You are on page 1of 11

INTERPRETASI PETROFISIKA SUMUR LOG UNTUK MENENTUKAN ZONA

HIDROKARBON SUMUR R CEKUNGAN SUMATERA SELATAN


Mega Puspita Muhrami*, Makhrani,S.Si.,M.Si. , Sabrianto Aswad, S.Si.,MT
Program Studi Geofisika Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
SARI BACAAN
Hidrokarbon merupakan sumber energi fosil dan salah satu sumber daya alam yang dapat
meningkatkan pendapatan negara. Salah satu metode petrofisika yaitu metode logging
yang digunakan untuk karakterisasi reservoir dan analisa produksi hidrokarbon. Dalam
penelitian ini, dilakukan penentuan zona yang terisi hidrokarbon sumur R di cekungan
Sumatera Selatan. Data yang digunakan adalah data log GR, log SP, log resistivitas, log
neutron, log densitas. Penetuan kondisi litologi pada zona interest dilakukan dengan
menggunakan log GR dan metode crossplot NPHI-RHOB. Perhitungan nilai porositas
effektif dilakukan melalui integrasi dari analisa data log densitas, log neutron, dan log GR.
Saturasi air diperoleh dengan menggunakan persamaan Archie. Hasil interpretasi litologi
menunjukkan bahwa reservoir yang mendominasi pada sumur R adalah batupasir nilai
gamma ray dibawah 50 API. Zona hidrokarbon terletak pada kedalaman 1360-1367 dan
1375.5-1385.3 meter dan merupakan kandungan gas dengan ketebalan netpay masingmasing 7 dan 9.8 meter sedangkan pada kedalaman 1386.5-1396.6 dan 1421.3-1425.5
merupakan kandungan minyak dengan ketabalan netpay masing-masing 10.1 dan 4.2
meter.
Kata kunci : log analisis, porositas, saturasi air, netpay
I.PENDAHULUAN
Hidrokarbon merupakan sumber energi
fosil yang telah lama di eksploitasi juga
salah satu sumber daya alam yang dapat
meningkatkan
pendapatan
negara
khususnya pada eksplorasi minyak dan
gas bumi.
Metode petrofisika digunakan untuk
memastikan keberadaan dan menentukan
hidrokarbon produksi. Salah satu metode
petrofisika
yang
banyak
dan
dimanfaatkan
dalam
eksplorasi
hidrokarbon adalah well logging.
Well
logging
merupakan
metode
pengukuran parameter-parameter fisika
dalam lubang bor dapat digunakan untuk
mengetahui gambaran dari lingkungan
bawah permukaan tanah, khususnya
mengetahui
batuan-batuan
yang
mengelilingi lubang bor juga dapat
memberikan keterangan tentang lapisan
yang mengandung hidrokarbon. Selain itu
meode ininjuga merupakan metode
*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

pendukung dalam usaha evaluasi formasi


dalam mengetahui kondisi hidrokarbon di
permukaan bumi, baik itu zona
terdapatnya
hidrokarbon,
cadangan
maupun jenisnya.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui
litologi dari formasi
berdasarkan pembacaan kurva-kurva log
dan memprediksi posisi dan ketebalan
hidrokarbon
produksi
berdasarkan
interpretasi petrofisika.
II.GEOLOGI REGIONAL
Cekungan Sumatera Selatan terletak
memanjang berarah Barat laut - Tenggara
di bagian Selatan Pulau Sumatera. Luas
cekungan ini sekitar 85.670 km2 dan
terdiri atas dua sub cekungan yaitu: sub
cekungan Jambi dan sub cekungan
Palembang. Sub cekungan Jambi berarah
Timur laut - Barat daya sedangkan Sub
cekungan Palembang berarah Utara Barat Laut - Selatan - Tenggara dan

diantara keduanya dipisahkan oleh sesar


normal Timur laut - Barat daya.

bumi terbentuk setelah pengendapan


maka akan bermigrasi secara lateral ke
Formasi Talang Akar, sehingga minyak
bumi dalam formasi ini bersifat parafin
berat.
Formasi
Air
Benakat
merupakan
permulaan endapan regresi dan terdiri
dari lapisan pasir pantai. Penyebarannya
jauh lebih luas dari formasi sebelumnya.
Lapisan batupasir disini juga merupakan
lapisan reservoir yang penting.
(Koesoemadinata, 1980).

