Professional Documents
Culture Documents
I.
Pengertian
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo
yang berarti mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harafiah adalah
darah yang mengalir. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam
kanal anal. Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah
vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di bawah atau
di luar linea dentate, pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan)
disebut hemoroid eksterna. Sedangkan di atas atau di dalam linea dentate,
pelebaran vena yang berada di bawah mukosa (sub mukosa) disebut
hemoroid interna (Sudoyo, 2006).
II.
Etiologi
Faktor resiko terjadinya hemoroid antara lain factor mengedan pada
saat buang air besar, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai
jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban), peningkatan tekanan intra
abdomen, adanya tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (tekanan
janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik,
diare kronik atau diare akut yang berlebihan, hubungan seks peranal, kurang
minum air, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang
olahraga (Sudoyo, 2006).
Faktor predisposisi terjadinya hemoroid adalah herediter, anatomi,
makanan, pekerjaan, psikis. Sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah
faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan
intraabdominal), fisiologis dan radang. Umumnya faktor etiologi tersebut
tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan (Mansjoer, 2000).
III. Patofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh
gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa
faktor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada
kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum. Penyakit
hati kronis yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid,
karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke sistem portal.
Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup, sehingga mudah terjadi
aliran balik.
Hemoroid dapat dibedakan atas hemoroid eksterna dan interna.
Hemoroid eksterna di bedakan sebagai bentuk akut dan kronis. Bentuk akut
berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
merupakan suatu hematoma, walaupun disebut sebagai hemoroid trombosis
eksternal akut. Bentuk ini sering terasa sangat nyeri dan gatal karena
ujungujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Kadang-kadang perlu
membuang trombus dengan anestesi lokal, atau dapat diobati dengan
kompres duduk panas dan analgesik. Hemoroid eksterna kronis atau skin
tag biasanya merupakan sekuele dari hematom akut. Hemoroid ini berupa
satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan sedikit
pembuluh darah (Price, 2005).
Ada 3 bentuk yang sering dijumpai:
a. Bentuk hemorrhoid biasa tapi letaknya distal linea pectinea.
b. Bentuk trombosis atau benjolan hemorrhoid yang terjepit.
c. Bentuk skin tags
Hemorrhoid eksterna trombotik disebabkan oleh
pecahnya
stigmata
hemorrhoid
lain. Sebabnya
tidak
diketahui,
mungkin karena tekanan vena yang tinggi, yang timbul selama usaha
mengejan berlebihan, yang menyebabkan distensi dan stasis di dalam
vena. Pasien memperlihatkan pembengkakan akuta pada pinggir anus yang
sangat nyeri (David, C, 1994).
Trombosis hemorrhoid juga terjadi di pleksus hemorrhoidalis
interna. Trombosis akut pleksus hemorrhoidalis interna adalah keadaan yang
tidak menyenangkan. Pasien mengalami nyeri mendadak yang parah, yang
diikuti penonjolan area trombosis (David, C, 1994).
Berdasarkan gejala yang terjadi, terdapat empat tingkat hemorrhoid
interna, yaitu;
a. Tingkat I : perdarahan pasca defekasi dan pada anoskopi terlihat
b.
c.
perdarahan,
tetapi
sesudah
dengan jari.
Tingkat IV : hemorrhoid yang terjepit dan sesudah reposisi akan keluar
V.
gangguan
saluran
cerna
bagian
bawah
yang
lain
waktu
VII. Diagnosa
Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan
klinis dari hemoroid berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat 1 sampai
dengan derajat 4), dan pemeriksaan anoskopi/kolonoskopi. Karena hemoroid
disebabkan adanya tumor didalam abdomen atau usus proksimal, agar lebih
teliti selain memastikan diagnosis hemoroid, dipastikan juga apakah di usus
halus atau di kolon ada kelainan misal, tumor atau colitis. Untuk
memastikan kelainan di usus halus diperlukan pemeriksaan rontgen usus
halus atau enteroskopi. Sedangkan untuk memastikan kelainan di kolon
diperlukan pemeriksaan rontgen Barium enema atau kolonoskopi total
(Sudoyo, 2006)
VIII. Pengobatan
Pengobatan sendiri (swamedikasi)
1. Mandi duduk. Guna mengurangi gatal-gatal, rasa tegang, dan nyeri
seringkali dianjurkan untuk duduk merendam dalam air godokan daun
sirih atau larutan garam dapur hangat. Mandi duduk ini sebaiknya
dilakukan 2 kali sehari selama 15 menit.
2. Banyak mengkonsumsi makanan berserat.
3. Menggunakan obat wasir yang banyak beredar di pasaran untuk
mengurangi gejala-gejala akut
Pengobatan menggunakan obat :
1. Golongan lubricant-protectant
Obat-obat golongan ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa sakit dan
melindungi anus. Yang digunakan antara lain adalah Oleum Cacao, Cod
liver oil, Shark liver oil, Gliserin, Lanolin, dan Polietilenglikol.
2. Golongan Kortikosteroid
Obat golongan ini digunakan untuk menghadapi radang. Yang digunakan
antara lain Hidrokortison asetat dan Prednisolon.
3. Golongan anastetik lokal
Obat golongan ini digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan gatal.
Yang biasa digunakan antara lain Lidokain HCl dan Benzokain HCl.
4. Golongan adstrigent
dan 1%
menit, dan pasien dapat pulih lebih cepat pasca operasi. Namun risiko
perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus masih dapat terjadi.
Kontraindikasi PPH adalah fistula anus, bengkak, gangren, penyempitan
anus, prolaps jaringan hemoroid yang tebal, serta pada pasien dengan
gangguan koagulasi (pembekuan darah) (Felix, 2006).
Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya kekambuhan
keluhan hemoroid, di antaranya :
1. Hindari mengedan terlalu kuat saat buang air besar.
2. Cegah konstipasi dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat
(sayur dan buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air putih
minimal delapan gelas sehari untuk melancarkan defekasi.
3. Jangan menunda-nunda jika ingin buang air besar sebelum feses menjadi
keras.
4. Tidur cukup.
5. Jangan duduk terlalu lama.
6. Senam/olahraga rutin.