Professional Documents
Culture Documents
Comparison of Chest X-Ray Findings of Smear Positive and Smear Negative Patients
with Pulmonary Tuberculosis
Pembimbing :
Disusun oleh:
Faraida Jilzani
1410221045
1410221041
SMF RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2015
LEMBAR PENGESAHAN
JOURNAL READING
Comparison of Chest X-Ray Findings of Smear Positive and Smear Negative Patients
with Pulmonary Tuberculosis
Disusun oleh :
Faraida Jilzani
1410221045
1410221041
Referat ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian
kepaniteraan klinik di bagian radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Mengetahui,
Pembimbing
Comparison of Chest X-Ray Findings of Smear Positive and Smear Negative Patients
with Pulmonary Tuberculosis
Abstrak
a. Latar belakang
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis paru yang telah menyerah sepertiga
penduduk di dunia. Setiap tahunnya timbul sembilan juta kasus tuberkulosis baru dan
menyebabkan dua juta kematian per tahun. Pemeriksaan radiografi toraks dan
pewarnaan basil tahan asam Ziehl-Neelsen secara signifikan membantu diagnosis
tuberkulosis paru. Radiografi toraks dapat membantu diagnosis tuberkulosis pada
pasien dengan hasil pewarnaan negatif yang pada umumnya sering terlambat
didiagnosis.
b. Objek penelitian
Pada penelitian ini, hasil temuan radiografi toraks dibandingkan pada dua grup yaitu
grup pewarnaan negatif dan pewarnaan positif.
c. Pasien dan metode
Pada studi deskriptif-analitik retrospektif ini, 376 pasien yang telah dikonfirmasi
menderita tuberkulosis paru diteliti oleh Birjand Health Care Center sejak tahun 2001
hingga 2006. Dari 376 pasien, dipilih 100 pasien berdasarkan kriteria WHO dengan
hasil pewarnaan positif. Sebagai tambahan, dari pasien dengan hasil pewarnaan
negatif dipilih 100 pasien yang memiliki karakteristik demografi mirip dengan pasien
pewarnaan positif. Seluruhnya telah dilakukan pemeriksaan radiografi toraks yang
diinterpretasikan oleh dua orang spesialis radiologi secara independen. Disamping itu,
semua pasien juga dilakukan pemeriksaan laboratorium sputum. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis berdasarkan tabel distribusi frekuensi rata-rata dan statistik
deskriptif menggunakan SPSS (versi 15) dan uji statistik chi square.
d. Hasil
Selain gambaran infiltrat retikulo-nodular, ditemukan frekuensi relatif gambaran lain
pada radiografi toraks pasien pewarnaan positif ternyata lebih banyak daripada pasien
dengan pewarnaan negatif. Hanya ditemukan perbedaan pada variabel kalsifikasi,
pelebaran mediastinum, infiltrat berbentuk patch, dan adenopati hilus yang bermakna
secara statistik (P<0,05)
e. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi ini, walaupun pemeriksaan radiografi bukan merupakan suatu
modalitas diagnostik pada tuberkulosis paru, namun pemeriksaan ini dapat
membenatu dalam diagnosis bersama-sama dengan pewarnaan sputum dan gejala
klinis.
Latar Belakang
Tuberkulosis adalah infeksi paru kronik yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium. Penyakit ini menyebabkan lebih dari 30% dari seluruh angka kematian pada
abad ke 19 dan abad ke 20 dan baru-baru ini menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Setiap
tahunnya timbul sembilan juta kasus baru dan dua juta kematian. Tuberkulosis adalah agen
infeksi kedua paling fatal di dunia kedua setelah AIDS. 80% dari seluruh pasien tuberkulosis
bertempat tinggal di 22 negara terutama negara berkembang. Telah diiperkirakan lebih dari
satu miliar orang yang terinfeksi tuberkulosis pada tahun 2020 dan jumlah pasien akan
mencapai 200 juta. Selain itu, satu juta kematian akan terjadi akibat tuberkulosis. Saat ini, 30
juta orang telah terinfeksi tuberkulosis dan diperkirakan hampir 300 juta orang telah
terkontaminasi dan sekitar 90 juta orang akan terjangkit tuberkulosis dalam 10 tahun
berikutnya.