Gambar II. 1. Peta Lokasi Cekungan Sumatera Selatan (LEMIGAS, 2005)


Stratigrafi dan Sedimentasi
Stratigrafi daerah cekungan ini pada
umumnya dapat dikenal satu daur besar
yang terdiri dari suatu transgresi yang
diikuti regresi. Formasi yang terbentuk
dalam fase transgresi dikelompokan
menjadi kelompok Telisa
Formasi
Talang Akar
merupakan
transgresi marin yang sebenarnya dan
dipisahkan dari Formasi. Sebagian dari
formasi Talang Akar adalah fluviatil
sampai delta dan marine dangkal. Di
beberapa tempat, batupasir terlokalisasi
pada daerah tinggi atau dekat paparan
sunda. Formasi ini merupakan lapisan
reservoir yang utama di Sumatera
Selatan.
Formasi Gumai sebagai batuan induk
untuk semua minyak di Sumatera Selatan.
Hal ini berdasarkan extraksi hidrokarbon
dari serpih formasi tersebut. Minyak

Berikut adalah kolom statigrafi Cekungan


Sumatera Selatan :

*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

Gambar 2. Statigrafi Cekungan Sumatera


Selatan (LEMIGAS,2005)

kipas dan lensa dari batupasir karena


perubahan facies. Migrasi pada
umumnya terjadi kearah up-dip serta
melalui
sesar-sesar
yang
ada
(Hadipandoyo, 2007)
III.DATA DAN PERANGKAT
PENELITIAN

Potensi Hidrokarbon
Cekungan Sumatera Selatan merupakan
cekungan yang produktif.
a. Batuan Induk
Batuan induk yang potensial berasal
dari batu lempung Formasi Lahat, batu
lempung Formasi Talang Akar dan
batu lempung Formasi Gumai.
Formasi
yang
paling
banyak
menghasilkan minyak hingga saat ini
adalah Formasi Talang Akar, dengan
kandungan material organik yang
tinggi berkisar antara 0,5-1,5%.
b. Batuan Reservoir
Lapisan batupasir yang terdapat dalam
Fomasi Lahat, Talang Akar, Gumai,
Air Benakat, dan Muara Enim dapat
merupakan batuan reservoir. Selain itu
batu gamping Formasi Baturaja juga
berlaku sebagai batuan reservoir.
c. Batuan Tudung
Batuan tudung pada umumnya
merupakan lapisan batu lempung yang
tebal dari Formasi Gumai, Air
Benakat, Muara Enim. Disamping itu,
terjadinya perubahan facies kearah
lateral dari Formasi Talang Akar dan
Baturaja.
d. Perangkap dan Migrasi
Pada umumnya perangkap hidrokarbon
di Cekungan Sumatera Selatan
merupakan
perangkap
struktur
antiklin. Struktur sesar, baik normal
maupun geser dapat bertindak sebagai
perangkap
minyak.
Perangkap
stratigrafi terjadi pada batugamping
terumbu berbentuk membaji, bentuk
*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

Adapun data yang digunakan antara lain :


1. Data sekunder dalam format data Log
ASCII Standar (LAS) Version 2.00
2. Data statigrafi Cekungan Sumatera
Selatan
3. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan software Interactive
Petrophysics (IP)

METODOLOGI PENELITIAN
Input Data Log
Menginput data log dalam format Log
ASCII Standar (LAS) Version 2.00 dan
menampilkan grafik log dengan memilih
grafik triple combo pada program
Interactive Petrophysic yang terdiri dari
Log Gamma Ray, Log Spontaneous
Potensial, Log Kaliper, Log Resistivitas
(LLD dan MSFL), Log Porositas
(Densitas dan Neutron)
Analisis awal
Analisis awal dengan melihat tanggapan
dari
masing-masing
log
untuk
mempredikasi letak lapisan permeable,
zona tersaturasi hidrokarbon, juga
menentukan jenis hidrokarbon, dimana
tanggapan log tersebut dalam program
Interactive Petrophysics meliputi :
a. Log gamma ray yang terdefleksi ke
kiri mengindikasikan batupasir atau
karbonat yang memiliki lempung
yang rendah.
b. Log spontanaeous potensial dapat
digunakan untuk penentuan daerah
permeabel dan non permeabel. Pada
saat terdefleksi ke kiri atau ke kanan
akan menunjukkan daerah permeabel.

