Professional Documents
Culture Documents
Fisiologi Pleura
Pleura berperan dalam sistem pernapasan melalui tekanan pleura yang
ditimbulkan oleh rongga pleura. Tekanan pleura bersama tekanan jalan napas akan
menimbulkan
tekanan
transpulmoner
yang
selanjutnya
akan
memengaruhi
pengembangan paru dalam proses respirasi. Pengembangan paru terjadi bila kerja otot
dan tekanan transpulmoner berhasil mengatasi rekoilelastik (elastic recoil) paru dan
dinding dada sehingga terjadi proses respirasi. Jumlah cairan rongga pleura diatur
keseimbangan Starling yang ditimbulkan oleh tekanan pleura dan kapiler, kemampuan
sistem penyaliran limfatik pleura serta keseimbangan elektrolit.Ketidakseimbangan
komponen-komponen gaya ini menyebabkan penumpukan cairan sehingga terjadi
efusi pleura.
Tekanan Cairan Pleura
Tekanan pleura secara fi siologis memilikidua pengertian yaitu tekanan cairan
pleura dan tekanan permukaan pleura.Tekanan cairan pleura mencerminkan dinamik
aliran cairan melewati membran dan bernilai sekitar -10 cmH2O. Tekanan permukaan
pleura mencerminkan keseimbangan elastik rekoil dinding dada ke arah luar dengan
elastik rekoil paru ke arah dalam. Nilai tekanan pleura tidak serupa di seluruh
permukaan rongga pleura; lebih negatif di apeks paru dan lebih positif di basal paru.
Perbedaan bentuk dinding dada dengan paru dan faktor gravitasi menyebabkan
perbedaan tekanan pleura secara vertikal; perbedaan tekanan pleura antara bagian
basal paru dengan apeks paru dapat mencapai 8 cmH2O. Tekanan alveolus relatif rata
di seluruh jaringan paru normal sehingga gradien tekanan resultan di rongga pleura
berbeda pada berbagai permukaan pleura. Gradien tekanan di apeks lebih besar
dibandingkan basal sehingga formasi bleb pleura terutama terjadi di apeks paru dan
merupakan penyebab pneumotoraks spontan. Gradien ini juga menyebabkan variasi
distribusi ventilasi.Pleura viseral dan parietal saling tertolak oleh gaya potensial
molekul fosfolipid yang diabsorpsi permukaan masing-masing pleura oleh mikrovili
mesotel sehingga terbentuk lubrikasi untuk mengurangi friksi saat respirasi. Proses
tersebut bersama tekanan permukaan pleura, keseimbangan tekanan oleh gaya
Starling dan tekanan elastik rekoil paru mencegah kontak antara pleura viseral dan
parietal walaupun jarak antarpleura hanya 10 m. Proses respirasi melibatkan tekanan
pleura dan tekanan jalan napas. Udara mengalir melalui jalan napas dipengaruhi
tekanan pengembangan jalan napas yang mempertahankan saluran napas tetap terbuka
serta tekanan luar jaringan paru (tekanan pleura) yang melingkupi dan menekan
saluran napas. Perbedaan antara kedua tekanan (tekanan jalan napas dikurangi
tekanan pleura) disebut tekanan transpulmoner. Tekanan transpulmoner memengaruhi
pengembangan paru sehingga memengaruhi jumlah udara paru saat respirasi.
Efusi Pleura
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan di dalam rongga pleura akibat
transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Rongga pleura
adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru- paru dan rongga
dada, diantara permukaan viseral dan parietal. Dalam keadaan normal, rongga pleura
hanya mengandung sedikit cairan sebanyak 10-20 ml yang membentuk lapisan tipis
pada pleura parietalis dan viseralis, dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan
antara permukaan kedua pleura pada waktu pernafasan. Jenis cairan lainnya yang bisa
terkumpul di dalam rongga pleura adalah darah, nanah, cairan seperti susu dan cairan
yang mengandung kolesterol tinggi. Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit,
akan tetapi merupakan tanda suatu penyakit.
pembuluh limfe. Oleh karena itu, efusi pleura dapat terjadi apabila terjadi peningkatan
pembentukan cairan (dari kapiler, interstitial, dan peritoneal) atau saat terjadi
penurunan drainase limfatik.
emboli
pulmonal,
pulmonalis
kegagalan
jantung
kiri),
tekanan
negatif
intrapleura(atelektasis).
Ada tiga faktor yang mempertahankan tekanan negatif paru yang
normal ini. Pertama, jaringan elastis paru memberikan kontinu yang
cenderung menarik
permukaan pleura viseralis dan pleura parietalis yang saling menempel itu
tidak dapat dipisahkan, sehingga tetap ada kekuatan kontinyu yang cenderung
memisahkannya. Kekuatan ini dikenal sebagai kekuatan negatif dari ruang
pleura
Faktor utama kedua dalam mempertahankan tekanan negatif intra
pleura menurut Sylvia Anderson Price dalam bukunya Patofisiologi adalah
kekuatan osmotic yang terdapat di seluruh membran pleura. Cairan dalam
keadaan normal akan bergerak dari kapiler di dalam pleura parietalis ke ruang
Pada CHF efusi pleura biasanya terjadi akibat edema pulmonal. Saat
terjadi edema pulmonal maka volume vena pulmonalis akan meningkat.
Peningkatan tekanan hidrostatik vena mengakibatkan terjadinya transudasi ke
rongga pleura.
b. Pericardial Disease
Pada perikarditis konstriktif tekanan darah sistemik dan tekanan darah
pulmonal akan meningkat akibat kongesti vena pulmonal dan sistemik.kongesti
vena pulmonal dan sistemik terjadi karena berkurangnya fungsi diastolic pada
perikarditis konstriktif.
c. Hepatic Hydrothorax (Sirosis Hepatis)
Efusi pleura pada pasien sirosis dan asites terjadi karena mekanisme
penurunan tekanan onkotik plasma serta adanya kebocoran diafragma.Albumin
yang memegang peranan penting dalam mempertahankan tekanan onkotik plasma
disintesis di hati. Ketika hati mengalami sirosis maka produksi albumin juga akan
menurun. Keadaan hipoalbumin di dalam plasma menyebabkan tekanan onkotik
plasma menurun.Hal ini mengakibatkan terjadinya transudasi cairan ke rongga
rongga tubuh, seperti rongga peritoneal, rongga pleura, ataupun ruang interstitial.
Transudasi
cairan
ke
rongga
pleura
menyebabkan
terjadinya
efusi