Prevalensi tuberkulosis menurun sampai 5% hingga tahun 1995 namun lima tahun
berikutnya prevalensi ini meningkat mencapai 15,8%. Saat ini tuberkulosis yang berkaitan
dengan AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di Asia, Afrika,
dan Amerika latin. Sejak itu, penyakit ini disebut sebagai kegawatdaruratan oleh WHO pada
tahun 1993.
Metode terbaik dan paling definitif dalam mendiagnosis tuberkulosis paru adalah
pulasan sputum dan pewarnaan Ziehl-Neelsen dengan beberapa uji berturut-turut. Dalam
beberapa dekade terakhir, terkait adanya perbedaan dan peningkatan jumlah teknik diagnosis,
tuberkulosis paru dengan pulasan positif meningkat. walaupun tuberkulosis negatif telah
berkurang secara signifikan, sejumlah besar kasus masih berada pada grup ini. Sebagai
contoh di Iran, tuberkulosis dengan pulasan positif meningkat dari 3980 menjadi 5430 kasus
dari tahun 1992 sampai 1996 (7 per 100.000 banding 8,9 per 100.000) dan tuberkulosis
pulasan negatif berkurang dari 13182 kasus menjadi 6081 kasus (2,31 per 100.000 banding
10 per 100.000).
Dalam studi yang dilakukan di Iran pada 1996, 11,25 per 100.000 tuberkulosis
pulasan positif dan 6,62 per 100.000 pulasan negatif dan 2,72 per 100.000 tuberkulosis
ekstrapulmoner ditemukan di Birjand, Khroasan selatan, yang berada pada posisi ketiga
setelah Systan-baluchestan dan Provinsi Golestan. Sejak ditemukan masing-masing
tuberkulosis pulasan negatif dapat mengkontaminasi dua orang setiap tahunnya, diagnosis
tuberkulosis secara cepat menjadi sama pentingnya dengan tuberkulosis pulasan positif. Pada
tuberkulosis pulasan negatif bahkan pulasan positif , perubahan radiologis dari foto toraks
sangat membantu dalam menentukan diagnosis. Walaupun beberapa temuan gambaran
radiografi toraks, termasuk infiltrat bentuk noduler atau bercak (patchy) pada pars posterior
lobus superior atau pada segmen anterior lobus inferior khususnya pada keterlibatan segmen
bilateral paru dan terkait dengan kavitas, bukan merupakan temuan spesifik untuk pada
tuberkulosis paru.manifestasi klinik dan penemuan epidemiologis lebih merupakan suatu
penentu diagnostik. Secara umum, temuan radiografi toraks pada pasien tuberkulosis paru
sekunder adalah sebagai berikut; bronkiektasis, konsolidasi, bercak, kavitas, dan TB miliar.
Objektif
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan temuan radiografi toraks yang terlihat
pada pasien tuberkulosis dengan pulasan positif dan pasien tuberkulosis dengan pulasan
negatif
Subjek penelitian dan metode
Pada penelitian deskriptif analitik retrospektif, sebanyak 376 pasien yang telah
dikonfirmasi tuberkulosis paru berada di rumah sakit Birjand health care center dari tahun
2001 sampai 2006. Selain dari 376 pasien tersebut, sebanyak 100 pasien dengan BTA positif
ditentukan berdasarkan kriteria who. Selain itu, diantara pasien dengan BTA negatif, 100
pasien dipilih sebagai grup kontrol, dimana pasien-pasien ini memiliki kemiripan
karakteristik demografi dengan pasien BTA positif.
