You are on page 1of 8

Definisi

Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati, temasuk
diantaranya adalah crude palm oil (CPO) dan crude palm kernel oil (CPKO). Produksi utama
minyak yang digolongkan dalam oleokimia adalah asam lemak, lemak alkohol, gliserin, dan
metil ester. Sedangkan Industri oleokimia yaitu industri yang mengolah zat atau bahan yang
berasal dari fraksi minyak atau lemak nabati atau hewani. Pembuatannya dilakukan dengan
cara memutus struktur trigliserida dari minyak atau lemak tersebut menjadi asam lemak dan
gliserin, atau memodifikasi gugus fungsi karbosilat dan hidroksilnya, baik secara kimia,
fisika, maupun biologi
Saat ini, telah dilakukan pengembangan dan penggunaan minyak tumbuhan sebagai
bahan bakar. Minyak tumbuhan tersebut dikonversikan menjadi bentuk metil ester asam
lemak yang disebut biodiesel. Di Indonesia, penelitian dilakukan oleh Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS), Medan dan telah berhasil mengembangkan biodiesel dari CPO dan
RBDPO (Fauzi, 2006).
Industri oleokimia adalah industri antara yang berbasis minyak kelapa sawit (CPO)
dan minyak inti sawit (PKO). Dari kedua jenis produk ini dapat dihasilkan berbagai jenis
produk antara sawit yang digunakan sebagai bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk
kategori pangan ataupun non pangan. Diantara kelompok industri antara sawit tersebut salah
satunya adalah oleokimia dasar (fatty acid, fatty alcohol, fatty amines, methyl esther,
glycerol). Produk-produk tersebut menjadi bahan baku bagi beberapa industri seperti farmasi,
toiletries, dan kosmetik. Fatty alcohol sebagian besar digunakan untuk produksi deterjen
sebesar 48% dan pembersih kemudian disusul oleh penggunaan sebagai bahan antioksidan
sebesar 11%. Sedangkan gliserin banyak digunakan antara lain untuk sabun, kosmetik dan
obat-obatan yang mencakup 37 % dari total konsumsi material ini. Kelompok produk lainnya
yang cukup banyak menggunakan gliserin adalah Alkyd resin dan makanan masing-masing
13 dan 12% (Samardi, 2009 ).
Oleokimia terdiri atas asam lemak, meliester lemak, alkohol lemak, amina lemak, dan
gliserol. Produk-produk turunannya berupa sabun batangan, detergen, sampo, pelembut,
kosmetik, bahan tambahan untuk industri plastik, karet, dan pelumas. Dalam perdagangan
dikenal dua jenis oleokimia, yaitu oleokimia alami dan oleokimia buatan. Oleokimia alami
diperoleh dari minyak nabati atau minyak hewani sedangkan oleokimia buatan dapat
diperoleh dari minyak bumi (petrokimia), seperti propilena (Anderson 1999).

Gambar 1 Skema bahan baku oleokimia dan turunannya (Sulistyono 2008).

Sedangkan secara skematis perubahan minyak atau lemak menjadi produk


oleokimia dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Diagram Alur Oleokimia

Klasifikasi Oleokimia
Oleokimia dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1

Oleokimia dasar
Oleokimia dasar terdiri atas fatty acid, fatty methylester, fatty alcohol, fatty amine, dan

gliserol. Industri Oleokimia dasar (Basic Oleochemica/s) dimulai dari suatu proses yang
dinamakan Splitting atau Hydrolysis. Dalam proses hidrolisis, trigliserida dari minyak lemak
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol dengan adanya air. Asam lemak dan gliserol inilah
merupakan "basic building blocks" dari proses.
2

Oleokimia turunannya atau produk hilirnya

Produk-produk turunannya antara lain adalah sabun batangan, detergen, sampo,


pelembut, kosmetik, bahan tambahan untuk industry plastic, karet, dan pelumas. Salah salu
produk turunan penting dari industri Oleokimia yang banyak digunakan di industri makanan
& minuman adalah Fatty Esters. Kebanyakan Fatty Esters termasuk dalam kelas surfactant
jenis nonionic yang juga mempunyai aplikasi yang luas di bidang industri lainnya selain
industri makanan & minuman, seperti personal care, plastics, lubricants, dll.
1

