Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Bumi merupakan salah satu planet dalam tata surya
matahari. Sebagai planet bumi merupakan planet yang
dinamik. Ilmu yang mempelajari bumi disebut ilmu geologi.
Seperti halnya bumi yang dinamik, ilmu geologi juga
merupakan ilmu yang dinamik, yang mengkaji dan
menguraikan proses-proses yang menghasilkan suatu
perubahan-perubahan yang berlangsung terus menerus pada
bumi ini terutama pada kerak bumi. Perubahan-perubahan
tersebut berlangsung pada segala tingkatan dengan berbagai
kecepatan. Perubahan yang terjadi pada bumi ini atau lebih
tepatnya pada lapisan kerak bumi disebabkan oleh aktifitas
fisik, kimia maupun biologi.
Seperti diketahui data atau informasi yang
menjelaskan mengenai bumi atau kerak bumi diperoleh dari
batuan dan mineral yang sebagai penyusun kerak bumi. Dari
batuan dan mineral tersebut dapat diperoleh informasi bahwa
bumi merupakan sesuatu yang dinamik. Dari batuan dan
mineral tersebut dapat diperoleh mengenai proses-proses yang
berlangsung pada waktu pembentukannya dan keadaan
lingkungan dimana batuan dan mineral tersebut terbentuk.
Keadaan lingkungan dimana batuan dan mineral tersebut
terbentuk merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi
sifat fisik dari batuannya.
Ilmu geologi sebagai ilmu yang dinamik, terus
menerus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan
pemikiran manusia. Ditambah dengan rasa keingin tahuan
manusia yang semakin besar, maka ilmu geologi akan
semakin berkembang.
Bumi sebagai planet yang dinamik diketahui dari
perubahan yang selalu terjadi pada permukaannya. Sehingga
kedinamikan dari bumi sangat besar terjadi pada bagian bumi
terluar yaitu kerak bumi. Kedinamikan bumi mulai menjadi
perhatian para ilmuwan setelah ditemukannya benua Amerika
beberapa abad yang lalu. Dari hasil pengamatan dan
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.1
2. Steno
Pada masa lampau, beberapa gejala dalam ilmu
geologi seperti keterdapatan fosil dalam batuan, gempa bumi
dan gunung berapi merupakan hal masih diluar jangkauan
pemikiran manusia. Barulah pada abad ke 17, Nicholas Steno
menafsirkan bahwa fosil merupakan sisa-sisa kehidupan atau
organisme yang tersimpan dan terawetkan di dalam batuan
endapan. Beliaulah orang yang pertama kali mengajukan
pemikiran dasar mengenai batuan endapan (batuan sedimen).
Hukum-hukum yang menjadi dasar dari pemikiran mengenai
batuan endapan adalah :
a. Hukum
Horisontalitas.
Hukum
ini
menyatakan bahwa batuan endapan yang
terbentuk pada lingkungan air, pada awalnya
diendapkan sebagai lapisan-lapisan yang
umumnya mendatar (horisontal) dan sejajar
dengan permukaan batuan dasarnya.
b. Hukum Superposisi. Hukum ini menyatakan
bahwa pada setiap urutan lapisan-lapisan
sedimen atau batuan sedimen yang belum
mengalami gangguan (deformasi), lapisan
yang terletak di bawah akan berumur lebih
tua daripada lapisan yang berada di atasnya.
Hukum-hukum tersebut di atas merupakan konsep
pertama yang memperkenalkan dimensi waktu dalam proses
pembentukan batuan dan proses-proses geologi. Dengan
konsep ini ditunjukkan bahwa proses pembentukan batuan
sedimen tidak terjadi pada waktu yang bersamaan.
3. Werner
Pada abad ke 18, Abraham Wenner mengemukakan
suatu teori mengenai asal daripada batuan penyusun kerak
bumi. Beliau menyatakan bahwa kerak bumi disusun oleh
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.3
BAB II
Senyawa
% berat
1.
2.
3.
4.
5.
6,
7.
8.
SiO2
Al2O3
FeO & Fe2O3
MgO
CaO
Na2O
K2O
Lain-lain
59,3
15,4
6,9
3,5
5,1
3,8
3,1
2,9
Jumlah
100
BAB III
DINAMIKA KERAK BUMI
Bumi merupakan planet yang sangat dinamis., artinya
bumi selalu megalami perubahan. Perubahan tersebut
disebabkan oleh proses-proses yang bekerja pada bumi ini
Proses-proses yang merubah bentuk permukaan bumi
dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu proses yang merusak
dan membangun permukaan bumi. Proses yang pertama
merupakan proses yang terjadi pada permukaan bumi, yaitu
proses pelapukan dan erosi. Proses tersebut, walaupun
berjalan sangat lambat tetapi berlangsung terus menerus,
menyebabkan permukaaan bumi secara perlahan menjadi rata.
