Professional Documents
Culture Documents
situasinya, injeksikan kembali bila perlu tapi jangan minta ia untuk menahan
rasa sakit. Sebelum melakukan penyuntikan, sebaiknya operator berbincang
dengan pasien, dengan menyediakan waktu untuk menjelaskan apa yang
akan dilakukan dan mengenal pasien lebih jauh dokter gigi dapat
meminimaliskan rasa takut.
Anestesi lokal secara umum diindikasikan pada pencabutan dan
preparasi kavitas gigi. Beberapa tipe anestesi lokal antara lain anestesi
topical digunakan untuk mengurangi rasa sakit sewaktu penetrasi jarum
pada mukosa mulut, insisi abses, pasien yang sangat sensitif saat mencetak
rahang, dan mengurangi nyeri pascaoperatif. Anestesi infiltrasi digunakan
untuk gigi susu rahang atas/bawah, gigi permanen rahang atas dan gigi
anterior rahang bawah. Anestesi blok digunakan untuk gigi posterior rahang
atas/bawah, perawatan yang melibatkan lebih dari satu gigi dan perawatan
endodontik. Anestesi intraligamen digunakan untuk prosedur perawatan
multikuadran, prosedur perawatan gigi tunggal, perawatan endodontik dan
periodontal.
Kontraindikasi utama dari anestesi lokal adalah bila disuntikkan ke
daerah yang mengalami infeksi karena masa kerjanya akan hilang atau
terlambat. Kontraindikasi lainnya yaitu penderita penyakit hemophilia,
penyakit Christmas atau von Willebrand, penyakit sistemik yang tidak
terkontrol seperti kardiovaskular dan diabetes, pasien yang alergi terhadap
bahan anestesi lokal, serta jangan mengusahakan penyuntikan pada anak
yang lelah, gelisah dan tidak kooperatif.
Macam anastesi lokal :
1. Anastesi Topikal
Anestesi topikal diperoleh melalui aplikasi agen anestesi tertentu pada
daerah kulit maupun membran mukosa yang dapat dipenetrasi untuk
memblok ujung-ujung saraf superficial. Semua agen anestesi topical sama
efektifnya sewaktu digunakan pada mukosa dan menganestesi dengan
kedalaman 2-3 mm dari permukaan jaringan jika digunakan dengan tepat.
Beberapa dokter menyarankan penggunaan anastesi topikal sebelum
injeksi. Sulit untuk menentukan seberapa efektifnya cara ini namun memiliki
nilai psikologis, karena dapat memperkecil rasa sakit saat pemberian
anastesi lokal, tetapi anastesi topikal tidak dapat menggantikan teknik
injeksi.
Cara melakukan anastesi topikal adalah :
2 | Page
2. Anastesi Infiltrasi
Sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang
bawah, mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasinya pada anak cukup
dalam karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu kompak.
Anestesi infiltrasi digunakan untuk menunjukkan tempat dalam
jaringan dimana larutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari
saraf yang berhubungan dengan periosteum bukal dan labial. Pada anak,
bidang alveolar labio-bukal yan tipis umumnya banyak terdapat saluran
vaskular dari pembuluh darah, maka teknik infiltrasi dapat digunakan
dengan efektif untuk mendapat efek anestesi pada gigi-gigi susu atas dan
bawah. Infiltrasi 0,5-1,0 ml larutan anestesi lokal cukup untuk menganestesi
3 | Page
pulpa dari kebanyakan gigi anak. Penyuntikan harus dilakukan dengan hatihati untuk menghindari kesalahan insersi jarum yang terlalu dalam ke
jaringan.
Kasa atau kapas steril diletakkan di antara jari dan membran mukosa
mulut, tarik pipi atau bibir serta membran mukosa yang bergerak kea rah
bawah untuk rahang atas dank e arah atas untuk rahang bawah sehingga
membran mukosa menjadi tegang, untuk memperjelas daerah lipatan muk
mukobukal atau mukolingual. Aplikasikan terlebih dahulu anestesi topical jika
diperlukan sebelum insersi jarum. Suntik jaringan pada lipatan mukosa
dengan bevel jarum mengarah ke tulang dan sejajar bidang tulang. Setelah
posisi jarum tepat, lanjutkan insersi jarum menyelusuri periosteum sampai
ujungnya mencapai setinggi akar gigi lalu larutan dideposit. Suntikan dengan
perlahan-lahan agar memperkecil atau mengurangi rasa sakit, anestesi akan
berjalan dalam waktu lima menit.
3. Anastesi Blok
Pencabutan molar tetap pada anak sama seperti orang dewasa nervus
alveolaris inferior harus diblok. Foramen mandibula pada anak terletak
setingkat di bawah dataran oklusal gigi sulung, oleh karena itu injeksi dibuat
lebih rendah dan lebih posterior daripada pasien dewasa.
