Professional Documents
Culture Documents
A. Data Pabrik :
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Kontraktor untuk disetujui oleh
Engineer.
B. Sertification :
Semua tiang pondasi yang dikirim ke proyek harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik.
C. Gambar kerja :
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja, metoda konstruksi, jadwal kerja dan
daftar perlengkapan kepada Engineer untuk mendapat persetujuan.
1.6. Kondisi Kerja :
A. Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah
kerusakan dari tiang pancang pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan pemancangan.
B. Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tegangantegangan yang melebihi rencana.
C. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai sehingga tidak terjadi kerusakan
pada beton atau pengotoran dari permukaan. Tumpukan harus ditempatkan pada posisi sesuai
dengan petunjuk (gambar) atau telah disetujui oleh pengawas yang ditunjuk atau dalam posisi
dimana kemungkinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil mungkin.
D. Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan dengan cat pada tiap interval/jarak 0.5 m.
Panjang keseluruhan tiang harus dicantumkan dengan cat atau bahan lain yang disetujui.
Penunjuk panjang harus diberikan pada interval setiap 1.0 m.
PASAL 2 - BAHAN-BAHAN/PRODUKSI
2.1. Hasil pabrik yang dapat diterima.
Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari beberapa pabrik yang menghasilkan jenis tiang
yang sama dengan yang disyaratkan, untuk dipilih dan disetujui oleh Engineer.
2.2. Bahan-bahan tiang.
Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratanpersyaratan berikut :
A. Dimensi/Ukuran-ukuran :
Jenis tiang yang dipakai adalah Tiang Beton Precast Prestress dengan ukuran 40cm x 40cm dan
35m x 35cm persegi dan panjang seperti ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.
B. Beton
Mutu beton minimum yang dipakai adalah fc' - 41.5 MPa (Cylinder), yang harus sudah dicapai
pada waktu pemancangan.
C. Penulangan dan prestressing strands :
1. Prestressing strands harus "uncoated, bright seven wire, stress relieved 270 ksi "sesuai ASTM
A-416".
2. Spiral harus dibentuk dari "cold drawn bright steel wire" sesuai ASTM A-82 atau 6 mm U24.
D. Peralatan Pemancangan
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kotraktor harus mengajukan data lengkap dari peralatan yang
akan dipergunakan, jadwal pemancangan dan prosedur kerjanya termasuk mesin pancang dan
peralatan yang akan digunakan di lapangan.
2. Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada bentuknya.
Hammer (pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk type tiang pancang dan sifat dari kekuatan
tiang pancang tersebut.
3. Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan untuk
penempatan peralatan pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan percobaan beban.
2.3. Bahan-bahan lain yang harus disediakan
Penggunaan bahan-bahan khusus :
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dalam penggunaan bahan khusus seperti
bahan tambahan, perlengkapan las, pencegah karat dan semua bahan lain yang tidak disyaratkan
disini.
Percobaan-percobaan ataupun biaya tambah lainnya sehubungan dengan pemakaian dari bahanbahan tersebut diatas adalah sepenuhnya tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 3 - PELAKSANAAN
3.1. Persiapan
A. Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor harus mengajukan usulan mengenai
urutan rencana pemancangan yang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan saling
mengganggu.
B. Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan harus mendapat persetujuan
dari Engineer. Persetujuan demikian tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya
untuk pemancangan tiang yang lancar dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan dan
tambahan biaya yang disebabkan karena pemilihan metode harus ditanggung oleh Kontraktor.
C. Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan dari waktu ke waktu
apabila dianggap perlu.
Untuk perubahan demikian tidak ada biaya tambah.
D. Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus dan tidak terganggu.
E. Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat yang telah ditentukan pada
dokumen pelaksanaan. Setiap koordinat tiang harus mendapat persetujuan dari pengawas yang
Bila dijumpai pile heave, lanjutkan pemeriksaan heave dan lanjutkan pemancangan sampai
pengawas yang ditunjuk menyatakan bahwa pile heave teratasi.
