Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Ludiana Dwi Novialinda
NIM 6450404018
Kesulitan apapun tak tahan terhadap keuletan dan ketekunan, tanpa keuletan
orang yang paling pintar dan paling berbakat sekalipun sering gagal dalam
hidupnya (D. J. Sch wartz).
Almamaterku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA FAKTOR MANUSIA
DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI
PT.
KAYU
LAPIS
INDONESIA
DI
SEMARANG,
dapat
terselesaikan. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai
pihak, dengan rendah hati disampaikan terima kasih kepada:
1.
2.
3.
4.
Pembimbing I, Ibu Dra. ER. Rustiana, M. Si., atas arahan, bimbingan, dan
masukannya dalam penyusunan skripsi ini.
vi
5.
Pembimbing II, Bapak dr. Mahalul Azam, M. Kes., atas arahan, bimbingan, dan
masukannya dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Bapak Agus Muryanto, SH., atas nama Pimpinan PT. Kayu Lapis Indonesia,
atas pemberian ijin penelitian, serta kerjasama dan bantuannya selama
pelaksanaan penelitian.
7.
8.
Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat, atas ilmu yang telah diberikan
selama kuliah.
9.
Bapak dan Ibuku tercinta atas semua yang telah diberikan. Kasih sayang,
motivasi, dan doa sungguh berarti bagiku hingga akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan.
10. Ruli Silo Prabowo atas doa, motivasi, perhatian, bantuan, dan dukungannya
selama penyusunan skripsi ini.
11. Teman-teman IKM 04, atas bantuan dan motivasinya dalam penyelesaiaan
skripsi ini, kalian semua adalah teman-teman yang takkan pernah kulupakan.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga semua amal baik dari semua pihak mendapatkan imbalan yang berlipat
ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
vii
Disadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan skripsi ini.
Semarang,
Desember 2008
Penulis
viii
ABSTRAK
Ludiana Dwi Novialinda. 2008. Hubungan Antara Faktor Manusia dengan Terjadinya
Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi PT. Kayu Lapis Indonesia di
Semarang. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Dra. ER. Rustiana, M. Si., II. dr.
Mahalul Azam, M. Kes.
Kata Kunci : Faktor Manusia, Kecelakaan Kerja.
Kecelakaan kerja timbul karena keterkaitan beberapa faktor, antara lain peralatan,
lingkungan, dan pekerja. Hasil penelitian menunjukkan 80-85% kecelakaan disebabkan oleh
faktor manusia. Di PT. Kayu Lapis Indonesia tingkat kecelakaan kerja dari tahun ke tahun
meningkat. Jumlah kecelakaan pada tahun 2004, 2005, 2006, 2007 sebagai berikut 226, 286,
294, 232.Permasalahan penelitian ini adalah adakah hubungan antara faktor manusia dengan
terjadinya kecelakaan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Kayu Lapis Indonesia.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor manusia dengan terjadinya
kecelakaan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Kayu Lapis Indonesia.
Jenis penelitian ini penelitian penjelasan dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
populasi dalam penelitian ini 6000 tenaga kerja bagian produksi, dan sampelnya 98 tenaga
kerja diperoleh dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Data dianalisis
menggunakan uji chi square. Instrumen penelitian adalah kuesioner, teknik pengambilan data
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil analisis antara kemampuan fisik dengan
kecelakaan kerja, p value 0,186 (p value > 0,05). Tidak ada hubungan antara kemampuan
fisik dengan kecelakaan kerja. Dari hasil analisis antara kemampuan psikologis dengan
kecelakaan kerja, p value 0,027 (p value < 0,05). Ada hubungan antara kemampuan
psikologis dengan kecelakaan kerja. Dari hasil analisis antara pegetahuan dengan kecelakaan
kerja, p value 0,199 (p value > 0,05). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
kecelakaan kerja. Dari hasil analisis antara ketrampilan dengan kecelakaan kerja, p value
0,311 (p value > 0,05). Tidak ada hubungan antara ketrampilan dengan kecelakaan kerja.
Dari hasil analisis antara stres dengan kecelakaan kerja, p value 0,549 (p value > 0,05). Tidak
ada hubungan antara stres dengan kecelakaan kerja. Dari hasil analisis antara motivasi
dengan kecelakaan kerja, p value 0,002 (p value < 0,05). Ada hubungan antara motivasi
dengan kecelakaan kerja.
Simpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kemampuan fisik
dengan kecelakaan kerja, ada hubungan antara kemampuan psikologis dengan kecelakaan
kerja, tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kecelakaan kerja, tidak ada hubungan
antara ketrampilan dengan kecelakaan kerja, tidak ada hubungan antara stres dengan
kecelakaan kerja, ada hubungan antara motivasi dengan kecelakaan kerja. Saran yang
dianjurkan adalah diperlukan adanya peningkatan kemampuan psikologis dengan cara
penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan para pekerja guna mengurangi resiko terjadinya
kecelakaan kerja. Para pekerja perlu mengetahui bagaimana melakukan pekerjaannya secara
baik dan efisien guna mengurangi sikap yang negatif yang disebabkan kemampuan psikologis
pekerja. Diperlukan adanya peningkatan motivasi para pekerja dengan cara memberikan
umpan balik, memberikan pujian kepada para pekerja, memberikan hadiah guna mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan kerja.
ii
ABSTRACT
Ludiana Dwi Novialinda. 2008. The Relation Between Human Factor with The
Happening of Accident of Work At Employee of PT. Kayu Lapis Indonesia
Production Division in Semarang. Final Project. Public Health Science, Sport
Science Faculty, Semarang State University. The Advisor: Ist. Dra. ER. Rustiana, M.
Si., IInd. dr. Mahalul Azam, M. Kes.
Keyword : Human Factor, Work Accident.
Accident of work arisings from interrelationship some factors, for example
equipments, area, and worker. Result of research shows 80-85% accident because of human
factor. In PT. Kayu Lapis Indonesia work accident rate increases from year to year. Number
of accidents in the year 2004, 2005, 2006, 2007 as follows 226, 286, 294, 232. Problems in
this research is there any relation between human factor with the happening of accident of
work at employee part of produce of PT. Kayu Lapis Indonesia. Purpose of this research to
know the relation between human factor with the happening of accident of work at employee
part of produce of PT. Kayu Lapis Indonesia.
This research type research explanation of with approach of cross sectional. Number of
populations in this research 6000 labours part of production, and the sample 98 labours is
obtained with sampling technique simple random sampling. Data is analysed to applies test
chi square. instrument of Research is questionaire, retrieval technique of data with
observation, interview, and documentation.
From result of research is got result of analysis between abilities of physical of with
work accident, p value 0,186 (p value > 0,05). There is no relation between ability of physical
with work accident. From result of analysis between psychological abilities with work
accident, p value 0,027 (p value < 0,05). There is any relation between psychological ability
with work accident. From result of analysis between knowledge with work accident, p value
0,199 (p value > 0,05). There is no relation between knowledge with work accident. From
result of analysis between skills with work accident, p value 0,311 (p value > 0,05). There is
no relation between skilled with work accident. From result of analysis between stress with
work accident, p value 0,549 (p value > 0,05). There is no relation between stres with work
accident. From result of analysis between motivation with work accident, p value 0,002 (p
value < 0,05). There is relation between motivation with work accident.
The conclusion from this research is there is no relation between ability of physical
with work accident, there is relation between psychological ability with work accident, there
is no relation between knowledge with work accident, there is no relation between skilled
with work accident, there is no relation between stres with work accident, there is relation
between motivation with work accident. Suggestion is required existence of improvement of
psychological ability by the way of investigation of psychological patterns the workers to
lessen risk the happening of accident of worker shalls have knowledge how doing the work is
well and efficient to lessen negative position caused by psychological ability of worker.
Required existence of improvement of motivation of the workers by the way of giving
feedback, gives praise to worker, gives present to lessen risk the happening of work accident.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .................................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.4 Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................5
1.5 Keaslian Penelitian .........................................................................................6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori ...............................................................................................8
2.1.1 Pengertian Kecelakaan Kerja..............................................................8
ix
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dokumentasi ..............................................................................................134
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
dalam tempat kerja, alat pelindung diri bagi tenaga kerja serta cara dan sikap yang
aman dalam melaksanakan pekerjaannya (Sumamur P.K.,1987:29).
Kecelakaan kerja selain menimbulkan kerugian secara ekonomis juga
menimbulkan kerugian non ekonomis yang sulit dinilai. Kerugian ekonomis
antara lain kerusakan mesin dan bahan, hari kerja yang hilang, produksi yang
hilang dan biaya-biaya kesehatan. Kerugian yang bersifat non ekonomis sulit
dinilai seperti penderitaan korban kecelakaan, anggota tubuh yang hilang atau
anggota keluarga yang meninggal akibat kecelakaan. Oleh karena itu manajemen
berkewajiban agar selalu meningkatkan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja yang dipimpinnya (Syukri Sahab, 1997:59).