Sedangkan proses yang membangun permukaan bumi
umumnya disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam
bumi seperti aktivitas gunungapi dan pembentukan
pegunungan. Proses tersebut menyebabkan permukaan bumi
menjadi bertambah tinggi. Hubungan antara proses-proses
tersebut dan sifat kedinamikan bumi, meskipun sudah
diketahui sejak lama, tetapi belum ditemukan suatu hipotesa
yang masuk akal untuk menceritakan tentang perubahanperubahan yang terjadi pada bumi. Sampai pada awal abad ke
20 muncullah suatu pendapat yang mengatakan tentang
pemisahan atau pemekaran dari daratan (kontinen) di
permukaan bumi. Setelah lebih dari 50 tahun dengan
terkumpulnya data-data yang mendukung hipotesa tersebut
untuk beralih menjadi suatu teori. Teori tersebut disebut teori
tektonik lempeng (plate tectonic). Teori yang akhirnya
meluas tersebut merupakan sebuah model yang konprehensif
tentang kegiatan yang terjadi di dalam bumi.
Model tektonik lempeng menyebutkan bahwa kerak
bumi ini disusun oleh lempeng-lempeng yang besar dan kaku.
Kerak bumi sendiri dibedakan menjadi kerak benua
(continental crust), yaitu kerak bumi yang menyusun daratan
atau benua (kontinen), dan kerak samudera (oceanic crust),
yaitu kerak bumi yang menyusun lantai dasar samudera.
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.13
Gempa bumi terakhir yang hebat terjadi pada tahun 1989 yang
merusakkan daerah San Fransisco. Dengan data yang
ditemukan sekarang telah diketahui bahwa interaksi antara
lempeng-lempeng tektonik di sepanjang batas pertemuannya
berhubungan erat dengan aktivitas gunungapi, gempa bumi,
dan proses pembentukan pegunungan. Selanjutnya pergerakan
batas lempeng ini tidak tetap sepanjang masa. Bila terjadi
pemekaran kembali pada kerak benua yang sekarang stabil,
maka akan terbentuk suatu cekungan laut yang baru.
Sebaliknya pada lempeng-lempeng yang saling bertemu, akan
dapat membentuk lempeng superkontinen yang baru pula.
Pada pertemuan kerak benua dan kerak benua, batuan
sedimen yang terakumulasi sangat tebal pada batas lempenglempeng tersebut akan mengalami pengangkatan dan
membentuk suatu deretan pegunungan yang sangat tinggi.
Selama temperatur di bumi bagian dalam masih tetap
lebih tinggi daripada temperatur di bagian bumi yang dekat
permukaan, material cair di dalam bumi akan terus bergerak.
Selanjutnya pergerakan di dalam bumi menyebabkan kerak
bumi terus bergerak. Jadi selama bagian bumi masih tetap
panas, posisi dan bentuk dari samudera dan benua akan terus
mengalami perubahan, dan bumi masih merupakan planet
yang dinamik.
Pada awal munculnya pendapat-pendapat tentang
bumi, selain dinyatakan bahwa bumi adalah bulat, juga
dinyatakan bahwa bumi merupakan suatu benda yang padat
dan kaku yang tidak mudah mengalami perubahan. Sedangkan
benua atau daratan yang berada di atasnya tidak bergerak dan
tetap tinggal pada tempatnya.
Konsep mengenai kerak bumi merupakan massa yang
dinamik dapat dibagi menjadi tiga tahap:
1. Tahap awal oleh Owen dan Snider
2. Tahap pertengahan oleh Alfred Wegener
3. Tahap modern: Tektonik Lempeng
Teori Kontraksi
Teori Aliran Konveksi
Teori Geosinklin
Teori Undasi
Teori Pengapungan Benua
BAB IV
AKTIVITAS MAGMA DAN GUNUNG BERAPI
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan
jumlah gunungapi yang terbesar di dunia. Lebih kurang 179
gunungapi terdapat di negeri ini dan 129 diantaranya masih
tetap aktif sampai sekarang. Karena hal inilah maka hampir
setiap tahun paling sedikit satu gunungapinya melakukan
erupsinya.
Aktivitas gunungapi merupakan pencerminan dari
aktivitas magma yang terdapat di dalam bumi. Beberapa
aktivitas magma berjalan sangat lambat sehingga dapat
membeku sebelum mencapai permukaan bumi. Hasil
pembekuan magma di dalam kerak bumi ini disebut pluton
atau batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku ini akan muncul
ke permukaan bumi setelah batuan yang menutupinya
mengalami proses erosi. Aktivitas magma yang berlangsung
sangat cepat dapat meyemburkan magma yang panas setelah
mencapai permukaan bumi. Aktivitas tersebut sering disebut
aktivitas gunungapi.
