Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Laporan kasus ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan
kepada penulis.
1. dr. Agus Thoriq, Sp.OG, selaku Ketua SMF Obstetri dan Ginekologi
RSUP NTB
2. dr. I Made Putra Juliawan Sp. OG, selaku supervisor
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih banyak
kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Semoga laporan kasus ini dapat memberikan manfaat dan tambahan
pengetahuan khususnya kepada penulis dan kepada pembaca dalam menjalankan
praktek sehari-hari sebagai dokter.Terima kasih.
Mataram, 14 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
23
BAB IV Pembahasan
30
BAB V Penutup
34
Daftar Pustaka
35
Catatan Perkembangan
37
BAB I
PENDAHULUAN
Ovarium mempunyai fungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan
menstruasi.
Gangguan pada
ovarium
dapat
menyebabkan
terhambatnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Anatomi Ovarium
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri dengan
rotundum.
Embriologik
kedua
ligamentum
berasal
dari
gubernakulum.5
Struktur ovarium terdiri atas :
1. Korteks ovarium ; terletak di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium
germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta
folikel- folikel primordial
2. Medulla ; terletak di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma
dengan pembuluh- pembuluh darah, serabut serabut saraf dan sedikit
otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap
bulan satu folikel akan keluar, kadang- kadang dua folikel yang dalam
dalam tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan
setempat pada tingkat gen kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya.
Istilah neoplasma pada dasarnya memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan
merujuk kepada segala penyakit yang ditandai hiperplasia sel ganas.
Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang
berasal dari ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur
menggolongkan kista sebagai tumor namun beberapa literatur lain memisahkan
antara tumor dengan kista. Perlu diketahui bahwa definisi kista adalah suatu jenis
tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan.Karena secara definisi tumor
adalah jaringan, oleh karena itu beberapa literatur membedakan antara kista
dengan tumor ovarium.
Epidemiologi
Berdasarkan data penilitian di Amerika Serikat, umumnya kista ovarium
Sifat Kista
Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya
Beberapa jenis kista fisiologis diantaranya adalah kista korpus luteal, kista
folikular, kista teka-lutein.4
2.4.2
Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker
Klasifikasi Kista
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan solid
1.
2.
limfangioma
Tumor Brenner
iii.
Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).1
1. Kista Ovarium Non-Neoplastik
a. Tumor Akibat Radang
Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada
ii.
adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului
oleh masuknya bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing
dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi proses
imunologis sehingga terbentuk abses.1
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel
primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak
mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi
kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan besarnya biasanya
berdiameter 1-1 cm.Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan
apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya
jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena
kista folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.1,3
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang
tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung
estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH (folikel stimulating
hormon) dan LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui saat menopause
berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm); berasal dari
folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi
cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.1
korpus
albikans.
Kadang-kadang
korpus
luteum
akan
terdiri
atas
sel-sel
luteum
yang
berasal
dari
sel-sel
f. Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat
proliferasi dari sel yang mirip dinding endometrium, umumnya berisi
darah yang merupakan hasil peluruhan dinding saat menstruasi.1
1. Neoplasia Jinak
1.1. Kistik:
1.1.1. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista
tipis dan cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada
dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jarinngan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui
apakah ada keganasan.1,3
1.1.2. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan
kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang
sama. Kista
ini
sering
ditemukan
bilateral
(10-20%)
daripada
sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelum), maka bentuk epitel pada papil
dapat beraneka ragam, tetapi sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar
seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan
kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum
papiliferum, tetapi bukan ganas.
Tidak ada gejala klasik
proliferatif. Kebanyakan
ditemukan
yang
pada
menyertai
tumor
pemeriksaan
rutin
serosa
dari
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin
muncul sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia
mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari
teratoid ditemukan pada penderia yang muda. Paling sering pada wanita
berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa prapubertas.
Tumor evarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan
kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60%
dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum nerupakan
40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan
berbagala (lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular
yang mengandung niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya.
Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor
ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama
apabila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.
Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin,
melekat
dan
berwarna
kuning
sampai
coklat
tergantung
dari
khas.Dinding
kista
kelihatan
putih
keabuan
dan
agak
Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan
pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri.
Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.1
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil
yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel
yang ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil
selama kehamilan.1,6
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista
fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang
kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi
oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia
tropoblastik
gestasional
(hydatidiform
mole
dan
terapi
infertilitas,
induksi
ovulasi
dengan
menggunakan
Asites
b.
c.
d.
e.
2.9.
Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan
fisik.Namun biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui
pemeriksaan fisik.Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang
untuk mendiagnosis kista ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan
adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan
kista, membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista
cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi
material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.5,6
Dari gambaran USG dapat terlihat:
a.
b.
c.
Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halushalus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemenelemen darah di dalam kista.
Urinalisis
Urinalisis
penting
untuk
mencari
apakah
ada
kemungkinan lain, baik batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk
menyingkirkan diagnosis banding.
mikroskop.6
Penatalaksanaan
Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
BAB III
LAPORAN KASUS
I.
IDENTITAS
Nama
: Ny. M
Usia
: 40 tahun
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
: SLTP
Agama
: Islam
Suku
: Sasak
Alamat
: Jontlak, Lombok Tengah
Status Pernikahan : Menikah
MRS
: 7 Maret 2015
No Rekam Medik : 593029
II.
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh ada benjolan di perut bagian bawah sejak 8 bulan yang lalu.
Benjolan awalnya kecil, tetapi lama kelamaan makin membesar. Kadangkadang pasien merasakan nyeri pada perutnya, tetapi hal tersebut tidak
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Keluar darah dari kemaluan
disangkal pasien namun pasien mengaku mensruasinya lebih banyak dari
biasanya sejak timbul benjolan di perut. Keluhan sesak disangkal. Mual dan
muntah tidak dirasakan. Gangguan makan juga di sangkal pasien. Pasien juga
menyangkal riwayat demam maupun penurunan berat badan. Gangguan BAK
dan BAB tidak dirasakan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Keluhan serupa disangkal.
- Penyakit benjolan pada payudara disangkal.
- Riwayat penyakit jantung, ginjal, hipertensi, diabetes mellitus, ataupun
asma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat anggota memiliki keluhan serupa disangkal. Riwayat anggota
keluarga memiliki penyakit keganasan disangkal.
Riwayat pengobatan
Pasien pernah memeriksakan dirinya ke spOG 2 tahun yang lalu karena tidak
memiliki anak kemudian dilakukan USG dengan hasil normal dan diberikan
obat-obatan namun pasien lupa jenis dan nama obat tersebut. Saat benjolan
muncul dan disertai nyeri, pasien pernah 2 kali berobat ke dokter spesialis
penyakit dalam dan dirujuk ke spOG.
Riwayat menstruasi :
-
Menarche : 13 tahun
Lamanya : 7 hari
Riwayat Kontrasepsi :
-
Riwayat Perkawinan
- Pasien telah menikah selama 16 tahun, dan ini merupakan pernikahan
pertamanya.
Riwayat Obstetri :
- Pasien mengaku tidak pernah hamil.
STATUS GENERALIS
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran/GCS : Compos Mentis/E4V5M6
c. Tanda vital
- Tekanan darah
: 120/90 mmHg
- Frekuensi nadi
: 90 x/menit
- Frekuensi napas : 20 x/menit
- Suhu
: 36,7oC
d. Kepala/leher
: konjungtiva anemis -/-; ikterik -/e. Thorax
- Inspeksi: retraksi (-)
- Palpasi: pergerakan dinding dada simetris
- Perkusi: sonor +/+, batas jantung dbn
- Auskultasi: C S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-); P
vesikuler +/+ wheezing -/-, rhonki -/-.
STATUS GINEKOLOGI
1. Abdomen :
- Inspeksi
-
2. Genital Eksterna :
Inspeksi : perdarahan pervaginam (-), tanda peradangan (-)
Pemeriksaan Dalam (VT) :
Dinding vagina normal, massa (-). Portio licin, (-), nyeri goyang (-).
Adneksa Parametrium kiri teraba massa, padat, tidak dapat digerakkan,
nyeri (-). Adneksa Parametrium kiri Cavum Douglas dbn. Corpus Uteri
antefleksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Hb :11,3 g/dL
3. HCT : 33,5 %
4. RBC : 3,84
5. WBC : 8,74 /mm3
6. PLT : 378 /mm3
7. HBsAg : -
: Kista Ovarium
Post Operasi
: Kista Ovarium
PENATALAKSANAAN
Laparotomi (kistektomi).