Berdasarkan data yang diperoleh di PT. Kayu Lapis Indonesia banyak
terjadi kecelakaan kerja yang terus meningkat. Tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja di bagian produksi tahun 2004 sebanyak 226 tenaga kerja atau
sebesar 3,77% kecelakaan kerja, tahun 2005 kecelakaan kerja terjadi sebanyak
286 tenaga kerja atau sebesar 4,77% kecelakaan kerja, tahun 2006 kecelakaan
kerja terjadi sebanyak 294 tenaga kerja atau sebesar 4,9% kecelakaan kerja, dan
tahun 2007 kecelakaan kerja terjadi sebanyak 232 tenaga kerja atau sebesar 3,87%
dari jumlah keseluruhan tenaga kerja bagian produksi 6000 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh
faktor manusia. Unsur-unsur tersebut antara lain, ketidakseimbangan fisik atau
kemampuan fisik tenaga kerja, ketidakseimbangan kemampuan psikologis tenaga
kerja, kurangnya pengetahuan, kurangnya ketrampilan, stres mental, stres fisik,
motivasi menurun (Gempur Santoso, 2004:11).
mengetahui
hubungan
antara
ketrampilan
dengan
terjadinya
kecelakaan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Kayu Lapis Indonesia.
5) Untuk mengetahui hubungan antara stres dengan terjadinya kecelakaan kerja
pada karyawan bagian produksi PT. Kayu Lapis Indonesia.
2.
Judul/ Peneliti/
Tahun Desain
Lokasi Penelitian
Hubungan
Antara 2006
Cross
Pengetahuan
dan
sectional
Sikap Pekerja Seksi
Paper Cone dengan
Praktek Pencegahan
Kecelakaan Kerja di
PT. Puri Nusa Eka
Persada
Semarang/Bambang
Lestari/PT.Purinusa
Eka
Persada
Semarang
Analisis
Penyebab 2007
Cross
Kecelakaan
Kerja
sectional
(Studi Kualitatif di
Wilayah Kerja PT.
JAMSOSTEK
(PERSERO) Kantor
Cabang Ungaran/Dita
Artika
Ayuningtyas/PT.
JAMSOSTEK
Ungaran
Variabel
Hasil
Variabel
Terikat
:
praktek
pencegahan
kecelakaan
kerja
Variabel
Bebas
:
pengetahua
n, sikap
Ada hubungan
antara
pengetahuan
dan
sikap
dengan
praktek
pencegahan
kecelakaan
kerja
Variabel
Terikat
:
kecelakaan
kerja
Variabel
Bebas
:
kecocokan
mental,
suasana
kerja,
pelaksanaan
K3, waktu
kerja,
kecocokan
fisik,
konsentrasi
kerja,
kemampuan
pekerja,
suhu
ruangan,
penerangan,
disiplin
kerja
Ada hubungan
antara
kecocokan
mental,
suasana kerja,
pelaksanaan
K3,
waktu
kerja,
kecocokan
fisik,
konsentrasi
kerja,
kemampuan
pekerja, suhu
ruangan,
penerangan,
disiplin kerja
dengan
kecelakaan
kerja
stres, motivasi.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kayu Lapis Indonesia.
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15-26 September 2008.
1.6.3 Ruang Lingkup Materi
Penelitian ini termasuk dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, dengan kajian
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
BAB II
LANDASAN TEORI
10
11
12
mengenai
keselamatan
misalnya
jenis-jenis
konstruksi
peralatan
yang
industri
memenuhi
tertentu,
syarat-syarat
praktek-praktek
13
4) Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang
berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat
pelindung diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau
penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambangtambang pengangkut peralatan pengangkut lainnya.
5) Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis
dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaan-keadaan
fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
6) Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
7) Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang
terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebabsebabnya.
8) Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum
teknik, sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukangan.
9) Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga
kerja yang baru, dalam keselamatan kerja.
10) Penggairahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain
untuk menimbulkan sikap untuk selamat.
11) Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan
misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh pengusaha, jika
tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.
14
12) Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan yang merupakan ukuran utama
efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja pada perusahaanlah kecelakaankecelakaan terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan
sangat tergantug kepada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua
pihak yang bersangkutan.
Pencegahan kecelakaan akibat kerja diperlukan kerjasama aneka keahlian
dan profesi seperti pembuat undang-undang, pegawai pemerintah, ahli-ahli teknik,
dokter, ahli ilmu jiwa, ahli statistik, guru-guru, pengusaha, dan buruh.
2.1.5 Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
Untuk analisa sebab-sebab kecelakaan akibat kerja hanya ada 2 golongan
penyebab. Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan, yang
meliputi segala sesuatu selain manusia. Golongan kedua adalah manusia itu
sendiri, yang merupakan sebab kecelakaan (Sumamur P.K., 1994:212).
Dari penyelidikan-penyelidikan, ternyata faktor manusia dalam timbulnya
kecelakaan sangat penting. Selalu ditemui dari hasil-hasil penelitian, bahwa 8085% kecelakaan disebabkan oleh kelainan atau kesalahan manusia. Bahkan ada
suatu pendapat, bahwa akhirnya langsung atau tidak langsung semua kecelakaan
adalah dikarenakan faktor manusia (Sumamur P.K., 1987:9).
