You are on page 1of 23

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPARTEMEN MATERNITAS
KELUARGA BERENCANA (KB)
Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Keperawatan
di Puskesmas Sumberpucung

Oleh :
Ni Wayan Asma Nira Yustika
115070201111011
Kelompok 3 Reguler

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

1. DEFINISI
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan

kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga


untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2007).
Penggunaan istilah keluarga berencana juga sama artinya dengan
istilah yang umum dipakai di dunia internasional yakni family planning atau
planned parenthood. KB juga berarti suatu tindakan perencanaan pasangan
suami istri untuk mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai dengan kemampuannya serta
sesuai situasi masyarakat dan negara.
Perencanaan keluarga merujuk pada penggunaan metode-metode
kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan bersama di antara mereka, untuk
mengatur kesuburan mereka dengan tujuan untuk menghindari kesulitan
kesehatan, kemasyarakatan dan ekonomi.
2. TUJUAN DAN SYARAT
Kontrasepsi bertujuan untuk pasangan yang ingin menunda kehamilan,
menjarangkan kehamilan setelah persalinan atau setelah keguguran, selain itu
pemberian kontrasepsi berupa pil berguna dalam penekanan Luteinizing Hormon
(LH) yang dapat mempengaruhi kadar HCG dalam kasus molahidatidosa.
Perencanaan pemilihan kontrasepsi apa yang akan dipakai nantinya harus
rasional.
Fase
menunda
kehamilan
Pil
IUD
Sederhan
a
Implan
Suntikan

Fase menjarangkan kehamilan


20
35

IUD
Suntikan
Pil
Implan
Sederhana

IUD
Suntikan
Minipil
Pil
Implan
Sederhana
Steril

Fase tidak hamil lagi

Steril
IUD
Implan
Suntikan
Sederhana
Pil

Sedangkan untuk syarat yang harus dipenuhi adalah :


- Persetujuan tindakan medis oleh pasangan suami istri atau diri sendiri
- Tidak hamil
Klien tidak hamil apabila :
1. Tidak senggama sejak haid terakhir
2. Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar
3. Sekarang dalam 7 hari pertama haid terakhir
4. Sekarang dalam 6 minggu pasca persalinan
5. Sekarang dalam 7 hari pasca keguguran

6. Sedang menyusui dan tidak haid


Langkah-langkah yang bisa ditempuh dalam memilih metode kontrasepsi
kehamilan adalah :
1.
2.
3.

Percaya pada diri sendiri.


Bekerjasama dengan suami
Mentaati aturan metode secara tertib

3. METODE METODE KONTRASEPSI


1. Kondom
a. Kondom Pria
Kondom adalah sarung karet yang dipakai pada alat kemaluan pria
selama melakukan hubungan seksual.
Cara menggunakan kondom:
1) Bila seorang pria tidak disunat tarik selaput kulit kepala penis ke
belakang. Kemudian masukan ujung penis kedalam mulut kondom
dan masukan sampai ke ujung akhir penis yang keras.
2) Dengan terus memencet ujung penis, buka gulungan kondom sampai
semua kondom bisa meliputi semua permukaan penis. Bagian ujung
kondom yang agak longgar akan menampung cairan sperma. Bila
ujung penis tidak berongga, kondom bisa pecah.
3) Setelah pria ejakulasi, maka dia sebaiknya memegang ujung dan
pinggiran kondom dan mengeluarkannya dari vagina sewaktu penis
masih dalam keadaan tegang.
4) Tarik keluar kondom. Jangan sampai bocor sehingga cairan sperma
keluar.
5) Bentuk ikatan pada pangkal kondom kemudian dibuang dengan cara
dibakar atau dikubur sehingga jauh dari kemungkinan permainan
ank-anak atau binatang.
b. Kondom Wanita
Kondom wanita yang bisa pas divagina dan menutupi bibir luar bisa
dimasukan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual.
Kondom hanya digunakan sekali pakai, karena akan mudah robek bila
dicuci dan digunakan kembali. Kondom wanita merupakan cara KB yang
efektif bisa melindungi dari penularan PMS dan kehamilan serta berada
dibawah kendali wanita.
Cara memakai kondom wanita:
1) Buka bungkusan kondom cari cincin dalam yang berupa cincin yang
bertutup.
2) Pencet cincin dalam tersebut dan pegang oleh jari-jari tangan.

