You are on page 1of 4

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-4

Karakterisasi Reservoir Batuan Karbonat


Menggunakan Analisis Atribut Seismik
Terintegrasi Pada Lapangan WS Cekungan
Salawati, Papua
Febry Rokhman Firdaus, Yulia Putri Wulandari, Ayi Syaeful Bahri
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: syaeful_b@physics.its.ac.id
Abstrak Penelitian untuk mengkarakterisasi reservoir telah
sukses dilakukan pada lapangan WA, cekungan salawati yang
berlokasi dekat dengan zona tektonik sesar sorong, papua.
Penelitian difokuskan pada reservoir batuan karbonat umur
miosen. Analisis atribut-atribut seismik dilakukan pada data
seismik pre-stack hasil migrasi waktu 3D dan 5 data sumur yang
diukur pada area penelitian. Kondisi struktur sesar dan rekahan
pada zona reservoir ditentukan dengan analisis atribut similarity
dan curvature Atribut-atribut ini terbuki efektif untuk interpretai
struktur geologi dari data seismik . Inversi impedansi akustik
(AI) dihitung untuk mengidentifikasi zona reservoir porositas
tinggi yang berasosiasi dengan nilai AI renda, dan atribut
dekomposisi spektral digunakan untuk mengetahui sifat lithologi
dan keberadaan fluida hidrokarbon pengisi reservoir. Karena
setiap atribut seismik saling berkaitan satu sama lain, dimana
beberapa atribut memiliki sensitivitas terhadap sifat tertentu dari
reservoir, maka atribut-atribut akan digunakan secara
terintegrasi untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai
karakteristik reservoir. Dari analisis terintegrasi atribut-atribut
seismik diatas, dihasilkan detail geometri sistem sesar dengan
dominan berarah NNE-SSW, zona interes berupa tinggian yang
dibatasi oleh sesar-sesar normal. Properti fisis reservoir dan zona
prospek akumulasi hidrokarbon dapat di interpretasi dengan
lebih optimis melalui hasil inversi impedansi akustik dan atribut
dekomposisi spektral setelah dikalibrasi dengan data sumur.

studi komperhensif yang melibatkan data seismik dan data


sumur perlu dilakukan, salah satunya dengan melakukan
analisis terhadap atribut-atribut seismik.
Dalam penelitian ini, atrubut seismik berupa atribut
similarity, curvature, dekomposisi spektral dan inversi
impedansi akustik secara umum digunakan untuk mengetahui
karakter struktur dan menganalisis property fisis yang berkaitan
dengan porositas serta indentifikasi zona akumulasi
hidrokarbon pada reservoir.

Kata Kuncicurvature, dekomposisi spektral, impedansi


akustik, karakterisasi reservoir, similarity.

I. PENDAHULUAN
APANGAN WS merupakan lapangan migas yang berada
di cekungan salawati. Terbukti memproduksi minyak
dengan reservoir batuan karbonat umur miosen. Hal ini
dibuktikan dari beberapa sumur pengeboran yang berproduksi
kontinyu hingga saat ini. Secara stratigrafi, zona reservoir
penelitian ditunjukkan pada gambar 1 dimana litologi
didominasi oleh batuan karbonat terumbu. Hingga saat ini
kegiatan eksplorasi terus dilakukan untuk meningkatkan
kapasitas produksinya. Selain itu, cekungan Salawati
berhadapan secara frontal dengan zona patahan besar di timur
Indonesia yang dinamakan Sesar Sorong. Kondisi ini tentunya
berpengaruh besar terhadap struktural dari reservoir lapangan
tersebut. Untuk dapat mengkarakterisasi reservoir dengan baik,

Gambar. 1. Stratigrafi daerah penelitian dengan formasi karbonat umur


miosen (dalam kotak merah) sebagai fokus

II. METODA PENELITIAN


Secara umum, data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari:
1) Data sumur berupa data wireline logging dari 5 sumur
vertikal dimana masing-masing memiliki data pengukuran
checkshot, log sonic, log gamma-ray, log RHOB (densitas),
log NPHI (neutron porosity) dan data marker sumur.
2) Data data seismik pre-stack hasil migrasi waktu (PSTM) 3D. Terdiri dari 140 inline dan 120 crossline dengan interval

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4


sampling 2 ms. Spasi antara inline dan crossline adalah
25m dan dibatasi pada inline 1-140 dan crossline 540-660
Analisis diawali dengan proses pengikatan data sumur
dengan data seismik hingga mendapatkan nilai korelasi yang
tinggi. Selanjutnya, interpretasi horizon dilakukan dengan
penelusuran jejak horizon top reservoir yang ditarik dari
marker sumur ke dalam data seismik secara lateral. Dan
akhirnya, atribut-atribut seismik di ekstrak dengan top horizon
reservoir hingga kedalaman 100 ms dari top horizon sebagai
zona interes reservoirnya. Gambar 2 berikut ini menunjukkan
diagram alir kerja pada penelitian ini.