TEMUAN INTRAOPERASI
Laparotomi dilakukan pukul 10.00, 9 Maret 2015
Tampak massa kistik dari adenexa kiri ukuran 8 cm, lengket dengan jaringan
sekitar. Saat dibuka keluar pus.
Penatalaksanaan post op
- IVFD RL 18 tpm
- Cefotaxim 3 x 1 gr
- Metronidazol 3 x 1 fls
- Gentamisin 2 x 80 mg
- Ketorolac 1 amp/8 jam
- Kalnex 3 x 1 gr
- Alinamin 3 x 1 ampul
- Pemeriksaan PA
BAB IV
PEMBAHASAN
Laporan kasus ini membahas mengenai kista ovarium pada seorang wanita usia 40
tahun. Berikut pembahasannya.
Kista ovarium adalah kantong berisi material cair atau semi cair yang
berasal dari ovarium. Kista ini dapat berkembang di berbagai usia, dari masa
neonates sampai post menopause. Kebanyakan kista ovarium muncul selama bayi
dan remaja, dimana periode aktif hormone terjadi.7
Pada pasien ini, dari anamnesis hanya diperoleh benjolan pada perut sejak
8 bulan yg lalu. Terdapat gejala nyeri perut tetapi tidak mengganggu aktivitas
pasien. Pendekatan diagnosis untuk massa intraabdomen harus melibatkan lebih
dari satu sistem tubuh yaitu sistema urogenitalia dan sistema digestivus. Secara
umum, gejala subjektif tidak begitu menonjol dan tidak khas, sehingga massa
intraabdomen tersebut harus mempertimbangkan sistem-sistem yang mungkin
menjadi asal tumor tersebut.
Pada kasus ini gejala dan tanda yang dialami pasien adalah adanya
benjolan di daerah perut bagian bawah yang semakin lama semakin membesar.
Pasien merasakan perut semakin berat dan keras karena semakin membesarnya
kista. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah dan menstruasi yang lebih
banyak dari sebelumnya. Pada kista yang sudah membesar dan sampai menekan
diafragma, biasanya pasien juga mengeluh sesak terutama saat sedang duduk,
namun hal ini tidak terjadi pada pasien di kasus ini.
Pada kista yang berukuran besar sering dikeluhkan penurunan nafsu
makan, namun pada pasien ini tidak ditemukan keluhan tersebut. Pada pasien ini
tidak ada keluhan buang air kecil atau besar yang biasanya ada karena penekanan
oleh kista pada vesika urinaria dan rectum, Hal ini kemungkinan karena posisi
kista pada abdomen yang tidak menyebabkan penekanan sehingga tidak
menimbulkan keadaan tersebut di atas.
pasien ini >10cm dimana resiko keganasan menurun jika ukuran masssa juga kecil
(<10cm).8
Dari tampakan klinis pasien dimana keadaaan umum baik, tidak
didapatkan gejala yang mengganggu dari system lain misalnya gangguan BAB,
BAK, sesak ataupun penuran berat badan dan nafsu makan,mengarahkan massa
tersebut jinak, tetapi hal tersebut tidak menyingkirkan adanya keganasan dimana
diperlukan investigasi lebih lanjut pada pasien ini.
Kecurigaan keganasan pada massa adnexa dapat dievaluasi dengan suatu
system yaitu Relative Malignancy index. Penghitungannya dapat dilihat pada
table di bawah ini:
Nilai batas maksimal CA 125 terukur di darah adalah 35 U/ml. Marker ini
sangat berguna untuk memonitoring wanita dalam terapi kanker ovarium, tetapi
sangat sedikit memberikan informasi untuk tujuan diagnostic. Terdapat berbagai
kondisi yang dapat meningkatkan CA 125, baik karena keganasan ataupun bukan
keganasan.8
Pada pasien dilakukan tindakan kistektomi dan adhesiolisis, tampak massa
kistik dari adenexa kiri ukuran 8 cm, lengket dengan jaringan sekitar. Saat dibuka
keluar pus. Kesan yang didapat dari penemuan intraoperatif ini adalah sebuah
kista ovarium jinak, untuk mengkonfirmasi hal tersebut perlu dilakukan lanjutan
yaitu pemeriksaan patologi anatomi (PA).Pemeriksaan ini perlu dilakukan sebagai
penentuan definitif sifat kista abnormal, apakah jinak atau ganas, dengan
mengambil contoh jaringan secara langsung. Hal ini dilakukan setelah tindakan
operasi.