Penunjukan daerah tak permeabel


pada saat defleksinya konstan dan
membentuk garis lurus.
c. Log Resistivitas yang terdiri dari
Micro Spherically Focused Log
(MSFL), Laterolog Shallow (LLS)
dan Laterolog Deep (LLD) yang
terdefleksi ke kanan untuk mentukan
resistivitas fluida dan batuan.
d. Respon log porositas (neutron dan
densitas) dapat menentukan jenis
batuan. Terjadinya overlay pada log
neutron (NPHI) dan densitas (RHOB)
dapat digunakan untuk menentukan
jenis fluida dalam formasi.
e. Log kaliper digunakan sebagai
koreksi terhadap log lainnya. Log
kaliper yang membesar menunjukkan
daerah non permeabel.
Interpretasi Petrofisika data log
Pada program Interactive Petrophysics
dilakukan interpretasi log dengan melihat
tanggapan dari alat-alat logging berupa
kurva-kurva log
a. Data log yang digunakan untuk
mengidentifikasi zona permeable dan
impermeable adalah Log Gamma Ray
(GR) dan Log Spontaneous Potensial
(SP). Respon GR yang rendah
mengindikasikan bahwa pada lapisan
tersebut merupakan lapisan yang
permeable, sedangkan respon GR
yang tinggi mengindikasikan bahwa
lapisan tersebut merupakan lapisan
impermeable. Pada Log SP, kurva
akan terdefleksi ke kiri atau ke kanan
akan menunjukkan zona permeable
sedangkan pada daerah impermeable
defleksinya konstan atau membentuk
garis lurus dan arah defleksi dari Log
SP tergantung dari nilai Rmf dan Rw
pada lapisan tersebut.
b. Setelah mengetahui lapisan yang
merupakan reservoir, selanjutnya
mencari lapisan yang mengandung
hidrokarbon. Log yang digunakan
untuk
mencari
lapisan
yang
mengandung hidrokarbon yaitu log
resistivitas (LLD dan MSFL), dan log
porositas-densitas (RHOB). Untuk
lapisan
yang
mengandung
*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

hidrokarbon, log resistivitas yaitu


Lateral
Log
Deep
(LLD)
menunjukkan respon yang tinggi
sedangkan log resistivitas Micro
Spherically Focused Log (MSFL)
menunjukkan respon yang rendah,
dan terjadinya overlay pada kurva
LLD dan RHOB
c. Setelah mengetahui lapisan yang
mengandung
Hidrokarbon,
selanjutnya mengidentifikasi jenis
hidrokarbon yang mengisi lapisan
tersebut. Secara kualitatif log yang
digunakan untuk mengidentifikasi
jenis hidrokarbon adalah data log
densitas
dan
neutron.
Untuk
membedakan lapisan yang terisi gas
dan minyak, digunakan separasi
positif antara log densitas dan
neutron. Untuk gas menunjukkan
respon resistivitas yang lebih tinggi,
dan separasi positif antara log
densitas dan log neutron yang lebih
besar dari minyak. Secara kuantitatif,
nilai Sw < 25% dianggap sebagai gas,
25% < Sw > 75% dianggap sebagai
minyak, Sw > 75 % dianggap sebagai
air.
Penentuan Litologi
Interpretasi data log untuk penentuan
litologi digunakan log gamma ray, log
spontanaeous potensial, perpaduan dari
data crossplot NPHI RHOB. Kombinasi
dari data log tersebut akan menentukan
jenis batuan pada lingkungan lubang
sumur seperti batupasir, batugamping,
serpih dan dolomit. Untuk mengetahui
secara akurat jenis batuan pada
lingkungan lubang sumur maka di
gunakan data cutting untuk dibandingkan
dengan litologi berdasarkan data log.
Penetuan Porositas dan Saturasi Air
(Sw)
Data log yang digunakan untuk
mengetahui porositas adalah perpaduan
antara log densitas dan log neutron sesuai
dengan persamaan
t =
..(1)
Interpretasi secara kualitatif dilakukan
dengan program Interactive Petrophysics

menggunakan
persamaan
Indonesia
dengan model persamaan pasir-serpih
dengan mengacu pada persamaan
Sw =