AKTIVITAS GUNUNGAPI
Aktivitas gunungapi atau sering disebut juga disebut
sebagai aktivitas volkanik, pada umumnya digambarkan
sebagai suatu proses yang menghasilkan gambaran yang
sangat menakjubkan atau kadang-kadang menakutkan dari
suatu bentuk struktur kerucut yang secara periodik melakukan
erupsinya. Erupsi dari suatu gunungapi ini kadang-kadang
merupakan letusan yang sangat hebat (eksplosif), tetapi
kadang-kadang berlangsung dengan tenang (efusif). Faktor
utama yang mengontrol macam erupsi gunungapi ini adalah
komposisi magma, temperatur magma dan kandungan gas
yang terkandung dalam magma. Faktor-faktor tersebut sangat
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.21
Basaltik
Andesitik
Granitik
kecil ( 50%)
rendah
tinggi
rendah
tinggi
sedang ( 60%)
sedang
sedang
sedang
sedang
besar ( 70%)
tinggi
rendah
tinggi
rendah
Aliran lava
Karena kandungan silikanya yang rendah, lava
basaltik pada umumnya sangat encer dan akan mengalir
dengan penyebaran yang cukup luas atau membentuk seperti
lidah. Di Kepulauan Hawaii, lava semacam ini dapat mengalir
dengan kecepatan sampai 30 km/jam pada kemiringan yang
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.23
Gas
Magma mengandung bermacam gas yang terlarut
karena adanya tekanan yang besar di dalamnya. Begitu
tekanan magma berkurang, maka gas-gas tersebut akan keluar
dari dalam magma. Karena mengukur langsung kandungan
gas di dalam magma yang masih aktif sangat sulit dilakukan,
maka jumlah gas yang dikandung magma hanya dapat
diperkirakan saja.
Kandungan gas di dalam kebanyakan magma
diperkirakan sekitar 1 sampai 5 % dari total berat magma dan
kebanyakan dari jumlah ini adalah uap air. Meskipun jumlah
gas di dalam magma relatif kecil, tetapi gas yang dapat
dikeluarkan dari magma diperkirakan dapat mencapai beriburibu ton setiap harinya. Komposisi dari gas yang dikeluarkan
dari erupsi gunungapi sangat menarik bagi para ilmuwan,
karena dari gas tersebut merupakan sumber dari material
penyusun atmosfer bumi. Analisis yang pernah dilakukan
pada erupsi gunungapi di Hawaii menghasilkan komposisi gas
terdiri dari 70% uap air, 15% karbon dioksida, 5% nitrogen, 5
% sulfur dan dalam jumlah sedikit adalah klor, hidrogen dan
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.25
B. Gunungapi strato
Gunungapi strato sering juga disebut composite cones
merupakan bentuk gunungapi yang sering dijumpai di dunia.
Gunungapi tipe ini dibentuk oleh lava yang relatif kental dan
umumnya berkomposisi andesit. Gunungapi strato dibangun
oleh semburan lava kental yang berlangsung lama. Apabila
tipe erupsi berubah maka akan terjadi erupsi yang sangat
eksplosif dengan mengeluarkan material piroklastik. Sebagian
besar material piroklastik yang dikeluarkan diendapkan di
sekitar puncaknya sehingga membentuk kerucut dengan
kemiringan lereng yang tajam. Selanjutnya kerucut tersebut
akan tertutup kembali oleh lava. Kadang-kadang kedua erupsi
tersebut terjadi bersama-sama, sehingga menghasilkan suatu
struktur batuan yang berlapis, selang-seling antara lava dan
piroklastik. Dua buah gunungapi yang membentuk kerucut
yang sangat ideal adalah Gunung Fujiyama di Jepang dan
Gunung Mayon di Filipina. Kedua gunung tersebut
menunjukkan kemiringan lereng yang terjal di puncaknya dan
agak landai ke arah lereng.
Meskipun kenampakan gunungapi tipe ini
memberikan pemandangan yang sangat indah, gunungapi ini
juga menggambarkan erupsi yang sangat menakutkan. Erupsi
gunungapi ini sangat tidak diharapkan seperti yang terjadi
pada waktu erupsi gunungapi Vesuvius di Italia pada tahun 79
Masehi.
C. Gunungapi perisai (shield volcanoes)
Gunungapi perisai (shield volcanoes) dibentuk oleh
lava yang encer yang dikeluarkan oleh gunungapi tersebut.
Karena encernya, maka lava yang dikeluarkan akan menyebar
luas dengan mudah. Gunungapi tipe ini disusun oleh lava
basaltik dan hanya sedikit mengandung material piroklastik,
serta dicirikan oleh kemirngan lereng yang sangat landai.
Kemiringan lerengnya pada umumnya kurang dari 15.