3) Masukan cincin ke dalam lubang vagina


4) Dorong cincin sampai betul-betul masuk vagina. Sedangkan cincin
luar tetap berada diluar vagina.
5) Bila melakukan hubungan seksual masukan penis sampai masuk ke
dalam cincin luar tersebut.
6) Lepaskan segera kondom wanita setelah selesai berhubungan
sebelum kita berdiri. Plintir cincin luar kondom supaya cairan sperma
masih tetap berada di dalam kondom.
2. Pil kombinasi (cara KB yang mengandung estrogen dan progestin)
Cara yang paling meyakinkan dalam mencegah kehamilan adalah
pasangan wanitanya menggunakan pil kontrasepsi. Terdapat beberapa
jenis pil ini, tetapi masing-masing mengandung hormone esterogen dan
progesterone yang menghambat ovulasi. Agar benar-benar efektif maka pil
tersebut harus di minum dengan tepat sesuai petunjuk yang tercantum.
Ada beberapa jenis pil kontrasepsi, antara lain :
a. Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pil ini mengandung 30-50 g estrogen dan antara 0,5-2 mg
progesterone (noretisteron). Kombinasi estrogen menekan ovulasi dan
progesterone di tambahkan untuk mengendalikan siklus menstruasi.
Maksud pemberian pil ini adalah untuk mencegah pematangan folikel de
Graaf

dan

pembentukkan

korpus

luteum.

Kombinasi-kombinasi

kontrasepsi ini juga:


1) Menyebabkan mucus serviks tidak dapat di tembus oleh sperma dan
meningkatkan kekentalannya (viskositasnya).
2) Mengurangi gerakan atau motilitas tuba falopi dengan cara
mengurangi kerja peristaltik sehingga sperma yang tetap hidup akan
sangat mengalami kesulitan bergerak sepanjang tuba falopi untuk
sampai uterus.
Siklus menstruasi di tekan, tetapi withdrawal bleeding yang siklis tetap
terjadi apabila pil harian tersebut di ganti dengan placebo. Metode ini
dapat di terima karena mengurangi gangguan siklis dan secara estetik
dapat di terima, karena metode ini tidak berhubungan dengan masalah
hubungan seksual.
Efek Samping

Walaupun demikian, metode ini mempunyai kerugian, mempunyai efek


samping seperti :
Efek karena kelebihan estrogen
Ada rasa mual, kadang di sertai muntah, diare dan rasa perut
kembung. Selain itu menyebabkan retensi cairan karena kurangnya
pengeluaran air dan natrium. Retensi cairan ini dapat menyebabkan
bertambahnya berat badan. Oleh karena itu, pada akseptor di
anjurkan untuk kurangi konsumsi garam. Efek samping lainnya
berupa sakit kepala, nyeri pada mamae. Konsumsi pil yang cukup
lama dengan dosis estrogen yang tinggi dapat menyebabkan
pembesaran mioma uteri, akan tetapi biasanya pembesaran itu
berhenti jika pemakaian pil di hentikan.
Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat mengakibatkan spotting
dan withdrawal bleeding dalam masa intermenstruum.
Efek karena kelebihan progesterone
Karena hal ini dapat menyebabkan nafsu makan meningkat disertai
bertambahnya berat badan. Dapat menimbulkan jerawat dan
alopesia karena efek androgenic dari jenis progesterone yang di
pakai dalam pil.
Efek samping yang berat
Dapat terjadi trombo-emboli, trombo-emboli ini dapat terjadi apabila
di dukung oleh faktor-faktor predisposisi seperti merokok, hipertensi,
diabetes mellitus dan obesitas.
Menstruasi tidak teratur atau bercak-bercak. Pil kombinasi sering
membuat datang bulan lebih pendek dan lebih ringan.
Kontraindikasi
Tidak

semua

wanita

dapat

menggunakan

pil

kombinasi

untuk

kontrasepsi. Kontraindikasinya antara lain :


Kontraindikasi mutlak
- Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen
- Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik akut maupun menahun
- Pernah mengalami trombo phlebitis, trombo-emboli, kelainan
serebrovaskular
- Diabetes mellitus
- Kehamilan
Kontraindikasi relatif
- Depresi
- Migraine

- Mioma uteri
- Hipertensi
- Oligomenorea dan amenorea
Kelebihan dan Kekurangan pil kombinasi
Kelebihan
- Efektivitasnya dapat di percaya
- Frekuensi koitus tidak perlu di atur
- Siklus haid tidak teratur
- Keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang
sama sekali
Kekurangan
- Pil harus di minum setiap hari
- Motivasi harus kuat
- Adanya efek samping walaupun efeknya sementara
- Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea
-

yang persisten
Harganya relative mahal

Cara pemakaian pil kombinasi:


Pil tersedia dalam paket berisi 21 atau 28 tablet. Bila memakai paket 28
tablet, minumlah pil setiap hari selama sebulan. Segera setelah selesai
1 paket, mulailah dengan paket yang baru dan seterusnya. Bila
memakai paket 21 pil, minumlah pil setiap hari selama 21 hari,
kemudian tunggu 7 hari sebelum mulai dengan paket yang baru. Datang
bulan akan terjadi pada hari-hari dimana kita sedang berhenti minum pil.
Tetapi mulai dengan paket baru meskipun datang bulan belum datang.
Pada kedua paket tersebut baik yang berisi 21 atau 28 pil, minumlah pil
pertama pada hari pertama datang bulan. Dengan cara ini kita akan
terlindungi dengan segera. Bila diminum setelah hari pertama, kita bisa
mulai pada tanggal-tanggal selama 7 hari pertama datang bulan. Tetapi
kita tidak akan terlindungi dengan segera, sehingga pada dua minggu
pertama kita minum pil, sebaiknya kita juga memakai cara KB yang lain
atau tidak melakukan hubungan seksual. Kita harus minum pil setiap
hari, meskipun kita tidak melakukan hubungan intim setiap hari. Cobalah
memakai pil pada waktu yang sama setiap hari mungkin akan
membantu bila kita selalu mulai minum pil dari paket terbaru pada hari
yang sama.