.. (II)

Interpretasi porositas dan saturasi air (S w)


dilakukan dengan model CPI (Computer
Processed Interpretation)
Penentuan
Zona
Hidrokarbon
Produksi
Penentuan zona hidrokarbon dilakukan
dengan menggunakan hasil interpretasi
log secara kualitatif
berdasarkan
besarnya porositas dan saturasi air (S w).
Pada tahap ini akan diketahui potensi dan
ketebalan hidrokarbon produksi baik itu
berupa gas atau minyak dengan melihat
nilai porositas yang bagus antara 15-20%
dan porositas yang sangat bagus antara
20-25% sedangkan nilai Sw < 25%
dianggap sebagai gas, 25% < Sw > 75%
dianggap sebagai minyak, Sw > 75 %
dianggap sebagai air.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Awal
Analisis awal untuk menentukan zona
prospek hidrokarbon dengan cara
menginput data LAS dan dimunculkan
dengan menggunakan model Triple
Combo pada program Interactive
Petrohysic. Model Triple Combo ini akan
memunculkan hasil perekaman pada saat
melakukan proses logging dan dipilih
Log Gamma Ray, Log Spontanaeus
Potensial, Log Kaliper, Log Resistivitas
(Micro Spherically Focused Log dan
Laterolog Deep), Log Porositas (Densitas
dan Neutron) yang digunakan dalam
analisis awal tersebut (Gambar 3)

*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

Gambar 3. Hasil perekaman proses


logging pada Interactive Petrophysic
dari hasil perekaman pada software
Interactive Petrophysics (IP) diatas maka
kita dapat menganalisis masing-masing
tanggapan log dimana melihat dari
masing-masing tanggapan log tersebut
dapat dilihat bahwa prospek hidrokarbon
terdapat pada kedalaman 1360-1453
(Gambar IV.1). Pada kedalaman tersebut
dapat dilihat bahwa log gamma ray
terdefleksi ke kiri mengindikasikan
batupasir atau karbonat yang memiliki
lempung yang rendah. Log spontanaeous
potensial yang terdefleksi ke kiri atau ke
kanan menunjukkan daerah permeabel.
Log Resistivitas yang terdiri dari Micro
Spherically Focused Log (MSFL)
menunjukkan nilai resistivitas yang
rendah serta Laterolog Deep (LLD) yang
menunjukkan resistivitas yang tinggi.
Respon log porositas yaitu neutron
(NPHI) dan
densitas (RHOB)
menunjukkan nilai yang rendah. Log
caliper yang normal (tidak membesar)
menunjukkan lapisan yang permeabel.
Interpretasi Petrofisika Data Log
Pada program Interactive Petrophysics
dilakukan interpretasi log dengan melihat
tanggapan dari alat-alat logging berupa
kurva-kurva log yang saling mendukung
untuk menentukan zona permeable, zona
hidrokarbon dan jenis hidrokarbon.

Kedalaman 1360 -1400 (Skala 1:200)

Gambar 4. Hasil Interpretasi Petrofisika


Data Log kedalaman 1360-1400
meter
Kedalaman 1401-1453 (Skala 1:200)