Penatalaksanaan kista ovarium terdiri dari tindakan operatif dan non
operatif. Penatalaksanaan kista pada kasus ini adalah tindakan operatif, ini sudah
tepat dilakukan. Indikasi tindakan bedah yaitu kista yang tidak menghilang dalam
beberapa kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran demikian besar,
kista yang ditemukan pada wanita yang menopause atau kista yang menimbulkan
rasa nyeri luar biasa dan sampai timbul perdarahan. Pada pasien ini tindakan
operatif juga dipertimbangkan atas dasar keberadaan kista ini sudah mengganggu
pasien yakni adanya rasa tidak nyaman pada perut dan nyeri hilang timbul dan
dari segi ukuran, kista ini berukuran besar sehingga jika tidak dilakukan
pengangkatan, massa kista tersebut akan mendesak organ sekitarnya dan semakin
mengganggu pasien.
BAB V
PENUTUP
Simpulan
Kista ovarium merupakan suatu bentuk tumor pada ovarium yang memiliki
berbagai jenis, baik dari jenis neoplastik maupun non neoplastik.Kista tersebut
dapat tumbuh pada masa apapun dalam kehidupan wanita, termasuk pada masa
post menopause.
Temuan klinis berupa massa intraabdomen perlu dipertimabangkan
system-sistem yang mungkin enjadi asal tumor tersebut sehingga dibutukan
pendekatan diagnosis yang baik, baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
penunjang.
Penatalaksanaan pasien dengan kista ovarii pada masa post menopause ini
sudah tepat, yakni dengan tindakan operatif dikarenakan massa tumor yang besar
dan keberadaaan tumor yang sudah menimbulkan gejala pada pasien.
Temuan kista pada pasien ini dimana pasien dalam masa post menopause,
harus dipikirkan kemungkinan adanya keganasan sehingga jaringan kista pada
temuan intraoperatif sebaiknya di periksa jaringannya melalui pemeriksaan
histopatologi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin
A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 1314
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta,
1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta:
Media Aesculapius. 2000.
4. Medscape
Reference,
Ovarium
Anatomy,
Available
at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3,
Last Update October 3, 2013. Accessed on April 23, 2014.
5. Medscape
Reference,
Ovarian
Cysthttp://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0101, Last
Update August 19, 2013. Accessed on April 23, 2014.
6. Schorge et al. Williams Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic
Oncology Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008
7. Jim Baum. Ovarian Pathology. Illustrated Review of obgyn sonography.
Tersedia dalam http://prosono.ieasysite.com/2.2_gyn_pathology_ovary.pdf
8. Giede. Ovarian cyst in Post-menopausal Women: when to worry. Tersedia
dalam
http://www.stacommunications.com/journals/cme/2007/12-
December%202007/021-Case%20In-Ovarian%20Cysts.pdf
CATATAN PERKEMBANGAN
Waktu
28-052014
10.00
Subjektif
Objektif
Pasien
KU : Baik
dating ke
Kes/GCS
:
poliklinik
CM/E4V5M6
RSUP Vital Sign
NTB
TD
:
120/90 mmHg
dengan
N : 90 x/menit
keluhan
terdapat
RR : 20 x/menit
benjolan
To : 36,5oC
di
perut
Perdarahan aktif
bawah
(-)
yang
Pemeriksaan
semakin
abdomen :
lama
Inspeksi : soefl,
semakin
membesar
tanda peradangan
sejak 4
(-), bekas op (-)
bulan yang
Palpasi : TFU
lalu,
tidak
perdarahan
(-), nyeri
terabaTeraba
perut (-),
massa 10x10 cm
gangguan
di regio
BAK dan
hipogastric
BAB (-).
hingga iliaka
sinistra,
permukaan licin,
dapat
digerakkan,
nyeri tekan (-),
konsistensi
kenyal, ikut
bergerak saat
bernafas (+).