Bila kita lupa minum pil kita bisa hamil


Bila kita lupa minum satu pil begitu ingat, minumlah segera satu pil.
Kemudian minumlah pil selanjutnya secara teratur seperti semula. Ini
berarti bahwa kita harus minum dua pil dalam satu hari.
Bila kita lupa minum dua pil secara berturut-turut, mulailah segera
minum pil berikutnya. Minumlah dua pil selama dua hari dan kemudian
teruskan minum satu pil setiap hari sampai habis. Gunakan kodom
sampai kita telah minum pil selama tujuh hari selama berturut-turut. Bila
kita lupa minum tiga pil atau lebih, berhentilah minum pil dan kemudian
tunggu sampai datang bulan berikutnya. Gunakan kondom selama sisa
siklus bulanan. Kemudian mulai dengan paket yang baru.
Pil yang terlambat diminum atau lupa akan menyebabkan perdarahan
sedikit, seperti datang bulan yang ringan.
1. Pil Progesteron
Karena jenis pil ini tidak mengandung estrogen maka pil ini lebih
aman bagi wanita yang tidak cocok pil kombinasi dan bagi wanita
timbul efek samping pada pemakaian pil kombinasi. Pil ini juga lebih
baik bagi ibu menyusui karena tidak mengandung zat yang
menyebabkan pengurangan produksi ASI. Penggunaan pil ini sangat
efektif bagi ibu-ibu menyusui.
Pada beberapa wanita pil ini menekan ovulasi secara sempurna.
Pada beberapa wanita yang lain folikel mengalaman pematangan
secara normal, tetapi terjadi fase luteal yang dipersingkat dan tidak
terjadi produksi progesterone. Kerja kontrasepsi pil progesterone saja
terletak pada kerjanya pada mucus serviks dengan membuat mukus
ini lebih kental dan sulit dilewati sperma, dan dengan mengurangi
kerja peristaltik tuba falopi sehingga sperma yang tetap hidup sangat
sulit atau tidak mungkin mencapai uterus.
Efek samping yang umum terjadi:
Perdarahan tidak teratur atau bercak-bercak
Datang bulan terlambat
Sering pusing
2. Pil sekuensial
Pil ini hanya mengandung estrogen di minum selama setengah
pertama siklus mentruasi dan kemudian selama setengah siklus yang

kedua diberikan pil yang mengandung baik estrogen maupun


progesterone. Efek keseimbangan hormone ini ialah penekanan
ovulasi, dan karena kadar estrogen tinggi, maka juga akan menekan
laktasi apabila diberikan kepada pasien post natal. Sekuensial
memberikan banyak efek samping, yang meliputi bertambahnya
berat badan, perubahan payudara, mual, sakit kepala dan penurunan
libido.
Secara

umum

ada

beberapa

komplikasi

yang

terjadi

pada

kontrasepsi oral, yaitu mencakup sebagai berikut :


A Abdominal pain, mengindikasikan masalah pada hepar atau
kandung empedu.
C Chest pain atau sesak napas, mengindikasikan adanya
sumbatan pembuluh darah pada paru atau jantung.
H Headaches, disebabkan oleh gangguan kardiovaskular atau
hipertensi.
E Eye problem, mengindikasikan gangguan vascular atau
hipertensi.
S Severe leg pain, mengidikasikan proses trombo-emboli.

3. Implant
Implant terdiri dari 6 tabung kecil dan lunak yang ditempatkan dibawah kulit
lengan. Tabung ini mengandung hormon progestin dan bekerja seperti
mini-pi. Mereka bisa mencegah kehamilan selama 5 tahun. Merk dagang
yang tersedia adalah Norplant.
Cara pemakaian implant
Seorang petugas kesehatan yang terlatih membuat sayatan kecil di kulit
lengan untuk memasukan dan mengeluarkan implant. Ini biasanya
dilakukan di klinik atau di puskesmas.
4. KB Suntikan
Konrasepsi suntikan progestin yang pertama dikembangkan tahun 1953
oleh Karl Junkmann. Tahun 1957 Junkmann dan kawan-kawan

