Professional Documents
Culture Documents
FRAKTUR MANDIBULA
DISUSUN OLEH :
LAELA BADRIA
052 STYC 13
V/III/A2
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul OSTEOATRITIS guna memenuhi tugas mata kuliah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.
BAB 1
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun
parsial.Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan
trauma tidak langsung.Trauma pada wajah sering melibatkan tulang-tulang pembentuk
wajah, diantaranya pada mandibula.
Mandibula merupakan bagian dari tulang wajah yang sering mengalami cedera
karena posisinya yang menonjol sehingga rentan terhadap benturan, walaupun daya
tahan mandibula terhadap benturan lebih besar daripada tulang-tulang wajah lainnya.
Fraktur dapat terjadi akibat trauma atau karena proses patologis. Fraktur akibat
trauma dapat terjadi akibat perkelahian, kecelakaan lalulintas, kecelakaan kerja, luka
tembak, jatuh ataupun trauma saat pencabutan gigi. Fraktur patologis dapat terjadi
karena kekuatan tulang berkurang akibat adanya kista, tumor jinak atau ganas rahang,
osteogenesis imperfekta, osteomielitis, osteomalasia, atrofi tulang secara menyeluruh
atau osteoporosis nekrosis atau metabolic bone disease. Akibat adanya proses patologis
tersebut, fraktur dapat terjadi secara spontan seperti waktu bicara, makan atau
mengunyah.
Secara umum klasifikasi fraktur mandibula dapat diklasifikasikan berdasarkan
tipe fraktur, lokasi fraktur, pola fraktur.Prinsip umum perawatan fraktur mandibula
secara esensial tidaklah berbeda dari perawatan fraktur di badan. Fragmen direduksi
kedalam suatu posisi yang baik dan kemudian dilakukan imobilisasi sampai waktu
tertentu sehingga terbentuk penyatuantulang.
Dasar pemikiran perawatan fraktur yang baik adalah kemauan dan kemampuan
untuk menggunakan teknik yang ada. Pada keadaan tertentu diperlukan cara modifikasi
dari teknik pembedahan.8 Salah satu teknik modifikasi dalam penatalaksanan fraktur
mandibula adalah kombinasi penggunaan arch bar dengan lag screw.
Pertimbangan yang matang terhadap perawatan yang akan dilakukan harus
3
disadari sebagai hal yang penting sehingga tindakan dan jenis perawatan yang dilakukan
sesuai dengan indikasi termasuk mewaspadai segala bentuk kemungkinan komplikasi
yang dapat terjadi. Untuk mengatasi keadaan ini, dokter gigi dengan kemampuan yang
dimilikinya harus melakukan perawatan yang optimal. Oleh karena itu dalam skripsi ini
akan dibahas mengenai konsep kombinasi penggunaan arch bar dengan lag screw
dalam penatalaksanaan fraktur mandibula anterior sehingga perawatan yang dilakukan
sesuai dengan indikasi dan dapat berhasil dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana konsep dasar fraktur mandibula?
1.2.2 Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur
mandibula?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum.
Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi
tugas perkuliahan Keperawatan Sistem Muskuluskletal
1.3.2 Tujuan khusus.
Untuk mengetahui dan lebih memahami definisi, Epidemiologi, penyebab,
patofisiologi, klasifikasi, gejala klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik,
pemeriksaan fisik, dan therapy, pada penyakit fraktur mandibula yang sudah
merupakan masalah kesehatan yang penting.
BAB 11
4
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan otot dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan
lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap
atau tidak lengkap (Price dan Wilson, 2006).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya (Brunner & Suddarth, 2001).
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian. (Muttaqin, Arif. 2008)
Mandibula adalah tulang rahang bawah, tulang yang tidak teratur dan
merupakan satu-satunya tulang kepala yang dapat bergerak (Watson,2002).
Fraktur mandibula adalah rusaknya kontinuitas tulang mandibula yang
dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak langsung.
2.2 Etiologi
Klasifikasi Fraktur (Chairuddin, 2003)
Klasifikasi Etiologis:
1.
tersebut.
2.
Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang
Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa
2.
