Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan satu dan lainnya saling
berhubungan. Namun hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, yang
pertengahan dan ada pula yang agak jauh.
Ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlak dapat dikategorikan
berdekatan antara lain Ilmu Tasawuf, Ilmu Tauhid, Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa
dan Filsafat. Sedangkan ilmu-ilmu yang hubungannya dengan Ilmu Akhlakdapat
dikategorikan pertengahan adalah Ilmu Hukum, Ilmu Sosial, Ilmu Sejarah, dan
Ilmu Antropologi. Dan ilmu-ilmu yang agak jauh hubungannya dengan Ilmu
Akhlak adalah Ilmu Fisika, Ilmu Biologi, dan Ilmu Politik.
Dalam uraian berikut ini akan dibahas beberapa hubungan antara Ilmu
Akhlak dengan ilmu lainnya, diantaranya:
1. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid?
2. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf?
3. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat?
4. Apakah hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Hukum Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hubungan
antara
Ilmu
Akhlak
dengan
1. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
Ilmu
Lainnya
Para ahli ilmu Tasawuf pada umumnya membagi ilmu tasawuf kepada
tiga bagian, Tasawuf falsafi,Tasawuf fakhlaki, dan Amali
Ketiga macam tasawuf ini tujuannya sama, yaitu mendekatkan diri
kepada Allah dengan membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan diri
dengan perbuatan yang terpuji
Antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf memiliki hubungan yang berdekatan.
Pengertian Ilmu Tasawuf adalah Ilmu yang dengannya dapat diketahui hal-hal
yang terkait dengan kebaikan dan keburukan jiwa.
Tujuan Ilmu Tasawuf itu sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada
Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela dan menghias
diri dengan perbuatan yang terpuji.
Dengan demikian dalam proses pencapaian tujuan bertasawuf seseorang
harus terlebih dahulu berakhlak mulia.Pada dasarnya bertasawuf adalah
melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.
Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf lebih lanjutr dapat
diuraikan sebagai berikut: Ketika mempelajari tasawuf ternyata pula bahwa AlQur'an dan Al-Hadist mementingkan akhlak. Al-Qur'an dan Al-Hadist
menekankan nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan, persaudaraan, rasa kesosialan,
rasa keadilan, tolong-menolong, murah hati, suka memberi maaf, sabar, baik
sangka, berkata benar, pemurah, keramahan, bersih hati, berani, kesucian, hemat,
menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikir lurus. Nilai-nilai serupa ini
yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan dimasukkan ke dalam dirinya dari
semasa ia kecil.
Jadi hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf dalam Islam ialah
bahwa akhlak merupakan pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi
dari akhlak itu sendiri.
3. Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
Sebagaimana Ilmu Tasawuf, Ilmu Filsafat juga mempunyai hubungan yang
berdekatan dengan Ilmu akhlak. Pengertian Ilmu Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan
menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang-bidang kajiannya mencakup
berbagai disiplin ilmu antara lain:
a. Metafisika : penyelidikan di balik alam yang nyata
b. Kosmologo : penyelidikan tentang alam (filsafat alam)
c. Logika : pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat
d. Etika : pembahasan tentang timgkah laku manusia
e. Theodica : pembahasan tentang ke-Tuhanan
ada seseorang yang berakhlak kurang baik melakukan suatu tindakan buruk
contohnya mencuri, dia akan mendapatkan sanksi, karena secara hukum dia telah
melakukan pelanggaran.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara Ilmu Akhlak
dengan hukum disini adalah dalam hukum terdapat perintah dan larangan, jika
melaksanakan yang diperintahkan berarti dapat dikatakan berakhlak baik, namun
jika melanggar apa yang diperintahkan maka dapat dikatakan akhlaknya buruk,
dan hukum memberi balasan atas baik buruknya akhlak.
BAB III
KESIMPULAN
? Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tauhid adalah Tauhid memberikan arah
terhadap akhlak, dan akhlak memberikan isi terhadap arahan tersebut.
? Hubungan antara Ilmu Akhlak dan Ilmu Tasawuf adalah Akhlak merupakan
pangkal tolak tasawuf, sedangkan tasawuf adalah esensi dari akhlak itu sendiri.
? Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat adalah di dalam Ilmu
filsafat dibahas hal-hal yang berhubungan dengan etika/akhlak dan dibahas pula
tentang Tuhan dan bahkan menjadi cabang ilmu tersendiri yaitu Etika dan
Theodica. Setelah mempelajari ilmu-ilmu tersebut diharapkan dapat terwujud
akhlak yang baik.
? Hubungan antara Ilmu Akhlak dengan hukum disini adalah dalam hukum
terdapat perintah dan larangan, jika melaksanakan yang diperintahkan berarti
dapat dikatakan berakhlak baik, namun jika melanggar apa yang diperintahkan
maka dapat dikatakan akhlaknya buruk, dan hukum memberi balasan atas baik
buruknya akhlak.