BAB V
GEMPABUMI
Hari Minggu 24 Desember 2005 pagi, masyarakat
Banda Aceh dikejutkan oleh gempabumi yang cukup dahsyat,
yang menghancurkan sebagian bangunan di kota tersebut.
Masyarakat berlarian ke luar rumah dan duduk-duduk di
jalanan menghindari datangnya gempa susulan. Sedang
asyiknya mereka b
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia ini
yang sering dilanda gempabumi. Pada beberapa tempat di
bagian wilayah Indonesia, gempabumi merupakan kejadian
alam yang sudah sangat biasa. Hal ini tidak mengherankan,
karena sebagian besar wilayah Indonesia dilalui oleh jalur
yang sangat aktif kegempaannya.
Apa yang dimaksud gempabumi
Gempa bumi atau dalam bahasa inggrisnya
earthquake, merupakan getaran dari bumi yang dihasilkan
oleh pelepasan energi yang sangat cepat. Energi ini terpancar
kesegala arah dari sumbernya (fokus) dalam bentuk
gelombang yang dapat disamakan dengan getaran udara yang
terjadi disekitar lonceng yang sedang dibunyikan. Selama
terjadi gempabumi atau beberapa waktu setelahnya, bumi
dapat dikatakan sebagai bel yang sedang berdentang.
Meskipun energi tersebut berkurang dengan cepat dengan
bertambahnya jarak dari sumber atau pusat gempa, tetapi
instrumen pencatat gempa yang terdapat di beberapa bagian
dunia dapat mencatat getarannya.
Pelepasan energi yang besar dapat juga terjadi akibat
letusan gunungapi atau ledakan bom, tetapi peristiwa ini
biasanya lebih lemah dan frekuensinya lebih jarang. Jadi
mekanisme apa yang menyebabkan terjadinya gempabumi
yang sangat merusak itu?. Beberapa kejadian tersebut telah
membuktikan bahwa bumi merupakan suatu planet yang tidak
statis.
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.44
GELOMBANG GEMPA
Studi yang mempelajari tentang gelombang gempa
disebut seismologi. Sedangkan alat yang digunakan untuk
merekam gelombang gempa disebut seimograf, yang prinsip
kerjanya sangat sederhana. Suatu pemberat yang bergerak
bebas diletakkan tergantung pada suatu tangkai yang
ditancapkan pada batuan dasar. Ketika terjadi getaran dari
suatu gempa mencapai alat tersebut, pemberat ini akan tetap,
tetapi bumi dan penyangga pemberat ini akan bergetar.
Pergerakan dari bumi yang dihubungkan dengan pemberat ini
akan tercatat pada gulungan kertas yang berputar.
Catatan yang dihasilkan oleh siosmograf disebut
seismogram, yang dapat memberikan gambaran atau
informasi yang lengkap mengenai gelombang seismik. Secara
sederhana, gelombang seismik adalah energi yang elastis yang
pancarannya berbentuk radial ke segala arah dari pusatnya.
Pada seismogram akan tampak beberapa tipe gelombang yang
dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama ialah gelombang
permukaan (surface wave) yaitu gelombang yang menjalar
pada permukaan bumi. Sedang lainnya adalah gelombang
dalam (body waves), yaitu gelombang yang menjalar pada
batuan di dalam bumi. Tipe yang kedua ini dibedakan lagi
menjadi gelombang Primer (P wave) dan gelombang
sekunder (S wave).
Kedua macam gelombang tersebut dibedakan karena
cara penjalarannya di dalam bumi. Gelombang P akan
menekan dan menarik batuan sesuai dengan arah
penjalarannya. Sedang gelombang S akan mengguncang
batuan tegak lurus dengan arah penjalarannya. Penjalaran
gelombang P akan merubah bentuk dan volume dari media
yang dilaluinya, sedangkan gelombang S hanya akan merubah
bentuk dari media yang dilaluinya. Bahan padat, cair dan gas,
semuanya akan menahan pada waktu mendapat tekanan dan
secara elastis akan kembali pada kedudukan semula begitu
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.45
LOKASI GEMPABUMI
Pusat gempabumi pada umumnya terletak di bawah
permukaan bumi yang disebut hiposenter. Sedangkan tempat
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.46
INTENSITAS
GEMPABUMI
DAN
BESARAN
(MAGNITUDE)
Getaran Seismik
Energi dilepaskan pada peristiwa gempabumi akan
menjalar di permukaan bumi. Penjalaran ini akan
mengakibatkan tanah yang dilaluinya akan bergerak naik
turun dan ke kanan dan kiri. Jumlah kerusakan yang
diakibatkan oleh getaran ini sangat tergantung pada beberapa
faktor, termasuk :
1) intensitas dan lamanya getaran
2) jenis material bangunan yang digunakan
3) desain bangunan.
