Professional Documents
Culture Documents
ANATOMI
1.1 Bola Mata
Bola mata (Gambar 1.) adalah struktur kistik yang selalu mengembung
dengan tekanan di dalamnya. Bola mata orang dewasa normalnya berbentuk
seperti bola, dengan diameter anteroposterior rata-rata 24,2 mm.6
Bola mata terdiri dari tiga lapis: luar (lapisan fibrous), tengah (lapisan
vaskular) dan bagian dalam (lapisan saraf).6
1.1.1 Palpebra
siliaris rata dan dekat dengan folikel bulu mata. Sisi orbital lebih cembung dan
menempel dari septum orbita. Tarsus superior berukuran lebih besar, berbentuk
semi oval berukuran sekitar sepuluh millimeter. Tarsus inferior yang lebih kecil,
berukuran empat millimeter. Muskulus levator palpebra superior menempel pada
permukaan anterior dari tarsus superior. 1
Kelenjar pada palpebra terdiri dari kelenjar tarsal (meibomian) merupakan
kelenjar sebasea termodifikasi yang menempel pada tarsus. Kelenjar sebasea
kecil (zeis), dan kelenjar keringat (moll) berhubungan dengan bulu mata. 1
Suplai arteri dari palpebra didapat dari cabang medial dan lateral dari
arteri optalmika, juga display oleh cabang infraorbital superficial dari arteri
temporalis. Drainase vena dari palpebra menuju ke vena optalmika. Bagian kulit
palpebra dipersarafi oleh cabang optalmik dan maksilaris dari nervus trigeminus.
Permukaan palpebra superior terutama dipersarafi oleh cabang supraorbital dari
nervus frontalis. Palpebra inferior dipersarafi oleh cabang infraorbita dari nervus
maksilaris. 1
1.1.2 Konjungtiva
Konjungtiva adalah selaput lendir transparan yang menutupi permukaan
posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera
(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva berbentuk tipis dan berkesinambungan
dengan kulit pada tepi palpebra (mucocutaneous junction) dan dengan epitel
kornea di limbus. 2
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Konjungtiva Palpebralis
Melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Di
tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada forniks
superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva
bulbaris. 2
b. Konjungtiva Bulbaris
Melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali kali.
Adanya lipatan lipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan
memperbesar permukaan konjungktiva sekretorik. (Duktus duktus kelenjar
3
yang terletak
besar dan
lapisan endotelnya
berlubang.
Muskulus ciliaris tersusun oleh serat-serat longitudinal, sirkular dan radial. Serat
sirkular berfungsi mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula yang berorigo di
lembah diantara prosesus ciliaris. Otot ini mengubah ketegangan pada kapsul
lensa sehingga dapat mempunyai fokus yang baik untuk obyek dekat maupun
obyek jauh. Sedangkan yang longitudinal menyisip kedalam anyaman trabekula
untuk mempengaruhi besar porinya. 2
Pembuluh darah korpus ciliaris berasal dari sirkulus arteriosus mayor iris.
Persarafan sensoris berasal dari saraf-saraf siliaris. 2
1.1.6.2 Iris
Iris adalah perpanjangan korpus siliaris ke anterior. Iris berupa permukaan
pipih dengan aperture bulat yang terletak di tengah pupil. Iris terletak
bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata depan
6
dari bilik mata belakang, yang masing masing berisi humor aquos. Di dalam
stroma iris terdapat spingter dan otot otot dilator. Kedua lapisan berpigmen
pekat pada permukaan posterior iris merupakan perluasan neuroretina dan
lapisan epitel pigmen retina kearah anterior. 2
Perdarahan iris didapat dari circulus major iris. Kapiler kapiler iris
mempunyai lapisan endotel yang tak berlubang (nonfenestrated) sehingga
normalnya intravena. Persarafan sensoris iris melalui serabut serabut dalam
nervi ciliares. 2
Iris mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.
Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi
akibat aktivitas parasimpatis yang dihantarkan melalui nervus kranialis III dan
dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis. 2
1.1.6.3 Koroid
Koroid adalah bagian posterior uveal tract, terletak di antara retina dan
sclera. Koroid terdiri dari tiga lapisan pembuluh darah koroid: besar, menengah,
dan kecil. Semakin dalam pembuluh darah dalam koroid, semakin luas
lumennya.