Fraktur transversal
Fraktur oblik
Fraktur spiral
Fraktur kominutif
Fraktur segmental
Fraktur Impaksi/kompresi
3.
Menurut ekstensi:
Fraktur total
Fraktur buckle/torus
Fraktur greenstick
Fraktur avulse
6
Fraktur sendi
4.
hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya yaitu tidak bergeser dan
Luka < 1 cm
Kontaminasi minimal
Derajat II:
Laserasi >1 cm
Kontaminasi sedang
Derajat III:
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot.
Nyeri pembengkakan
Terdapat trauma
Deformitas
7
Kelainan gerak
2.4 Patofisiologi
Penyebab fraktur diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang
disebabkan oleh suatu proses, yaitu :
Osteoporosis Imperfekta (kelainan genetika langka pada remaja, tulang rapuh)
Osteoporosis (penurunan kualitas dan kepadatan massa tulang)
Penyakit metabolik (makanan, racun, infeksi, dan sebagainya)
Trauma, yaitu benturan pada tulang. Biasanya terjatuh dengan posisi dagu
langsung terbentur dengan benda yang lebih kuat/keras daripada tulang itu
sendiri.
2.5 Pathway
Trauma langsung
kondisi patologis
FRAKTUR MANDIBULA
Diskontinuitas tulang
Nyeri
Kerusakan
integritas
jaringan
putus vena/arteri
tekanan kapiler
reaksi
stres
klien
deformitas
perdarahan pelepasan histamin
melepaskan katekolamin
gg. fungsi
protein plasma hilang
memobilisai
asam lemak
syok hipovolemik
edema
Defisit
perawatan diri
makan
bergab dg trombosit
Kekurangan
Volume Cairan
Dalam Tubuh
emboli
Gangguan perfusi
jaringan
X.Ray
Asbarg)
2.8 Komplikasi
1.
2.
10
BAB III
KONSEP ASKEP
3.1 Rencana Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian
1.
Pengkajian primer:
a.
Airway
Breathing
Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
2.
Pengkajian sekunder
a.
Aktivitas/istirahat
Keterbatasan mobilitas
b.
Sirkulasi
Tachikardi
c.
Neurosensori
Kesemutan
kelemahan
d.
Kenyamanan
e.
Keamanan
laserasi kulit
perdarahan
perubahan warna
pembengkakan lokal
Tujuan
Intervensi
Rasional
Kep
eraw
Nyeri
atan
akut Setelah dilakukan 1.
Kaji
b/d
tindakan
intensitas
Age
keperaw
nyeri
atan
cider
selama
imobilisasi
1x20
yang
fisik
menit
tirah baring
(Nanda,
2.
nyeri
3.
ulang
Pertahankan
Berikan
yang
berikan
untuk
2.
bagian
Untuk
mengurangi nyeri
3.
lingkungan
tenang
Untuk
menambahkan
dan
rasa nyaman
dorongan
melakukan
aktivitas hiburan
12
karakteristik
sakit dengan
berkuran
hilang
dan tipe
Mengetahui
nyeri
2013
atau
lokasi, 1.
4.
Untuk
KH:
4.
Klien
Mengata
kan
bila
ditoleransi
5.
mengurangi nyeri
5.
Untuk
Dorong
mengurangi
nyerinya
menggunakan tehnik
sensasi nyeri
berkuran
manajemen
contoh : relasksasi,
atau
hilang
Skala nyeri (0-1)
6.
stress,
Untuk
imajinasi visualisasi,
mengetahui
sentuhan
keadaan
Observasi
tanda-
tanda vital
umum
klien
7.
Untuk
mengurangi nyeri
7.
Kolaborasi
pemberian analgetik
Kerusakan
Setelah dilakukan 1.
Mengetahui
Integ
tindakan
adanya
ritas
keperaw
terhadap
infeksi
Jarin
atan
gan
selama 1 2.
b/d
x60
adanya
Fakt
menit
or
integritas
mek
kulit
Untuk
anik
yang
pada
mempertahankan
(mis
baik
yang menonjol
al:ko
tetap
yaka
terjaga
n/rob
3.
4.
Lakukan
tanda
perawatan
patah
Mengetahui
infeksi
naik
tulang
integritas kulit
5.