D. Penilaian dari kapasitas daya dukung.
Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai "final set" yang diijinkan oleh pengawas yang
ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan rebound harus memberikan kapasitas tiang yang
ekivalen dengan beban kerja yang disyaratkan.
Set harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua percobaan. Nilai konstanta
yang akan dipakai untuk memodifikasi rumus akan ditaksir oleh Soil Engineer setelah tiang
pertama selesai dipancang dan setelah grafik rebound/set diperoleh.
E. Posisi-posisi tiang.
Posisi-posisi tiang dan ketidak lurusan harus didata oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya pekerjaan dan persetujuan akhir diberikan
oleh pengawas yang ditunjuk dalam waktu tiga hari sesudah tiang yang terakhir selesai
dipancang. Sampai persetujuan tersebut diberikan, tak ada perlengkapan yang boleh
dipindahkan; kecuali atas resiko Kontraktor sendiri.
F. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat.
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh sebab lain atau salah
letak atau gagal pada waktu percobaan beban, Kontraktor disyaratkan untuk mengadakan
penambahan tiang pada posisi yang ditentukan oleh Engineer sedemikian sehingga akhirnya
dihasilkan daya dukung yang sama.
G. Pendataan pemancangan tiang.
Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang dipancang dan dilengkapi parap
pengawas yang ditunjuk pada masing-masing data, setiap hari.
Pemancangan, set dan rebound dari setiap tiang harus mengikuti persetujuan Engineer. Data
pemancangan setiap tiang harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk dan tembusan
(copy)nya harus disimpan oleh Kontraktor.
Data-data laporan harus meliputi hal-hal berikut :
1. Nama proyek
2. Nomor tiang
3. Tanggal pemancangan
4. Cuaca
5. Set, rebound dan tinggi jatuh (ram height) pada 10 pukulan terakhir (last ten blow)
6. Dalamnya pemancangan dari level tanah
7. Level tanah
8. Panjang tiang
9. Jenis alat pukul (Hammer Type)
10. Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada sambungan).
11. Waktu/saat mulai dan waktu selesainya pemancangan
12. Jumlah pukulan dan rata-rata set tiap 0.5 m
13. Tinggi jatuh yang sebenarnya (actual ram stroke)
14. Semua informasi lain seperti disyaratkan oleh Engineer.
Metoda pengukuran set dan rebound harus disetujui oleh Engineer. Record diatas harus
menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh proses pemancangan. Apabila
pemancangan suatu tiang dimulai, maka harus dilakukan sampai selesai dan mencapai set yang
disyaratkan (kecuali waktu penyambungan).
H. Kepala Tiang
1. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Kontraktor wajib untuk memotong kelebihan
panjang tiang pancang sedemikian rupa sehingga panjang stek tulangan setelah pemotongan
kepala tiang minimum 40 diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai pengikat ke-pur
(pile cap).
Setelah pemancangan selesai, kontraktor harus segera melanjutkan dengan memeriksa level dan
mencatat posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta membandingkan dengan posisi yang
dicantumkan pada gambar denah tiang.
Kontraktor harus menyediakan surveyor dilapangan untuk pekerjaan tersebut.
2. Stek tulangan tiang setelah pemotongan kepala tiang (panjang minimum 40 diameter) harus
dalam keadaan bersih, lurus dan baik.
3. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat.
4. Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan petunjuk/gambar.
I. Sambungan tiang dan pengelasan :
1. Kontraktor atau Pabrik pembuat tiang harus menyerahkan sistim sambungan tiang untuk
disetujui Engineer sebelum pemasangan di lapangan.
2. Detail dari sambungan harus terdiri dari :
a. Sistim sambungan yang akan dipakai
b. Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasan
c. Prosedur pengelasan
d. Kwalifikasi/kecakapan tukang las.
J. Laporan dan pemeriksaan pekerjaan pondasi tiang.
Pada waktu selesainya pekerjaan pondasi tiang, sebuah laporan yang tepat harus segera disiapkan
dan diserahkan rangkap 6 (enam) kepada pengawas yang ditunjuk.