Secara umum ada dua penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu penyebab
langsung dan penyebab dasar (Sugeng Budiono, 2003:172) sebagai berikut :
2.1.5.1 Penyebab Langsung
Penyebab langsung kecelakaan kerja adalah suatu keadaan yang biasanya
bisa dilihat dan dirasakan langsung, yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu
15
tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) dan kondisi-kondisi yang tidak aman
(unsafe condition) (Sugeng Budiono, 2003:172). Penjelasan lebih rinci adalah
sebagai berikut :
Tindakan tidak aman yaitu tingkah laku atau perbuatan yang akan
menyebabkan kecelakaan. Tindakan itu adalah sebagai berikut :
1) Mengoperasikan alat atau peralatan tanpa wewenang
2) Gagal untuk memberi peringatan
3) Gagal untuk mengamankan
4) Bekerja dengan kecepatan yang salah
5) Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi
6) Memindahkan alat-alat keselamatan
7) Menggunakan alat yang rusak
8) Menggunakan alat dengan cara yang salah
9) Kegagalan memakai alat pelindung atau keselamatan diri secara benar
10) Membongkar secara salah
11) Menempatkan atau menyusun secara salah
12) Mengangkat secara salah
13) Mengambil posisi yang salah
14) Memperbaiki alat atau peralatan yang sedang jalan atau hidup atau bergerak
15) Bersenda gurau di tempat kerja
16) Mabuk karena minuman beralkohol atau obat keras lainnya
Kondisi yang tidak aman adalah keadaan yang akan dapat menyebabkan
kecelakaan. Kondisi itu adalah sebagai berikut :
16
1) Peralatan pengaman atau pelindung atau rintangan yang tidak memadai atau
tidak memenuhi syarat
2) Bahan, alat-alat atau peralatan rusak
3) Terlalu sesak atau sempit
4) Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai
5) Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
6) Kerapihan atau tata letak (house keeping) yang jelek
7) Lingkungan berbahaya atau beracun ; gas, debu, asap, uap, dan lain-lain
8) Bising
9) Paparan radiasi
10) Ventilasi dan penerangan yang kurang
Berdasarkan uraian di atas, maka jawabannya akan mengarah kepada
pengontrolan yang lebih efektif. Untuk mengatasi masalah ini, kita harus
mendapatkan atau mengetahui penyebab dasar.
2.1.5.2 Penyebab Dasar
Penyebab dasar kecelakaan kerja menurut Sugeng Budiono (2003:174)
terdiri dari 2 faktor yaitu faktor manusia atau pribadi (personal factor) dan faktor
kerja atau lingkungan kerja (job/work environment factor).
Faktor manusia atau pribadi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja,
antara lain karena :
1) Kurangnya kemampuan fisik, dan mental
2) Kurangnya atau lemahnya pengetahuan dan ketrampilan atau keahlian
3) Stres
17
Faktor Manusia
Faktor manusia dalam kecelakaan merupakan konsepsi klasik dalam usaha
18
(Gempur Santoso, 2004:11) Bab II tentang The Causes and Effects of Loss
antara lain :
2.1.6.1 Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan ketrampilan kerja
(Ni Ketut Sariyathi, 2007:61).
Penyebab kecelakaan yang berkaitan dengan kemampuan fisik menurut
Gempur Santoso (2004:11) antara lain :
1) Tidak sesuai berat badan, kekuatan dan jangkauan
2) Posisi tubuh yang menyebabkan mudah lemah
3) Kepekaan tubuh
4) Kepekaan panca indera terhadap bunyi
5) Cacat fisik
6) Cacat sementara
2.1.6.2 Kemampuan Psikologis
Kemampuan psikologis adalah kemampuan pekerja dalam menerima dan
melakukan pekerjaan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:191).
Penyebab kecelakaan yang berkaitan dengan kemampuan psikologis
menurut Gempur Santoso (2004:11) tersebut anatara lain :
1) Rasa takut atau phobia
2) Gangguan emosional
3) Sakit jiwa
4) Tingkat kecakapan
5) Tidak mampu memahami
19
20
2.1.6.5 Stres
Stres adalah respon adaptif terhadap ketidaksesuaian antara kemampuan
individu dengan tuntutan situasi eksternal (Tulus Winarsunu, 2008:75).
Penyebab kecelakaan yang berkaitan dengan stres menurut Gempur Santoso
(2004:12) antara lain :
1) Kurang istirahat
2) Beban mental berlebihan
3) Pendiam dan tertutup
4) Problem dengan sesuatu yang tidak dipahami
5) Frustasi
6) Sakit
2.1.6.6 Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
suatu tujuan (Syukri Sahab, 1997:131).