Berdasarkan kriteria who, BTA positif didefinisikan dengan minimal 2 hasil tes
sputum yang positif atau 1 BTA positif yang disertai dengan salah satu kultur sputum positif
atau gambaran radiografi yang sesuai dengan tb paru. Negatif smear PTB adalah
dikonfirmasi perubahan radiografi ketika positif yang kompatibel untuk PTB telah terdeteksi
dan terlepas dari 10-14 terapi antibiotik spektrum yang luas hari, tidak ada perubahan dalam
keadaan umum pasien tercatat dari siapa dua negatif BTA seri diambil dengan setidaknya dua
minggu interval dan di setiap sesi, tiga sampel diperiksa dan semua sampel negatif untuk
asam bacillus cepat. Selain itu, BTA negatif PTB didefinisikan ketika seorang pasien yang
sakit parah dengan perubahan radiografi di mendukung lesi PTB (keterlibatan jaringan
interstitial atau milier TB) menunjukkan dua sampel negatif untuk bacillus cepat asam.
Dokter kemudian memutuskan untuk memulai pengobatan anti-TB pada pasien dengan BTA
negatif awalnya dan dahak yang positif. Semua dari para pasien menjalani radiographies
dada yang kemudian ditafsirkan oleh dua ahli radiologi ahli independen. Selain itu, dahak
semua pasien 'diperiksa oleh seorang teknisi laboratorium ahli di referensi laboratorium dari
pusat kesehatan. Data yang diperoleh adalah dianalisis dengan cara dari tabel distribusi
frekuensi dan statistik deskriptif menggunakan SPSS versi 15 for Windows (SPSS Inc,
Chicago, Ill, USA) dan uji Chi-square digunakan untuk analisis statistik. P-nilai-nilai kurang
dari 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil
Dari 200 pasien yang diteliti, kebanyakan merupakan penduduk Iran (97%), 63,5%
adalah wanita dan 59% kasus terdapat di daerah urban. Distribusi umur yaitu 15,5%, 45%,
dan 39,5% dengan kelompok umur 1-13 tahun, 14-55 tahun, dan >55 tahun. Usia rata-rata
pada pasien wanita adalah 50,88 22,22 tahun dan pada pasien pria adalah 49,11 22,82
tahun (P=0,57), 48,31 22,41 tahun pada pasien dengan pulasan positif dan 51,66 21,52
tahun pada pasien dengan pulasan negatif (P=0,28).
Empat puluh persen dari pasien pulasan positif dan 25% pasien pulasan negatif
memiliki ESR > 50 (P<0,001). Berdasarkan hasil penelitian ini, gambaran radiografi yang
paling umum ditemukan pada pasien dengan pulasan positif adalah kalsifikasi (56%),
adenopati (53%), bronkiektasis (40%), infiltrat noduler (36%), dan infiltrat bentuk bercak
(30%).
Pulasan
negatif, %
27
21
Pulasan
positif, %
56
53
P Value
P < 0,001
P < 0,001
16
P = 0,005
P = 0,09
10
P = 0,02
12
40
P = 0,001
41
36
P = 0,47
14
30
P = 0,006
23
30
P = 0,26
22
10
4
53
11
9
P = 0,001
P =0,82
P = 0,15
10
P = 0,30
miliar
Diskusi
Meskipun pencegahan dan terapi memiliki keuntungan yang sangat besar, tb paru
masih tetap menjadi masalah kesehatan yang penting di Iran seperti di banyak daerah yang
endemis. Oleh sebab itu diagnosis yang tepat dan evaluasi pasien merupakan hal yang sangat
diperlukan sementara karena besar wilayah geografis, dan tingkat akses yang berbeda untuk
kesehatan layanan, mendekati lebih mudah diakses dan pencitraan lebih murah dan teknik
laboratorium menyambut (14). Sehubungan Dengan Itu, dalam penelitian deskriptif ini,
pasien yang telah dikonfirmasikan dengan PTB dibandingkan dalam hal radiologis dan
manifestasi laboratorium dan di sini temuan kami dibandingkan dengan literatur.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rathman et al., Dari 1389 kasus yang
mencurigakan untuk TB, 34% adalah BTA positif dan 66% adalah BTA negatif. perubahan
radiografi dinilai dalam dua kelompok. Cavity tercatat dalam kasus BTA positif lebih dari
BTA yang negative (40% vs 25%), (P <0,001). Demikian juga, kalsifikasi secara signifikan
lebih sering terjadi pada positif smear dibandingkan smear negatif (P <0.001) (15).