Bagian
internal
pembuluh
darah
koroid
dikenal
sebagai
posteriornya,
vitreous.
Kapsul
7
lensa
adalah
suatu
membran
adalah
lembaran
jaringan
saraf
berlapis yang
tipis
dan
semitransparan yang melapisi bagian dalam dua pertiga posterior dinding bola
mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh corpus siliare dan berakhir
pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Pada orang dewasa, ora serrata
berada sekitar 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7
8
mm pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensoris bertumpuk dengan lapisan
epitel berpigmen retina sehingga juga berhubungan dengan membran Bruch,
koroid dan sklera. Di sebagian besar tempat, retina dan epitel pigmen retina
mudah terpisah hingga terbentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi
pada ablasi retina. Namun pada diskus optikus dan ora serrata, retina dan epitel
pigmen retina saling melekat kuat sehingga perluasan cairan subretina pada
ablasi retina dapat dibatasi. Hal ini berlawanan dengan ruang subkoroid yang
terbentuk antara koroid dan sklera, yang meluas ke taji sklera. Dengan demikian,
ablasi koroid akan meluas melampaui ora serrata, di bawah pars plana dan pars
plicata. Lapisan-lapisan epitel pada permukaan dalam corpus ciliare dan
permukaan posterior iris merupakan perluasan retina dan epitel pigmen retina ke
anterior. Permukaan dalam retina berhadapan dengan vitreous. 2
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,56 mm pada
kutub posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula berdiameter
5,5-6 mm, yang secara klinis dinyatakan sebagi daerah yang dibatasi oleh
cabang-cabang pembuluh darah retina temporal. 2
Daerah ini ditetapkan oleh ahli anatomi sebagai area centralis, yang
secara histologis merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel
ganglionnya lebih dari satu lapis. Makula lutea secara anatomis didefinisikan
sebagai daerah berdiameter 3 mm yang mengandung pigmen luteal kuning
xantofil. Fovea yang berdiameter 1,5 mm ini merupakan zona avaskular retina
pada angiografi fluoresens. Secara histologis, fovea ditandai sebagai daerah
yang mengalami penipisan lapisan inti luar tanpa disertai lapisan parenkim lain.
Hal ini terjadi karena akson-akson sel fotoreseptor berjalan miring (lapisan
serabut henle) dan lapisan-lapisan retina yang lebih dekat dengan permukaan
dalam retina lepas secara sentrifugal. Di tengah makula, 4 mm lateral dari diskus
optikus, terdapat foveola yang berdiameter 0,25 mm, yang secara klinis tampak
jelas dengan oftalmoskop sebagai cekungan yang menimbulkan pantulan
khusus. Foveola merupakan bagian retina yang paling tipis (0,25 mm) dan hanya
mengandung fotoreseptor kerucut. Gambaran histologis fovea dan foveola ini
memungkinkan diskriminasi visual yang tajam, foveola memberikan ketajaman
9
10
11
BAB II
HISTOLOGI
2.1 Palpebra
Permukaan luar palpebra dilapisi oleh kulit tipis dan permukaan dalamnya
dilapisi oleh konjungtiva palpebralis. Kulit palpebra berbentuk tipis berambut
dengan dermal papil kecil - kecil dan mempunyai kelenjar lemak. Pada bagian
tepi dari kelopak mata terdapat folikel rambut yang besar yang membetuk bulu
mata. Di antara folikel - folikel rambut terdapat kelenjar keringat yang bermuara
pada folikel rambut dari bulu mata. Kelenjar ini disebut kelenjar Moll yang
merupakan kelenjar keringat apokrin. Juga terdapat kelenjar lemak yang disebut
kelenjar Zeis yang berdekatan dengan folikel rambut. 3
Pada lapisan tengah palpebra bagian posterior terdiri atas jaringan ikat
yang mengandung tarsus dan kelenjar tarsalia atau meibom. Tarsus merupakan
lempengan jaringan ikat padat yang memberi bentuk pada palpebra. Kelenjar
Meibom terdapat di dalam tarsus, merupakan kelenjar lemak yang besar dengan
saluran keluar yang panjang dan bermuara pada tepi palpebra, di belakang bulu
mata. Sekret yang dihasilkan berfungsi untuk meminyaki palpebra sehingga tidak
saling melekat. Kelenjar meibom ini tidak bermuara pada folikel rambut. 3
12
2.2 Konjungtiva
Lapisan epitel konjungtiva terdiri atas dua hingga lima lapisan sel epitel
silindris bertingkat, superfisial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat
limbus, di atas caruncula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi
kelopak mata terdiri atas sel sel epitel skuamosa bertingkat. Sel sel epitel
superfisial mengandung sel sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus.
