Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Bed load adalah salah satu jenis angkutan sedimen yang berada paling dasar dari
sebuah sungai. Muatan sedimen ini dipengaruhi oleh proses erosi dan deposisi. Dari hasil
pengamatan dilapangan dan beberapa percobaan telah diketahui bahwa hubungan antara
angkutan sedimen dengan keadaan aliran di dasar sungai adalah tekanan geser dasar yang
terdiri dari form drag dan roughness drag. Diketahui pula bahwa proses pengangkutan dan
kekuatan aliran sangat tergantung dari rpughness drag, sedang form drag sama sekali tidak
berperan.
Banyak rumus yang dapat digunakan untuk menghitung angkutan sedimen sejak Du
Boys (1879) menyajikan hubungan gaya seretnya (tractive forcerelation). Masalah yangs
erring dihadapi adalah dalam memilih satu atau beberapa rumus yang sesuai untuk dipakai
dalam memecahkan suatu masalah. Pemilihan ini tidak dapat secara langsung dilakukan
selama hasil dari beberapa formula yang digunakan menunjukan perbedaan yang besar. Oleh
karena itu, penetapan rumus yang akan digunakan harus terlebih dahulu dibandingkan dengan
hasil observasi langsung debit sedimen di sungai yang akan ditinjau.
Intensitas angkutan sedimen total pada suatu penampang sungai/saluran adalah
banyaknya sedimen yang lewat pada penampang tersebut persatuan waktu ( dapat dinyatakan
dalam berat : N/det atau volume persatuan waktu : m3/det)
Pergerakan material bedload adalah dengan menggelinding atau melompat seperti pada
gambar berikut :
BAB II
DASAR TEORI
Dalam menghitung angkutan sedimen kesulitannya tidak ada aturan tertentu, sehingga
kita mengikuti aturan-aturan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Secara umum
intensitas angkutan sedimen dirumuskan sebagai berikut :
= S/(g..D3)1/2
Dengan :
S
= diameter butiran
= (s w)/w
= porositas
Intensitas pengaliran :
= U*2 / gD
(nilai efektif dari )
Suatu formulasi yang lengkap tentang gerak bed load harus mencakup semua variable
dari pada pengaliran dan sedimen. Akan tetapi umumnya rumus-rumus tidaklah demikian.
Sebagian besar rumus-rumus menggunakan parameter yang menentukan keadaan batas
dimana tidak terjadi angkutan, misalnya :
1. t0 t (tegangan super kritis)
2. Q0 Qc (debit kritis)
3. U0 Uc (kecepatan kritis)
2.1 Metode Perhitungan Angkutan Muatan Dasar (Bed Lload)
Muatan dasar (bed load), adalah partikel yang bergerak pada dasar sungai dengan cara
berguling, meluncur,dan meloncat. (Priyantoro, Dwi:1987).
K1
K2
1/ 3
w .R. .I 0,047( s w ).d m 0,25 w
g
.( q 'b ) 2 / 3
Dengan :
= ripple factor
qb =
berat angkutan sedimen dasar dalam air per satuan waktu lebar sungai (kg/m.dt)
dm = diameter median
Volume sedimen padat :
V
q'b
s w
(m3/m.dt)
= 0, = 1 rumus MPM menjadi :
w .R.I
c
0,047
( s w ).d m ( s w ).d m
Re *
Persamaan
c
0,055
( s w ).d m
MPM
ini
diperoleh
dari
range
data
yang
lebar
Dengan :
Uo = kecepatan seketika pada permukaan butiran
Ucr = kecepatan kritis cairan pada saat butiran mulai bergerak
Distribusi normal untuk Uo diasumsikan :
f (U O ) 1 / (2 )1 / 2 exp . (U O U Cr ) 2 / 2 2
2
Dengan mengambil jumlah butiran per unit luas p / / 4 D dan Ug pada perbandingan
rata-rata dari gerakan partikel dengan berat kering per unit lebar dan waktu, maka :
Tb 2 / 3. S .g .D.U g .P
Dengan :
U g b U Cr U 0 U Cr f (U 0 ).d .U 0
P = 0,35
b = 1,0
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Soal
Diketahui sebuah sungai dengan penampang persegi empat mempunyai lebar rerata 10
meter, kedalamannnya 4 meter dan kemiringan dasar sungai 8 x 10 4. Dasar sungai terdiri dari
material dengan diameter d = 0.8 mm dan dm = 0.5 mm, porositasnya
kekasaran 0,003
Penyelesaian
Untuk h = 0.5 maka perhitungannya adalah sbb :
A
= b.h
= 0,455 m
= 10. ,.5
P
= 5 m2
= 2h + b
= 55,737 m/det
= 2(0,5) + 10
R
Qw
=A. v
= 11
= 5 . 55,737
=A/ P
= 278,684 m3/det
= 5 / 11
Dari perhitungan di atas, maka untuk kedalaman 4 meter, didapat table sbb :
h
No.
