You are on page 1of 2

KOLITIS PADA PASIEN DENGAN MIELOMONOSITIK LEUKEMIA AKUT

David Widjaja, Mediarty Syahrir


Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan

ABSTRAK
Pendahuluan:
Leukemia mioblastik akut (LMA) adalah penyakit keganasan leukosit yang bila tidak
diobati akan mengakibatkan kematian dalam waktu beberapa minggu hingga beberapa
bulan setelah diagnosis. Selain itu, pasien dengan LMA sering memiliki gejala awal yang
tidak spesifik sehingga LMA sulit terdiagnosa dini. Laporan ini akan mempresentasikan
kasus LMA pada seorang pasien yang dirujuk awalnya untuk evaluasi hematokezia.
Laporan Kasus:
Seorang perempuan berumur 53 tahun datang ke Rumah Sakit Mohammad Hoesin
(RSMH) Palembang dengan keluhan utama lemas yang memburuk selama 2 minggu.
Tiga bulan sebelumnya, pasien mulai merasakan lemas yang disertai dengan pandangan
berkunang kunang, sakit di gusi, penurunan berat badan, demam dan hematokezia yang
hilang timbul. Karena kondisinya memburuk dalam 3 minggu, pasien dirawat di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyuasin. Pemeriksaan awal menunjukkan hemoglobin
(Hb) 4 g/dL, leukosit 5.600/uL dan trombosit 210.000/uL. Setelah transfusi darah, Hb
meningkat menjadi 8 g/dL dan hematokezia berhenti. Setelah perawatan 1 minggu di
RSUD Banyuasin, pasien dipulangkan ke rumah dan dirujuk ke klinik gastroenterologi
RSMH untuk evaluasi hematokezia. Selama 6 minggu setelah dipulangkan dari RSUD
Banyuasin, pasien tidak memiliki gejala apapun, termasuk hematokezia. Dua minggu
sebelum datang ke RSMH Palembang, pasien mulai lagi merasakan rasa lemas yang
makin memburuk. Saat tiba di RSMH, pasien mengalami hematokezia. Pemeriksaan awal
di RSMH menunjukkan takikardia, takipnea, darah di rektum, Hb 3 g/dL, leukosit 8.400/

uL dan trombosit 208.000/uL. Setelah transfusi pack red cells (PRC), Hb meningkat
menjadi 7.4 g/dL dan hematokezia berhenti. Saat kolonoskopi, ditemukan ulkus dangkal
dengan mukosa kemerahan di beberapa segmen kolon dari kolon sigmoid sampai kolon
transversum. Sediaan biopsi dari jaringan kolon menunjukkan edema jaringan
fibrokolagen di submukosa dengan sebukan sel radang (limfosit dan sel plasma) dan
normal kripta tanpa tanda radang atau destruksi. Tes darah tepi berikutnya menunjukkan
leukositosis (15.000/uL) dengan 54% sel blast. Pemeriksaan spesimen sumsum tulang
membuktikan adanya mielomonositik leukemia (M4 LMA berdasarkan Frech-AmericanBritish classification). Tes koagulasi menunjukkan peningkatan D-dimer (2.97 ug/mL),
Fibrinogen (596 mg/dL), PT (15.6 detik), PTT (57.9 detik) dan INR (1.2).
Kesimpulan:
Gejala awal LMA dapat tidak spesifik termasuk tanpa kelainan hitung leukosit pada
pemeriksaan darah tepi rutin. Anemia berat dan koagulopati pada awal LMA dapat
menyebabkan cedera iskemia pada kolon yang mengakibatkan transient hematokezia.
Kata kunci:
Leukemia mioblastik akut, mielomonositik leukemia, transient hematokezia, iskemia
kolitis.

You might also like