menemukan NET EN. Pada sata yang sama Upjohn Company di Amerika
Serikan

menemukan

DMPA yang

berasal

dari

hormon

alamiah

progesteron. NET EN merupakan suntikan progestin pertama yang pakai


sebagai kontrasepsi dan diberi nama dagang Noristerat. Percobaanpercobaan pertama dari DMPA sebagai metode kontrasepsi dimulai pada
tahun 1963, diikuti percobaan-percobaan di lapangan pada tahun 1965.
Pada tahun 1967 Upjohn Company meminta FDA US untuk memasarkan
DMPA sebagai kontrasepsi di Amerika Serikat. Pada saat itu telah
diketahui dengan jelas bahwa estrogen dalam kontrasepsi hormonal peroral merupakan penyebab munculnya efek samping. Seperti, mual,
muntah, munculnya bekuan darah, sehingga adanya metode kontrasepsi
yang bebas esterogen seperti DMPA dan mini-pil merupakan hal yag
sangat

menarik.

Tetapi

pada

tahun

1970,

penelitian-penelitian

menunjukkan bahwa progestin, termasuk DMPA, menyebabkan timbulan


benjolan-benjolan pada payudara binatang percobaan anjing beagle,
sehingga menyebabkan timbulnya kewaspadaan dari FDA. Pada bulan
September 1974, FDA menyatakan keinginannya untuk menyetujui DMPA
sebagai suatu metode kontrasepsi tetapi hanya bagi wanita yang telah
mengalami kegagalan kontrasepsi dengan metode lain.
Tidak beberapa lama setelah itu, FDA kembali menangguhkan maksud
nya

tersebut,

setelah

timbul

pertanyaan

paakah

DMPA

dapat

meninggikan risiko karsinoma serviks. Tahun 1975 dinyatakan tidak ada


bukti-bukti tanda bertambahnya karsinoma serviks, dan diusulkan kembali
penggunaan DMPA untuk kalangan wanita yang terbatas. Tetapi pada
tahun 1978 FDA secara resmi menolak pemakaian DMPA sebagai suatu
metode kontrasepsi, dengan alasan :
1. Masalah timbulnya benjolan-benjolan pada payudara binatang anjing
beagle yang diberikan DMPA belum terpecahkan.
2. Adanya risiko potensial timbulnya cacad bawaan pada kasus
kegagalan kontrasepsi.
3. Pemberian esterogen untuk menaggulangi perdarahan haid ireguler
karena DMPA, akan mengurangi keuntungan dari kontrasepsi berisi
progestin saja.
4. Belum dapat ditunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dari
pemakaian DMPA di Amerika Serikat.
Disamping itu pihak-pihak yang menyetujui metode kontrasepsi
suntikan juga menyatakan bahwa :

a. Wanita mungkin tidak mengetahui obat apa yang disuntikkan


kepadanya atau wanita disuntik tanpa seizinnya (tanpa irformed
consent).
b. Sebagai obat suntik berdaya kerja panjang, efeknya termasuk efek
smaping utama maupun yang minor tidk dapat segera dihentikan
dengan jalan menghentikan suntikannya. Baru pada bulan Oktober
1992 FDA menyetujui Depo Provera sebagai kontrasepsi suntikan.
Kontrasepsi Suntikan (Injektables)
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk
mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang
(lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan
bersanggama, tetapi tetap reversibel.
Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang
banyak dipakai adalah :
1. DMPA (Depot Medroxyprogesterone asetat) = Depo Provera
a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang
lebih 20 tahun dan smapai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira
5 juta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. NET-EN (Norethindrone enanthate) = Noristerat
a. Dipakai lebih dari 40 negara, dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5
juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali
setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (= 3x suntikan pertama),
kemudin selanjutnya sekali setiap 12 minggu.
Baik DMPA maupun NET EN sangat aktif dengan angka kegagalan
untuk :
DMPA : < 1 per 100 wanita pertahun
NET EN
: 2 per 100 wanita pertahun
Efek samping utama : gangguan pola haid. Sedangkan efek samping lain
kecil sekali, antara lain :
Berat badan naik, antara 1-5 kg (DMPA).
Sebagian besar wanita belum kembali fertilitasnya selama 4-5 bulan
setelah menghentikan suntikannya.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai saat ini kontrasepsi
suntikan tidak menambah risiko terjadinya karsinoma seperti karsinoma
payudara atau serviks, progesteron, termasuk DMPA digunakan untuk
mengobati karsinoma endometrium.