m
1
1
0
2
0,5
3
1
4
1,5
5
2
6
2,5
7
3
8
3,5
9
4
3.1 Metode MPM
A
m^2
2
0
5
10
15
20
25
30
35
40
P
m
3
10,000
11,000
12,000
13,000
14,000
15,000
16,000
17,000
18,000
Qw
R
m
4
0,000
0,455
0,833
1,154
1,429
1,667
1,875
2,059
2,222
v
m/det
5
0,000
55,737
83,490
103,718
119,589
132,533
143,359
152,582
160,552
Qw
m3/det
6
0,000
278,684
834,903
1555,776
2391,783
3313,316
4300,766
5340,368
6422,075
Ubar
= (g h I) 1/2
= (C/C) 3/2
= (36,513/69,006) 3/2
= 0,06 m/det
=0,385
= ( h I) / dm
= 0,696
= 0,187
= Ubar/(h I) 1/2
= (4 0,188 ) 3/2
= 36,513
= 0,417
QB
= (g dm3) 1/2
= 69,006
Dari perhitungan diatas, maka untuk kedalaman hingga 4 meter, didapat table sbb :
QB
U*
U bar
C'
QB
m/det
m/det
m1/2/det
m1/2/det
10
11
12
13
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,063
0,696
36,513
69,006
0,385
0,187
0,417
0,00002
0,188
0,089
1,138
44,075
73,744
0,462
0,448
2,032
0,00009
0,914
0,108
1,504
49,491
76,288
0,523
0,760
4,817
0,00022
2,167
0,125
1,826
54,021
77,958
0,577
1,119
8,876
0,00040
3,992
0,140
2,120
58,055
79,163
0,628
1,522
14,338
0,00064
6,449
0,153
2,392
61,762
80,084
0,677
1,970
21,338
0,00096
9,598
0,166
2,648
65,235
80,815
0,725
2,461
30,014
0,00135
13,501
0,177
2,889
68,528
81,412
0,772
2,995
40,503
0,00182
18,219
m3/det
14
Dari table 1 dan 2 diatas, dapat dibuatt grafik hubungan antara debit air dengan debit sedimen,
sebagai berikut :
Hubungan Qw dan Qs
20
15
Debit Sedimen (m3/det)
Hubungan Qw dan Qs
10
5
0
0.000
5000.000 10000.000
QB
U*
m/de
t
15
0,000
0,736
0,761
0,774
0,782
0,788
0,793
0,796
0,799
cr
cr/o
qs/U* D
qs
qB
QB
16
0
3,924
7,848
11,772
15,696
19,620
23,544
27,468
31,392
17
3,01
3,01
3,01
3,01
3,01
3,01
3,01
3,01
3,01
18
0
0,767
0,384
0,256
0,192
0,153
0,128
0,110
0,096
19
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
20
0
0,00029
0,00030
0,00031
0,00031
0,00032
0,00032
0,00032
0,00032
21
0,00
0,00000011
0,00000011
0,00000012
0,00000012
0,00000012
0,00000012
0,00000012
0,00000012
22
0
0,0000011
0,0000011
0,0000012
0,0000012
0,0000012
0,0000012
0,0000012
0,0000012
Hubungan Qw dan Qs
12
10
8
Debit Sedimen (m3/det)
Hubungan Qw dan Qs
6
4
2
0
0.000
5000.000 10000.000
Debit Airs(m3/det)