Dalam studi yang dilakukan oleh van Cleef et al. BTA negatif dan pasien TB BTA
positif yang diikuti up selama sepuluh tahun dan dada perubahan radiografi dibangkitkan dari
1% sampai 10% dalam kasus negatif smear. Generalized retikulo-nodular infiltrasi (55%);
rongga (30%) dan efusi pleura (15%) lebih sering terjadi pada smear negatif daripada kasus
BTA positif (P <0,001). sementara, infiltrasi merata (45%), kalsifikasi (45%), adenopathy
(30%), dan bronkiektasis (22%) lebih sering di positif smear dibandingkan dengan kelompok
negatif smear (P = 0.001) (16). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Miller et al. temuan
paru kompatibel dengan BTA positif infiltrasi merata, kavitasi dan kalsifikasi (17). Di
disebutkan. Penelitian, lesi paru BTA positif yang kompatibel dengan PTB, infiltrasi merata,
kavitasi dan kalsifikasi yang lebih sering, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Gatner et al. lesi paru kompatibel dengan BTA negatif. PTB, hilus atau mediastinum
adenopati, reticulonodular difus infiltrasi dan efusi pleura yang lebih umum (18).
Dalam penelitian kami, mirip dengan penelitian lain, beberapa paru. Perubahan
terlihat lebih sering dengan statistik perbedaan yang signifikan antara smear positif dan. BTA
negatif pasien seperti infiltrasi merata, kalsifikasi, dan adenopati di BTA positif dan
reticulonodular infiltrasi dalam yang negatif smear. Hal ini mungkin membantu diagnosis
penyakit dan harus disimpan dalam keberatan oleh dokter, maka, menurut studi yang
dilakukan. Jones et al. di penjara, 20% dari pasien dengan. BTA negatif PTB mungkin telah
terjawab saat. Perubahan radiografi diabaikan (19). Demikian juga, di. Penelitian lain pada
518 pasien PTB, 14,8% dari BTA negatif. pasien memiliki temuan paru khas kompatibel
dengan PTB (20).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Razaghi et al. 100 pasien TB di Kashan, Iran,
radiologis yang paling umum temuan itu infiltrasi retikulo-nodular (18%), bronkiektasis
(13%) dan atelektasis (3%) (21). Dalam studi yang dilakukan oleh Rajabzadeh di Ghouchan,
Iran, pada pasien TB yang berusia lebih tua dari 50 tahun, infiltrasi segmental terlihat pada
40% kasus dan terutama infiltrasi paru unilateral (83%) adalah yang paling. Temuan umum
yang diikuti oleh keterlibatan apikal (30%), efusi pleura (26%), rongga (20%) dan adenopati
(16%) (22). Dalam penelitian kami, baik smear positif dan pasien negatif smear dievaluasi
dan khas. Perubahan paru seperti keterlibatan apikal dan rongga lebih umum, kemungkinan
besar karena usia yang lebih tinggi berbagai kasus kami dibandingkan dengan penelitian lain.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bakhshayeshkaram et al. pada tanggal. Pasien
TB positif 100 smear dari Teheran, yang paling paru keterlibatan adalah: infiltrasi retikulonodular (98%), rongga (60%), penebalan pleura (45%), adenopathy (36%) dan fibrosis (30%)
(23). Dalam studi lain pada smear positif (n = 50), infiltrasi dengan atau tanpa rongga di
segmen paru bagian atas (78%), dan hilar adenopati mediastinum (65%), dan efusi pleura
(45%) adalah manifestasi radiologis yang paling umum (24). Persentase yang sangat tinggi
retikulo-nodular infiltrasi dalam penelitian yang dilakukan oleh Bakhshayeshkaram et al.
mungkin karena atribusi paru kronis dan penyakit akibat kerja dalam studi menyebutkan
bahwa tidak dikecualikan. Demikian juga, dalam penelitian yang dilakukan oleh. Cohen et al,
12 dari 50 kasus PTB bertepatan dengan keganasan; Oleh karena itu, frekuensi yang lebih
tinggi dari adenopati dan rongga dicatat (24).