Hal-hal berikut harus termasuk juga di dalam laporan :
1. Ringkasan pekerjaan (sketsa, metoda, tanggal waktu mengerjakan, dll).
2. Laporan tentang pukulan (blows)
3. Laporan harian pekerjaan dan laporan pemeriksaan :
a. Waktu yang disyaratkan untuk pemancangan
b. Jumlah pukulan
c. Kedalaman pemancangan
d. Nilai pemancangan akhir
e. Nilai rebound
f. Daya dukung akhir yang diijinkan
4. Laporan percobaan beban
5. Denah (lay out) tiang dan toleransinya.
ditempatkan dengan jarak yang sama pada keliling tiang dan sistim pendukung dengan memakai
mistar.
2. Pembacaan harus dilakukan dengan sistim seperti disyaratkan di F dari Bab dan pasal ini.
3. Dial gauges harus mempunyai kemampuan gerak sampai 50 mm dan keakuratan sampai 0.25
mm.
4. Skala ukur untuk pembacaan pada mistar harus dipilih yang sanggup untuk pembacaan sampai
keakuratan mencapai 0.5 mm. Selain mistar levelling boleh juga dipakai sebuah mistar yang
dipasang pada tiang atau pur (pile caps).
5. Laporan kalibrasi harus disertakan pada semua alat-alat percobaan pembebanan yang
membutuhkan kalibrasi sebelum percobaan beban dilakukan.
6. Semua reference beam dan kawat-kawat (wires) harus ditunjang secara terpisah dengan
penunjang yang cukup kaku dan ditanamkan ditanah pada jarak bersih tidak kurang dari 2.5 m
dari tiang percobaan.
7. Dua buah dial gauge tambahan harus dipasang pada reference beam secara tegak lurus untuk
memantau kemungkinan terjadinya pergerakan lateral dari ujung tiang.
E. Prosedur Pembebanan
1. Percobaan pembebanan vertikal harus sesuai dengan syarat berikut :
Percobaan pembebanan 4 (empat) cycle untuk tiang dengan beban tekan axial sesuai dengan
ASTM D-1143-81.
Prosedur Pembebanan :
Langkah
Cycle beban dalam
% dari beban kerja Lamanya penahanan beban
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28 0
25
50 Cycle 1
25
0
50
75
100 Cycle 2
75
50
0
50
100
125
150 Cycle 3
125
100
50
0
50
100
150
175
200 Cycle 4
150
100
50
0
A - beban ditahan selama minimum 1 jam dan sampai settlement < 0.25 mm per jam (max. 2
jam). A jam 20 menit 20 menit 20 menit A A 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A A
20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A B = beban ditahan selama
min. 12 jam, bila setelah 12 jam settlement yang terjadi > 0.25 mm per jam, maka beban ditahan
selama max. 24 jam.