DAFTAR PUSTAKA
Secara garis besar akhlak itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak yang
baik (akhlakul karimah) seperti jujur, adil, dan sabar, dan akhlak buruk
(akhlakul mazmumah) seperti pemarah, bohong, dan dusta. Namun secara
teoritis akhlak berinduk pada tiga perbuatan, yaitu hikmah (bijaksana),
syajaah (perwira atau kesatria),dan iffah (menjaga diri dari perbuatan dosa
dan maksiat). Akhlak itu sikap dan perbuatan yang muncul dalam diri
manusia, yaitu aql (pemikiran) yang berpusat di kepala, ghadab (amarah),
yang berpusat di dada, dan nafsu syahwat (dorongan seksual) yang berpusat di
perut. Akal yang digunakan secara adil akan menimbulkan hikmah, amarah
yang digunakan secara adil akan menimbulkan sikap pewira, dan nafsu
syahwat yang digunakan secara adil akan menimbulkan iffah yang akan
menjaga dirinya dari perbuatan maksiat.
Sebagaimana firman Allah
Artinya: berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat pada ketakwaan. (Al
Maidah: 5: 8)
Artinya: orang yang gagah itu bukanlah orang yang kuat tenaganya, tetapi
orang yang gagah itu adalah orang yang mampu menahan amarahnya ketika
marah. (HR. Ahmad).
Maha Suci Allah, betapa mulianya orang yang bersabar dan mampu
mengendalikan amarahnya ketika marah.
Sikap amarah yang digunakan secara berlebihan akan menimbulkan sikap
berani tanpa memperhitungkan baik dan buruknya.begitu juga nafsu syahwat
yang digunakan secara berlebihan akan menimbulkan perbuatan tercela
dengan cara berzina atau yang lebih parahnya lagi melacur (menjual diri).
Demikianlah sikap pertengahan yang menggunakan akal, amarah, dan nafsu
syahwat menimbulkan sikap bijaksana, perwira, dan dapat memelihara diri.
Teori pertengahan (adil) digunakan untuk menjelaskan sifat sifat Tuhan.
Sifat sifat Tuhan ada yang menunjukkan kelembutan dan ada pula yang
menunjukkan kekerasan. Allah swt. Memiliki sifat sifat yang lembut, seperti
Ar Rahman (Maha Pengasih) dan Ar Rahim (Maha Penyayang). Dan
memiliki pula sifat sifat Al Jabbar (Maha Memaksa), Al kohhar (Maha
Mengalahkan). Allah swt. Akan bersifat lembut jika kita lembut, mampu
menahan diri dari perbuatan keji dan mungkar, dan mampu menahan amarah.
Sebaliknya Allah swt memaksa atau keras jika kita berbuat keji dan mungkar,
cepat emosi, tidak sabar, dan memanfaatkan nafsu syahwatnya dengan cara
berbuat zina.
Selanjutnya, hubungan Akhlak dengan sifat Allah Yang Maha Adil dapat
dilihat dalam ajaran Muktazilah. Mahmud Shubhi mengatakan bahwa
Muktazilah telah memberikan petunjuk dengan jelas, bahwa seluruh perbuatan
yang dilakukan Tuhan terhadap makhluk Nya. Demikian pula hubungan
manusia dengan Tuhan melalui pengembangan sikap adil yang dilakukannya.
Manusia yang berbuat adil adalah manusia yang meniru sifat Tuhan.
Teori pertengahan tidak dapat menjelaskan seluruh contoh perbuatan akhlak
yang baik atau yang buruk. Teori pertengahan hanya terbatas pada akhlak yang
dasarnya adalah bersumber pada penggunaan potensi rohaniah: akal, amarah,
dan nafsu syahwat yang digunakan secara pertengahan.
Bagaimanakah hubungan antara teori yang merupakan sumber akhlak
dengan Al Quran?
Sebagaimana hasil penelitian Muhammad Fuad Abdul Baqi bahwa kata adil
yang disebutkan di dalam Al Quran ada 28, seperti:
Artinya: Dan jagalah dirimu dari azab hari kiamat, yang pada hari itu
seseorang tidak dapat membela orang lain sedikitpun, dan tidak pula diterima
syafaat dan terbusan dari padanya, dan tidaklah mereka ditolong. (QS. Al
Baqoroh: 48).
Artinya: Hai orang orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
(QS. Al Baqoroh: 282)
Kata kata adil yang terdapat dalam ayat ayat di atas digunakan sebagai
peristiwa dan aktivitas kehidupan bahwa keadilan itu harus ditegakkan. Ini
menunjukkan bahwa teori pertengahan sebagai sumber timbulnya akhlak yang
mulia tidak bertentangan dengan ajaran Al Quran. Itulah pentingnya
berbuat adil yang harus ditegakkan oleh seluruh manusia. Ayat Al Quran
begitu sederhana (simpel), namun maknanyalah yang amat dalam. Yang
disebutkan hanya satu dan sedikit, tapi maksudnya menyeluruh ke seluruh
aspek kehidupan. Inilah sebabnya mengapa setiap khotib Jumat selalu
memerintahkan kita untuk berbuat adil dan berbuat baik. Sebagaimana Firman
Allah SWT: