Professional Documents
Culture Documents
Anestetik lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara local pada
jaringan saraf dengan kadar cukup. Anastetik local sebaiknya tidak mengiritasi dan tidak
merusak jaringan saraf secara permanen. Kebanyakan anastetik local memenuhi syarat ini.
Batas keamanan harus lebar, sebaba anastetik lokal akan diserap dari tempat suntikan. Mula
kerja harus sesingkat mungkin, sedangkan masa kerja harus cukup lama sehingga cukup
waktu untuk melakukan tindakan operasi, tetapi tidak demikian lama sampai memperpanjang
masa pemulihan. Zat anastetik local juga harus larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat
disterilkan tanpa mkengalami perubahan.
B. Struktur Anastesi Lokal
Struktur dasar dari anastesi lokal terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus amino hidrofil
( sekunder atau tersiaer ) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester ( alcohol ) atau amaida
dengan gugus aromatis lipofil.
Semakin panjang gugus alkoholnya maka semakin besar daya anatesiknya, tetapi
toksinitasnya juga meningkat.
Anastesi lokal dapat digolongkan secara kelompok sebagai berikut :
a. Senyawa ester : kokain dan ester PABA (tetrakain, benzokain, kokain, prokain)
b. Senyawa amida : dibukain, lidokain, prilokain, mepivakain
c. Lainnya : fenol, benzialkohol, etilklorida
d. Semua obat tersebut diatas adalah sintetris kecuali kokain yang alami.
Anestesi lokal ideal
C.
Pada waktu yang bersamaan, akibat turunnya laju depolarisasi, ambang kepekaan
terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, sehingga akhirnya terjadi
kehilangan rasa setempat secara resevibel.
D. Efek samping obat anastesi lokal
Pemberian obat anestesi lokal memiliki efek samping yang potensial sama tanpa
bergantung pada cara pemberian. Bidan harus memehami efek samping samping
obat anestesi lokal ketika obat in diberikan lewat jalur epidural atau spinal.
Efek samping obat anestesi lokal berhubungan dengan kerjanya, khususnya
kemampuannya untuk menghambat hantaran implus dalam jaringan yang dapat
tereksitasi. Obat obatan anestesi lokal akan menyekat saluran cepat ion natrium
a.
anastesi lokal.
b. System pernafasan
Lidokain menekan drive hipoksia ( respon ventilasi untuk PaO2 rendah ). Apne dapat
hasil dari kelumpuhan saraf frenik dan interkostal atau depresi pusat pernafasan
medural berikut kontak lansung dengan agen anestesi lokal ( sindrom apne
postretrobulbar). Anastesi lokal rilrks otot polos bronchial, lidokain intravena ( 1.5
mg/kg ) dapat memblokir refleks bronkokonstriksi kadang kadang dikaitkan dengan
intubasi.
Lidokain
diberikan
sebagai
aerosol
suatu
dapat
menyebabkan
kecepatan konduksi juga tertekan pada kontrasi yang lebih tinggi. Hasil ini efek dari
peubahan langsung membrane otot jantung ( natrium blockade saluran jantung ) dan
penghambat
menghasilkan
system
saraf
relaksasi
otot
otonom.
polos,
Semua
yang
anatesi
lokal
menyebabkan
kecuali
kokain
beberapa
derajat
e.
bergantung pada :
Jumlah larutan yang disuntukan
Kosentrasi obat
Ada tidaknya adrenalin
Vaskularisasi tempat suntikan
Absorpsi obat
Laju destruksi obat
Hipersensitivitas
Usia
Keadaan umum
Berat badan
Depresi Otot polos
Kontrasi uterus, usus dan kandung kemih akan tertekan oleh kerja obata obat
anastesi lokal. Inhibisi kandung kemih biasanya menimbulkan restensi urin, tetapi
sebaliknya inkontinensia urine da fases mungkin saja terjadi. Analgesia epidural
akan disertai dengan peningkatan resiko retensi urin postpartum. Masalah yang
potensial dlam jangka pendek dan jangka panjang yang timbul akibat kateterisasi
urine yang berkali kali tidak boleh.
Sejumlah peniliti telah menunjukan bila obat anestesi lokal diberikan secara epidural
maka :
Kala satu dan dua ersalinan cenderung berlangsung lebih lama ( perbedaan rerata
anatara anastesi epidural dan pemberian opoid adalah 42 dan 14 menit )
Dilatasi serviks berjalan lenih lambat
Pemberian oksitosin memerlukan disis dua kali lipat
Malposisi janin lebih sering terjadi
Obat anestesi lokal tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat alergi
terhadap setiap obat anastesi yang secara kimia yang ada hubungannya terhadap
pendek.
Farmakokinetik
Absorpsinya mudah diserap dari tempat ijeksi
Dapat tembus sawar darah otak
Metabolism : di hati , eksresinya di urin
Indikasi
Injeksi : anastesi infitrasi, blok saraf anestesi epidural, kaudal dan mukosa
Anest infitrat : larutan .025 % 0.50% dengan atau tanpa adrenalain
Kedok gigi : larutan 1 2 % lidokain dengan adrenalin
Anest permukaan, anest kornea mata ( lidokain 2 % + adrenalin )
Kontra indikasi
Iritabilitas jantung
e. Efek samping
Efek samping lidokain biasanya berkaitan dengan efek terhadap SSP, misalnya
b.
c.
d.
3. Bupivakain (marcain)
Secara kimia dan farmakologis mirip lidokain. Toksisitas setaraf dengan tetrakain.
Untuk infiltrasi dan blok saraf perifer dipakai larutan 0.25 0.75%. Dosisi maksimal
200mg. Duration 3 8 jam, kosentrasi efekti minimal 0.125 %. Mulai kerja lebih
lambat disbanding lidokain. Setelah suntik kaudal, epidural, atau infiltrasi, kadar
plasma puncak dicapai dalam 45 menit. Kemudian menurun perlahan lahan dalam
3 8 jam. Untuk anastesi spinal 0.5% volume antara 2 4 ml iso atau hiperbarik.
Untuk blok sensorik epidural 0.375% dan pembedahan 0.75%.
4. Kokain
Hanya dijumpai dalam bentuk topical semprot 4 % untuk mukosa jalan napas atas.
Lama kerja 2 30 menit.