Farmakologi dari Kontrasepsi Suntikan


DMPA :
1. Tersedia dalam larutan mikrokristaline.
2. Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar puncak, lalu
kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun kembali.
3. Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan, tetapi
umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau lebih.
4. Pada pemakaian jangka alama, tidak tejadi efek akumulatif dari DMPA
dalam darah/serum.
NET EN :
1. Merupakan suatu progestin yang berasal dari testosterone, dibuat dalam
larutan minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran partikel yang
tetap dengan akibat pelepasan obat dari tempat suntikan kedalam
sirkulasi darah dapat sangat bervariasi.
2. Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat
dibandingkan dengan DMPA.
3. Setelah disuntikkan, NET EN harus di ubah menjadi norethindrone (NET)
sebelum ia menjadi aktif secara biologis.
4. Kadar puncak dalam serum tercapai dlam 7 hari setelah penyuntikan,
kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan lagi dalam waktu
2,5 4 bulansetelah disuntikkan.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
1. Primer: Mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH
surge). Respons kelenjar hypofisis terhadap gonadotropin-releasing
hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses
terjadi di hipothalamus daripada kelenjar di hypofisis. Ini berbeda dengan
POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada
kelenjar hypofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan
hipo-estrogenik.
Pada pemakaian PDMA, endometrium menjadi tipis dan atrofi
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi
edematous. Pemakaian jangka panjang, endometrium dapat menjadi
sedemikian tipisnya, sehingga tidak dapat atau sedikit sekali jaringan bila
dilakukan biopsi. Tetapi, perubahan-perubahan tersebut akan kembali
menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA terakhir.
2. Sekunder:

a. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga dapat menjadi


barier terhadap spermatozoa
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi
dari ovum yang telah dibuahi
c. Kemungkinan besar mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam
tuba fallopii
Efektivitas Kontrasepsi Suntikan
a. Baik DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode
kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan
dalam 1 tahun pemakaian DMPA, dan 2 per 100 wanita per-tahun
pemakaian NET EN
b. Kontrasepsi suntikan

sama

efektifnya

seperti

POK

(Pil

Oral

Kombinasi), dan lebih efektif daripada IUD


c. Dosis DMPA dengan daya kerja kontraseptif yang paling sering dipakai
150 mg setiap 3 bulan adalah dosis yang tinggi. Setelah suntikan
DMPA, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu. Sehingga
terdapat periode tenggang-waktu/ waktu kelonggaran (grace period)
selam 2 minggu untuk akseptor DMPA yang disuntik ulang setiap 3
bulan
d. Penelitian dalam skala kecilk akhir-akhir ini menemukan bahwa dosis
lebih rendah dari DMPA 100 mg sekali setiap 3 bulan hampir sama
efektifnya dngan suntikan 150 mg, dengan angka kegagalan 0,44 per
100 wanita per tahun.
Sedangkan pemberian sekali setiap 6 bulan dengan dosis 250, 300,
400 atau 450 mg DMPA umumnya menujukkan angka kegagalan yang
sedikit lebih tinggi, 0-3,6 kehamilan per 100 wanita-per tahun.
e. NET EN 200 mg lebih efektif bila diberikan dalam jarak waktu yang
lebih pendek. Penyuntikan sekali setiap 8 minggu: angka kegagalan
0,4-1,8 per 100 wanita per 24 bulan. Penyuntikan sekali setiap 12
minggu angka kegagalan 6,6 per 100 wanita per 24 bulan
f. Masa kerja NET EN lebih singkat daripada DMPA, sehingga tidak
terdapat tenggang-waktuwaktu-kelonggaran (grace period) untuk
akseptor NET EN yang terlambat disuntik-ulang.
Menurut WHO pemakaian sekali setiap 8 minggu sedikit lebih
efektif dibandingkan sekali setiap 8 minggu selama 6 bulan yang disusul
suntikan sekali setiap 12 minggu.
Kontra-Indikasi Suntikan

WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi


suntikan pada:
-

Kehamilan
Ca Mammae
Ca Traktus Genitalia
Pendarahan Abnormal Uterus

Disamping itu WHO juga menganjurkan untuk:


-

Mempertimbangkan kontra indikasi yang berlaku untuk POK


Pada wanita dengan DM atau riwayat DM selama kehamilan, harus
dilakukan follow up dengan teliti, karena dari beberapa percobaan
laboratorium, ditemukan bahwa DMPA mempengaruhi metabolism
karbohidrat.

Efek Samping Suntikan


-

Gangguan haid; ini yang paling sering terjadi dan paling sering
mengganggu.
a. Pola haid yang normal dapat berubah menjadi:
- Amenore
- Perdarahan ireguler
- Perdarahan bercak
- Perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang
hilang
b. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan inter-menstrual dan perdarahan bercak berkurang
dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian amenore bertambah
besar.
c. Insidens yang tinggi dari amenore diduga berhubungan dengan
atrofi endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan
ireguler masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan
dengan

perubahan

dalam

kadar

hormone

atau

histologi

endometrium.
d. DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan- bercak
dan amenore dibandingkan dengan NET EN, dan amenore pada
DMPA tampaknya lebih sering terjadi pada akseptor dengan berat
badan tinggi
e. Bila terjadi amenore, berkurangnya darah haid sebenarnya
memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya
insidens anemia

f.
-

Untung

bahwa

perdarahan

yang

hebat,

yang

dapat

membahayakan diri akseptor, jarang terjadi.