Gambar 5. Hasil Interpretasi Petrofisika


Data Log kedalaman
1401-1453 meter

*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

Respon dari kurva-kurva log tersebut


adalah:
a. Zona permeable yang ditunjukkan log
gamma ray dan spontanaeus potensial
pada
kedalaman
1360.7-1367.6,
1375.8-1379.4
dan
1422-1453.3
merupakan daerah reservoir dengan
kandungan gamma ray yang rendah di
bawah 50 API serta log spontanaeus
potensial yang terdefleksi ke kanan
menandakan pada kedalaman tersebut
merupakan daerah permeabel yang
didalamnya terdapat fluida dimana
resistivitas dari mud filtrate lebih kecil
daripada resistivitas air. Selain log
gamma ray dan
Spontanaeus
Potensial, daerah reservoir juga
dideteksi dengan menggunakan log
kaliper. Log kaliper digunakan sebagai
koreksi terhadap lapisan yang terjadi
washed out seperti pada kedalaman
1368.1-1373
meter. Terjadinya
washed out pada lingkungan lubang
bor menandakan daerah tersebut
merupakan non reservoir.
b. Zona Hidrokarbon diketahui dari
kombinasi antara grafik Laterolog
Deep (LLD) yang menunjukkan nilai
yang
tinggi
karena
saturasi
hidrokarbon pada uninvided zone
dengan Micro Spherically Focused
Log (MSFL) yang menunjukkan nilai
yang rendah karena mudfiltrate
(saltwater) memiliki resitivitas yang
rendah dan saturasi hidrokarbon pada
invided zone rendah tidak terinvasi
lumpur menandakan daerah tersebut
tersaturasi oleh hidrokarbon. Selain itu
Laterolog Deep (LLD) dengan log
densitas
(RHOB)
merupakan
kombinasi yang juga digunakan untuk
membedakan fluida yang ada dalam
reservoir yaitu overlay pada grafik
Laterolog Deep (LLD) dengan RHOB
tidak terinvasi lumpur menandakan
daerah tersebut tersaturasi oleh
hidrokarbon. Zona yang menandakan
tersaturasinya hidrokarbon terdapat
pada kedalaman antara 1360-1368.7
meter, 1375-1384 meter dan 14011453 meter.

c. Setelah mengetahui zona hidrokarbon


selanjutnya akan ditentukan jenis
hodrokarbon (berisi minyak atau gas)
yaitu kombinasi antara log neutron
(NPHI) dengan densitas (RHOB) yang
ditandai overlay antar keduanya. Log
neutron (NPHI) mengukur banyaknya
ikatan hidrogen yang terdapat dalam
fluida sehingga membedakan antara
batuan yang berisi minyak dan gas.
Batuan yang berisi gas memiliki
konsentrasi hidrogen yang sangat
rendah dibandingkan minyak sehingga
nilai dari grafik log neutron (NPHI)
pada gas lebih rendah daripada
minyak. Log densitas (RHOB)
mengukur total densitas pada batuan
dan fluida, sehingga batuan porous
yang mengandung fluida akan
mengukur grafik log densitas (RHOB)
yang rendah. Rendahnya grafik log
neutron (NPHI) dan densitas (RHOB)
akan menyebabkan terjadinya overlay.
Zona yang termasuk zona gas yaitu
pada kedalaman 1360.7-1366 meter
sedangkan zona minyak terdapat pada
kedalaman 1375-1385 dan 14211453.5 meter.
Penentuan Litologi
Interpretasi data log untuk penentuan
litologi digunakan log gamma ray, data
crossplot NPHI RHOB (Gambar IV.4).
Kombinasi dari data log tersebut akan
menentukan jenis batuan pada lingkungan
lubang
sumur
seperti
batupasir,
batugamping, dolomit dan serpih. Untuk
mengetahui secara akurat jenis batuan
pada lingkungan lubang sumur maka di
gunakan data cutting untuk dibandingkan
dengan litologi berdasarkan data log.

Gambar 6. Crossplot dari log neutron


(NPHI) dan log densitas
(RHOB) serta log gamma
ray

Kedalaman 1360-1400 m
1360-1363 Sandstone
1363-1364 Sandstone
1364-1367 sandstone
1367-1370 Quartz & Volcanic
1370-1372 Claystone
1372-1374 Quartz & Calcite
1374-1376 Shale
1376-1378 Sandstone
1378-1380 Sandstone
1380-1382 Sandstone
1382-1384 Sandstone
1384-1386 Sandstone & Shale
1386-1388 Sandstone
1388-1390 Sandstone &Shale
1390-1392 Sandstone & Shale
1392-1394 Sandstone
1394-1396 Sandstone
1396-1398 Sandstone
1398-1400 Quartz & Felsic

