Professional Documents
Culture Documents
The amount of adsorbent required for effective removal cannot be universally determined for all waters from a
single equation. However, for any given system, experimental data are easily plotted on a semilogarithmic graph,
producing a straight line. This graph is known as the Freundlich isotherm in Fig. below. An equation unique to a
given system can be determined from the graph and then used for dosage adjustment
Complexing Agents
A complex is a species formed by the association of two or more simpler species, each capable of independent
existence. When one of these species is a metal ion, the resulting entity is known as a metal complex. Complexing
agents are called ligands (or sequestrants or chelants) that act as an electron donor in a complex reaction. The
ligand must have at least one pair of electrons to donate to the metal ion, forming a shared electron pair bond
(coordinate covalent bond).
A characteristic feature of such a complex is that the metal ion occupies a central position in the matrix.
A ligand with one electron pair donor site is an undentate ligand. An example is ammonia (NH3) as shown in Fig.
below. The water molecule (H2O) is shown as a ligand. A bidentate ligand has two electron pair donor sites, such
as ethylenediamine (NH2CH2CH2NH2).
11Apr16
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk kualitas air : kation-kation yang ada di dalam air; hubungan
antara pH dan alkalinitas; kelarutan mineral dan konsep oksidasi dan reduksi.
Komposisi beberapa air limbah tergantung pada jenis dari operasional pabrik dari air yang digunakan.
Logam berat Zn dan Cu ada dalam limbah pabrik plating; senyawa-senyawa organik ada dalam buangan
pengolahan limbah; dan fluorida sebagai anion atau kompleks anion dalam limbah pabrik gelas/kaca.
pH dan alkalinitas
Hubungan antara bentuk alkalinitas sebagai fungsi pH dapat ditentukan dengan persamaan sederhana.
Informasi ini dapat membantu mendiagnosa peralatan pengukuran pH dan sebagai alat cek apakah
pengukuran pH nya sesuai berdasarkan alkalinitasnya.
pH air
pH merupakan simbol dasar untuk pengolahan air sehingga pemahaman tentang pengaruh pH pada sistem
air yang akan diolah adalah penting.
Satuan kesadahan adalah mg/L CaCO3 atau mg/L atau ppm saja.
Parameter seperti CO2 terlarut, ion karbonat dan bikarbonat dapat mempengaruhi keasaman atau
alkalinitas air.
Ada kesetimbangan antara pH dan alkalinitas seperti gambar di bawah, karena selalu ada CO2 ekses
terlarut di dalam air.
Jumlah CO2 terlarut di dalam air tergantung nilai pH dan
alkalinitas. Dala grafik menunjukkan bahwa rasio
karbondioksida terhadap alkalinitas total (M) sebagai fungsi
pH.
Ex. at pH 6.9, the ratio of CO2 to total (M) alkalinity is 0.3. If the total alkalinity is 150 mg/L as CaCO3, then
the CO2 concentration is 45 mg/L as CaCO3. Dengan menggunakan faktor konversi 1,14; kita dapat
menentukan konsentrasi CO2 sebagai CO2.
11Apr16
Kesetimbangan antara pH, alkalinitas dan CO2 tergantung suhu, tekanan parsial CO2 dan total alkalinitas.
Hubungan antara pH, CO2 dan alkalinitas menggambarkan kondsi umum dari air. Selain itu, perlu
mengetahui jumlah individu spesies alkalinitas di dalam air.
Banyak air sumur memiliki konsentrasi CO2 terlarut yang tinggi. Dalam hal ini, meskipun air memiliki
alkalinitas yang tinggi, tapi pH nya rendah. Grafik di bawah menggambarkan bahwa rasio CO2 terhadap
total alkalinitas naik, pH air akan turun.
Reaksi :
2.
1.
3.
11Apr16
Karakteristik Surfacewater
1.
Temperatur sering berubah.
2.
Konsentrasi TDS lebih rendah pada lokasi
yang hampir sama.
3.
Gas-gas terlarut selalu ada karena airnya
selalu kontak dengan udara, tetapi tidak
sampai berlebihan.
4.
Alkalinity dan pH tergantung musim,
endapannya dan runoff.
5.
Ion-ion logam dalam bentuk oksida logam
dari limbah industri sering ada dalam
surfacewater.
6.
TSS dan turbidity lebih tinggi.
11Apr16
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SILIKA
Silika ada dalam hampir semua mineral dalam
konsentrasi 1 100 mg/L sebagai SiO2.
Silika bisa larut. Tapi sering dalam bentuk koloid.
Ada kesetimbangan antara silika dalam bentuk
koloidal dan anion bisilikat (HSiO3-).
Karena kompleksitasnya ini, sulit untuk
memprediksi kelarutan silika pada konsentrasi air
yang tinggi (pekat).
Istilah silika koloid (colloidal silica) sering dipakai,
tapi dapat membingungkan. Karena, rantai
polimer silika kecil dapat terbentuk dalam
larutan. Gugus polimer yang paling besar
mungkin tidak dapat terukur bila analisis silika
terlarut dengan metode molybdate-reactive.
11Apr16
Kalsium
Membentuk kerak.
Magnesium
Bikarbonat
(alkalinitas)
Klorida
Silika
Sulfat
ALUMINUM
Meskipun Al3+ persentasenya tinggi dalam kerak
bumi, sebagai penyusun utama berbagai mineral
dan clay, kelarutannya di dalam air sangat
lambat sehingga tidak begitu diperhatikan.
Akan tetapi, di dalam industri, sisa-sisa
pengendapan aluminum dari clarifier
menyebabkan deposit, khususnya dalam cooling
system yang menggunakan fosfat sebagai
pengontrol korosi.
Keberadaan alumina disebabkan adanya residu
koloidal dari alumina (Al2O3) dari koagulasi air,
bila alum atau natrium aluminat digunakan
sebagai koagulan. Bila residunya mengeras, dpt
dihilangkan dg memperbaiki filtrasinya
FOSFAT
The distribution as affected by pH is shown in Fig.
Phosphate can be reduced to very low levels by treatment
with alum, sodium aluminate, or ferric chloride, which causes
formation of insoluble aluminum phosphate or iron phosphate.
It can also be precipitated with lime at pH greater than 10 to
produce residuals less than 2 to 3 mg/L in the form of
hydroxyapatite in a hot process system, the residuals would
be less than 0.5 mg/L.
These phosphate precipitates are often colloidal, and
filtration is required to achieve low residuals.
PHOSPHATE SPECIES
The following species in the system involving Mg2+, PO43-, NH4+
aqueous solutions can be formed, when the pH is varied,: H3PO4,
H2PO4- , HPO42- , MgOH+ , MgNH4PO4 , MgPO4- , MgH2PO4+ and
MgHPO4. Polynuclear species can also be formed when the total
concentration of phosphate is increased, although the kinetics of
their formation is slow at 25C. Fig. Shows the main magnesium
and phosphate species as a function of their total concentration in
the system MgNH3H3PO4 (1 mol/L) at 60C, plotted against the
pH.
11Apr16
11Apr16