Penyebab kecelakaan yang berkaitan dengan motivasi menurut Gempur
Santoso (2004:13) tersebut antara lain :
1) Mau bekerja bila ada penguatan atau hadiah (reward)
2) Tidak ada umpan balik (feed back)
3) Tidak mendapat insentif produksi
4) Tidak mendapat pujian dari hasil kerjanya
5) Terlalu tertekan
21
Sosial
Lingkungan Kerja
Fisik
Peralatan Kerja
Kecelakaan Kerja
Penggunaan APD
Kemampuan fisik
Kemampuan psikologis
Pengetahuan
Faktor Manusia
Ketrampilan
Stres
Motivasi
22
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel Terikat
Kecelakaan Kerja
Pengetahuan
Ketrampilan
Stres
Motivasi
Variabel Pengganggu
1. Lingkungan kerja
Sosial
Fisik
2. Peralatan kerja
Peralatan mesin
Penggunaan APD
22
23
24
25
Variabel
Definisi
Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Kriteria
Skala
Celaka jika
skor x,
Tidak
celaka < x
(Agus
Irianto,
2004)
Sesuai jika
skor ratarata hasil
skoring,
Tidak
sesuai jika
skor < ratarata hasil
skoring
(Agus
Irianto,
2004)
Ordinal
Ordinal
Kecelakaan
Kerja
Kecelakaan
yang dialami
pekerja saat
bekerja
Data
sekunder
Laporan
angka
kejadian
kecelakaa
n
Kemampuan
fisik
Kemampuan
untuk
melakukan
suatu
perbuatan fisik
yang meliputi
posisi tubuh,
kepekaan
tubuh, panca
indera
Wawancara
Kuesioner
Kemampuan
psikologis
Kemampuan
untuk
mengatur
kondisi emosi,
rasa takut,
ketrampilan
individu,
memahami
instruksi
Wawancara
Kuesioner
Sesuai jika
skor ratarata hasil
skoring,
Tidak
sesuai jika
skor < ratarata hasil
skoring
Pengetahuan
Wawancara
Kuesioner
Baik jika
Ordinal
skor ratarata hasil
skoring ,
Kurang baik
jika skor <
rata-rata
hasil
skoring
Ordinal
26
Ketrampilan
Kemampuan/k
eahlian untuk
mengaplikasik
an
pengetahuan
pekerja
Wawancara
Kuesioner
Stres
Tekanan,
ketegangan,
atau gangguan
yang tidak
menyenangkan
yang berasal
dari luar diri
pekerja
Wawancara
Kuesioner
Stres jika
skor < ratarata hasil
skoring,
Tidak stres
jika skor
rata-rata
hasil
skoring
Ordinal
Motivasi
Dorongan
yang terdapat
dalam diri
pekerja yang
dapat
menimbulkan,
mengarahkan,
dan
mengorganisas
ikan tingkah
lakunya
Wawancara
Kuesioner
Ya jika skor
rata-rata
hasil
skoring,
Tidak jika
skor < ratarata hasil
skoring
Ordinal
27
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,1)
(Soekidjo Notoatmodjo, 2002:92)
Jadi perhitungannya adalah :
n=
=
= 98,36 = 98 orang
28
29
PT. Kayu
30
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Data
Penelitian dengan judul hubungan antara faktor manusia dengan terjadinya
kecelakaan kerja pada karyawan bagian produksi PT. Kayu Lapis Indonesia di
Semarang. Penelitian ini melibatkan enam variabel bebas yaitu kemampuan fisik,
kemampuan psikologis, pengetahuan, ketrampilan, stres, dan motivasi, dengan
satu variabel terikat yaitu kecelakaan kerja. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 98 tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi. Data sekunder
diperoleh dari data di bagian P2K3 PT. Kayu Lapis Indonesia, sedangkan data
primer diperoleh dengan observasi, wawancara dengan instrument kuesioner, dan
dengan dokumentasi di lokasi penelitian yaitu di PT. Kayu Lapis Indonesia.
4.2
Identitas Responden
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
21-25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
41-45 tahun
46-50 tahun
51-55 tahun
1
14
28
26
17
10
2
1.0
14.3
28.6
26.5
17.4
10.2
2.0
Jumlah
98
100.0
31
32
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki-laki
94
95.9
2.
Perempuan
4.1
Jumlah
98
100.0
33
Pendidikan Responden
Identitas responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3 di
bawah ini.
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
No.
Pendidikan
Jumlah
1.
SD
9.2
2.
SMP
19
19.4
3.
SMA
27
27.6
4.
STM
32
32.7
5.
D3
9.2
6.
S1
2.0
Jumlah
98
100.0
34
bawah ini.
Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Status Marital
No.
Status Marital
Jumlah
1.
Lajang
10
10.2
2.