2
utama yang direpresentasikan oleh atribut similarity bernilai
sangat rendah (mendekati nol) terlihat tegas berwarna hitam
seperti yang ditunjukkan anak panah merah, dan secara umum
memiliki tren arah NNE-SSW. Selain itu, tren similarity bernilai
rendah, lebih tipis dan pendek juga teramati disekitar sesarsesar utama, seperti yang ditunjukkan anak panah kuning. Tren
ini dapat diinterpretasikan sebagai rekahan yang biasa muncul
sebagai struktur penyerta akibat keberadaan sesar. Rekahan
dominan berorientai NW-SE. Gambar 3 (c) dan (d) berturutturut merupakan hasil ekstraksi atribut similarity pada sayatan
horizon kedalaman 40ms, dan kedalaman 70ms dibawah
horizon top reservoir. Sedangkan gambar 3 (b) merupakan
hasil ekstraksi atribut similarity pada sayatan melintang seismik
inline 82. Geometri kemiringan sesar dapat diamati seperti pada
lingkaran hijau.

Gambar 2. Diagram alir penelitian

Karakteristik struktur pada zona reservoir ditentukan dengan


analisis atribut similarity dan curvature. Inversi impedansi
akustik dan atribut dekomposisi spectral digunakan untuk
mengetahui sifat fisis lithologi dan keberadaan fluida
hidrokarbon pengisi reservoir. Semua atribut tersebut di hitung
pada zona interest dengan horizon top reservoir sebagai acuan
batas atasnya.
III. HASIL DAN DISKUSI
A. Atribut similarity dan curvatures untuk memetakan kondisi
struktural reservoir.
Atribut similarity sebagai bentuk dari atribut coherency
menggambarkan seberapa mirip bentuk dan amplitudo suatu
tras seismik satu dengan tras lain disekitarnya. Nilai similarity
1 menunjukkan bagian-bagian tras seismik sepenuhnya sama,
baik dalam hal bentuk gelombang maupun amplitudonya.
Sedangkan nilai similarity 0 menunjukkan bahwa tras-tras
seismik tersebut sepenuhnya tidak sama. Gambar 3 (a) dibawah
menunjukkan hasil ekstraksi atribut similarity pada sayatan
horizon top reservoir. Secara visual, kemenerusan sesar-sesar

Gambar 3. (a) Atribut similarity pada sayatan horizon top reservoir formasi.
(b) Hasil ekstraksi atribut similarity pada penempang melintang seismik
inline 82. (c) Atribut similarity pada sayatan horizon kedalaman 40 ms, dan
(d) Atribut similarity pada sayatan horizon kedalaman 70 ms dibawah horizon
top reservoir.

sini dapat dilihat bahwa atribut similarity cukup baik dalam


mendelineasi keberadaan struktur sesar pada reservoir, tatapi
atribut ini belum mampu mendefinisikan jenis sesar yang
berkembang diarea tersebut. Sehingga atribut yang lain, seperti
curvature, perlu diaplikasikan untuk melengkapi informasi
mengenai geometri dari struktur.
Pada penelitian ini bentuk atribut curvature yang digunakan
adalah Most positive dan most negative curvatures. Atribut
tersebut dipilih karena Most positive curvature mampu
merepresentasikan antiklin atau blok tinggian dari suatu
struktur, sedangkan most negative curvature menggambarkan
sinklin atau blok bawah dari suatu struktur sesar. Hal ini dinilai
sesuai dengan kondisi geologi daerah penelitian dimana gaya
ekstensi akibat tektonik sesar sorong dominan disini.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4


Hasil perhitungan atribut curvature menunjukkan bahwa
terdapat zona tunggian di tengah area penelitian yang dibatasi
oleh sesar-sesar normal. kombinasi dari most positive curvature
dan most negative curvature pada sayatan horizon top
reservoir (gambar 4 b) menunjukkan adanya beberapa atribut
curvature bernilai tinggi (most positive) yang ditunjukkan
dengan warna kuning dan rendah (most negative) dengan
warna biru yang saling berpasangan dan menerus seperti yang
ditunjukkan pada lingkaran. Ini dapat diinterpretasikan sebagai
sesar-sesar yang memiliki blok atas dan blok bawah. Dan pada
gambar 4(a) menunjukkan bahwa blok tinggi merupakan foot
wall dan blok rendah sebagai hanging wall.

