You are on page 1of 22

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK )

Anatomoi

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Jantung dapat bergerak yaitu
mengembang dan menguncup disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal
dari susunan syaraf otonom. Di jantung terdapat pembuluh darah arteri koroner.
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang menyuplai otot jantung, yang
mempunyai kebutuhan metabolisme tinggi terhadap oksigen dan nutrisi. Jantung
menggunakan 70% sampai 80% oksigen yang dihantarkan melalui arteri koroner ;
sebagai perbandingan, organ lain hanya menggunakan rata-rata seperempat oksigen
yang dihantarkan. Arteri koronaria muncul dari aorta dekat hulunya diventrikel kiri.
Dinding sisi kiri jantung disuplai dengan bagian yang lebih banyak melalui arteri
koronaria utama kiri, yang kemudian terpecah menjadi dua cabang besar ke bawah
(arteri desendens anterior sinistra) dan melintang (arteri sirkumfleksa) sisi kiri jantung.

Jantung kanan dipasok seperti itu pula dari arteri koronaria dextra. Tidak seperti arteri
lain arteri koronaria diperfusi selama diastolik. (Smeltzer, 2001 : 721)
A. PENGERTIAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan
karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau
kombinasi keduanya.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah keadaaan dimana terjadi ketidak
seimbangan antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan penyediaan yang
diberikan oleh pembuluh darah koroner. Ketidakmampuan pembuluh darah koroner
untuk menyediakan kebutuhan oksigen biasanya diakibatkan oleh penyumbatan athroma
(plak) pada dinding bagian dalam pembuluh darah koroner. (Abdul Majid, 2007).

B. ETIOLOGI / FAKTOR RESIKO


Penyakit jantung koroner disebabkan karena ketidak seimbangan antara kebutuhan
O2 sel otot jantung dengan masukannya. Masukan O 2 untuk sel otot jantung tergantung
dari O2 dalam darah dan pembuluh darah arteri koroner. Penyaluran O 2 yang kurang dari
arteri koroner akan menyebabkan kerusakan sel otot jantung. Hal ini disebabkan karena

pembentukan plak arteriosklerosis. Sebab lain dapat berupa spasme pembuluh darah
atau kelainan kongenital.
Iskemia (kerusakan) yang berat dan mendadak akan menimbulkan kematian sel otot
jantung yaitu disebut infark jantung akut yang irreversibel (tidak dapat sembuh
kembali). Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung dengan
manifestasinya adalah nyeri.
Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan
secara logis sebagai berikut:
1. Sifat pribadi Aterogenik.
Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor
ini bersama-sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genensis
(Kaplan & Stamler, 1991).
2. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak ditentukan semaunya.
Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet
yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh
kelambanan fisik, penambahan berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret
dan penyalah gunaan alkohol (Kaplan & Stamler, 1991).
3. Faktor resiko kecil dan lainnya.
Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan
keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada
kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak diketahui benar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes,
umur dan jenis kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).

C. PATOFISIOLOGI

Penyakit Jantung Koroner sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih
faktor resiko seperti: obesitas, merokok, hipertensi, dll. Faktor-faktor ini menyebabkan
interaksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cidera endotel pembuluh darah
koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang akan
membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata yang dapat
menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila rupture dapat terjadi thrombus.
Thrombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah berkurang,
sehingga suplai O2 yang diangkut darah kejaringan miokardium berkurang yang
berakibatpenumpukan asam laktat. Asam laktat yang meningkat menyebabkan nyeri dan
perubahan

PH

endokardium

yang

menyebabkan

perubahanelektro

fisiologi

endokardium, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung

sehingga jantung mengalami disritmia.Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit


menyebabkan kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung
(infark). Miokardium yang mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak lagi
dapat memenuhi fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim dari intrasel ke
pembuluh darah yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Otot jantung
yang infark mengalami perubahan selama penyembuhan. Mula-mula otot jantung yang
mengalami infark tampak memar dan siarotik karena darah di daerah sel tersebut
berhenti.
Dalam jangka waktu 2-4 jam timbul oedem sel-sel dan terjadi respon peradangan yang
disertai infiltrasi leukosit. Infark miokardium akan menyebabkan fungsi ventrikel
terganggu karena otot kehilangan daya kontraksi. sedang otot yang iskemik disekitarnya
juga mengalami gangguan dalam daya kontraksi secara fungsional infark miokardium
akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada daya kontraksi, gerakan dinding
abnormal, penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi peningkatan volume akhir
sistolik dan penurunan volume akhir diastolik vertrikel. Keadaan tersebut diatas
menyebabkan kegagalan jantung dalam memompa darah (jatuh dalam dekompensasi
kordis) dan efek jantung ke belakang adalah terjadinya akumulasi cairan yang
menyebabkan terjadinya oedem paru-paru dengan manifestasi sesak nafas. Sedangkan
efek ke depan terjadinya penurunan COP sehingga suplay darah dan oksigen sistemik
tidak adekuat sehingga menyebabkan kelelahan. Bila terjadi peningkatan kebutuhan
jaringan aliran yang tadinya mencukupi menjadi berkurang.
Hal ini akan menyebabkan hipoksia jaringan yang akan menghasilkan peningkatan hasil
metabolisme misalnya asam laktat. Akan menimbulakan manifestasi klinis nyeri dada,
rasa berat, rasa tertekan, panas, rasa tercekik, tak enak dada, capek kadang kadang
seperti masuk angin. Manifestasi angina yang timbul setelah aktivitas fisik disebut effort
angina. Gradasi beratnya nyeri dada telah dibuat oleh Canadian Cardiovascular Societyf
sebagai berikut:
1. Angina Pektoris stabil
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat
berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen meningkat.

Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah raga atau naik
tangga.
a. Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang meningkatkan
kebutuhan oksigen niokard
b. Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas
c. Durasi nyeri 3-15 menit
2. Angina Pektoris tidak stabil (Angina pra infark; Angina kresendo)
Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal, dijumpai pada individu
dengan perburukan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan
beban kerja jantung.
Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh trombus
yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
a. Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil
b. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan c.
Kurang responsive terhadap nitrat
d. Lebih sering ditemukan depresisegmen ST
e. Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit
yang beragregasi
3. Angina Prinzmental (Angina Varian: Istirahat)
Angina yang terjadi karena spasme arteri koronaria.
Berhubungan dengan risiko tinggi terjadinya infark
a. Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari
b. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik
c. EKG menunjukkan elevasi segmen ST
d. Cenderung berkembang menjadi infark miokard akut
e. Dapat menjadi aritmia

Jantung adalah sebuah pompa, dan cara kerjanya ada pada gambar di bawah. Sisi kiri
dari jantung memompa darah keseluruh tubuh; sisi kanan memompa darah ke paru-paru.
Prinsipnya sngat mudah untuk di mengerti. Oksigen diambil oleh darah yang melewati
peru-paru, dan disebarkan kejaringan-jaringan tubuh, yang digunakan untuk membakar
glukosa untuk menghasilkan energi. Bahan sisa dari energi itu, yaitu karbondioksida,
diambil oleh pembuluh darah balik (vena), dibawa ke sisi kanan jantung, tempat ia
dipompa ke paru-paru dan ditukar dengan oksigen

Hal pertama hal yang perlu dimengerti yaitu bahwa jantung adalah sebuah otot,
miokardium (myo=otot, cardia=jantung). Ini berbeda dari semua otot dalam tubuh
dalam kemampuannya yang luar biasa untuk pulih dengan sangat cepat dari pengerutan
atau denyut sebelumnya. Ia menyelesaikan siklus-siklusnya atau tindakan
pemendekan dan pemanjangannya dalam seperlima detik, kemudian membutuhkan tiga
atau empat perlima detik untuk memulihkan diri, agar ia bisa mengkerut lagi.

Pada saat istirahat yang sangat penting itu, otot jantung mengatur kembali dirinya
sehingga ia bisa memendek atau mengkerut kembali dirinya sehingga bisa memendek
atau mengkerut kembali tanpa menjadi lelah. Ketika berdenyut ia mengguanakn oksigen
yang diambil dari dalam darah untuk menggubah glukosa yang ada dalam simpanannya
menjadi energi

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri dada yang khas (seperti ditekan benda berat dan menjalar keleher, lengan kanan
dan punggung) dapat disebabkan oleh angina pectoris stabil (APS), angina pectoris tak
stabil atau IMA
2. Sesak nafas
3. Perasaan melayang dan pingsan
4. Ditemukan bising jantung dan pembesaran jantung

E. PEMERIKSAAN POLA FUNGSI , FISIK DAN DATA PENUNJANG


1. Fokus pengkajian
a.

Anamnesa riwayat kesehatan klien dan keluarga dahulu apakah mempunyai

riwayat penyakit jantung


b. Nutrisi dan metabolic
c. Gejala: mual. Kehilangan nafsu makan, nyeri ulu hati Tanda: penurunan turgor
kulit, kulit atau berkeringat, muntah, perubahan berat badan.
d. Nyeri dan ketidaknyamanan
Gejala:
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tak berhubungan dengan
aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin.