Semakin elastis bahan yang digunakan dalam konstruksi
semakin tahan terhadap getaran yang diakibatkan oleh
gempabumi.
Tsunami
Tsunami merupakan geolombang laut yang sangat
besar yang dibangkitkan oleh getaran akibat adanya
gempabumi atau sering disebut seismic sea waves.
Kebanyakan tsunami dihasilkan oleh adanya pergeseran
vertikal dari dasar laut selama terjadi gempabumi. Tsunami
yang terbentuk akibat gempabumi kecepatannya dapat
mencapai 500 sampai 800 km/jam. Pada laut terbuka yang
dalam, tsunami ini dapat terdeteksi dengan baik karena tinggi
gelombangnya kurang dari 1 meter dan panjang
gelombangnya berkisar antara 100 sampai 700 km. Tetapi ada
waktu memasuki laut dangkal, gelombang perusak ini
melemah dan ketinggian gelombang ini meningkat dengan
cepat mencapai 30 m tingginya. Pada saat tsunami mencapai
daratan, terjadilah peningkatan muka laut dengan sangat cepat
dengan turbulensi yang luar biasa.
Kebakaran
Walaupun kebakaran merupakan akibat kecil dari
adanya gempabumi, tetapi kerugian yang diakibatkan dapat
sangat besar. Kebakaran yang terjadi dapat disebabkan oleh
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.50
BAB VI
PEMBENTUKAN PEGUNUNGAN
Pegunungan merupakan suatu kenampakan yang
sangat spektakuler, yang menjulang ke atas sampai beberapa
ratus meter bahkan lebih, dari dataran yang ada sekelilingnya.
Beberapa dari kenampakan itu merupakan suatu massa
tunggal yang terisolasi, sedang beberapa lainnya merupakan
suatu rangkaian pegunungan yang sangat panjang. Beberapa
dari rangkaian tersebut merupakan rangkaian pegunungan
yang masih sangat muda, seperti Pegunungan Himalaya, yang
masih tumbuh sampai sekarang. Sedang lainnya merupakan
rangkaian pegunungan yang sudah tua dan sudah mengalami
proses penurunan (perataan) permukaannya.
Secara umum proses yang membentuk suatu sistem
pegunungan disebut dengan proses orogenesis. Kata tersebut
berasal dari bahasa Yunani oros (pegunungan) dan genesis
(pembentukan atau mula jadi). Sistem pegunungan akibat dari
proses tersebut menunjukkan adanya suatu gaya yang sangat
besar yang mengakibatkan terjadnya perlipatan (folded),
pensesaran (faulted) dan umumnya merubah bentuk bagian
kerak bumi yang besar. Meskipun gaya yang sangat besar
merupakan faktor utama pembentukan pegunungan ini, tetapi
hasil kerja proses-proses eksogen oleh air ataupun es yang
mengerosi pegunungan tersebut, menyebabkan kenampakan
bentang alam pegunungan tersebut lebih indah.
Proses orogenesis dapat dijelaskan dengan baik, baru
beberapa waktu belum lama ini dengan teori tektonik
lempeng (plate tectonic). Teori ini telah menarik para ahli
geologi untuk menerangkan mengenai proses pembentukan
pegunungan. Sebelum membahas mengenai teori tersebut,
akan diuraikan lebih dahulu mengenai proses pengangkatan
dan perubahan bentuk kerak bumi.
Pengangkatan Kerak Bumi (crustal uplift)
Fosil-fosil kerang invertebrata laut yang dijumpai di
pegunungan, menunjukkan bahwa batuan yang menyusun
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.53
Pensesaran (faulting)
Sesar (fault), sering juga disebut patahan, merupakan
retakan pada batuan kerak bumi yang disertai dengan
pergeseran sepanjang retakan tersebut. Sesar dikategorikan
dengan dasar pergerakan relatif antara bagian-bagian yang
terletak di kedua sisi dari bidang sesarnya. Pergerakan
tersebut dapat horisontal, vertikal maupun menyudut
(oblique).
Karena pada sesar naik (reverse & thrust faults), bagian yang
tersesarkan bergerak relatif di atas bagian yang lain, maka
dapat disimpulkan bahwa sesar ini diakibatkan oleh gaya
kompresi (compressional force). Pada umumnya bagian
kerak bumi yang mengalami gaya ini adalah pada batas
konvergensi dari lempeng kerak bumi, dimana lempenglempeng kerak bumi saling bertumbukan. Gaya kompresi ini
pada kerak bumi selain dapat membentuk sesar juga dapat
membentuk perlipatan. Akibat dari adanya perlipatan ini
adalah penebalan dan penipisan batuan yang mengalami gaya.