Gambar 4. (a) kombinasi dari most positive curvature dan most negative
curvature pada penampang melintang seismik inline 82. (b) kombinasi dari
most positive curvature dan most negative curvature pada sayatan horizon
top reservoir.

B. Karakteristik Lithologi Reservoir dan Delineasi Zona


Hidrokarbon
Atribut yang digunakan untuk mengetahui karakteristik
litologi yang berhubungan dengan sebaran porositas adalah
Inversi impedansi akustik. Sedangkan atribut dekomposisi
spektral digunakan untuk identifikasi zona hidrokarbon di zona
reservoir. Gambar 5 (a) bagian atas menunjukkan hasil inversi
impedansi akustik (AI) metode model based pada penampang
melintang seismik inline 82 yang dilalui oleh sumur WS_5.
Pada zona reservoir, nilai impedansi akustik yang rendah
berasisoasi dengan reservoir dengan porositas tinggi. Secara
fisis batuan tersebut lebih porous sehingga cukup baik sebagai
tempat akumulasi hidrokarbon. Sebaliknya, nilai impedansi
akustik tinggi menunjukkan reservoir yang memiliki porositas
rendah, batuan reservoir lebih tight dan sering dianggap
sebagai reservoir yang kurang ekonomis. Sebaran porositas
reservoir secara vertikal dapat dilihat pada gambar 5.2.
Reservoir dengan nilai AI rendah menyebar kontinyu didekat
top reservoir. Zona reservoir dengan AI rendah yang lain juga
muncul seperti yang ditinjukkan anak panah hitam, berada pada
kedalaman sekitar 30-50 ms dan 60-75 ms dari horizon top
reservoir. Secara umum, reservoir porous hingga kedalaman
sekitar 80 ms dibawah horizon top reservoir dan dibatasi oleh
reservoir tight dengan AI tinggi yang ditunjukkan dengan
warna ungu.
Berdasarkan analisis hasil inversi AI pada penampang
melintang seismik, Sayatan horizontal untuk melihat melihat
sebaran zona reservoir porous secara lateral dilakukan pada
kedalaman 10 ms, 40 ms, dan 70 ms dibawah horizon top

3
reservoir formasi F2 dengan window 10 ms. Gambar 5 (b), (c)
dan (d) menunjukkan sebaran lateral nilai impedasi akustik
pada kedalaman 10ms, 40ms dan 70 ms dibawah top reservoir.
dalam lingkaran hitam merupakan zona dengan nilai AI rendah
antara 21800 27000 (ft/s)*(g/cc) yang ditunjukkan oleh
warna hijau sampai kuning dan dikelilingi oleh nilai impedansi
akustik lebih tinggi yang berwarna biru-violet.

Gambar 5. (a) Hasil inversi impedansi akustik (AI) pada penampang


melintang seismik inline 82. Sayatan horizontal impedansi akustik pada
kedalaman (b) 10ms (c) 40ms (d) 70ms dibawah horizon top reservoir

Pada atribut dekomposisi spektral, data seismik ditransformasi


kedalam domain frekuensi. Efek anomali pada frekuensi tinggi
dan rendah dapat diamati pada gambar 6. Atenuasi pada
frekuensi yang lebih tinggi terlihat pada penampang melintang
inline 82 yang dilalui oleh sumur produksi WS_5 yang
diketahui zona produksinya seperti ditunjukkan anak panah
hitam (gambar 6 a dan c). Ini digunakan sebagai kalibrasi untuk
mengetahui bagaimanakah karakter anomali spektral yang
terjadi pada zona hidrokarbon. Atenuasi pada frekuensi tinggi
ini digunakan sebagai indikator zona akumulasi hidrokarbon.