Berat badan yang bertambah
a. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi
antara < 1kg- 5 kg pada tahun pertama
b. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya
terjadi karena bertambahnya lemak tubuh dan bukan karena
retensi cairan tubuh
c. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu
makan di hypothalamus, yang menyebabkan ekseptor makan

lebih banyak dari pada biasanya.


Sakit Kepala
Inseden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan

terjadi pada kurang dari 1-17% akseptor


System kardiovaskular
a. Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau
system pembekuan darah maupun system fibrinolitik. Tidak
ditemukan bukti-bukti bahwa DMPA maupun NET EN menambah
resiko timbulnya bekuan darah atau gangguan sirkulasi lain.
b. Perubahan dalam metabolism lemak, terutama penurunan HDL
kolesterol, baik pada DMPA maupun NET EN dicurigai dapat
menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler. HDL
kolesterol
Sedangkan

rendah

menyebabkan

terhadap

trigliserida

timbulnya

arterosklerosis.

dan kolesterol total tidak

ditemukan efek apapun dari kontrasepsi suntikan.


Jenis kontrasepsi berdasarkan waktu pemberian:
a. Kontrasepsi suntikan jangka panjang yang baru
WHO meneliti dua macam kontrasepsi suntikan yang baru, yang
merupakan senyawa ester berasal dari NET atau Levonorgestrel.
Ester adalah kombinasi streroid dengan suatu asam:
1) HRP002
Berisi levonorgestrel butanoate, dosis 20mg akan mencegah
ovulasi untuk 3 bulan, beredar tahun 1992
2) HRP011
Berisi levonorgestrel 3-oxime cyclopentyl carboxylate, yang
secara kimiawi serupa dengan progestin lain yaitu norgestimate.
Senyawa tersebut kurang mengakibatkan perubahan-perubahan
endometrium. Dosis yang sedang diteliti 20, 40, dan 60 mg.
jangka penyuntikan 6 bulan beredar pada pertengahan dasawarsa
1990.

Keuntungan dari kontrasepsi suntikan senyawa ester ini lebih


banyak dibandingkan kontrasepsi suntikan yang sudah ada atau
standar:
Pelepasan hormon dari tempat suntikan berjalan hampir
konstan, tanpa pelepasan-awal yang tinggi seperti yang terjadi
pada DMPA dan NET EN
Diberikan dalam larutan mikrokristaline yang aqueous seperti
yang dipakai pada DMPA, sehingga pembuatannya lebih
mudah dan biaya nya lebih murah.
b. Kontrasepsi suntikan sekali sebulan
Banyak digunakan di Negara-negara latin dan RRC terdiri dari
kombinasi dari estrogen dan progesteron.
Kontrasepsi sekali sebulan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
dengan kontrasepsi biasa atau standar, yaitu:
1) Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan
2) Kurang menimbulkan perdarahan bercak

atau

perdarahan

irregular lainnya
3) Kurang menimbulkan amenore
4) Efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan
Adapun kekurangan dari kontrasepsi sekali sebulan adalah:
a. Penyuntikan lebih sering
b. Biaya keseluruhan lebih tinggi
c. Kemungkinan efek samping karena estrogen
Efek Non-Kontraseptif
Kontrasepsi suntikan juga mempunyai efek non-kontraseptif yang
menguntungkan, yaitu:
a.

DMPA telah diakui sebagai terapi untuk karsinoma endometrium

b.

(primer maupun mestatik)


Pada wanita yang sedang menyusui, DMPA dapat menambah jumlah

c.

ASI
Kadar Hb sering bertambah, sehingga dapat menolong mencegah

d.

anemia, baik pada DMPA maupu NET EN


Pada penderita penyakit sickle cell (suatu penyakit genetic di afrika),
DMPA mengurangi rasa sakit dan terdapat lebih sedikit sel darah

e.

merah abnormal.
DMPA juga memberi proteksi terhadap beberapa macam infeksi
traktus genitalia/PID

f.
g.

DMPA juga mencegah vulvo-vaginal candidiasis


DMPA mengurangi resiko karsinoma ovarium dan karsinoma

h.

endometrium
DMPA diperbolehkan di Amerika Serikat untuk dipakai pada

i.
j.

karsinoma ginjal (sebagai pengobatan paliatif)


DMPA kadang-kadang digunakan untuk mengobati pubertas praecox
DMPA dalam dosis sangat tinggi digunakan untuk mengurangi kadar

testosterone pada pria dengan kelakuan seksual yang abnormal.