Perlipatan (Folding)
Selama proses pembentukan pegunungan, batuan
volkanik dan batuan sedimen yang mendatar, akan mengalami
pelengkungan membentuk suatu seri lipatan. Proses tersebut
mengakibatkan adanya pemendekan dan penebalan dari
batuan penyusun kerak bumi. Gambar 17.4 menunjukkan
struktur perlipatan yang sangat umum. Bagian perlipatan yang
menonjol ke atas disebut dengan antiklin (anticline),
sedangkan bagian yang cekung disebut dengan sinklin
(sincline). Berdasarkan orientasi sayap-sayapnya, perlipatan
dapat dibedakan menjadi perlipatan simetri, asimetri dan
menggantung (overtuned).
deformasi?
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut
yang
menyebabkan para ahli geologi tetap mencari jawaban dari
problem-problem yang kompleks pada proses pembentukan
pegunungan.
Dengan berkembangnya teori tektonik lempeng,
beberapa pertanyaan yang muncul pada teori geosinklin dapat
dijawab. Teori yang baru memberikan suatu ide bahwa suatu
orogenesa disebabkan oleh karena suatu segmen yang besar
dari kerak bumi mengalami pergeseran. Berdasarkan teori
tektonik lempeng, pembentuk pegunungan terjadi pada batas
lempeng yang konvergen. Pada lempeng-lempeng yang saling
bertumbukan ini menyebabkan terjadi suatu gaya kompresi
yang melipat, mensesarkan dan mengubah endapan sedimen
yang tebal yang terakumulasi pada lereng benua. Sedangkan
pencairan dari kerak samudera yang menunjam merupakan
sumber magma yang menerobos batuan-batuan yang telah
mengalami deformasi.
Orogenesis pada zona subduksi
Pada tahap awal dari perkembangan suatu sistem
kompleks pegunungan, bagian tepi kontinental masih stabil
(pasif). Bagian ini bukan merupakan batas dari lempeng
benua, tetapi merupakan bagian yang sama yang bergabung
dengan kerak samudera. Contoh yang bagus untuk keadaan
tepi kontinen yang pasif sekarang ini adalah pantai timur
Amerika serikat. Disini seperti tepi kontinen lainnya yang
mengelilingi Samudera Atlantik, proses pengendapan sedimen
menghasilkan suatu endapan yang tebal dari batupasir,
batugamping dan serpih.
Pada suatu saat, tepi benua menjadi aktif, sehingga
terbentuklah zona subduksi dan proses deformasi mulai
terjadi. Tempat baik untuk mengetahui suatu tepi kontinen
yang aktif adalah pantai barat Amerika Selatan. Di tempat ini
lempeng Nazca menunjam di bawah lempeng benua amerika
Selatan sepanajng palung Peru Chili. Zona penunjaman ini
kemungkinan terbentuk bersamaan dengan pemekaran benua
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.64
Tumbukan kontinental
Sampai pada bagian ini telah diuraikan proses
pembentukan jalur orogenesis yang terbentuk akibat
tumbukan antara kerak kontinental dengan kerak samudera.
Tumbukan antara dua lempeng tektonik kadang-kadang
terjadi juga antara kerak benua dan kerak benua. Karena
batuan penyusun kerak benua relatif mengambang, maka
kemungkinan terjadinya tumbukan antara fragmen kerak
benua sangat besar. Contoh dari peristiwa ini terjadi sekitar 45
juta tahun yang lalu ketika India bertumbukan dengan asia.
India yang pada awalnya bersatu dengan antartika, telah
berjalan sejauh hampir 5000 km sebelum terjadinya tumbukan
tersebut. Akibat dari proses tumbukan tersebut, terbentuk
Pegunungan Himalaya dan Daratan Tinggi Tibet. Meskipun
sebagian besar kerak samudera memisahkan massa daratan
tersebut sebelum terjadinya tumbukan, tetapi sebagian lainnya
telah dihubungkan oleh endapan sedimen laut dalam yang
juga mengalami peremasan dan sekarang dijumpai pada
tempat yang sangat tinggi dari permukaan laut. Setelah
adanya proses tumbukan, bagian kerak samudera yang
menunjam pada kerak kontinental akan terus bergerak jauh ke
dalam.
Rangkaian pegunungan lainnya yang menunjukkan
kejadian tumbukan kerak benua adalah Pegunungan alpen,
Ural dan Appalachian. Pegunungan Appalachian diperkirakan
merupakan pertemuan antara Amerika Utara, Eropa dan
Afrika Utara. Meskipun ketiganya sekarang telah terpisahkan,
ketiganya menunjukkan bagian dari superkontinen Pangaea
tidak lebih dari 20 juta tahun lalu.
Orogenesis dari suatu rangkaian kompleks
pegunungan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. setelah pengahncuran dari kerak kontinental, endapan
sedimen yang tebal terbentuk di sepanjang tepi
kontinental yang stabil (pasif). Hal ini akan
menyebabkan bertambah luasnya kerak kontinental.