Gambar 6. (a) atribut dekomposisi spectral dengan (a) dan (c) isofrekuensi 35
Hz dan 50 Hz pada penampang melintang inline 82 yang dilalui sumur
produksi WS_5. (b) dan (d) isofrekuensi 35 Hz dan 50 Hz pada sayatan
horizontal kedalaman 10ms dibawah horizon top reservoir.

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4


Pada peta isofrekuensi sayatan horizontal gambar 6 (b) dan (d)
zona akumulasi hidrokarbon yang berasosiasi dengan atenuasi
pada frekuensi tinggi (warna merah) dapat di analisis secara
langsung. Akhirnya analisis terintegrasi dari seluruh atribut
yang digunakan dapat dilakukan untuk menentukan zona
akumulasi hidrokarbon pada reservoir yang di interpretasi
memiliki porositas tinggi dan juga mempertimbangkan struktur
sesarnya seperti yang ditunjukkan pada gambar 7.
Rekomendasi lokasi pengeboran sumur baru pun dapat
dilakukan dengan lebih optimis.

4
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada PetroChina
International (Bermuda) Ltd. atas izin yang diberikan untuk
mempublikasikan tulisan ini. Dan dGB Earth Sciences
Company yang telah memberikan lisensi software Opendtect
4.2 yang digunakan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]

[4]

[5]

[6]
[7]
Gambar 7. (a) sayatan horizon atribut AI. (b) kombinasi atribut similarity
sebagai background dan dekomposisi spektral. Analisis secara bersamaan
menghasilkan rekomendasi zona rekomendasi untuk dilakukan pengeboran
selanjutnya, seperti pada lingkaran putih.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis atribut-atribut seismik yang
telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik reservoir
karbonate lapangan WS, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1) Analisis atribut similarity dan curvature menghasilkan
informasi detail geometri system sesar pada zona reservoir
karbonat formasi F2 didominasi oleh sesar normal dengan
arah NNE-SSW. Dan zona interes daerah penelitian
berupa tinggian yang dibatasi oleh sesar-sesar normal
tersebut.
2) Zona reservoir yang berpotensi memiliki porositas tinggi
berasosisasi dengan nilai impedansi akustik rendah antara
21800-27000 (ft/s)*(g/cc).
3) Properti fisis reservoir dan zona akumulasi hidrokarbon
dapat diinterpretasi dengan baik dan lebih optimis melalui
hasil inverse impedansi akustik dan atribut dekomposisi
spektral setelah dikalibrasi dengan data sumur.
4) Lokasi yang direkomendasikan untuk sumur pengeboran
baru berada di utara sumur-sumur lama. Pada zona
reservoir kedalaman sekitar 40 ms dibawah horizon top
reservoir uang merupakan zona reservoir porositas tinggi,
tidak tersesarkan serta terdapat potensi akumulasi
hidrokarbon.

[8]
[9]

Castagna, J.P., et.al, (2002), The Use Of Spectral Decomposition As A


Hydrocarbon Indicator, GasTIPS Summer 2002, 24-27.
dGB Earth Science, (2009), Opendtect User Documentary.
Jibrin, B.W., et.al, (2009), Application of Volumetric Seismic Attributes
to Delineate Fault Geometry: Examples From The Outer Fold And Trust
Belt, Deepwater Niger Delta (Join Development Zone), dGB Earth
Sciences.
Julian, Cuesta, et.al, (2009), The Use Of Seismic Attributes and Spectral
Decomposition To Support The Drilling Plan Of Uracoa-Bombal Fields,
Houston: SEG Houston International Exposition and Annual Meeting.
Kazeneimi, H., et.al, (2007), Application of the Continuous Wavelet
Transform Decomposition to channel deposits and gas detection at
Ketzin, Germany, London: EAGE 69th Conference & Exhibition
London, UK, 11 - 14 June 2007.
Satyana, Awang H., (2000), Salawati Basin Evolution, JOB PertaminaSanta FE Salawati, Studi report.
Sugiri, Oki., 2010, Fracture Basement Delineation using Seismic Multi
Attribut, Master Thesis, Jurusan Geofisika Eksplorasi, Universitas
Curtin: Melbourne, Australia.
Taner, . M. Turhan, (2001), Seismic Attributes, CSEG Recorder
september 2001. 46-56.
Yilmaz, , (2001), Seismic Data Analysis, Processing, Inversion, and
Interpretation of Seismic Data, Volume II, Society of Exploration
Geophysicists: Tulsa USA.

You might also like