2.
tanda2
Pertahankan
13
4.
seprei
Untuk mencegah
dekubitus
ekan
KH:
tempat
tidur
Klien mengatakan
kering
dan
(Nanda,
badanny
2013
)
a bugar
Luka
tetap 5.
bebas
kerusakan
kerutan
6.
tampak
integritas kulit
bersih
Mencegah
gips
dengan 6.
alkohol
Meningkatkan
sirkulasi
perifer
dan
meningkatkan
kelemasan
kulit
Kolaborasi
tekanan
pemberian antibiotik.
relatif
yang
konstan
pada imobilisasi.
7.
Kekurangan
Setelah dilakukan 1.
Untuk mencegah
Pertahankan catatan 1.
infeksi
Menjaga
keseimbangan
Volu
tindakan
intake
me
keperaw
yang akurat
Cair
atan
an
selama 1
hidrasi (kelembaban
kualitas
Dala
x 6 jam,
membran
pemasukan
masalah
Tubu
kekurang
darah ortostatik)
h b/d
an
hilan
volume
untuk
gann
cairan
pasien makan
ya
dalam
volu
me
2.
3.
output
volume cairan
Monitor
Dorong
status 2.
mukosa,
KH:
secar
1.
volume cairan
3.
keluarga
Mendapatkan
nutrisi
membantu
yang
adekuat.
4.
Mengoptimalkan
pemasukan
tubuh
minuman/makanan
volume cairan
teratasi
ringan (snack,
buah, buah segar )
Mengetahui
Tawarkan
caira
4.
dan
Mempert
ahankan
aktif
urine
14
jus
(Nan
output
da,
sesuai
2013
dengan
usia dan
BB,
BJ
urine
normal,
HT
normal
2.
Te
kanan
darah,
nadi,
suhu
tubuh
dalam
batas
normal
3.
Tid
ak
ada
tanda
tanda
dehidrasi
,
Elastisita
s
turgor
kulit
baik,
membran
mukosa
lembab,
tidak ada
rasa haus
15
yang
berlebiha
Gangguan
n
Setelah dilakukan 1.
si
keperaw
jarin
atan
terhadap
gan
selama
panas/dingin/tajam/tu
daerah
b/d
1xshift
mpul
mengalami
rasa
status
Observasi kulit
gangguan
nyeri
sirkulasi
baik
KH:
perubahan
sirkulasi
2.
3.
4.
2013
)
adanya
5.
Defisit
Mengetahui
adanya
rahang
laserasi
Kolaborasi
4.
pemberian analgetik
yang
Mengetahui
lesi
Untuk
menjaga
sirkulasi darah di
normal
rahang
Setelah dilakukan 1.
Monitor kemampuan 1.
Untuk
mengetahui cara
Ciptakan lingkungan
memberikan
yang nyaman
makanan
Menambahkan
pera
tindakan
wata
keperaw
n diri
atan
mak
selama
an
1x30
senyaman
mungkin
rasa nyaman
b/d
menit
sebelum
memberi 3.
gang
ADL
makan
guan
klien
mus
terpenuhi
2.
3.
4.
aspirasi
kulo
(Nanda,
Mengetahui
tindakan
3.
Monitor
1.
perfu
(Nanda,
2.
sedotan, sendok.
skele
KH:
5.
tal
Klien mengatakan
Berikan
4.
makanan
klien
sesuai anjuran
bisa
memakan
makanan
5.
16
Memudahkan
Agar
diet
2013
)
makan
terpenuhi
BAB IV
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS
FRAKTUR MANDIBULA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD MATARAM
TANGGAL 16 APRIL 2015
17
4.1 Pengkajian
Identitas pasien
Nama
: Ny. R
Umur
: 20 thn
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Mataram
Tanggal MRS
Tanggal pengakajian
Diagnose medis
: Fraktur mandibula
No. RM
: 941032
: Ny. D
Umur
: 37 thn
Jenis kelamin
: perempuan
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Mataram
: Ibu klien
1. Keluhan utama
Nyeri dibagian rahang bawah dan pusing
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga klien mengatakan 2 hari yang lalu klien mengalami kecelakaan lalu
lintas dan muka klien terbentur tiang listrik dan mengalami luka di bagian rahang
bawah dan atas alis bagian kiri robek serta luka tergores di bagian pipi, klien
sempat pingsan dan di bawa ke IGD RSUD Praya, setelah mendapat pertolongan
18
Saat sakit
3. integritas ego
Sebelum sakit
Saat sakit
ini
4. ma kanan/cairan
Sebelum sakit
Sebelum sakit
frekuensi 2x/hari
6. nyeri/ketidaknyamnan
Sebelum sakit
nyaman
Saat sakit
nyeri 8
7. pernafasan
Sebelu m sakit
Saat sakit
8. hygiene
Sebelu m sakit
ibunya
9. neurosensori
Sebelum sakit
Saat sakit
10. keamanan
Sebelum sakit
Saat sakit
11. seksualitas
Sebelum sakit
bawah umur
20
Saat sakit
bawah umur
12. spiritual
Sebelum sakit
Saat sakit
Keadaan Umum
Keadaan umu lemah, kesadaran composmentis
B.
Tanda-tanda vital
TD
: 110/70 mmhg
Nadi
: 89x/menit
Suhu
: 37 c
Pernafasan
: 20x/mnt
C.
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
depan patah 1
Telinga
Leher
D.
Palpasi
E.
Perkusi
: suara pekak
Auskultasi
Pemeriksaaan Abdomen
F.
G.
H.
I.
J.
Auskultasi
Perkusi
: suara timpani
Palpasi
Anus
Ekstrimitas atas
Inspeksi
: tampak pucat
Palpasi
: akral hangat
Ekstrimitas bawah
Inspeksi
: tampak pucat
Palpasi
:-
Perkusi
Pemeriksan Integumen
Kulit
Kuku
Pemeriksaan Neurologi
GCS
2. Foto schull
bagian tengah
3. Bleeding time
: 3 32 menit
Cloting time
: 143 menit
4. Darah lengkap
WBC
10.4
10/ul
3.70-10.1
NEU
5.64
1.63-6.96
LYM
1.52
1.63-6.96
MONO
0.510
0.240-0.790
EOS
2.71
0.030-0.440
BASO
0.070
0.00.0.80
RBC
4.13
10/ul
4.06-5.58
HGB
8.45
g/dl
12.9-15.9
HCT
26.8
37.7-53.7
MCV
64.9
Fl
81.1-96.6
MCH
20.5
Pg
27.0-31.2
MCHC
31.5
g/dl
31.8-35.4
RDW
14.8
11.5-14.5
PLT
286
10/ul
155-366
MPV
6.14
Fl
6.90-10.6
23
TERAPI :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
RL 20 tpm
Hecting
Injeksi cefotaxim 2x1 gram / IV / 2 jam
Injeksi keterolac 3x30 mg / IV / 8 jam
Injeksi ranitidine 2x1 gram / IV / 2 jam
Rawat luka
Transfusi darah
Nomor seri
: 14510825
Jumlah kantong
: 1 @ cc : 1/200
Tanggal diberikan
: 29/01/2014
Jam
: 12.35 wita
Tanggal selsai
: 29/01/2014
Jam
: 12.55 wita
Gol. Darah
: B rhesus positif
Etiologi
Problem
pada
Nyeri akut
area
rahang bawah
Terputusnya
kontuintas
jaringan tulang
DO : - k/u klien lemah
-
meringis
Skala nyeri 7
Tampak nyeri jika
membuka mulut
Stimulus
dihantar
thalamus
24
ke
DS : - klien mengatakan
Fraktur
Kerusakan
sakitnya bertambah
jika mulutnya
verbal
di
jaringan tulang
klien bicara.
kontuintas
dikantor
ke
thalamus
ajak bicara
Klien
tampak
menggunkan
komunikasi
verbal
Kerusakan
komunikasi
verbal
DS : klien mengatakan nyeri Fraktur
di
luka
bekas
operasi
Nyeri
Adanya
tindakan
rekontruksi
Tampak
tulang
(pembedahan)
meringis
kesakitan
Skala nyeri 7
pada
komunikasi
(prostaglandin)
Afferent
Cortex cerebri
Nyeri dipersepsikan
Gangguan rasa nyama: nyeri (akut) b.d pergeseran fragmen tulang terhadap
jaringan lunak
2.