Fatty Esters - Kimia dasar

Fatty Esters merupakan hasil reaksi antara sebuah carboxylic acid dengan sebuah
alcohol. Fatty Esters mempunyai formula R1COOR2, dimana R1 dan R2 merupakan Carbon
Chain dengan panjang atom yang berbeda-beda sesuai dengan fatty acid dan alcohol yang
digunakan. R1 merupakan sebuah fatty group yang berasal dari minyak, lemak ataupun
turunan lemak yang umumnya terdiri dari straight carbon chain dengan jumlah carbon atom
yang genap, dimulai dari C6 hingga C22 dan dapat terdiri dari saturated maupun unsaturated
bonds. R2 pada umumnya adalah sebuah alkyl group seperti methyl, stearyl dan dapat pula
berasal dari monohydric, dihydric, trihydric atau polyhydric alcohol seperti butanol, octanol,
ethylene glycol, glycerol dan sorbitol. Efisiensi proses produksi Fatty Esters sangat
tergantung kepada ketepatan pilihan dalam penggunaan katalis serta dipisahkannya air yang
dihasilkan oleh reaksi tersebut. Fungsi dari Fatty Esters di dalam industry makanan dan
minuman adalah sebagai emulsifier. Beberapa contoh aplikasi Fatty Esters di dalam produk
makanan minuman adalah di dalam produk-produk seperti bakeries & cookies, chocolate
products, snacks, nutritional foods, instant cream, topping & whippings dan flavour
compounds. Quality Control serta kualitas produk yang baik merupakan kunci keberhasilan
pemasaran produk Fatty Esters, dimana secer" komersial margin keuntungan yang ada
masih sangat potensial.
2. GMS (Glyceryl Monostearate) - produk Fatty Esters turunan dari kelapa sawit
Salah satu produk Fatty Esters turunan dari Industri Oleokimia berbasis kelapa sawit
adalah GMS atau Glyceryl Monostearate. GMS merupakan produk yang dihasilkan dari

reaksi antara stearin minyak kelapa sawitlasam stearat dengan Glycerine. Beberapa fungsi
dan aplikasi GSM dalam industri makanan & minuman adalah sebagai berikut :
- Sebagai emulsifying agent dalam industri bakery.
Sebagai stabilizer dalam coffee creamer.
- Sebagai dispersing agent dalam margarine.
- dll.
3. Produk Fatty Esters turunan kelapa sawit lainnya.
Produk Fatty Esters turunan kelapa sawit yang cukup penting lainnya adalah Glyceryl
Mono oleate atau GMO serta Medium Chain Triglycerides atau MCT. GMO merupakan hasil
reaksi antara asam oleat dengan Glycerine. GMO penting digunakan sebagai emulsifier
didalam campuran yang merupakan emulsi " water in oil ". MCT merupakan hasil reaksi
antara Caprylic Capric Acid dengan glycerine dan banyak digunakan dalam aplikasi di
industri flavour serta health & nutritional food.
Sumber Oleokimia
Oleokimia merupakan senyawa turunan minyak lemak yang dihasilkan melalui proses
kimia. Minyak atau lemak secara umum merupakan trigliserida yang mengandung gliserol
dan asam lemak baik jenuh maupun tidak jenuh. Dalam industri oleokimia, dengan proses
kimia struktur minyak tersebut dipecah menjadi struktur lain seperti asam lemak, gliserol,
ester lemak dan juga alcohol lemak. Sebagai sumber minyak dan lemak, dalam perdagangan
dikenal 2 jenis sumber oleokimia, yaitu :
1

Oleokimia alami
Oleokimia alami diperoleh dari minyak nabati atau lemak hewan, maupun binatang
dari laut, dan bersifat mudah terurai. Minyak lemak alami yang berasal dari lautan adalah
sperm oil, dan minyak sarden (sarden Oil). Minyak lemak yang berasal dari hewan adalah
lemak hewan. Tumbuhan merupakan sumber minyak terbesar, dimana di dunia ini terdapat
banyak jenis tumbuhan yang mengandung minyak yang tersebar di bagian tanaman. Sebagai
sumber minyak, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua yaitu plant oil yang antara lain terdiri
dari minyak kelapa dan minyak sawit serta seed oil. Seed oil dapat dihasilkan dari biji-biji
tanaman seperti biji kedelai, biji lobak, biji bunga matahari, biji kapas, kacang dan Lin seed.
Minyak sawit yang dihasilkan dari tandan segar buah sawit dibagi menjadi dua yaitu
Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). CPO dihasilkan dari daging buah kelapa
sawit sedangkan dari bagian kemel buah sawit dihasilkan PKO. CPO dapat diolah lebih lanjut
menjadi minyak sawit yang digunakan sebagai minyak goreng. Selain itu minyak sawit dari
CPO beserta PKO dan coconut oil dapat menghasilkan asam lemak atau turunannya yang
banyak diaplikasikan pada makanan, sabun ataupun kosmetik.

Oleokimia buatan
Oleokimia buatan diperoleh dari minyak bumi (petrokimia) seperti, propilen dan
etilen yang bersifat tidak mudah terurai. Tidak semua produk oleokimia dapat disubstitusi
oleh produk petrokimia. Hanya gliserol dan fatty alcohol yang dapat disubstitusi
menggunakan propilen dan etilen sebagai bahan baku.
Proses Pembuatan Asam Lemak dan Gliserol melalui Splitting
Hidrolisis CPO dengan H2O
Hidrolisis CPO dengan H2O merupakan metode yang umum dipakai untuk
menghasilkan asam lemak. Air memecah gugus alkil dalam trigliserida menjadi asam lemak
dan gliserol pada proses hidrolisis minyak (fat splitting). Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
CH2RCOO
CH2OH
CHRCOO