1 jam
1 jam
1 jam
24 jam
Bila kegagalan terjadi sebelum mencapai 200% dari beban rencana, maka beban harus
diturunkan perlahan-lahan dan hati-hati dengan suatu tingkatan tidak lebih dari 20% dari beban
kerja permenit sampai penurunan mencapai < 0.25 mm per jam. Kemudian mengikuti langkah B
sampai akhir dari prosedur. 2. Percobaan pembebanan lateral axial harus dilakukan dalam 4
cycles sesuai dengan ASTM D 3966-90. Prosedur pembebanan : Langkah Cycle beban dalam %
dari beban kerja Lamanya Penahanan Beban Jadwal pembacaan Perge-rakan lateral (dalam
menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 0 25 50 25 0 50
75 100 50 0 50 100 125 150 75 0 50 100 150 170 180 190 200 150 100 50 0 - 10 10 10 10 10 15
20 10 10 10 10 20 20 10 10 10 10 10 20 20 20 60 10 10 10 10 - 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-510 0-5-10-15 0-5-10-15-20 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10-15-20 0-5-10-15-20 0-5-10 0-510 0-5-10 0-5-10 0-5-10 0-5-10-15-20 0-5-10-15-20 0-5-10-15-20 0-10-20-30-40-50-60 0-5-10
0-5-10 0-5-10 0-5-10 3. Percobaan pembebanan tarik axial harus dilakukan dalam 4 cycles sesuai
dengan ASTM D 3689-90 Prosedur Pembebanan : Langkah Cycle beban dalam % dari beban
kerja Lamanya Penahanan Beban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 0 25 50 Cycle 1 25 0 50 75 100 Cycle 2 75 50 0 50 100 125 150 Cycle 3 125 100 50
0 50 100 150 175 200 Cycle 4 150 100 50 0 A = Beban ditahan selama minimum 1 jam dan
sampai pergerakan keatas dari tiang < 0.25 mm per jam (max. 2 jam). 1 jam 20 menit 20 menit
20 menit A A 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit 20 menit A A 20 menit 20 menit 20 menit 20
menit 20 menit 20 menit 20 menit A B = Beban ditahan selama min. 12 jam, bila setelah 12 jam
pergerakan keatas dari tiang adalah > 0.25 mm per jam, maka beban ditahan selama 24 jam.
1 jam
1 jam
1 jam
1 jam
F. Prosedur pembacaan
1. Percobaan Pembebanan Vertikal
Pembacaan dilakukan sebagai berikut :
- Sebelum dan sesudah penambahan beban
- Sebelum dan sesudah penurunan beban
- Setiap 10 menit
- Pada pembebanan 200% beban rencana, pembacaan dilakukan sebagai berikut :
- Setiap 10 menit selama 2 jam pertama
- Selanjutnya setiap 1/2 jam selama 10 jam.
E. Laporan :
1. Untuk setiap tiang yang ditest, laporan harus termasuk juga :
a. data dari waktu terhadap simpangan kecepatan rata-rata (average amplified velocity vs time
record).
b. Kesimpulan dari keutuhan masing-masing tiang yang ditest.
2. Laporan ahir harus diserahkan kepada Engineer dalam waktu 10 hari setelah percobaan
selesai.
F. Kriteria hasil test yang dapat diterima dan ditolak :
1. Dapat diterima atau ditolaknya tiang-tiang yang ditest harus didasarkan dari kesimpulan
laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang melaksanakan P.I.T.
2. Apabila mayoritas dari tiang-tiang memberikan hasil yang meragukan, Engineer boleh, atas
kebijaksanaannya, memerintahkan penggalian suatu tiang secara penuh untuk mencocokkan
kriteria yang ditolak atau dapat diterima.
G. Tindakan usaha perbaikan.
1. Tiang-tiang yang ditolak harus dipindahkan.
2. Tiang-tiang yang meragukan dapat ditindak lanjuti dengan percobaan dynamic (P.D.A),
percobaan pembebanan static (Static Load Testing) etc.
3.5. Pembersihan :
Kontraktor harus memindahkan dan membongkar semua puing, tanah, kelebihan beton, keluar
dari lokasi atau proyek seperti ditunjukkan oleh pengawas yang ditunjuk tanpa biaya tambahan.
Diposkan oleh petergo di 11.02
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Lencana Facebook
Petrus Civil
Pengikut
Arsip Blog
2014 (4)
2013 (3)
2012 (13)
o Juni (2)
o April (11)
Proses Sedimentasi
2011 (11)
Mengenai Saya
petergo
1. Geoteknik - Soil Investigation (Penyelidikan Tanah) : CPT/Sondir,DCPT,CBR
Test,Sandcone,Drilling, dll . 2. Design Strukture - Buillding Audit (Audit Kelayakan
akibat Gempa,Perubahan Struktur,Kebakaran) dan Perbaikan Perkuatan Struktur . 3.
Geodesi (Pemetaan , Bathymetri Inshore dan Offshore,dll)
Lihat profil lengkapku