Dalam penelitian kami, mirip dengan penelitian lain, beberapa paru. Perubahan
terlihat lebih sering dengan signifikan secara statistik perbedaan antara smear positif dan
negatif smear pasien. Memperhatikan perbedaan ini dengan dokter akan mengakibatkan
diagnosis yang lebih baik dari penyakit. Selain itu, mengingat fakta bahwa radiologi umum.
Temuan dapat dilihat pada TB serta paru keganasan, abses paru dan paru kronis penyakit,
pendekatan terbaik adalah untuk menyingkirkan penyakit ini dalam diagnosis diferensial
sebelum intervensi medis.
Berdasarkan temuan dan hasil penelitian kami, klinis manifestasi dan dahak dalam
terang radiografi. Perubahan adalah alat yang sangat berguna dalam diagnosis. PTB dan
karenanya bantuan yang luar biasa untuk pengobatan PTB pasien.
Ucapan terimakasih
Dengan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Mohammad M.
Mohammadifard atas dukungannya, melaporkan hasil radiografi dan untuk para kolega yang
bekerja di unit Tuberkulosis Birjand Health Care Center. Penulis juga memberikan apresiasi
kepada para pasien yang bersedia menjadi subjek penelitian ini untuk kerjasamanya.
Dukungan
Penelitian ini mendapat dukungan dari fakultas kedokteran dan departemen penelitian
Mashhad University of Medical Research.
Daftar Pustaka
1. Raviglion MC, O' Brein RJ. Tuberculosis. In: Fauci A, Braunwald E, Kasper D, Hauser S, Longo
D, Jameson J, et al editors. Harrison's Principles of Internal Medicine. 17th ed: Mcgraw-hill; 2008.
pp. 100621.
2. Harper C, Watt Y, Raviqlion ML. Infectious Diseases, Tuberculosis. In: Cecil RLF, Goldman LW,
Ausiello DA editors. Cecil Medicine. 23th ed: W.B. Saunders Elsevier; 2008. pp. 2292307.
3. Fitzqeraid DW, Sterling TR, Haas DW. Tuberculosis. In: Mandell GL, Bennett JE, Dolin R editors.
Mandell, Douglas, and Bennett's principles and practice of infectious diseases. 7th ed: Churchill
Livingstone/ Elsevier; 2010.
4. Maher D, Raviglione M. Global epidemiology of tuberculosis. Clin Chest Med. 2005;26(2):16782.
5. Gomes MG, Franco AO, Gomes MC, Medley GF. The reinfection threshold promotes variability in
tuberculosis epidemiology and vaccine efficacy. Proc Biol Sci. 2004;271(1539):61723.
6. Dye C, Watt CJ, Bleed DM, Hosseini SM, Raviglione MC. Evolution of tuberculosis control and
prospects for reducing tuberculosis incidence, prevalence, and deaths globally. JAMA.
2005;293(22):276775.
7. Harper ME, Hill PC, Bah AH, Manneh K, McAdam KP, Lienhardt C. Traditional healers participate
in tuberculosis control in The Gambia. Int J Tuberc Lung Dis. 2004;8(10):12668.
8. Resaii AR, Hendesi F, Rezvani SM, editors. Epidemiology of tuberculosis in Gillan (1996- 2006).;
18th national congress on tuberculosis.; 2007; Sanandaj, IR Iran. p. 1.