Gambar 7. Hasil interpretasi litologi


dengan menggunakan data log dan data
cutting pada kedalaman 1360-1400
meter
Kedalaman 1401-1453 m

*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

Data analisis
Cutting
1400-1402 Quartz & Felsic
1402-1404 Quartz
1404-1406 Quartz
1406-1408 Felsic
1408-1410 Felsic
1410-1412 Quartz & Felsic
1412-1414 Felsic
1414-1416 Quartz & Felsic
1416-1418 Felsic & Quartz
1418-1420 Felsic & Quartz
1420-1422 Granite
1422-1424 Granite
1424-1426 Granite
1426-1428 Granite
1428-1430 Granite
1430-1432 Granite
1432-1434 Granite
1434-1436 Granite
1436-1438 Granite
1438-1440 Granite
1442-1444 Granite
1444-1446 Granite
1446-1448 Granite
1448-1450 Granite
1450-1452 Granite
1452-1454 Granite

Gambar 8. Hasil interpretasi litologi


dengan menggunakan data log dan data
cutting pada kedalaman 1401-1453 meter
Hasil interpretasi pada kedalaman 13601400 meter (Gambar 4) litologi yang
dideteksi merupakan batupasir karena
penunjukkan grafik log gamma ray yang
mendeteksi zat radioaktifitas yang sangat
rendah dengan nilai rata-rata kurang 45
API. Grafik log spontanaeus potensial
juga terdefleksi ke kiri yang menandakan
lapisan permeabel. Kombinasi antara log
densitas (RHOB) dengan neutron (NPHI)
terjadi
overlay
mengindikasikan
litologinya batupasir. Dari hasil analisis
data cutting litologi penyusunnya adalah
batupasir , sesuai dengan hasil grafik log.
Lapisan batupasir pada litologi ini sangat
tebal antara 1360-1366 dan 1375-1398
meter serta merupakan batuan reservoir
yang baik. Batupasir ini terbagi atas dua
lapisan yang tidak saling berhubungan
dan dipisahkan oleh batuan penutup atau
serpih yang banyak mengandung
lempung.

*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

Pada kedalaman 1425-1450 meter


merupakan lapisan permeabel. Batuan
penyusunnya adalah batupasir dengan
tingkat radioaktifitas sangat rendah
dengan nilai 37 API yang diukur dengan
menggunakan log gamma ray dan pada
log spontanaeus potensial terjadi beda
potensial sehingga terjadi defleksi ke kiri.
Kombinasi log densitas (RHOB) dengan
neutron (NPHI) yang digunakan terjadi
overlay
pada
keduanya
sehingga
mengindikasikan penyusunnya batupasir.
Hasil interpretasi data log litologi yang
dihasilkan tidak sesuai persis dengan data
cutting. Hal ini disebabkan litologi yang
dideteksi dengan menggunakan software
Interactive
Petrophysics
hanya
menyediakan 4 jenis batuan yaitu
batupasir
(sandstone),
batugamping
(limestone), dolomit (dolomite) dan
lempung (clay). Sedangkan jenis batuan
yang terdapat pada lapisan bawah
permukaan sangat banyak.
Prinsip kerja dari program Interactive
Petrophysics sendiri menggolongkan
batuan yang tidak permeabel masuk
dalam kategori lempung (Clay), batuan
yang permeabel yang bertindak sebagai
reservoir di bagi atas batupasir,
batugamping atau dolomit. Reservoir
penyusun dari sumur ini didominasi oleh
batupasir. Log gamma ray pada reservoir
mengukur nilai radioaktifitas yang rendah
dengan nilai dibawah 50 API.
Penetuan Porositas () dan Saturasi
Air (Sw)
Data log yang digunakan untuk
mengetahui porositas adalah perpaduan
antara log densitas dan log neutron sesuai
dengan persamaan II.9. Interpretasi
secara kualitatif untuk menentukan
saturasi air (Sw) dilakukan dengan
program Interactive Petrophysics dengan
model CPI (Computer Processed
Interpretation) dengan mengacu pada
persamaan Archie (Pers II.12) dimana
hasil interpretasi tersebut adalah sebagai
berikut :