+ 3 H2O

CH2RCOO
trigliserida

CHOH

3 RCOOH

CH2OH
air

gliserol

asam lemak

Reaksi ini dilakukan pada suhu 240 oC 260 oC dan tekanan 45 50 bar. Pada proses
ini derajat pemisahan mampu mencapai 99%. Hal yang membuat proses ini kurang efisien
adalah karena proses ini memerlukan energi yang cukup besar dan komponen-komponen
minor yang ada di dalamnya seperti -karoten mengalami kerusakan.
Hidrolisis CPO secara Enzimatik
Hidrolisis CPO secara enzimatik dilakukan dengan cara immobilized enzim lipase.
Pada proses ini, kebutuhan energi yang diperlukan relatif kecil jika dibandingkan dengan
proses hidrolisa CPO dengan H2O pada suhu dan tekanan tinggi. Pada proses ini, pemakaian
enzim lipase dilakukan dengan cara berulangulang (reuse), karena harga enzim lipase yang
sangat mahal. Reaksi yang terjadi pada proses hidrolisa secara enzimatik adalah sebagai
berikut :

Reaksi ini dilakukan pada kondisi optimum aktifitas enzim lipase yaitu pada suhu 35
C dan pH 4,7-5. Derajat pemisahan pada proses ini mampu mencapai 90% (Sulistyono
2008).
o

Penggunaan Oleokima Dalam Industri Polimer.


Turunan lemak dan minyak dalam industri polimer dapat dimanfaatkan sebagai
monomer pembentuk bahan polimer maupun sebagai bahan tambahan untuk memperbaiki
sifat polimer tersebut termasuk memperbaiki permukaan maupun memperkuat ketahanan
polimer. Asam lemak tidak jenuh seperti oleat (C18:1), linoleat (C18:2) maupun risinoleat (C18:1OH) telah dikembangkan untuk dioksidasi menjadi asam azelat (Reck, 1984; Brahmana, 1994).
Demikian juga dari asam lemak tidak jenuh melalui oksidasi dapat dihasilkan
senyawa poliol yang banyak digunakan sebagai monomer pembentuk polimer seperti polieter,
poliester dan poliuretan. Sebagai bahan tambahan penggunaan oleokimia dapat digunakan
sebagai : slip agent, pelumas, plastisizer dan stabilizer, anti static agent, katalis dan
emulsifier.
Bahan anti slip (slip agent) yang biasanya digunakan adalah amida asam lemak C8C22 seperti dilakukan pada pembuatan plastik film poliolefin (polietilen dan polipropilen)
yang digunakan untuk membungkus bahan makanan, fungsinya, membuat permukaan resin
tersebut licin dan tidak terjadi penggumpalan. Senyawa amida asam lemak tersebut yang
digunakan biasanya adalah amida asam lemak primer yang dapat dihasilkan melalui amidasi
asam lemak. Bis-amida dan amida sekunder banyak digunakan sebagai pelumas pada proses
pembuatan plastik. Pelumas pada plastik ada yang berupa pelumas internal dan eksternal
(Reck, 1984).
Disamping penggunaan sebagai pelumas, bahan oleokimia ini juga digunakan
sebagai plastisizer dan stabilizer. Plastisizer dan stabilizer yang banyak digunakan adalah
turunan epoksi dari minyak tidak jenuh. Plastisizer ini berfungsi untuk membuat plastik
menjadi lunak dalam percetakan serta membantu emulsifier dalam mengendalikan kekentalan
plastik untuk lebih mudah membentuknya. Akan tetapi senyawa epoksi tersebut disamping
berfungsi sebagai plastisizer juga sebagai stabilizer, sehingga apabila plastik itu terkena
cahaya panas tidak terdegradasi (Reck,1984)

TUGAS MATA KULIAH

UTILITAS

OLEOKIMIA

Disusun oleh
Rizal Aghni Pakarti / 121130002

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015

Daftar pustaka

Anderson A, J. 1999. Refining Oils and Fats for Edible Purposes. New York: Pegamon Press
Brahmana, H. R., (1994) Sintesis alkil ester dari ester sellulosa turunan asam lemak kelapa
sawit (CPO) dan inti kelapa sawit (CPKO) dengan natrium sellulosa Pinus Merkusi
Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Medan.
Fauzi S. 2006. Teknologi Oleokimia. Medan: Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Rafi, M. Dkk, 2011 MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA I INDUSTRI
OLEOKIMIA, Universitas Riau, Pekanbaru
Reck,R.A., (1984) Marketing and Economics of oleo chemicals to the plastic Industry,
Am.oil chem. Soc.Sariisik N.O.M., (2002)., Using and properties biofibers based on chitin
and chitosan on Medical,Textile. Engineering Department, Turkey
Samardi A. 2009. Oleokimia. [terhubung berkala].
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16124/Chapter%.pdf*
Sulistyono I. 2008. Prarancangan Pabrik Asam Lemak dari Minyak Sawit [skripsi]. Surakarta:
Universitas Muhamadiyah Surakarta.

You might also like