5. Alat dalam rahim IUD (IUCD, COPPER-T, SPIRAL)
IUD adalah sebuah alat yang kecil yang dimasukan ke dalam rahim oleh
dokter atau petugas kesehatan yang terlatih atau bidan. Setelah di rahim,
IUD akan mencegah sel sperma pria untuk bertemu dengan sel terlur
wanita. IUD bisa tinggal di dalam rahim sampai 10 tahun (tergantung
pada jenis IUD) sebelum di lepas dan diganti. Sebuah IUD dapat
digunakan tanpa sepengatuhan pria (meskipun kadang-kadang pria dapat
merasakan benangnya).
Kontraindikasi:
-

Hamil atau mungkin hamil.


Dalam bahaya penularan PMS.
Pernah menderita infeksi tuba atau rahim, atau infeksi setelah

melahirkan atau setelah keguguran.


Pernah hamil diluar kandungan.
Pernah mengalami perdarahan hebat dan rasa sakit selama datang

bulan.
Sangat anemik.
Belum pernah hamil.

Efek samping:
Mengalami perdarahan ringan selama minggu pertama setelah memakai
IUD. Beberapa wanita bisa mengalami datang bulan yang lebih lama lebih
banyak dan lebih sakit tetapi ini akan menghilang setelah tiga bulan
pertama pemakaian IUD.
Cara menggunakan IUD:
Sebuah IUD dimasukan oleh seorang petugas kesehatan yang telah
dilatih khusus setelah dilakukan pemeriksaan. Waktu yang terbaik
pemasangan IUD adalah selama datang bulan. Setelah melahirkan, lebih

baik menunggu enam bulan untuk memberi kesempatan rahim pulih


kembali baik ukuran dan bentuknya sebelum memasukan IUD.
Kadang-kadang IUD bisa terlepas dari tempatnya. Bila ini terjadi, maka
tidak akan efektif lagi untuk mencegah kehamilan, karena itu sangat
penting untuk bisa memeriksa sendiri letak IUD untuk memastikan letak
masih baik. Sebagian besar IUD mempunyai dua benang yang terjurai
kadang-kadang sampai di mulut vagina. Kita bisa memeriksa benang
tersebut setiap setelah datang bulan untuk memastikan letak IUD masih
baik.
Cara memeriksa letak IUD:
1.
2.

Cuci tangan.
Berjongkoklah dan dengan dua jari masukkan ke dalam vagina dan
jangkau sedalam-dalamnya. Rasakan adanya benang tetapi jangan

3.

mencoba untuk menarik keluar.


Keluarkan jari-jari dan cucilah tangan dengan baik.

Penghentian pemakaian IUD:


Bila kita ingin menghentikan pemakaian IUD, kita harus pergi ke petugas
kesehatan

yang

akan

mengeluarkan

IUD,

jangan

mencoba

mengeluarkannya sendiri. Kita bisa segera menjadi hamil setelah IUD


dikeluarkan.
6. Sterilisasi
Terdapat beberapa cara operasi yang bisa membuat pria atau wanita
hampir tidak mungkin bisa mempunyai anak lagi. Karena hasil operasi ini
bersifat permanen, maka tindakan ini hanya tepat bagi ibu atau bapa
yang betul-betul telah yakin tidak ingin mempunyai anak lagi.
Untuk mendapatkan pelayanan tindakan operasi ini, ibu atau bapa harus
pergi ke RS yang mampu melayani operasi tersebut. Operasi ini cukup
cepat dan aman yang jarang menimbulkan efek samping.
a. Vasektomi (operasi pria)
Adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana dimana
dilakukan pemotongan saluran yang membawa sperma dari buah pelir
ke penis. Buah pelirnya sendiri masih tetap utuh, tidak dipotong sama
sekali. Operasi ini dilakukan di Puskesmas, dimana petugas kesehatan

telah dilatih untuk melakukannya. Tindakan operasi ini hanya


berlangsung beberapa menit.
Operasi ini tidak mengubah kemampuan untuk melakukan hubungan
seksual ataupun untuk merasakan kenikmatan hubungan seksual. Pria
masih mampu untuk ejakulasi cairan sperma atau semen tetapi cairan
tersebut tidak mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria
tersebut harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih
sperma betul-betul telah bersih. Selama menunggu pakailah cara-cara
kb yang telah biasa dipakai.
b. Tubektomi (operasi wanita)
Pemutusan saluran telur wanita sedikit lebih rumit dari pada vasektomi,
tetapi tetap merupakan tindakan bedah yang aman hanya berlangsung
sekitar 30 menit.
Petugas kesehatan membuat sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian
memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung
telur kerahim. Tindakan ini tidak akan mengubah kemampuan wanita
untuk melakukan hubungan seksual ataupun menikmati hubungan
seksual. Penting: sterilisasi tidak melindungi terhadap PMS, termasuk
AIDS. Kita harus tetap memikirkan cara untuk perlindungan untuk
penyakit-penyakit tersebut.
7. MAL (Metode Aminorea Laktasi)
Metode Aminorea Laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi sementara
yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif artinya, diberikan ASI
saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.
Cara kerja
Cara kerja dari metode MAL adalah menunda atau menekan terjadinya
ovulasi. Pada saat laktasi atau menyusui hormon yan berperan adalah
oksitosin dan prolaktin.semakin sering menyusui maka kadar prolaktin
meningkat dan hormon gonadotropin melepaskan hormon penghambat
(inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen sehingga
tidak terjadi ovulasi.
Manfaat
Metode MAL memberikan manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat non kontrasepsi:
Untuk bayi:
- Mendapatkan kekebalan pasif.
- Peningkatan gizi.
- Mengurangi resiko penyakit menular.
- Terhidar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula,
atau alat minum yang dipakai.