Mukus yang terbentuk mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk
dispersi lapisan air mata prakornea secara merata. Sel sel epitel basal
bewarna lebih pekat dibandingkan sel sel superfisial dan di dekat limbus dapat
mengandung pigmen. 4
Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial) dan
satu lapisan fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid
dan di beberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa
sentrum germinativum. Lapisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi
berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada
neonatus bersifat papilar bukan folikular. Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan
penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran
reaksi papila pada radang konjungtiva. Lapisan fibrosa tersusun longgar pada
bola mata. 4
Kelenjar lakrimal aksesorius (kelenjar Krause dan Wolfring), yang struktur
dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar
kelenjar Krause berada di forniks atas, sisanya ada di forniks bawah. Kelenjar
Wolfring terletak di tepi atas tarsus atas. 4
2.3 Kornea
Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai lima lapisan yang berbeda
beda. Lapisan epitel (yang berbatasan dengan lapisan epitel konjungtiva
bulbaris), lapisan Bowman, stroma, membrane Descemet, dan lapisan endotel.
Lapisan epitel mempunyai lima atau enam lapis sel. Lapisan Bowman
merupakan lapisan jernih aselular, yang merupakan bagian stroma yang
berubah. 3
13
14
16
2.9 Retina
Retina terdiri dari 3 jenis sel dan sinapsis (dari luar ke dalam) terdiri atas
sepuluh lapisan sebagai berikut:
1. Pigmen epitel. Ini adalah lapisan terluar dari retina. Ini terdiri dari satu
lapisan sel yang mengandung pigmen. Hal ini tegas melekat pada
lamina basal yang mendasari (membran Bruch) dari koroid. 6
2. Lapisan batang dan kerucut. Batang dan kerucut adalah organ akhir
visi dan juga dikenal sebagai fotoreseptor. Lapisan batang dan kerucut
hanya memiliki satu segmen luar sel fotoreseptor diatur dalam cara
palisade. Ada sekitar 120 juta batang dan 6,5 juta kerucut. Batang
mengandung zat fotosensitif visual yang ungu (rhodopsin) dan bagian
pencahayaan rendah (visi scotopic). Kerucut juga mengandung zat
fotosensitif dan terutama bertanggung jawab untuk penglihatan sentral
yang sangat diskriminatif (visi photopic) dan penglihatan warna. 6
3. Membran limitasi eksternal. Ini adalah membran fenesterated, melalui
yang melewati proses dari batang dan kerucut.6
4. Lapisan nukleus luar. Ini terdiri dari inti batang dan kerucut.6
5. Lapisan plexiform luar. Ini terdiri dari koneksi spherules batang dan
kerucut pedikel dengan dendrit sel bipolar dan sel horizontal. 6
6. Lapisan nukleus dalam. Ini terutama terdiri dari badan sel sel bipolar.
Hal ini juga berisi badan sel amacrine horizontal dan sel Muller dan
kapiler arteri sentral retina. Sel-sel bipolar merupakan urutan neuron
pertama.6
7. Lapisan plexiform dalam. Hal ini pada dasarnya terdiri dari hubungan
antara akson sel bipolar dendrit dari sel-sel ganglion, dan proses sel
amacrine.6
8. Lapisan sel ganglion. Ini terutama mengandung sel tubuh dari sel-sel
ganglion (neuron urutan kedua visual 7 jalur). Ada dua jenis sel
ganglion. Sel-sel ganglion cebol yang hadir di daerah makula dan
dendrit dari setiap sinapsis sel tersebut dengan akson sel bipolar
18
19
BAB III
20
FISIOLOGI
3.1 Palpebra
Palpebra adalah suatu lipatan jaringan lunak yang terletak anterior bola
mata dan melindunginya dari cedera. Bentuknya adalah sedemikian rupa
sehingga bola mata benar-benar tertutup ketika mereka ditutup. Rangsangan
mekanik, optik, dan akustik yang kuat (seperti benda asing, cahaya menyilaukan,
atau suara keras tiba-tiba) "otomatis" menimbulkan suatu refleks menutup mata.
Kornea juga dilindungi oleh gerakan ke atas tambahan bola mata (fenomena
Bell). Palpebra secara regular berkedip (20-30 kali per menit) membantu untuk
mendistribusikan sekresi kelenjar dan air mata pada konjungtiva dan kornea,
mencegah dari mata kering., pemeliharaan tekanan intraokular normal,
mekanisme pembentukan gambar, fisiologi penglihatan, fisiologi penglihatan
binokular, fisiologi pupil, dan fisiologi motilitas okular. 5
3.2 Konjungtiva
Kantung konjungtiva memiliki tiga tugas utama:
1. Motilitas bola mata. Koneksi longgar antara konjungtiva bulbar dan sklera
dan jaringan konjungtiva "cadangan" di forniks memungkinkan bola mata
bergerak bebas di setiap arah pandangan. 5
2. Lapisan artikulasi. Permukaan konjungtiva halus dan lembab untuk
memungkinkan membran mukosa meluncur dengan mudah dan tanpa
rasa sakit satu sama lain. Film air mata bertindak sebagai pelumas. 5
3. Fungsi pelindung. Konjungtiva harus mampu melindungi terhadap
patogen. Agregasi mirip-follicle dari limfosit dan sel plasma (kelenjar getah
bening mata) yang terletak di bawah konjungtiva palpebra dan di forniks.
Zat antibakteri, imunoglobulin, interferon, dan prostaglandin membantu
melindungi mata. 5
21
Air mata memiliki peran vital dalam memelihara transparansi dari kornea.
Fungsi air mata adalah: 6
1.
2.
3.
4.
5.
dihasilkan dalam stroma korpus siliaris dimodifikasi oleh fungsi barrier dan
proses sekresi dari epitel siliaris. Memasuki bilik posterior, humor aquos melewati
pupil ke bilik anterior dan kemudian ke trabecular meshwork di sudut bilik mata
depan. Selama periode ini, ada beberapa pertukaran diferensial komponen
dengan darah di iris. 2
yang ditutupi oleh sel-sel trabekular yang membentuk filter dengan ukuran pori
semakin mengecil seperti ukuran kanal Schlemm yang didekati. Kontraksi otot
siliaris melalui insersinya ke dalam trabekular meshwork meningkatkan ukuran
pori dalam meshwork sehingga meningkatkan drainase aquos. Aliran humor
aquos ke kanal Schlemm bergantung pada pembentukan siklik saluran
transelular pada lapisan endotel. Saluran eferen dari kanal Schlemm (sekitar 30
saluran kolektor dan 12 vena berair) menjalankan cairan langsung ke dalam
sistem vena. Sebagian aquos lewat di antara berkas otot siliaris ke ruang
suprakoroidal dan kemudian ke dalam sistem vena korpus siliaris, koroid, dan
sklera (aliran uveoskleral). 2
3.6 Traktus Uvea
a. Korpus Siliaris
23
Transparansi lensa
- Avaskularisasi
- Kerapatan dari susunan sel-sel lensa
- Susunan protein dalam lensa
- Karakter kapsul yang semipermeabel
- Keseimbangan air dan elektrolit di dalam lensa
- Auto-oksidasi
Metabolisme Lensa
Lensa butuh suplai berkelanjutan dari energy (ATP) untuk transport aktif
ion-ion dan asam amino, memelihara dehidrasi lensa dan protein lensa dan
sintesis Growth Stimulating Hormon. Energi yang diproduksi paling banyak
digunakan pada epithelium dimana merupakan tempat utama proses transport
aktif. Hanya sekitar 10-20% ATP yang digunakan untuk sintesis protein. 6
Sumber dari suplai nutrient, lensa kristalina merupakan struktur avaskular
yang bergantung pada metabolism kimianya dengan humor aquos. Aspek
fisiologi terpenting dari lensa adalah mekanisme yang mengatur keseimbangan
24
air dan elektrolit lensa yang sangat penting untuk menjaga kejernihan lensa.