Inspekulo: dbn
Pemeriksaan
Dalam (VT) :
Adneksa Parametrium
kanan teraba massa, padat,
tidak dapat digerakkan,
nyeri (-). Adneksa
Assesment
Rencana
Kistoma
Pemeriksaan
ovarium
Lab
dekstra et
Pendaftaran
sinistra
rencana
operasi
laparotomi
(30-05-2014)
Kons
ultasi
ke
bagian
Penyakit
Dalam
dan
Anastesia
sebelum
operasi
KIE
ibu
dan
keluarga
7-102014
13.00
Benjolan
di
perut
bawah (+),
sesak (-),
perdarahan
(-), nyeri
perut (-),
gangguan
BAK dan
BAB (-).
8-10-
Idem
Pemeriksaan Lab
7-10-14 :
HB: 11,1 g/dl
RBC: 4,99 x 10^6/ L
HCT: 36,3 %
MCV: 72,7 fl
MCH: 22,2 pg
MCHC: 30,6 g/dl
WBC: 8,21 x 103/L
PLT: 419 x 103/L
Idem
KU : Baik
Kes/GCS : CM/E4V5M6
Vital Sign
TD : 110/80 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
To : 36,5oC
Perdarahan aktif (-)
Pemeriksaan
EKG
dbn
X-Ray Thorax dbn
KU : Baik
Idem
Renca
na
operasi
laparotomi
(SO)
ACC
Penyakit
Dalam
dan
Anastesia
KIE :
Menasehati
ibu
agar
makan
dan
minum yang
bergizi
Menganjurkan
ibu istirahat
cukup
Ibu berpuasa
mulai pukul
22.00 WITA
Observasi KU,
2014
09.00
Kes/GCS : CM/E4V5M6
Vital Sign
TD : 130/90 mmHg
N : 96 x/menit
RR : 20 x/menit
To : 36,5oC
VS,
perdarahan
Tindakan
operasi
Laparotomi
(salphyngoooforektomi)
11.00
11.15
11.30
14.30
2 jam post
KU : Baik
laparotomi
Kes/GCS : CM/E4V5M6
(SOS)
Vital Sign
TD : 100/60 mmHg
N : 104 x/menit
RR : 16 x/menit
To : 36,1oC
Urine Output : 25
cc/jam
9-102014
08.00
Nyeri luka
operasi
KU : Baik
Kes/GCS : CM/E4V5M6
Vital Sign
TD : 120/60 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
To : 37,1oC
Idem
Kistoma
ovarii
dekstra
multilokuler
serous
Idem
Hari
pertama
post
laparotomi
(SOS)
Operasi
Dimulai
Dilakukan
tindakan
operasi
Laparotomi
(salphyngoooforektomi
sinistra)
Operasi
Selesai
Observasi KU,
VS,
Perdarahan
dan UO
Terapi :
Ampicillin
1gr/8jam
Tab
Asam
Mefenamat
3x500mg
KIE :
Menganjurkan
ibu istirahat
total
Observasi KU,
VS,
Perdarahan
dan UO
Terapi :
Ampicillin
1gr/8jam
As.Mefenamat
3x1
SF 1x1
KIE :
Menganjurkan
ibu istirahat
cukup
dan
10-102014
08.00
Nyeri luka
operasi
berkurang
KU : Baik
Kes/GCS : CM/E4V5M6
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 18 x/menit
To : 36,5oC
Hari kedua
post
laparotomi
(SOS)
11-102014
Nyeri luka
operasi
berkurang
KU : Baik
Kes/GCS : CM/E4V5M6
Vital Sign
TD : 130/80 mmHg
N : 96 x/menit
RR : 18 x/menit
To : 36,8oC
Hari ketiga
post
laparotomi
(SOS)
mobilisasi
Observasi KU,
VS,
Perdarahan
dan UO
Terapi :
Ampicillin
1gr/8jam
As.Mefenamat
3x1
KIE :
Menganjurkan
ibu istirahat
cukup
dan
mobilisasi
Observasi KU,
VS,
Perdarahan
dan UO
Terapi :
Ampicillin
1gr/8jam
As.Mefenamat
3x1
Pasien boleh
pulang
KIE :
Menganjurkan
ibu istirahat
cukup
Menganjurkan
ibu
untuk
melakukan
kontrol
ke
poliklinik
RSUP-NTB
dan membawa
hasil
pemeriksaan
PA