BAB VII
LANTAI DASAR SAMUDERA
Pendahuluan
Bila kita melihat potret bumi kita yang diambil dari
angkasa luar, maka planet bumi didominasi oleh lautan. Oleh
sebab itu planet bumi sering disebut sebagai planet biru (blue
planet).
Luas permukaan bumi sekitar 510 juta km2. Dari luas
tersebut sekitar 360 juta km2 atau sekitar 71% ditutupi oleh air
(lautan dan pantai). Sisanya , 29% atau sekitar 150 juta km2
merupakan daratan. Pembagian menjadi daratan dan lautan
tidak menunjukkan pembagian yang sama antara bagian utara
dan bagian selatan. Di bagian utara dari bumi ini, 61%
ditutupi oleh lautan sedangkan daratan hanya sekitar 39%.
Sedangkan di bagian selatan bumi pembagiannya menjadi
81% merupakan lautan sedangkan daratannya hanya 19%. Hal
tersebut menjadikan bagian utara bumi sering disebut sebagai
hemisfer daratan sedangkan bagian selatan disebut hemisfer
air. Volume dari daratan hanya sekitar 1/18 dari volume
lautan.
Sekarang apa yang terlihat jika air yang menutupi
permukaan bumi dikeringkan? Bila hal tersebut dilakukan,
maka akan terlihat bukannya permukaan bumi yang rata
seperti yang dibayangkan, tetapi permukaan bumi tersebut
akan menunjukkan bentuk topografi yang sangat bervariasi.
Permukaan bumi tersebut akan menunjukkan rangkaian
pegunungan yang tinggi, lembah yang dalam, dan juga
dataran yang rata.
Meskipun kenampakan dasar samudera telah
diketahui sejak abad 15 dan 16, tetapi pemahaman tentang
topografi dasar samudera yang sangat kompleks baru terkuak
sekitar abad 19. Pemahaman ini baru terbuka sejak adanya
ekspedisi bawah laut sekitar 3.5 tahun dari H.M.S. Challenger
yang dimulai Desember 1872 hingga Mei 1876. Ekspedisi
Challenger merupakan ekspedisi pertama yang melakukan
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.71
ARUS TURBIDIT
Arus turbidit atau sering disebut arus keruh, adalah
arus yang terbentuk akibat longsoran material sedimen yang
berada pada lereng benua yang belum padu benar. Proses ini
terjadi kemungkinan akibat adanya gempabumi. Proses ini
sama kejadiannya dengan longsoran yang terjadi di daratan.
Jadi faktor utama pembentuknya adalah gaya gravitasi.
Material yang longsor akan bercampur dengan air dan
membentuk arus yang keruh karena banyaknya material yang
tersuspensi di dalamnya. Karena air yang bercampur material
sedimen tersebut lebih berat dari pada air yang berada di
atasnya, maka material tersebut akan mengalir ke bawah dan
mengerosi dan akan terakumulasi pada dasar laut yang lebih
dalam. Proses erosi yang dilakukan oleh material sedimen ini
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.78
BAB VIII
TEKTONIK LEMPENG
Sejak awal abad ke 20 telah muncul suatu teori yang
mengatakan bahwa kerak bumi, bagian terluar dari bumi,
merupakan bagian yang selalu bergerak, karena mengapung
pada bagian bumi yang relatif cair. Teori ini menimbulkan
suatu perdebatan yang panjang sampai bertahun-tahun,
sampai akhirnya teori ini dilupakan oleh para akhli ilmu
kebumian. Setelah sekitar setengah abad kemudian, yaitu pada
periode tahun 1950 sampai 1960, banyak bukti-bukti baru
yang ditemukan oleh para peneliti bumi ini. Penemuan baru
tersebut merupakan bukti-bukti yang memperkuat mengenai
teori yang muncul ada awal abad ke 20 tersebut. Sehingga
teori yang sudah ditinggalkan ini menjadi pembicaraan lagi
atau mulai diperhatikan kembali. Pada tahun 1968, teori
tentang pengapungan benuaini telah diterima secara luas, dan
selanjutnya dikenal dengan teori tektonik lempeng (plate
tectonic).
Teori Pengapungan Benua
Pada tahun 1912, Alfred Wegener, seorang ahli
klimatologi dan geofisika, menerbitkan bukunya yang
berjudul The Origin of Continents and Oceans. Pada
bukunya ini, Wegener mengemukakan empat teori dasar yang
berhubungan dengan hipotesisnya yang radikal tentang
pengapungan benua. Salah satu teorinya mengatakan bahwa
dulunya daratan yang menyusun permukaan bumi ini
merupakan suatu kesatuan yang membentuk sebuah benua
yang besar atau superkontinen yang disebut Pangaea
(Gambar 1). Superkontinen yang terletak di sebelah utara
ekuator, garis yag membagi permukaan bumi menjadi dua,
disebut dengan benua Laurasia. Sedang yang terletak di
sebelah selatan ekuator disebut benua Gondwana.
