Professional Documents
Culture Documents
Nusantara
GEOPOLITIK NUSANTARA.
Sejak ribuan tahun purbakala yang menjadi urat nadi hubungan laut
antara dunia Barat dan dunia Timur adalah jalur pelayaran dan
perdagangan lewat: Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Sunda,
sampai di Laut Cina Selatan. Pada jaman dahulu kala sampai abad ke-14
M, Semenanjung Malaya masih merupakan satu semenanjung tanah daratan
kering memanjang sampai di ujungnya di wilayah Belitung (Pulau Belitung
sekarang).
Pulau Jawa dan pulau Sumatra masih merupakan satu pulau yang panjang
yang tersambung bersatu oleh sejalur tanah daratan kering di kawasan
Panaitan (Pulau Panaitan sekarang) dan Ujung Kulon antara Lampung dan
Jawa Barat. Pelabuhan Palembang masih terletak di tepi laut terbuka
luas, yaitu Selat Malaka, dan tidak seperti sekarang berada di
pedalaman sejauh 50 km dari tepi pantai. Begitu pula pelabuhan Jambi di
Muara Tembesi (Muara Sabak) yaitu muara sungai Batanghari, masih
terletak di tepi pantai laut terbuka Selat Malaka. Gunung Muria
(Jepara) di Jawa Tengah masih merupakan suatu pulau terpisah dari
daratan pulau Jawa.
1
besar. Pelayaran dan perdagangan antar-pulau Nusantara dan dengan
negeri-negeri luar di mancanegara telah berkembang ramai. Bahan-bahan
dan barang- barang dagangannya diantaranya ialah: padi-padian, emas,
perak, timah (bahan untuk perunggu), lada atau merica, rempah- rempah,
alat-alat besi dan perunggu, gading gajah, dan banyak lagi lain-lainnya.
Kawasan Nusantara yang sangat strategis, subur makmur dan kayaraya ini
selalu menjadi pusat perebutan kekuasaan diantara kerajaan-kerajaan
pribumi Nusantara sendiri.
Catatan:
Sejak jaman Nabi Sulaeman (Th. 1000 SM) kota Damaskus sudah merupakan
pusat perdagangan distribusi rempah-rempah yang datang ke situ dari
kepulauan Nusantara lewat jalan laut ke Kwang Tung (= Kanton) di negeri
Cina, dan dari situ lewat jalan darat (jalan sutera) ke Damaskus.
2
Migrasi Cina ke Daratan Asia-Tenggara. Jaman Dinasti Chou Tahun 1122-
249 SM.
Suatu suku bangsa Mongoloid yaitu suku bangsa Syan, terdesak oleh suku-
suku bangsa Cina dan bermigrasi ke daerah-daerah daratan Asia Tenggara
di sebelah Selatan. Di sana mereka bercampurbaur asimilasi dengan suku-
suku bangsa pribumi asli seperti suku-suku bangsa: Karen, Senoi, Meo,
Munda, Sakai, dan lain-lainnya. Suku-suku bangsa pribumi ini tergolong
ras Nusantara, yang oleh orang Barat disebut Austronesia, dan yang
sejak 600.000 tahun dahulu kala telah bermigrasi ke sana menjadi
penduduk penghuni pertama di kawasan daratan Asia Tenggara pada masa
jauh terlebih dahulu sebelum munculnya manusiapurba Cina-Mongoloid
“Pekinensis” atau “Sinanthropus” di dunia. Sejak terjadinya asimilasi
suku bangsa Syan dengan suku-suku bangsa pribumi itu, maka mulailah
muncul kerajaan-kerajaan baru di kawasan daratan Asia Tenggara, yaitu
kerajaan Syan yang kemudian disebut Syanka atau Siam; kerajaan Syan Pao
Cha yang kemudian disebut Kam Pao Cha atau Kamboja; dan kerajaan Syan
Pao Nam yang kemudian disebut Syan Nam atau An Nam dan Syan Pao, Syan
Pa atau Campa. Kamboja dan Anam bersatu juga disebut Syan Pao Nam, Sya
Pa Nao atau Yawana.
Migrasi Cina ke Teluk Tongkin. Jaman Dinasti Ch’in Tahun 246-210 SM.
Cina Menyerbu dan Menjajah Daerah Teluk Tongkin. Jaman Dynasti Han
Tahun 206 SM. – 220 M. Bangsa Cina dari negeri Cina menyerbu,
merampok, membunuh dan kemudian menjajah daerah-daerah kawasan Teluk
Tongkin, yaitu negeri-negeri di kawasan An Nam dan Kamboja. Terjadi
lagi migrasi besar-besaran penduduk dari negeri Cina ke daerah-daerah
yang direbutnya itu dan mereka bertinggal disana dalam perkampungan-
perkampungan Cina yang disebut pecinan. Teluk Tongkin dan sekitarnya
dijajah oleh negeri Cina.
Agama Budha Masuk ke Negeri Cina.Jaman Dinasti Han Tahun 206 SM -220 M.
Pada tahun 64 M Agama Budha dari India masuk ke negeri Cina, dibawa
oleh orang-orang India lewat jalan darat di Asia Tengah. �
Pada tahun 100 M. Agama Budha oleh Kaisar Han Wu Ti dijadikan “agama
negara” atau “agama resmi” di negeri Cina. Keadaan Agama Budha demikian
itu berlangsung sampai akhir jaman Dinasti Tang (Th. 618 – 906 M).
3
Tahun 100 – 400 M. :
Kerajaan Funan atau Fun An (=Pnom Penh). Jaman akhir Dinasti Han Th.
206 SM – 220 M.
Kerajaan Funan yang berdiri pada awal abad ke-2 M. Meliputi kawasan
Kamboja, Siam dan Semenanjung Malaya bagian utara, mengusir penjajah
Cina dari kawasan Teluk Tongkin. Kapal-kapal perang dan bajak-bajak
laut Cina dihancurkan. Tetapi orang-orang Cina tetap bercokol di sana
dalam pecinan-pecinan dan ikut hidup bernaung di bawah pemerintahan
kerajaan Funan. Kemudian dalam abad ke-5 Kamboja melepaskan diri dari
kerajaan Funan dan mendirikan kerajaan sendiri.
Catatan :
Bahan dan barang perdagangan itu dari Kwan Tang (Kanton) masuk ke
pedalaman negeri Cina dan sebagian dari Peking diperdagang kan ke
negeri-negeri di Asia Tengah sampai ke negeri-negeri di wilayah Rumawi
melalui jalan darat (Jalan Sutera) di Asia Tengah.
Pelayaran Perdagangan dari India ke Cina. Jaman Akhir Dinasti Han Th.
206 SM – 220 M.
4
masuknya Agama Budha ke negeri Cina melalui jalan darat di Asia Tengah
pada tahun 64 Masehi.
Catatan :
Antara orang Cina dan orang India timbul suatu persahabatan yang sangat
akrab pada masa tahun 100 – 900M. Persahabatan ini tumbuh karena banyak
sekali persamaan-persamaan dalam agama, kepercayaan, pandangan-hidup
(falsafah) dan moral dari kedua ras tersebut. Agama Cina adalah
Agama Tao (= dewa, Tuhan, yang gaib) yang bercorak polytheisme. Agama
Budha demikian pula. Perbedaannya hanya pada jumlah, jenis dan sebutan
dewa-dewa saja. �
Demikian pula bagi orang-orang India yang menganut Agama Budha yang
bobotnya terletak pada ajaran moral dari Gautama Budha yang juga
dipandang sebagai “Nabi” oleh para pengikutnya. Pantheismepun
sebenarnya ada dalam Agama Budha, yaitu kepercayaan tentang
”reinkarnasi” yang pada hakekatnya adalah sama dengan adanya
hubungan antara suatu arwah-manusia yang telah meninggal dengan
manusia yang hidup. Kepercayaan “reinkarnasi” ini mengakibatkan juga
timbulnya penghormatan, pemujaan dan pendewaan terhadap suatu leluhur
atau nenek-moyang. Demikianlah dekatnya kepercayaan dan pandangan-
hidup dalam Agama Tao Cina dan Agama Budha India. Karena itulah Agama
Budha dijadikan “Agama Resmi atau Negara” di negeri Cina pada Th. 100
M. Walaupun demikian dalam bidang kepentingan hidup sering juga terjadi
bentrokan-bentrokan antara orang Cina dan orang India yang beragama
Budha.
Tahun 100-200M:
Kapal Perang dan Bajak-laut Cina dan India meranjah negeri Salaka di
Jawa Barat dan Lampung.
5
Kapal-kapal perang dan perampok bajak-laut Cina dan India datang
menjarah dan merampok ke negeri Salaka di kawasan sekitar Selat Sunda,
yaitu di wilayah Banten dan Lampung. Kapal-kapal perang dan perampok
bajak-laut Cina dan India itu dihancurkan oleh angkatan bersenjata
kerajaan Salaka atas perintah Raja Aki Tirem atau Aji Tirem Luhur Mulya.
Dalam catatan negeri Cina diberitakan: adanya negeri dan raja Ye Tiao
dan Tiao Pien (= Aji Tirem dan negeri Tirem); Ko Ying (= kota-perak =
Rajata-pura); Teluk Weh (weh = teluk atau perairan = way = Teluk atau
Selat Sunda sekarang); Pu Lei (=pulau merapi = gunung Krakatau
sekarang).
Kemudian pada tahun 130 M. Raja Salaka Aki Tirem mengirimkan utusan
dagangnya ke negeri Cina.
Catatan :
Ye Tiao diartikan juga = Yawa Dwipa = Yaba Diou = Pulau Jawa (Sumber:
Berita Cina dan Naskah Pangeran Wangsakerta 1678).
Tahun 238 M :
Tahun 252-276 M
Tahun 399 M :
6
di perairan Ujung Kulon. Semua kapal perang dan bajak-laut Cina
dihancurkan dan semua orang Cina dibunuh dan mayatnya dibuang ke laut.
Telah lama perairan sekitar Pulau Jawa sebelah Utara, Barat dan Timur
dikuasai kapal-kapal perang dan perampok-perampok bajak-laut Cina dan
India. Jumlah mereka tak terhitung dan tersebar di seluruh lautan.
Semua kapal diganggu dan semua barang yang ada di dalam kapal dirampas.
Tak ada yang berani memasuki atau melalui peraiaran laut itu, karena
sepenuhnya dikuasai kapal-kapal perang dan perampok bajak-laut yang
ganas dan kejam.
Pada awal abad ke-5 hubungan pelayaran dan perdanganan santara negeri-
negeri di Nusantara dengan negeri Cina dan negeri-negeri di sebelah
Barat dari Nusantara mulai berjalan aman tanpa
gangguan ditengah laut. Cina mulai menempatkan perwakilan-perwakilan
dagangnya (Konsulat dagang) disertai dengan pembentukan pecinan-pecinan
di bandar-bandar pelabuhan dagang di Sumatra, Semenanjung Malaya,
Kalimantan Barat dan di Kalimantan Utara.
Tahun 449 M:
Utusan resmi dari negeri Cina yang pertama ke Nusantara ialah diutus
oleh Kaisar Liu Sung ke Negeri Taruma (To-lo-mo) di Jawa Barat pada
tahun 449 M.
Tahun 565 M :
7
Dalam abad ke-5 M. bangsa Mongol dan Cina bermigrasi besar-besaran ke
wilayah Asia Tengah, lalu menguasai belahan benua tersebut.
GEOPOLITIKNUSANTARA
8
10. Banjar Mahasin (Banjarmasin), di Kalimantan Selatan. �
Daerah Maluku, Timor dan Nusa Tenggara Timur sudah sejak sebelum sampai
sekarang adalah penghasil rempah-rempah, kecuali merica, terbesar
diseluruh dunia.
Tahun 600-700M:
9
Sejak jaman 100 tahun sebelum Masehi di sekitar muara sungai Pasai itu
sudah ada suatu koloni orang Persia. Sungai Pasai adalah sungai
terbesar di Aceh Utara di tepi selat Malaka. Kerajaan Pali beragama
Budha Hinayana. Sangat banyak di singgahi oleh peziarah-peziarah Cina
yang pergi ziarah ke Nalanda di India.
Masa lampau Indonesia sangat kaya raya. Ini dibuktikan oleh informasi
dari berbagai sumber kuno. Kali ini kami akan membahas kekayaan tiap
pulau yang ada di Indonesia. Pulau-pulau itu akan kami sebutkan menjadi
tujuh bagian besar yaitu Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda kecil,
Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.
10
purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di
Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir
(dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung
tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya
kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan
Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat
pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan
Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas. Emas-emas yang
dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar,
Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga
berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan
besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand
dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari
bahasa Sanskerta yang berarti "Pulau Padi" dan disebut dalam epik Hindu
Ramayana. Epik itu mengatakan "Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau
Emas dan perak, kaya dengan tambang emas", sebagai salah satu bagian
paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis
tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara
lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak
Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan
Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa.
Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura.
Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga
Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.
11
uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan
tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321,
Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan
perhiasan emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal
ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi
yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung
inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan
nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan
alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila
seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa
dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi
kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang
terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian
ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah
dan beberapa pulau di timur India. Sejumlah pulau yang kemudian
terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda
pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan
Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera,
12
Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan
pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena
keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata
ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke
Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi
keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri
Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari
Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the
Island of God.
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur,
karena di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga.
Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan
sejak awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari
wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah
penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau
Timor. Konon Nabi Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang
dalam bait Sulaiman, dan untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu
ini dari tempat-tempat yang jauh yang kemungkinan cendana tersebut
berasal dari Nusa Tenggara Timur.
13
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang
artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai
p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa
Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno.
Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Borneo
adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas
hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan
barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak.
Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai
untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas
dan intan di Pulau ini.
14
Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda
menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh
manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan
purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.
Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan
‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi),
sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung
besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang
merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu
merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau
kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi
tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu
merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama
besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada,
sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang
pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota
Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu,
ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar
pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan
kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.
15
memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari
rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya
dirintis Marco Polo.
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi,
tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam,
belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan
trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat maka
menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala
(Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari
kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-
rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang
penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu
itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini.
16
Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan
menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah),
meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika.
Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis
Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.
Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M ,
ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada
akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama
TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama
Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau
ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan
menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA
GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya
Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The
Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur
Indonesia ini sebagai surga yang hilang.
Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18
Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan
kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor
burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang
merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya
mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah,
wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman
Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam
17
wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat
daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan,
serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam
yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan
produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan
kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai
surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman
hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu
tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan
Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja
Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib
yang mereka namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi",
dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan
yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik,
orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah
tersebut.
18
Indonesia ini.
Bumi yang kaya ini jika dikelola dengan baik akan membuat setiap rakyat
Indonesia bisa memperoleh kemakmuran yang luar biasa sehingga bisa jadi
suatu saat rakyat Indonesia sudah tidak perlu dikenakan pajak seperti
saat ini, dan segala fasilitas bisa dinikmati dengan gratis berkat dari
kekayaan alam yang melimpah yang dibagi kepada rakyat secara adil. Yang
dibutuhkan Indonesia adalah penguasa baik, adil dan pandai yang amat
mencintai rakyat dan menolak segala bentuk kebijakan yang menyulitkan
masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bangkit menuju kejayaannya. Jika
hal itu terlaksana Indonesia bisa menjadi negara paling kaya di dunia.
19