Kedalaman 1360-1400 (skala 1:200)

lempung yang sangat kecil dengan nilai


gamma ray minimum mencapai 35 API.
Besarnya resistivitas dikarenakan batuan
reservoir lebih banyak tersaturasi oleh
gas.
Pada kedalaman 1375.5-1385.3 meter
merupakan lapisan reservoir yang
mengandung gas karena terjadi separasi
positif yang besar antara porositas
densitas (D) dengan porositas neutron
(N). Selain itu, daerah tersebut juga
memiliki resistivitas yang sangat tinggi
mencapai 137 ohm-m. Daerah pada
kedalaman ini merupakan reservoir yang
ekonomis dengan saturasi air dibawah
25% yaitu 10 % dengan porositas 20 %
dan memiliki kandungan lempung yang
sangat kecil dengan nilai gamma ray 39
API.
Pada kedalaman 1386.5-1396.6 meter
merupakan lapisan reservoir yang
mengandung minyak karena separasi
antara porositas densitas (D) dengan
porositas neutron (N) tidak terlalu
besar. Selain selisih overlay antara
porositas log densitas dengan neutron
yang tidak terlalu besar, daerah tersebut
juga memiliki resistivitas mencapai 18.7
ohm-m. Daerah pada kedalaman ini
merupakan reservoir yang ekonomis
dengan nilai Saturasi Air berada diantara
25%-75% yaitu 31.7 % dengan porositas
19 % dan memiliki kandungan lempung
yang sangat kecil dengan nilai gamma ray
39 API.
Pada kedalaman 1421.3-1428.7 meter
merupakan lapisan reservoir yang
mengandung minyak karena separasi
antara porositas densitas (D) dengan
porositas neutron (N) tidak terlalu
besar. Selain selisih overlay antara
porositas log densitas dengan neutron
yang tidak terlalu besar, daerah tersebut
juga memiliki resistivitas yang tinggi.
Daerah pada kedalaman ini merupakan
reservoir yang ekonomis dengan nilai
Saturasi Air berada diantara 25%-75%
yaitu 31.7 % yaitu 29 % dengan
porositas 15% dan memiliki kandungan
lempung yang sangat kecil dengan nilai
gamma ray 36 API.

1360

1367

Gambar 9 : Hasil interpretasi data log


dengan model CPI pada kedalaman
1360-1400
Kedalaman 1401-1453 meter
1421,3

1425,5

1429,3

1447,3

Gambar 10 : Hasil interpretasi data log


dengan model CPI pada kedalaman
1401-1453
Pada kedalaman 1360-1367 meter
merupakan lapisan reservoir yang
mengandung gas karena terjadi separasi
positif yang besar antara porositas
densitas (D) dengan porositas neutron
(N). Selain itu, daerah tersebut juga
memiliki resistivitas yang sangat tinggi.
Daerah pada kedalaman ini merupakan
reservoir yang ekonomis dengan saturasi
air dibawah 25% yaitu 4.86 % dengan
porositas 24 % dan memiliki kandungan
*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

1375,5

Interpretasi pada kedalaman 1429.3-1447


meter hanya mengandung air formasi.
Lapisan batuannya terdiri dari batupasir
yang permeabel dengan nilai kandungan
radioaktifitas mencapai 32 API. Nilai
resistivitasnya sangat rendah dengan nilai
rata-rata 8 ohm-m. Rendahnya resistivitas
mengindikasikan batupasir tersebut hanya
mengandung air formasi, selain itu
saturasi air diatas 75% pada kedalaman
tersebut.
Penentuan
Zona
Hidrokarbon
Produksi
Berdasarkan hasil interpretasi data log,
nilai saturasi air (Sw) dapat diperkirakan
posisi yang mengandung hidrokarbon
adalah sebagai berikut :

1421 meter dengan ketebalan 110 meter


sedangkan hidrokarbonnya memiliki
ketebalan 20.1 meter. Formasi Talang
Akar
ini
merupakan
penghasil
hidrokarbon yang paling banyak diantara
formasi yang lainnya di Sumatera
Selatan.