Kerusakan komunikasi verbal b.d nyeri
Diagnosa post operasi
3.
26
4.4 Intervensi
Hari/tgl
Tujuan/kriteri Intervensi
Rasional
a
hasil
Senin
Setelah
16/04/15
1.
Kaji
lokasi 1.
dila
nyeri,
kuka
itensitas
tipe nyeri
Pertahankan
tind
2.
akan
kepe
rawa
tan
3.
sela
dan
jam
nyer
2.
4.
fraktur wajah
tepatndan
dengan
mencegah stres
alat
yang tepat
lakukan
yang
aktif 3.
ketidaknyamana
ekstremitas/
n dan kekakuan,
sendi
Ajarkan
merangsang
dan
relaksasi
g
atau
terk
ontr
ol.
Kriteria
hasil 6.
dukungan otot
menurunkan
untuk
t
5.
tak
diperlukan pada
dorong tehnik
berk
intervensi
Mempertahanka
n posisi yang
dapa
uran
keefektifan
imobilisasi
pasif/
x 24
pilihan
rentang gerak
ma 3
Mempengaruhi
sirkulasi
melambat
sehubungan
napas dalam
Berikan
waktu
untuk
4.
ekspresikan
perasaan,
dengan
tirah
baring
Dengan
tehnik
relaksasi
dapat
mengurangi
dalam tingkat
kemampuan
5.
nyeri
ekspresikan
berkomunikas
masalah/
i
Kolaborasi
takut
27
yang
menurunkan
rasa
:
1.
dengan
dokter,
Nye
pemberian
ri
6.
berikan
uran
analgetik
lintasan
nyeri,
sehingga
nyeri
akan berkurang.
sesuai
atau
nyeri
Analgetik
memblok
analgetik,
berk
indikasi
hila
2.
ansietas/ siklus
ng
Skal
a
nyer
3.
i1
Klie
n
men
unju
kkan
sika
p
sant
ai
Selasa
17/04/15
Setelah
1.
Tentukan
1.
Tipe
cedera/
dila
luasnya
situasi
kuka
ketidakmamp
individual akan
uan
menentukan
tind
berkomunikas
kebuthan
akan
memerlukan
kepe
rawa
2.
Berikan
28
untuk
2.
yang
bantuan
Memampukan
tan
pilihan
sela
komunkasi
mengkomunikas
ma 3
menggunakan
ikan kebutuhan
x 24
alat
atau masalah
Batasi frusteasi
jam
klie
3.
dapa
t
validasi
arti
dan
4.
untuk
kelelahan
upaya
yang
dapat
komunikasi.g
terjadi
pada
unakan
percakapan
ya
atau tidak
berk
Antisipasi
nika
kebutuhan
si
pasien
deng
an
baik
Kriteria
hasil
:
pasien
pasien
3.
omu
cara
akan
men
etap
kan
met
ode
kom
unik
asi
dim
ana
29
4.
lama
Menurunkan
ansietas
dan
perasaan
tidak
berdaya
kebu
tuha
n
dapa
t
diek
spre
sika
n
Setelah
18/04/15
1.
Kaji
lokasi 1.
Mengetahui
dila
dan intensitas
intervensi yang
kuka
nyeri.
Pertahankan
dilakukan
2.
imobilisasi
tind
bagian
akan
kepe
3.
rawa
sela
4.
sakit.
Tinggikan
yang fraktur.
Anjurkan
ma 3
teknik
x 24
relaksasi
jam
nafas dalam.
Observasi
nyer
5.
TTV tiap 4
i
dapa
t
terk
ontr
ol
6.
jam.
Kolaborasi
dalam
memberikan
terapi
analgetik.
30
3.
nyeri.
Menurunkan
4.
rasa nyeri.
Mengurangi
5.
nyeri.
Peningkatan
yang
ekstremitas
tan
2.
selanjutnya.
Menghilangkan
TTV
menunjukkan
adanya
6.
nyeri.
