Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Liyasda Amalis Sahr
(J410140090)
(J410140093)
Heti Kustrini
(J410140106)
KELOMPOK 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap-tiap negara, baik negara
miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan
masalah gizi kurang dan negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih. Saat ini
di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan,
indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang
yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan,
kurang baiknya kualitas lingkungan.
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam
menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif. Upaya
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan cara penanganan
pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan asupan gizi dan perawatan
yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang sehat, maka hadirnya infeksi menular
ataupun penyakit masyarakat lainnya dapat dihindari.
Produksi pangan di Indonesia tiap tahun selalu mengalami peningkatan.
Walaupun demikian, masih sangat banyak masyarakat indonesia yang belum
memperoleh pangan yang cukup untuk kehidupannya. Padahal makanan adalah
kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Tanpa makanan manusia tidak mempunyai
cukup energi untuk sistem metabolisme dalam hidupnya. Jika sistem metabolisme
terhambat lama kelamaan manusia akan mati.
Kekurangan pangan memang bukanlah masalah baru. Masalah baru yang
muncul adalah ketika lahan pertanian yang digunakan untuk menanam tanaman
pangan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat jumlahnya semakin menurun. Tidak
hanya itu saja jumlah petani akhir akhir ini juga semakin sedikit. Sedangkan jumlah
penduduk meningkat begitu cepat. Ditambah lagi pertambahan penduduk yang sangat
besar itu tidak disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu,
karena indonesia adalah negara kepulauan pendistribusian pangan yang baik sangat
dibutuhkan, namun seringkali terjadi pendistribusian pangan yang tidak merata
sehingga jumlah angka kelaparan dan kurang gizi di Indonesia semakin meningkat.
Sedangkan keberhasilan pembangunan nasional yang diupayakan oleh
pemerintah dan masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya
manusia. Indikator yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya kualitas sumber
daya manusia antara lain indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks kemiskinan
manusia (IKM). Pada umumnya ipm dan ikm mempunyai komponen yang sama,
yaitu angka harapan hidup (tingkat kesehatan), penguasaan ilmu pengetahuan (tingkat
pendidikan) dan standar kehidupan yang layak (tingkat ekonomi). Pada IPM, standar
hidup layak dihitung dari pendapatan per kapita, sementara ikm diukur dengan
persentase penduduk tanpa akses terhadap air bersih, fasilitas kesehatan, dan balita
kurang gizi.
Salah satu prioritas pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah upaya
perbaikan gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.
Kurang gizi akan berdampak pada penurunan kualitas sdm yang lebih lanjut dapat
berakibat pada kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan,
menurunkan produktivitas, meningkatkan kesakitan serta kematian.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi gizi ?
2. Apakah definisi pertanian ?
3. Bagaimana hubungan gizi dengan pertanian ?
4. Contoh kasus gizi yang berhubungan dengan pertanian ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Gizi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan. Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi
atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Lebih luas, gizi diartikan sebagai suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat
gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh
serta untuk menghasilkan tenaga (Irianto, 2007).
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan metabolism
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi, (Supriadi
dkk, 2014). Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu : 1. Secara
klasik :
1. Gizi Klasik
Gizi hanya di hubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi,
membangun, memelihara jaringan tubuh dan mengatur proses-proses jaringan
tubuh).
2. Gizi Moderen
Selain untuk kesehatan, juga di kaitkan dengan potensi ekonomi sesorang
karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan
produktivitas kerja.
B. Definisi Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya
tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran
hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan
mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan
keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan (Hariadi,2011)
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga
memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha,
pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,
pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani
rendah
daripada
pertanian
industrial
(Hariadi.2011).
pangan yang tidak ditanam ditempatnya, maka masyarakat tidak akan banyak terjadi
kurang gizi. Bila pangan cukup tersedia maka orang akan cenderung mengkonsumsi
makanan yang sehat.
Faktor yang mempengaruhi ketersediaan pangan didunia adalah :
a. Beralihnya petani yang menanam tanaman pangan ke tanaman perdagangan
Persoalan baru tengan kekurangan pangan adalah berupa kecenderungan
petani di Negara-negara bukan industri beralih ke tanaman perdagangan padahal
penduduk terus bertambah. Petani yang khusus memproduksi bahan pangan seperti
beras, ubi jalar lebih banyak dijual daripada dikonsumsi untuk keluarga sendiri.
