan
nondihydropyridine
antihipertensiACE
calcium
channel
inhibitor,
blockerstelah
beta-blocker,
membuktikan
dan
dapat
ACE inhibitor digunakan untuk penurunan preload dan afterload dan mencegah
kongesti pada paru dan sistemik
9. Prognosis
Resiko komplikasi tergantung pada seberapa besar hipertropi ventrikel kiri. Semakin
besar ventrikel kiri, semakin besar kemungkinan kompilkasi terjadi. Pengobatan
hipertensi dapat mengurangi kerusakan pada ventrikel kiri. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa obat-obatan tertentu seperti ACE-Inhibitor, Beta-blocker, dan
diuretik spinorolakton dapat mengatasi hipertropi ventrikel kiri dan memperpanjang
kemungkinan hidup pasien dengan gagal jantung akibat penyakit jantung hipertensi.
Bagaimanapun juga, penyakit jantung hipertensi adalah penyakit yang serius yang
memiliki resiko kematian mendadak.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Aktivitas/ Istirahat
b) Sirkulasi
c) Integritas Ego
Gejala
:Riwayat
perubahan
kepribadian,
ansietas,
faktor
stress
d) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit
Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta
kolesterol,
mual,
muntah
dan
perubahan
BB
akhir
akhir
f)
Neurosensori
g) Nyeri/ ketidaknyaman
h) Pernafasan
i) Keamanan
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
2) Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
3) Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4) Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
5) Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan diri
Perencanaan Keperawatan
Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan
Intervensi
Setelah diberikan -Pantau TTD
Rasional
-Perbandingan dari tekanan memberikan
asuhan
keperawatan
diharapkan
klien
mau berpartisipasi
dalam
aktivitas -Catat
keberadaan,kualitasfemolarismungkin
TD/beban
kerja
dengan
jantung
KH :
-
rentang
dalam
individu
yang
dapat
diterima
-
Irama
frekuensi
stabil
berat
hipermetrofi
dalam
karena
adanya
atrium(peningkatan
volume/tekananatrium)Perkembangan
rentang normal
kerusakan
fungsi,adanya
paru
skunder
terhadap
kulit,kelembaban,suhu,dan
mencerminkan
mengindikasikan
gagal
-Membantu
untuk
menurunkan
simpatis;meningkatkan
relaksasi
-Berikan lingkungan tenang
dan
nyaman,kurangi
jumlah
pembatasan
aktivitas
seperti
istirahat
ditempat
tidur/kursi;jadwal
periode
istirahat
gangguan;bantu
melakukan
tanpa
pasien-Mengurangiketidaknyamanan
perawatan
dan
sesuai kebutuhan.
-Lakukan
tindakan-tindakan
nyaman
seperti
pijatan
punggung
leher,miringkan
kepala
tempat tidur.
dimenimbulkan
stress,membuat
-Anjurkan
tehnik-Respon
relaksasi,panduan
,aktivitas pengalihan.
terhadap
imajinasistepeed(yang
mengontrol
darah
terapi
terdiri
diuretic.inhibitorsimpatis
efek
obat
atas
dan
pada individu
Intervensi
respon klien
Rasional
terhadap-menyebutkan
parameter
keperawatan
klien
diharapkan aktivitas,perhatian
klien
frekuensi
indikator
dari
kelebihan
kerja
yang
aktivitas
berkaitan
dengan
tingkat
yang aktivitas,dispnea,nyeri
diinginkan/diperlukan
-melaporkan
dalam
peningkatan yang
toleransi
aktivitas berlebihan;diaphoresis;pusing
atau pingsan.
-menunjukkan
penurunan -Intruksikan
dalam
tanda
pasien
intoleransi fisiologi
menggunakan
mandi,duduk
rambut
kursi
saat
atau
saatenergy
penggurangan
juga
membantu
dorongan
melakukan
diri
bertahap
ditoleransi
jika
.berikan
sesuai kebutuhan.
tiba-
bantuantiba.memberikan
hanya
sebatas
akan
bantuan
kebutuhan
mendorong
kemandirian
dalam
melakukan aktivitas.
Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah
diberikan -mempertahankan tirah baring selama-meminimalkan
asuhan
diharapkan
berkurang
KH :
-Klien
stimulasi/meningkatkan
nyeri
relaksasi
dingin
pada
yang
tekanan
lampu
kamar
lampu
relaksasi(panduan
kamar,tehnikrespon
simpatis
imajinasi,diktraksi)dalam
efektif
menghilangkan
sakit
kepala
dan
aktivitaskomplikasinya.
kepala
mis;
mengejan
yang
saatmeningkatkan
juga
dapat
mengalami
pendarahan
hidung
atau-meningkatkan
umum.kompres
hidung
atau
membutuhkan
napas
dengan
mulut
,menimbulkan
sekresi
stagnasi
oral
dan
kolaberasi
Antiansietas
pemberian
dan
obatrangsang
menurunkan
system
saraf
mis;simpatis.
lorazepanm(ativan),diazepam,(valium) -dapat
mengurangi
ketegangan
dan
ketidaknyamanan
yang
diharapkan tentang
Intervensi
pemahaman
hubungan
Rasional
pasien-kegemukan adalah resiko
langsungtambahan pada tekanan darah
hipertensi
dantinggi
karena
disproporsi
KH :
berkaitan
batas ideal
dengan
batasi
lemak,garam,dan
masukanateroskerosis
dan
gula,sesuaikegemukan.
indikasi.
Dx 5 : Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan diri
Tujuan
Intervensi
Rasional
Setelah diberikan asuhan -Kaji kesiapan dan hambatan-kesalahan
konsep
keperawatan
terjadi
dan
lama
dengan KH :
-Klien
paham
dengan
dan/orang
dinikmati
terdekat
mempelajari
penyakit,kemajuan,dan
untuk
realitas
bahwa
membutuhkan
pengobatan
continue,maka
perubahan
prilaku
tidak
akan
dipertahankan.
-Terapkan dan nyatakan batasMemberikan
TD
normal.jelaskan
dasar
tentangpemahaman
untuk
tentang
TD
dan
istilah
dan otak.
sering
medis
yang
digunakan.pemahaman bahwa
TD tinggi dapat terjadi tanpa
gejala
adalah
ini
memungkinkan
melanjutkan
meskipun
untuk
pasien
pengobatan
ketika
merasa
pengobatan
untuk
sehat.
-Hindari
normal
mengatakan
dan
TD-Karena
gunakanpasien
hipertensi
adalah
kehidupan,maka
penyampaian
membantu
pasien
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC
Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia
Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed8,vol.2,Jakarta:EGC
Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI Media
Aesculapius
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. The Seventh Report of the Joint National
Committee on Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7
report. JAMA. May 212003; 289(19):2560-72
Kurt, Eugene, et al. Harrisons: Principles of Internal Medicine. Singapore: McGraw
Hill.2000
Price, Sylvia A.Wilson, Lorraine M. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Jakarta:ECG, 2005
PATHWAY
Kebiasaan
hidup
geneti
k
Respon neurologi
terhadap stress dan
ekskresi / kelainan
transportasi Na
obesita
s
Stress
lingkungan
Insulin
meningkat
HIPERTE
NSI
PRIMER
Kurang pajanan
informasi
Defisit
pengetahuan
Peningkatan
tekanan darah
secara sistemik
beban kerja
jantung
Merokok,
alkohol,
konsumsi
garam berlebih
Penebalan otot
jantung
Penurunan
suplay
darah
untuk otot
jantung
Nyeri dada/
Angina
Nyeri
pectoris
Peningkatan
kolesterol
pada dinding
pembuluh
darah
aterosklerosi
s