Mengurangi
nyeri.
rasa
deng
an
krite
ria
hasil
:
-
Nye
ri
berk
uran
g
atau
hila
ng
Skala
nyer
i 0-2
Eks
presi
waja
h
rilek
s
31
4.5 Implementasi
Hari/tgl
Implementasi
Senin
1.
2.
3.
4.
ekstremitas/ sendi
3.
Mengajarkan dan dorong tehnik relaksasi
5.
napas dalam
Memberikan
16/04/15
Respon hasil
perasaan,
6.
waktu
dalam
untuk
tingkat
berkomunikasi
Berkolaborasi dengan
Klien me
bawah, sk
Klien dib
kepala sed
Klien ma
4.
mencegah
Klien ma
kemampuan 5.
dalam
Klien han
ekspresikan
dengan p
dokter,
pemberian
6.
yang diras
Klien me
mg / IV /
Senin
1.
16/04/15
2.
Klien han
berkomunikasi
2.
perawat
Klien dap
3.
berkomun
Klien dibe
Memberikan
pilihan
cara
komunkasi
menggunakan alat
3.
32
dapat
mengangg
4.
keadaanya
Klien mem
nyaman ag
Selasa
1.
2.
3.
4.
ekstremitas/ sendi
3.
Mengajarkan dan dorong tehnik relaksasi
5.
napas dalam
Memberikan
17/04/15
perasaan,
6.
Rabu
1.
18/04/15
2.
waktu
dalam
untuk
tingkat
berkomunikasi
Berkolaborasi dengan
dokter,
kemampuan
perasaann
pemberian 6.
verbal.
Klien me
mg / IV /
Klien han
berkomunikasi
2.
perawat
Klien dap
3.
berkomun
Klien dibe
Memberikan
pilihan
cara
komunkasi
dapat
1.
2.
3.
4.
5.
sakit.
Meninggikan ekstremitas yang fraktur
Menganjurkan teknik relaksasi nafas dalam.
Mengobservasi TTV tiap 4 jam.
6.
Berkolaborasi
analgetik.
33
dalam
memberikan
mengangg
4.
19/04/15
kepala sed
Klien ma
mencegah
Klien men
Klien mer
ya atau tidak
Kamis
bawah, sk
Klien dib
4.
ekspresikan 5.
menggunakan alat
3.
Klien me
keadaanya
Klien mem
nyaman ag
terapi
Klien me
2.
skala nyer
Klien kop
3.
benar untu
Kepala kl
4.
5.
bantal unt
Klien sedi
TD : 120/
6.
37 c, RR :
Klien me
mg / IV /
34
4.6 Evaluasi
Hari/tgl
Evaluasi
Senin
16/04/15
O :skala nyeri 7
A :masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan
P : mengkaji lokasi nyeri,intensitas dan tipe nyeri
Pertahankan imobilisasi fraktur wajah dengan alat yang tepat
lakukan rentang gerak pasif/ aktif untuk ekstremitas/ sendi
Ajarkan dan dorong tehnik relaksasi napas dalam
Selasa
17/04/15
O :skala nyeri 6
A :masalah teratasi sebagian intervensi dilanjutkan
P : Mengkaji lokasi nyeri, itensitas dan tipe nyeri
Mempertahankan imobilisasi fraktur wajah dengan alat yang tepat
Melakukan rentang gerak pasif/ aktif untuk ekstremitas/ sendi
Mengajarkan dan dorong tehnik relaksasi napas dalam
Memberikan waktu untuk ekspresikan perasaan, dalam tingkat kemampuan
35
Kamis
19/04/15
O :skala nyeri 5
A :masalah teratasi sebagian,
P : intervensi dilanjutkan
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan otot dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan
tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah
fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price dan Wilson,
2006).
Mandibula adalah tulang rahang bawah, tulang yang tidak teratur
dan merupakan satu-satunya tulang kepala yang dapat bergerak
(Watson,2002).
Fraktur mandibula adalah rusaknya kontinuitas tulang mandibula
yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak
langsung.
5.2 Saran
Kendati teknologi bedah memberi hasil yang baik, pencegahan
37
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta : EGC
Muttaqin,
Arif.
2008.
Asuhan
Keperawatan
Klien
Gangguan
Sistem
38