Selanjutnya sekitar 200 juta tahun lalu, superkontinen ini
mengalami retak-retak dan mulai pecah menjadi kontinenBudi Rochmanto Geologi Dinamik.92
ANTARA
LEMPENG-LEMPENG
Pematang
tengah
samudera
dicirikan
oleh
morfologinya yang lebih menonjol dari daerah di sekitarnya,
dan banyaknya gunungapi yangtumbuh pada kerak samudera
yang baru. Pada penelitian yang dilakukan pada pematang
tengah dasar Samudera Atlantik mendapatkan beberapa
gunungapi dengan ketinggian antara 2500 meter sampai 3000
meter dari dasar samudera. Pematang ini memanjang dari
Laut Artik ke selatan sampai batas selatan terjauh dari Afrika.
Pada beberapa tempet, seperta di Islandia, pematang tengah
samudera ini tumbuh di atas muaka air laut. Hal ini
menunjukkan bahwa batas lempeng divergen di tempat
tersebut terletek pada kedalaman kurang dari 2500 meter di
bawah muka air laut.
Gambar 7.A-D
Proses perkembangan pemekaran yang diawali pada kerak
kontinen hingga membentuk cekungan samudera.
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.103
A. Rift valley
B.
Linear sea
C.
mid oceanic ridges
D.
Batas-batas konvergen
Telah diketahui bahwa pada proses pemekaran kerak
bui, akan terbentuk kerak baru. Sedangkan luas total
permukaan bumi haruslah tetap konstan. Dengan demikian
pada bagian lain dari bumi pastilah ada kerak bumi yang rusak
atau hilang. Bagian tersebut adalah bagian dari pergerakan
lempeng-lempeng yag saling mendekat atau konvergen. Jika
dua lempeng bergerak saling mendekati, maka terjadilah
tabrakan atau tumbukan antara ke dua lempeng tersebut.
Akibat tumbukan tersebut menyebabkan bagian ujung dari
salah satu lempeng akan bergerak ke bawah dari lempeng
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.104
Sebelum Pangaea
Sebelum Pangaea terbentuk, kemungkinan benuabenua yang ada sebelumnya telah mengalami berbagai
periode fragmentasi yang sama dengan yang telah kita ketahui
sekarang ini. Kontinen-kontinen purba tersebut dulu telah
bergerak saling menjauh satu dengan lainnya, untuk kemudian
bertumbukan kembali di tempat yang berbeda. Selama periode
antara 500 sampai 225 juta tahun lalu, fragmen-fragmen yang
sebelumnya telah menyebar mulai menyatu kembali
membentuk Pangaea. Bukti dari adanya tumbukan awal ini
meliputi terbentuknya pegunungan Ural di Asia Baratlaut
(Rusia) dan Pegunungan Appalachian di Amerika Utara.
Terpecah-pecahnya Pangaea.
Pangaea mulai terpecah-pecah sekitar 200 juta tahun
lalu. Gambar 8 menggambarkan proses fragmentasi ini yag
diikuti oleh jalur-jalur pergerakan dari setiap benua. Seperti
terlihat jelas pada gambar 8A, terdapat dua buah celah besar
yang terjadi akibat fragmentasi ini. Celah besar antara
Amerika Utara dan Afrika menyebabkan munculnya batuan
beku basalt yang berumur Trias secara besar-besaran di
sepanjang pantai Timur Amerika Serikat. Penanggalan
radiometri pada batuan beku basalt ini menunjukkan bahwa
celah tersebut terbentuk antara 200 sampai 165 juta tahun lalu.
Waktu tersebut sekaligus dapat juga digunakan sebagai waktu
terbentuknya Samudera Atlantik Utara. Celah yang terbentuk
di bagian selatan Gondwana berbentuk huruf Y, yang
menyebabkan berpindahnya lempeng India ke bagian utara
dan sekaligus memisahkan Amerika Selatan-Afrika dari
Australia dan Antartika.
Gambar 8B menunjukkan posisi kontinen pada sekitar
135 juta tahun lalu pada waktu Afrika dan Amerika Selatan
mulai memisahkan diri dari Atlantik Selatan. Pada saat itu
India sudah berada separuh jalan menuju Asia, dan bagian
selatan dari Atlantik Utara telah mulai melebar. Pada Kapur
Budi Rochmanto Geologi Dinamik.116
Gambar 8.
Beberapa kenampakan terpecahnya Pangaea
pada periode sekitar lebihdari 200juta tahun