4 | Page
5 | Page
6 | Page
Anastesi Intraligamen
Suntikan ini menjadi populer belakangan ini setelah adanya syringe
khusus untuk tujuan tersebut. Suntikan intraligamen dapat dilakukan dengan
jarum dan syringe konvensional tetapi lebih baik dengan syringe khusus
karena lebih mudah memberikan tekanan yang diperlukan untuk
menyuntikan ke dalam periodontal ligamen. Suntikan intraligamen dilakukan
ke dalam periodontal ligamen.
Caranya :
1. Hilangkan semua kalkulus dari tempat penyuntikan, bersihkan sulkus
gingiva dengan rubber cup dan pasta profilaksis dan berikan desinfektan
dengan menggunakan cotton pellet kecil.
2. Masukkan jarum ke dalam sulkus gingiva pada bagian mesial distal gigi
dengan bevel jarum menjauhi gigi.
3. Tekan beberapa tetes larutan ke dalam sulkus gingiva untuk anastesi
jaringan di depan jarum
4. Gerakkan jarum ke apikal sampai tersendat diantara gigi dan crest
alveolar biasanya kira-kira 2 mm
5. Tekan perlahan-lahan. Jika jarum ditempatkan dengan benar harus ada
hambatan pada penyuntikan dan jaringan di sekitar jarum memutih. Jika
tahanan tidak dirasakan, jarum mungkin tidak benar posisinya dan larutan
yang disuntikkan akan mengalir ke dalam mulut.
6. Suntikan perlahan-lahan, banyaknya 0,2 ml.
7. Untuk gigi posterior, berikan suntikan di sekitar tiap akar.
8. Dapat pula diberikan penyuntikan di bagian mesial dan distal akar tetapi
dianjurkan bahwa tidak lebih dari 0,4 ml larutan disuntikan ke tiap akar.
9. Cartridge harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pasien yang
lain, walaupun sedikit sekali larutan yang digunakan.
7 | Page
1. Ulcer/luka
Dapat terjadi akibat gigitan pada bibiur, pipi, atau lidah yang terasa
tidak enak, tebal/bengkak dengan tanda-tanda ulkus berwarna putih,
bengkak, tidak sakit, serta perluasan kadang-kadang cukup besar tergantung
besarnya trauma. Pencegahannya dengan memberikan penerangan bahwa
setelah dilakukan penyuntikan pada daerah tersebut akan terasa
tebal/bengkak dan tidak enak yang akan hilang dengan sendirinya setelah
beberapa waktu. Daerah tersebut tidak boleh diisap atau digigit-gigit.
Perawatan yang dilakukan antara lain memberikan antiseptik oles serta
mencegah trauma gigitan lebih lanjut.
2. Sinkop
Merupakan reaksi psikis seperti pusing, mual, pucat, dingin, lemas,
denyut nadi cepat, pupil membesar atau mengecil serta tekanan darah
turun. Sebaiknya tindakan selanjutnya ditunda, pasien ditidurkan dengan
posisi kepala dan kaki terangkat 10 derajat, pada posisi demikian sirkulasi
darah dari otak dan vena kembali ke jantung. Kompres dingin diberikan di
kepala untuk memberikan rasa nyaman ada pasien. Sinkop dapat juga
disebabkan rasa takut sebelum anestesi. Keadaan ini dapat dihindari dengan
mengajak bicara, atau mengalihkan perhatian. Bila terjadi pada tahap
permulaan dapat dilakukan dengan menarik nafas panjang dan dalam
melalui hidung dengan teratur serta cukup lama. Tindakan anestesi dapat
dilanjutkan bila pasien sudah tenang.
3. Reaksi alergi terhadap obat anestetikum
Reaksi dapat terjadi seketika atau beberapa saat kemudian, ringan,
atau akut. Reaksi alergi akibat prosedur penyuntikan sangat bervariasi, mulai
dari ringan sampai brochoconstriction. Perawatan yang diberikan adalah
penyuntikan 0,1-0,5 ml epinefrin 1:1000 di bawah lidah.
4. Infeksi
Infeksi adalah komplikasi sewaktu penyuntikan yang sering terjadi dan
biasanya disebabkan oleh masuknya bakteri dalam jaringan pada saat
pemberian anestesi lokal. Pemakaian peralatan yang sudah disterilkan dan
teknik antiseptik umumnya dapat menghilangkan kemungkinan tersebut.
5. Trismus
9 | Page
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Bahan ajar IKGA 2. Drg. Paulina Gunawan, MKes, Sp KGA
Sjaril Noerdin. Penatalaksanaan Pemberian Anestesi Lokal pada Gigi Anak.
Jurnal Kedokteran gigi Universitas Indonesia. 2000
11 | P a g e
Martin Amalia. Anestesi Lokal pada Kedokteran Gigi Anak. 2007. Fakultas
Kedokteran Gigi USU
12 | P a g e