Banyak petani yang tidak memiliki cukup lahan untuk mengusahakan pangan
dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Selain itu juga
tidak punya banyak uang untuk membeli bahan makanan. Pertambahan penduduk
tidak sebanding dengan pertambahan produksi bahan pangan.
b. Laju pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan laju peningkatan
produksi pangan
Pertambahan penduduk akan berakibat pada ketersediaan sumber daya dan
kelestarian lingkungan, ketersediaan pangan, kesehatan masyarakat, kesempatan
memeperoleh pendidikan dan kesempatan mendapat kerja. Pertumbuhan penduduk
yang tinggi meningkatkan kompetisi pemanfaatan lahan pertanian yang subur.
2. Memperbanyak Jumlah Petani, peternak dan tenaga ahli di bidang pangan dan
gizi.
3. Memperbaiki Pola konsumsi masyarakat.
4. Pemerintah harus mampu menyediakan pangan yang bergizi dan mudah
dijangkau, baik secara fisik maupun ekonomis.
5. Distribusi pangan yang baik.
Kecamatan Suoh terbebas dari keku- rangan pangan dan gizi. Data BPS
Lampung Barat tahun 2007, menunjukkan dari 12843 rumah tangga, terdapat
5135 (41.14%) rumah tangga miskin, sehingga potensial mengalami kekurangan
pangan dan gizi.
Kecamatan Suoh relatif terisolir, karena berada di wilayah enclave
kawasan konservasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Untuk
membangun jalan melintasi kawasan TNBBS masih terkendala peraturan
dibidang kehutanan. Akibatnya, distribusi pangan dan non pangan dari dan ke
Kecamatan Suoh belum lancar. Disisi lain TNBBS sebagai sumberdaya hutan
merupakan sumberdaya strategis dan modal pembangunan nasional, sehingga
keberadaannya
harus
diurus,
dikelola,
dilindungi,
dan
dimanfaatkan
2. Kasus 2 :
Sumber:
Jurnal pertanian dan ketahanan pangan Vol. 1, No. 1., Juli 2013 (25-39)
ALIH
FUNGSI
LAHAN,
PEMBANGUNAN
PERTANIAN
DAN
KETAHANAN PANGAN
Oleh:
Iswan Kaputra
Saat ini alih fungsi lahan pangan telah, sedang dan akan terus terjadi di
Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Kendati belum begitu mengkhawatirkan
terhadap ketersediaan pangan, tetapi upaya antisipasi mulai perlu dilakukan.
Sekarang ini Kabupaten Sergai dengan luas sekitar 190.000 hektar memiliki lebih
kurang 41.000 hektar sawah, sekitar 1.600 hektar tidak beririgasi. Dari luas
persawahan ini, data BPS mencatat bahwa kabupaten ini masih surplus beras
sebanyak 149.861 ton di tahun 2012.
Meski demikian, data Portal Nasional mencatat hingga tahun 2008, di
Kabupaten Sergai telah terjadi alih fungsi lahan pangan sebesar 2.300 hektar.
Angka ini relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan Kabupaten Asahan (6.800
hektar), dan Nias (6.700 hektar). Tetapi karena kecenderungan alih fungsi lahan
PEMENUHAN
KEBUTUHAN
PANGAN
PENDUDUK
faktor
pembatas
bagi
Kabupaten
Lampung
Barat
dalam
meningkatkan ke- tersediaan pangan melalui produksi dalam dae rah sebagai
upaya terwujudnya kemandirian pangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan. Gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan metabolism dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Gizi
terbagi menjadi 2 pengertian yaitu gizi klasik dan gizi modern. Gizi klasik hanya
berfokus pada kesehatan sedangkan gizi modern berfokus pada kesehatan dan juga
ekonomi.
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi,
serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Semua usaha pertanian pada dasarnya
adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama
akan
pengelolaan
tempat
usaha,
pemilihan
benih/bibit,
metode
budidaya,
B. Saran
Adapun saran yang bisa di berikan adalah sebaiknya kita
lebih
memperhatikan masalah ketahanan pangan yang ada di Indonesia. Karena masih
banyak masyarakat yang belum memahami bagaimana cara atau strategi yang baik
guna menjaga ketahanan pangan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Amirian I,dkk.2008.Ketahanan Pangn Rumah Tangga Petani Sawah di Wilayah
Enclave Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.Vol3
Hariadi,Purwiyatno.2011.Pertanian dan Pangan.Bogor: Yayasan Omar Taraki
Irianto,Pekik.2007.Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.Jakarta:Andi
Publisher
Kaputra,Iswan.2013.Alih Fungsi Lahan,Pembangunan Pertanian dan Ketahanan
Pangan.Vol 1
Mikolause,Serman.2008.Dasar Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.Jakarta:Udana
Pers
Sumarlin.2008.Analisis Kebutuhan Luas Lahan Basah Pertanian Pangan Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Pangan Penduduk Kabupaten Lampung Barat.Vol 3
Supriyadi.2014.Statistik Kesehatan.Jakarta:Salemba Medika