Untuk ibu:
- Mengurangi perdarahan post partum.
- Membantu proses involusi uteri.
- Mengurangi resiko anemia.
- Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.
Kelemahan:
- Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
- Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah
melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
- Tidak melindungi dari penyakit menular.
- Bukan merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
- Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.
Menyusui bisa efektif mencegah kehamilan bila terdapat keadaan seperti
berikut ini:
1. Bayi berumur kurang dari 6 bulan.
2. Datang bulan belum dimulai sejak melahirkan.
3. Ibu hanya memberikan ASI saja bagi bayi dan memberikannya setiap
bayi merasa lapar dengan jarak antara waktu makan kurang dari 6
jam baik siang maupun malam. Bayi sering minum ASI di malam hari.
4. PATHWAY (terlampir)
5. PENGKAJIAN
Data Subyektif
a. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.
b. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB suntik
kombinasi tersebut antara lain amenorea/ perdarahan tidak terjadi,
perdarahan bercak, meningkatnya/ menurunnya BB.
c. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum
menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor
KB tersebut.
d. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat Menstruasi Lalu
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah
haid, dysmenorhea atau tidak, flour albus atau tidak.
f.

Riwayat Kesehatan Klien

Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker


payudara, DM, dan TBC.
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM,
TBC, hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,
pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.
Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB,
suhu badan, kesadaran.
2) Pemeriksaan Khusus
a. Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem,
conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
b. Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfe, adanya bendungan vena jugularis.
c. Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada
payudara.
d. Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba
adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
e. Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan
ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.

6. ANALISA DATA
No
1

Data
DS :
Klien mengatakan
khawatir untuk
menggunakan alat
kontrasepsi

Etiologi
Penggunaan alat
kontrasepsi

Adanya efek samping


dari kontrasepsi

Haid tidak teratur

Masalah
Ansietas

Perubahan pola haid

Cemas
7. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Ansietas berhubungan dengan terjadinya efek samping dari alat
kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk
menggunakan alat kontrasepsi

8. RENCANA KEPERAWATAN
No
1

Diagnosa
Ansietas

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah dilakukan tindakan

Intervensi
NIC : Anxiety Reduction

keperawatan selama 1 x 30 menit,

Nyatakan dengan jelas

klien dapat mengatasi kecemasannya

harapan terhadap perilaku

dengan kriteria hasil :

klien

NOC : Anxiety Control, Coping

- Klien mampu mengidentifikasi dan

penggunaan alat kontrasepsi

mengungkapkan gejala cemas


- Klien

mampu

Jelaskan semua prosedur


serta efek samping yang

mengungkapkan

ditimbulkan

dan menunjukkan tehnik untuk -

Berikan informasi factual

mengontrol cemas

mengenai dampak dari efek


samping

- Postur tubuh, ekspresi wajah,

bahasa tubuh dan tingkat

mendampingi klien

aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan

Libatkan keluarga untuk

Bantu klien mengenal situasi


yang menimbulkan
kecemasan

Dorong klien untuk


mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi

Berikan kesempatan
bertanya tentang
keuntungan dan kerugian
alat kontrasepsi

Berikan dukungan

psikososial

9. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NO
1

Diagnosa
Keperawatan
Ansietas

Implementasi

- Menyatakan pada klien harapan


perawat terhadap perilaku klien
agar kooperatif

- Menjelaskan semua prosedur

S:
- Klien mengatakan
memahami anjuran perawat
- Klien mengatakan mampu

penggunaan alat kontrasepsi

untuk melakukan anjuran

serta efek samping yang

perawat

ditimbulkan

- Memberikan informasi factual

O:
- Klien mampu menjelaskan

mengenai dampak dari efek

kembali apa yang

samping

dijelaskan perawat

- Melibatkan keluarga untuk


mendampingi klien

- Membantu klien mengenal situasi


yang menimbulkan kecemasan

- Mendorong klien untuk


mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi

- Memberikan kesempatan
bertanya tentang keuntungan dan
kerugian alat kontrasepsi
-

Evaluasi

Berikan dukungan psikososial

- Klien mampu ikut


mengambil keputusan
tentang penggunaan alat
kontrasepsi
- Klien mampu melakukan
anjuran perawat
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi

You might also like