Karena kejernihan lensa sangat bergantung pada komponen strkturnya dan
komponen makromolekular, gangguan dari hidrasi lensa dapat menyebabkan
kekeruhan lensa. 6
melihat benda dekat. Pada proses terjadi perubahan lensa yang dihasilkan oleh
kinerja otot siliaris pada serabut-serabut gunular. Kelenturan lensa paling tinggi
dijumpai pada usia anak-anak dan dewasa muda dan semakin menurun dengan
bertambahnya usia. 6
Berdasarkan teori klasik proses akomodasi dibedakan menjadi:
a. Teori akomodasi Helmholts 6
-
Lensa bersifat elastic dan berusaha terus cembung kecuali bila ditarik dengan
zonulla zinnia
Lensa terjepit
25
terpisah.
Merupakan media pertukaran metabolit - metabolit.
3.9 Retina
Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Mata berfungsi
sebagai suatu alat optik, suatu reseptor yang kompleks, dan suatu
transduser yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor
mengubah
rangsangan
cahaya
menjadi
suatu
impuls
saraf
yang
spektrum
cahaya.
Penelitian-penelitian
sensitivitas
spektrum
melakukan
regenerasi. 2
Makula lutea adalah bagian kuning dari retina di mana terdapat
fotoreseptor
sel
kerucut
yang
sangat
padat.
Bagian
ini mengatur
BAB IV
KESIMPULAN
1. Bola mata adalah struktur kistik yang terdiri dari tiga lapis: luar (lapisan
fibrous), tengah (lapisan vaskular) dan bagian dalam (lapisan saraf).
28
2. Bola mata dilindungi oleh dua lipatan kulit yang disebut palpebra. Palpebra
berfungsi membantu mendistribusikan air mata pada konjungtiva dan kornea,
mencegah dari mata kering, dan pemeliharaan tekanan intraokular normal.
3. Konjungtiva adalah selaput lendir transparan yang menutupi permukaan
posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior
sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva berfungsi sebagai pelindung dan
motilitas bola mata.
4. Kornea adalah jaringan transparan di bagian anterior bola mata yang
merupakan media refraksi yang penting.
5. Bilik mata depan adalah ruang di antara kornea dan iris. Pada sudut bilik
mata depan terdapat trabekula meshwork dan kanal Schlemm sebagai
tempat keluarnya humor aquos.
6. Traktus uvea terdiri dari korpus siliaris, iris, dan koroid. Lapisan ini adalah
lapisan vaskular di tengah mata yang memberikan pasokan darah ke retina.
7. Lensa adalah struktur bikonveks, avaskular, tak bewarna, dan hampir
transparan sempurna. Lensa berperan utama sebagai mekanisme fokus dari
penglihatan.
8. Korpus vitreous merupakan struktur seperti agar-agar yang jernih, avaskuler
yang berperan menstabilkan bola mata, meneruskan sinar, mempertahankan
lensa pada tempatnya, dan sebagai media pertukaran metabolit.
9. Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Pada lapisan fotoreseptor
terdapat sel batang dan kerucut yang mengubah rangsangan cahaya menjadi
suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks
penglihatan oksipital.
BAB V
PENUTUP
Telah kami buat referat yang berjudul Anatomi, Histologi, dan Fisiologi
Mata dari berbagai sumber referensi yang kami dapat. Semoga referat ini
bermanfaat bagi semua orang yang membacanya. Apabila terdapat kekurangan
29
dalam pembuatan referat ini, kami sebagai penyusun referat mohon maaf
sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
30
alat-penglihatan.html
31