9. Ebrahimzadeh A, Eshaghi S, Bahlgerdi M, Hashemzehi M, editors. Tuberculosis epidemiology in
South Khorasan in 2000-2006.; 18th national congress on tuberculosis.; 2007; Sanandaj, IR Iran. p.
218.
10. van Cleeff MR, Kivihya-Ndugga LE, Meme H, Odhiambo JA, Klatser PR. The role and
performance of chest X-ray for the diagnosis of tuberculosis: a cost-effectiveness analysis in Nairobi,
Kenya. BMC Infect Dis. 2005;5:111.
11. Rafii S, Sedaghat M, Anvari R, Hessam H, Nosrati HR, Mofidi AM, editors. Smear positive
pulmonary tuberculosis in Golestan.;
18th national congress on tuberculosis.; 2007; Sanandaj, IR Iran. p. 5.
12. McCray E, Weinbaum CM, Braden CR, Onorato IM. The epidemiology of tuberculosis in the
United States. Clin Chest Med. 1997;18(1):99113.
13. Martin G, Lazarus A. Epidemiology and diagnosis of tuberculosis. Recognition of at-risk patients
is key to prompt detection. Postgrad Med. 2000;108(2):42-453-4.
14. Marciniuk DD, McNab BD, Martin WT, Hoeppner VH. Detection of pulmonary tuberculosis in
patients with a normal chest radiograph. Chest. 1999;115(2):44552.
15. Rathman G, Sillah J, Hill PC, Murray JF, Adegbola R, Corrah T, et al. Clinical and radiological
presentation of 340 adults with
smear-positive tuberculosis in The Gambia. Int J Tuberc Lung Dis. 2003;7(10):9427.
16. van Cleeff MR, Kivihya-Ndugga L, Githui W, Nganga L, Odhiambo J, Klatser PR. A
comprehensive study of the efficiency of the routine pulmonary tuberculosis diagnostic process in
Nairobi. Int J Tuberc Lung Dis. 2003;7(2):1869.
17. Miller WT, MacGregor RR. Tuberculosis: frequency of unusual radiographic findings. AJR Am J
Roentgenol. 1978;130(5):86775.
18. Gatner EM, Burkhardt KR. Correlation of the results of X-ray and sputum culture in tuberculosis
prevalence surveys. Tubercle. 1980;61(1):2731.
19. Jones TF, Schaffner W. Miniature chest radiograph screening for tuberculosis in jails: a costeffectiveness analysis. Am J Respir Crit
Care Med. 2001;164(1):7781.
20. Hernandez-Garduno E, Cook V, Kunimoto D, Elwood RK, Black WA, FitzGerald JM.
Transmission of tuberculosis from smear
Comparison of Chest X-Ray Findings of Smear Positive and Smear Negative Patients with Pulmonary
Tuberculosis
Azadeh Ebrahimzadeh 1; Mahyar Mohammadifard 2,*; Ghodratallah Naseh 3
1Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine, Birjand University of Medical Sciences,
Birjand, Iran
2Department of Radiology, Imam Reza Hospital, Birjand University of Medical Sciences, Birjand,
Iran
3Department of Surgery, Imam Reza Hospital, Birjand University of Medical Sciences, Birjand, Iran
*Corresponding author: Mahyar Mohammadifard, Imam Reza Hospital, School of Medicine, Birjand
University of Medical Sciences, Birjand, Iran. Tel: +98-5118414499, Fax: +98-5612226898, E-mail:
mahyarmohammadifard@yahoo.com
Received: July 13, 2013; Revised: April 20, 2014; Accepted: June 1, 2014
ABSTRACT
Background: Tuberculosis is a chronic pulmonary infectious disease that has affected one-third of the
people in the world. It causes nine million new cases and two million deaths per year. Chest
radiography associated with Ziehl-Neelsen acid-fast staining procedure significantly helps the
diagnosis of pulmonary tuberculosis (PTB). Chest radiography can help the diagnosis of tuberculosis
in patients with a negative smear sample result that is mainly diagnosed with delay.