Menikah
88
89.8
Jumlah
98
100.0
35
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa responden yang telah menikah
sebanyak 88 orang atau sebesar 89,8%, dan responden yang belum menikah atau
masih lajang sebanyak 10 orang atau sebesar 10,2%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Hasil Penelitian
4.3.1
Analisis Univariat
Kemampuan Fisik
Jumlah
1.
Mampu
52
53.1
2.
Tidak Mampu
46
46.9
Jumlah
98
100.0
36
Kemampuan Psikologis
Jumlah
1.
Mampu
40
40.8
2.
Tidak Mampu
58
59.2
Jumlah
98
100.0
37
dan tenaga kerja yang kemampuan psikologisnya tidak mampu sebanyak 58 orang
atau sebesar 59,2%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Pengetahuan
Jumlah
1.
Baik
68
69.4
2.
Kurang Baik
30
30.6
Jumlah
98
100.0
38
Ketrampilan
Jumlah
1.
Trampil
59
60.2
2.
Kurang Trampil
39
39.8
Jumlah
98
100.0
39
Stres
Jumlah
1.
Stres
43
43.9
2.
Tidak Stres
55
56.1
Jumlah
98
100.0
40
Motivasi
Jumlah
1.
Ya
44
44.9
2.
Tidak
54
55.1
Jumlah
98
100.0
41
Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat pada penelitian, yaitu untuk mengetahui hubungan antara
faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan kerja. Hubungan yang digunakan
adalah uji chi square dengan bantuan SPSS versi 12 for windows (Sugiyono, 2005
: 104). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 12 for
windows.
Hasil analisis bivariat antara faktor manusia dengan terjadinya kecelakaan
kerja pada karyawan bagian produksi PT. Kayu Lapis Indonesia, dapat dilihat dari
hasil uji chi square pada tabel berikut.
42
Kemampuan
Fisik
Kecelakaan Kerja
Celaka
Total
P.
Value
Tidak Celaka
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Tidak Mampu
34
73,9
12
26,1
46
100
0,186
Mampu
45
86,5
13,5
52
100
79
80,6
19
19,4
98
100
Total
43
Kemampuan
Psikologis
Kecelakaan Kerja
Celaka
Total
P.
Value
Tidak Celaka
Jumlah
Jumlah
Jumlah
TidakMampu
42
72,4
16
27,6
58
100
0,027
Mampu
37
92,5
7,5
40
100
79
80,6
19
19,4
98
100
Total
44
Pengetahuan
Kecelakaan Kerja
Celaka
Total
P.
Value
Tidak Celaka
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kurang Baik
27
90
10
30
100
0,199
Baik
52
76,5
16
23,5
68
100
79
80,6
19
19,4
98
100
Total
45
Ketrampilan
Kecelakaan Kerja
Celaka
Total
P.
Value
Tidak Celaka
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kurang Trampil
29
84,7
10
15,3
39
100
0,311
Trampil
50
74,4
25,6
59
100
79
80,6
19
19,4
98
100
Total
46
Stres
Kecelakaan Kerja
Celaka
Total
P.
Value
Tidak Celaka
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Stres
33
76,7
10
23,3
43
100
0,549
Tidak Stres
46
83,6
16,4
55
100
Total
79
80,6
19
19,4
98
100
47
Kecelakaan Kerja
Celaka
Total
P.
Value
Tidak Celaka
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Tidak
50
92,6
7,4
54
100
0,002
Ya
29
65,9
15
34,1
44
100
79
80,6
19
19,0
98
100
Total
BAB V
PEMBAHASAN
5.1
Gambaran Umum
Gambaran tentang faktor manusia, khususnya faktor tenaga kerja di PT.
Kayu Lapis Indonesia ini adalah sebagai data pendukung pada penelitian ini.
Penelitian tentang faktor manusia yaitu pada kemampuan fisik, kemampuan
psikologis, pengetahuan, ketrampilan, stres, dan motivasi yang dilakukan pada
beberapa tenaga kerja bagian produksi di PT. Kayu Lapis Indonesia. PT. Kayu
Lapis Indonesia di bagian produksi yang paling banyak terjadi kecelakaan kerja
yang diakibatkan karena faktor manusia tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan
wawancara pada beberapa tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi. Tenaga
kerja yang sering mengalami kecelakaan kerja adalah tenaga kerja yang berjenis
kelamin laki-laki, dengan usia 31-35 tahun. Sebagian tenaga kerja berpendidikan
STM, dan rata-rata tenaga kerja tersebut telah menikah.
5.2
48
49
50
51
52
lelah.
Kekhawatiran
juga
menjadi
sebab
kelelahan-kelelahan.
53
STM.
Dapat
dikatakan
bahwa
sebagian
besar
pekerja
pengetahuannya baik.