KESIMPULAN

Dari hasil interpretasi data log untuk


penentuan zona hidrokarbon pada sumur
R pada kedalaman adalah 1360-1453
meter dapat disimpulkan :
1. Hasil interpretasi litologi berdasarkan
pembacaan
kurva-kurva
log
menunjukkan
bahwa
reservoir
yang
Saturasi
Kedalaman
Porositas
Ketebalan
Jenis
Air
(meter)
(%)
(meter)
Hidrokarbon
mendominasi pada sumur R adalah
(%)
batupasir dengan tingkat radioaktifitas
1360-1367
24%
4.86 %
7
Gas
atau nilai gamma ray dibawah 50 API
2. Zona hidrokarbon terletak pada
1375.5-1385.3
20%
10 %
9.8
Gas
kedalaman 1360-1367 dan 1375.51385.3
meter
dan
merupakan
1386.5-1396.6
19%
31 %
10.1
Minyak
kandungan gas dengan ketebalan
netpay masing-masing 7 dan 9.8 meter
1421.3-1425.5
15%
29 %
4.2
Minyak
sedangkan pada kedalaman 1386.51396.6, dan 1421.3-1425.5 merupakan
Tabel 1Posisi hidrokarbon produksi
kandungan minyak dengan ketebalan
Berdasarkan hasil interpretasi log pada
netpay masing-masing 10.1, dan 4.2
sumur R, terdapat 4 lapisan reservoir
meter.
dengan ketebalan lapisan hidrokarbonya
31.1 meter. Ketebalan kandungan gasnya
16.8 meter dan 14.3 meter yang
mengandung minyak dengan nilai
porositas dan saturasi air (Sw) yang
berbeda-beda. Pada reservoir yang
mengandung gas, saturasi airnya (Sw)
sangat rendah sehingga reservoir tersebut
sangat ekonomis untuk diproduksi.
Porositas pada sumur ini sangat beragam
tergantung dari banyaknya kandungan
lempungnya. Nilai porositas reservoir
pada sumur ini rata-rata antara 10-25 %.
Besarnya porositas ini berhubungan
dengan banyaknya cadangan hidrokarbon
yang terdapat pada reservoir tersebut.
Hidrokarbon pada kedalaman 13601425.5 meter terletak pada formasi
Talang Akar. Formasi Talang Akar
terletak pada kedalaman antara 1311*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

DAFTAR PUSTAKA
Adim, H., 1998. Sifat Fisis Media Berpori, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Trisakti:Jakarta.
Asquisth, G. & Gibson, C., 2004, Basic Well Log Analysis For Geologist, AAPG methods
in exploration series 2nd edition.Tulsa Oklahoma USA.
Hadipandoyo, S., 2007, Kuantifikasi Sumber Hidrokarbon Indonesai, Pusat Penelitian &
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi, LEMIGAS, Jakarta.
Harsono, A., 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Kuningan, Jakarta.
Irawan, Dedi,dkk. 2009. Analisis Data Log (Porositas, Saturasi Air, dan Permeabilitas)
Untuk Menentukan Zona Hidrokarbon, Studi Kasus Lapangan ITS Daerah
Cekungan Jawa Barat Utara. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.Surabaya
Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak Dan Gas Bumi Jilid 1 dan 2, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Lemigas, 2005. Petroleum Geology of Indonesias Sedimentary Basins. LEMIGAS.Jakarta
Lemigas, 2006. Produksi Hidrokarbon Studi Kasus Lapangan S, Sumatera Tengah.
PPPTMB LEMIGAS. Jakarta
Prawira, Hariadi Jaya. 2011. Karakteristik Reservoar Lapangan H Melalui Analisa
Petrofisika dan Evaluasi Formasi. Universitas Indonesia.Jakarta
Rider, M., 2000, The Geological Interpretation Of Well Logs, Sutherland, Scotland.
Schlumberger, 1991, Log Interpretation Chart, Schlumberger LDT, New York, USA.
Sembodo, H., 1995, Evaluasi Formasi II, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Trisakti, Jakarta.

*e-mail : megapuspitamuhrami@yahoo.com

You might also like