Objectives: In this study, chest X-ray findings of PTB were compared in two groups of smear
positive and smear negative patients.
Patients and Methods: In this retrospective descriptive-analytical study, 376 patients who had been
confirmed with PTB were referred to Birjand Health Care Center from 2001 to 2006. Out of the 376
patients, 100 patients with a positive smear based on WHO criteria were selected. In addition, among
negative smear patients, 100 were selected in whom similar demographic characteristics with positive
smear patients were seen. All of them had undergone chest radiographies that were then interpreted by
two expert radiologists independently. Moreover, all patients sputa were examined by an expert
laboratory technician at the reference laboratory of the health center. The obtained data were analyzed
by means of frequency distribution table and descriptive statistics using SPSS (version 15) and Chisquare statistical test.
Results: Except reticulo-nodular infiltration, the relative frequency of other radiographic findings in
positive smear patients were more than negative smear patients; and only differences in calcification
variables, mediastinal widening, patchy infiltration and hilar adenopathy were statistically significant
(P < 0.05).
Conclusions: Based on the results of this study, although radiographic findings are not diagnostic in
PTB, they are helpful if the assessment associates with the view of clinical manifestations and sputum
smears.
Keywords: Pulmonary Tuberculosis; Smear Positive; Smear Negative; Radiological Findings
1. Background
Tuberculosis is a chronic lung
infection that is caused by mycobacterium
germs. This disease caused more than 30% of
all deaths in the 19th and 20th centuries and
has currently infected one-third of all people
worldwide. It causes nine million new cases
and two million deaths annually (1-3). TB is
the second most fatal infectious agent after
AIDS. Eighty percent of all tuberculosis
patients reside in 22 countries primarily in the
third-world (1, 2). It has been estimated that
over one billion people will be infected by
tuberculosis by 2020 and the number of
patients will reach 200 million. In addition,
one million deaths will occur due to
tuberculosis. At present, 30 million people are
infected by tuberculosis, while it is estimated
that almost 300 million people are
contaminated and about 90 million would be
involved with tuberculosis within the next ten
years (1, 4, 5).
The prevalence of tuberculosis
reduced to 5% annually until 1995 (6), but
within the next five years, the prevalence
increased to 15.8%. Currently, tuberculosis in
association with acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS) is the most important public
health problem in Asia, Africa and Latin
America. Hence, it was called an emergency
by WHO in 1993 (6, 7).
The best and most definitive method
in the diagnosis of pulmonary tuberculosis
(PTB) is sputum smear and Ziehl-Neelsen
staining with several consecutive tests (1-3). In
the recent decades, due to the increase in
diversity and number of diagnostic techniques,
smear positive tuberculosis has raised (2, 3).
Although smear negative tuberculosis has
significantly reduced, still a considerable
number of cases fall at this group. For
example, in Iran, smear positive tuberculosis
increased from 3980 to 5430 cases from 1992
to 1996 (7 per 100,000 vs. 8.9 per 100,000);
and smear negative tuberculosis reduced from
13182 cases to 6081 (23.1 per 100,000 vs. 10
per 100,000) (8).
21
Incomplete
destruction
Apical infiltration
Widening of
mediastinum
Bronchiectasis
Reticulo-nodular
infiltration
Patchy infiltration
41
12
14
Lung fibrosis
23
Cavity
22
Pleural effusion
10
Complete
destruction
Miliary tuberculosis
4
6
5. Discussion
Despite great advantages in prevention
and treatment, PTB is still an important health
problem in Iran as well as many other endemic
areas (4, 8). So, proper diagnosis and followup of the patients is essential while due to
large geographic areas, and different access
levels to health services, approaching more
accessible and cheaper imaging and laboratory
techniques is welcome(14). Therefore, in this
descriptive study, the patients who had been
confirmed with PTB were compared in term of
radiologic and laboratory manifestations and
here our findings are compared with the
literature.
In the study conducted by Rathman et
al., of the 1389 cases suspicious for