Dalam teori L. Green, pengetahuan adalah predisposing perilaku namun
tidak selalu pengetahuan menjadi praktek. Jadi, walaupun pengetahuan pekerja
tinggi tidak selalu kemampuan prakteknya juga tinggi. Sebagai contoh adalah
penggunaan APD. Mereka tidak hanya tahu bahwa APD itu perlu digunakan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, namun juga dipraktekkan. Dari
54
contoh di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang baik belum tentu dapat
terhindar dari kecelakaan kerja. Dari data yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa
kemampuan praktek para pekerjanya kurang.
Prosedur keamanan juga berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan kerja.
Para pekerja di PT. Kayu Lapis Indonesia telah mengetahui prosedur yang ada di
perusahaan tersebut. Walaupun para pekerja telah mengetahui prosedur yang ada
di perusahaan tersebut, tetapi banyak yang tidak menerapkannya. Sebagai contoh
mesin gergaji yang sudah waktunya untuk diganti mata gergajinya, tetapi tidak
ada yang mau mengganti, akhirnya yang terjadi adalah pekerja yang
menggunakan mesin tersebut celaka.
Terkadang kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja dikarenakan juga
oleh kurangnya pengalaman. Jika individu tersebut pengetahuannya baik tetapi ia
kurang pengalaman kerja pada bidang yang ia geluti, maka dapat terjadi
kecelakaan kerja. Data yang didapat, 76,5% pengetahuan baik dan mengalami
kecelakan kerja dan 23,5% tidak mengalami kecelakaan kerja.
5.2.4 Hubungan Antara Ketrampilan dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
Hasil yang didapatkan dari penelitian hubungan antara ketrampilan dengan
terjadinya kecelakaan kerja diperoleh p value adalah 0,311 lebih besar dari 0,05
(p=0,311 > 0,05) sehingga Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan
antara ketrampilan dengan terjadinya kecelakaan kerja.
Ketrampilan kerja meliputi pengetahuan tentang cara kerja dan prakteknya
serta pengenalan aspek-aspek pekerjaan secara terperinci sampai kepada hal-hal
kecil termasuk keselamatannya. Tingkat ketrampilan kerja yang tinggi berkaitan
dengan praktek keselamatan yang diharapkan dan mengecilnya kemungkinan
terjadi kecelakaan sebaliknya kecelakan-kecelakaan mudah sekali terjadi pada
tenaga kerja yang tidak trampil (Sumamur P. K., 1987:48).
55
STM.
Dapat
dikatakan
bahwa
sebagian
besar
pekerja
ketrampilannya baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ketrampilan
dengan terjadinya kecelakaan kerja. Ketrampilan pada karyawan di PT. Kayu
Lapis Indonesia sebenarnya sudah cukup baik. Namun dari hasil penelitian, justru
karyawan dengan ketrampilan yang baik yang sering mengalami kecelakaan kerja.
Ini dapat dilihat dari data yang diperoleh, bahwa pekerja yang trampil 59 pekerja
dengan kejadian kecelakaan kerja 50 orang dan pekerja yang kurang trampil 39
pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja 29 orang.
Dalam melakukan suatu pekerjaan, ketrampilan sangat dibutuhkan.
Ketrampilan yang baik menunjang para pekerja untuk bekerja lebih rajin dan
cepat. Karena ketrampilan yang baik itu pula akhirnya para pekerja terbiasa
dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Karena sudah terbiasa maka mereka
cenderung ceroboh dan mengabaikan keselamatan diri mereka.
Dengan ketrampilan yang baik pekerja dengan mudah menyelesaikan suatu
pekerjaan, karena pekerja sudah terbiasa dengan tugas yang mereka lakukan. Hal
tersebut dapat membuat pekerja lalai dan mudah celaka. Prosedur keamananpun
biasanya dilupakan karena pekerja sudah merasa trampil. Data menunjukkan
56
84,7% pekerja yang trampil mengalami kecelakaan kerja, sedangkan 15,3% tidak
celaka.
5.2.5 Hubungan Antara Stres dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja
Hasil yang didapatkan dari penelitian hubungan antara stres dengan
terjadinya kecelakaan kerja diperoleh p value adalah 0,549 lebih besar dari 0,05
(p=0,549 > 0,05) sehingga Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada hubungan
antara stres dengan terjadinya kecelakaan kerja.
Tingkat stres yang dialami pekerja di PT. Kayu Lapis Indonesia relatif
sama, ini dapat dilihat dari data status marital pekerja yang 89,8% pekerja telah
menikah. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara
stres dengan terjadinya kecelakaan kerja. Data penelitian menunjukkan bahwa
83,6% pekerja yang tidak stres tapi mengalami kecelakaan kerja dan 76,7%
pekerja stres tapi mengalami kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja yang terjadi akibat stres bukan terjadi karena stres yang
datang dari lingkungan kerja melainkan stres dari luar lingkungan kerja
(lingkungan keluarga). Hal tersebut dapat terlihat dari mayoritas pekerja yang
sudah menikah.
Stres yang terjadi pada lingkungan kerja di PT. Kayu Lapis Indonesia sangat
minim sekali untuk terjadi. Hal tersebut dikarenakan waktu istirahat yang
diberikan oleh para pekerja di PT. Kayu Lapis Indonesia cukup. Selain itu kondisi
lingkungan kerja yang kondusif sangat mendukung para pekerja untuk terhindar
dari stres.
Stres terjadi pada hampir semua pekerja, baik tingkat pimpinan maupun
pelaksana. Memang di tempat kerja, lebih-lebih tempat kerja yang lingkungannya
tidak baik sangat potensial untuk menimbulkan stres bagi karyawannya, namun
lain halnya dengan PT. Kayu Lapis Indonesia. Lingkungan kerja di PT. Kayu
57
58
mendapatkan pujian dari atasan membuat karyawan dan karyawati di PT. Kayu
Lapis Indonesia sering merasa tidak bersemangat, sehingga pekerjaan yang
mereka lakukan tiap harinya tidak berkesan sama sekali. Seorang karyawan
mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik,
mungkin pula tidak. Jika bawahan sudah melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan kepadanya dengan baik, maka hal ini yang diharapkan pimpinan.
Akan tetapi, jika tugas-tugas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka
kita perlu mengetahui sebab-sebabnya. Dalam hal ini kemungkinan karyawan
yang diberikan tugas tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya atau karyawan
tersebut tidak memiliki dorongan (motivasi) untuk bekerja dengan baik. Hal ini
menjadi tugas seorang pimpinan untuk dapat memberikan motivasi kepada
karyawannya agar bisa bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan (Ni Ketut
Sariyathi, 2007:62).
Pada umumnya orang yang dibutuhkan oleh organisasi adalah orang yang
bekerja dengan motivasi yang tinggi. Orang yang bekerja dengan motivasi yang
tinggi adalah orang yang merasa senang dan mendapatkan kepuasan dalam
pekerjaannya. Ia akan lebih berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal
dengan semangat yang tinggi, serta selalu berusaha mengembangkan tugas dan
dirinya (Pandji Anoraga, 2006:36).
Dalam organisasi bisnis motivasi sangat erat kaitannya dengan upaya
peningkatan produktivitas. Sering suatu perusahaan gagal dalam melaksanakan
misinya karena gagal memotivasi para pelaku di dalam perusahaan, termasuk para
manager dan pekerjanya. Begitu juga dalam menjalankan misi keselamatan dan
kesehatan kerja, kegagalan juga dapat terjadi karena kurangnya motivasi untuk
bekerja dengan selamat. Sering terjadi motif bekerja dengan selamat kurang kuat
dibandingkan motif lain seperti motif untuk mencapai jumlah produksi yang besar
59
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan, antara lain:
1. Adanya kesibukan dan aktivitas responden yang tinggi, sehingga dalam
melakukan penelitian harus sesuai dengan kesibukan responden.
2. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu bagian di PT. Kayu Lapis
Indonesia.
3. Waktu penelitian yang terbatas, sehingga tidak bisa menjelaskan secara
rinci tentang kemampuan fisik, kemampuan psikologis, pengetahuan,
ketrampilan, stres, dan motivasi dengan terjadinya kecelakaan kerja.
BAB VI
PENUTUP
6.1
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
60
61
6.2
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang diberikan antara lain:
1.
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Agungpia,
2007,
Stres
Kerja
Pengertian
dan
Pengenalan,
http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stres Kerja pengertian dan
pengenalan. PDF, diakses 28 November 2008.
Agus Irianto, 2004, Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta : Kencana.
Bhisma Murti, 1997, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta :
Fakultas Kedokteran UGM.
Bidang Urusan Fire dan Safety, Keselamatan Kerja dalam Industri, Palembang :
PT. Pupuk Sriwidjaja.
Budioro, 2002, Pengantar Pendidikan (Penyuluhan) Kesehatan Masyarakat,
Semarang : Badan Penerbit Undip.
Eko Nurmianto, 2003, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya : PT.
Guna Widya.
Gempur Santoso, 2004, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta :
Prestasi Pustaka.
International Labour Office Geneva, 1989, Pencegahan Kecelakaan Kerja,
Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja, 2003, Kesehatan Kerja, Jakarta
: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Muhammad Azinar, 2007, Uji Statistik dengan Program SPSS Versi 12,
Semarang : IKM UNNES.
Ni Ketut Sariyathi, 2007, Prestasi Kerja Karyawan, (Online), Vol. 12, No. 1,
2007, (http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/sariyati.pdf), diakses 28
November 2008.
Pandji Anoraga, 2006, Psikologi Kerja, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
62
63