Lokasi: tipikal pada dada anterior, substernal, prekordia dapat menyebar ke tangan,
rahang, wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrum, siku, rahang,
abdomen, punggung, leher.
Kualitas: chrushing, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat.
Intensitas: biasanya 10 pada skala 1-10, mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah di alami. Tanda: wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis,
merintih, meregang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, respon
otomatis perubahan frekuensi atau irama jantung, tekanan darah, pernafasan, warna
kulit atau kelembaban, kesadaran.
e. Integritas ego
Gejala: menyangkal gejala penting atau adanya kondisi, takut mati, perasaan ajal
sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang tak perlu, kuatir tentang
keluarga, kerja dan keuangan. Tanda: menolak, menyangkal, cemas, kurang
kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri atau
nyeri.
f. Pernafasan
Gejala: dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau
tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis. Tanda:
peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak atau kuat, pucat atau sianosis,
bunyi nafas bersih atau krekels atau mengi, sputum bersih merah muda kental.
g. Aktivitas dan latihan
Gejala atau tanda: kesulitan melakukan tugas perawatan diri.
h. Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat)
i. Sirkulasi dan TTV
Tekanan darah: dapat normal atau tidak, perubahan postural dicatat dari tidur
sampai duduk atau berdiri.
Nadi: dapat normal, penuh atau tidak kuat atau lemah atau kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, tidak teratur ( disritmia ).
Bunyi jantung: bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung atau penurunan kontraktilitas atau complain ventrikel.
Murmur: Bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung.
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
Edema: distensi vena juguler, esema dependent, perifer, edema umum, krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
Warna: Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membran mukosa dan bibir.

2. Data Penunjang
a.

Elektrokardiografi (EKG)

Adanya elevasi segmen ST pada sadapan tertentu

Lead II, III, aVF : Infark inferior


Lead V1-V3 : Infark anteroseptal
Lead V2-V4 : Infark anterior
Lead 1, aV L, V5-V6 : Infark anterolateral
Lead I, aVL : Infark high lateral
Lead I, aVL, V1-V6 : Infark anterolateral luas
Lead II, III, aVF, V5-V6 : Infark inferolateral Adanya Q valve patologis pada
sadapan tertentu

b. Ekokardiogram Digunakan untuk mengevaluasi lebih jauh mengenai fungsi jantung


c.

khususnya fungsi vertrikel dengan menggunakan gelombang ultrasounds.


Laboratorium Peningkatan enzim CK-MB, CK 3-8 jam setelah sernagan
puncaknya 10-30 gram dan normal kembali 2-3 hari- Peningkatan LDH setelah
serangan puncaknya 48-172 jam dan kembali normal 7-14 hari- Leukosit meningkat

d.

10.000 20.000 kolesterol atau trigliserid meningkat sebagai akibat aterosklerosis.


Foto thorax roentgen Tampak normal, apabila terjadi gagal jantung akan terlihat
pada bendungan paru berupa pelebaran corakan vaskuler paru dan hipertropi

e.

ventrikel.
Tes Treadmill Uji latih jantung untuk mengetahui respon jantung terhadap
aktivitas.

F. PENATALAKSANAAN
Tindakan yang dilakukan :
1. Mengatasi iskemia
1) Medikamentosa
Obat-obat yang diberikan : nitrat (N) propandol, pindalol, antagonis calsium (Ca A)
2) Revaskularisasi
Hal ini dilaksanakan dengan cara :
(1) Pemakaian trombolitik, biasanya pada PJK akut seperti IJA
(2) Prosedur invasif (PI) non operatif
(3) Operasi (coronary artery surgeny CAS)
2. Melakukan pencegahan secara sekunder
(1) Obat-obat pencegahan yang sering dipakai adalah aspirin (A) dengan dosis 375
mg, 160 mg sampai 80 mg. Dosis lebih rendah juga bisa efektif.
(2) Dahulu dipakai antikoagulan oral (OAK) tapi sekarang sudah ditinggalkan karena
terbukti tak bermanfaat.

G. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No
1

Diagnosa
Keperawatan
Penurunan curah
jantung b/d respon
fisiologis otot
jantung,

peningkatan

frekuensi, dilatasi,
hipertrofi atau

peningkatan isi
sekuncup

Tujuan dan Kriteria


Hasil
NOC :
Cardiac Pump

effectiveness
Circulation Status
Vital Sign Status

Kriteria Hasil:
Tanda Vital dalam

rentang normal
(Tekanan darah,
Nadi, respirasi)
Dapat mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan

Tidak ada edema


paru, perifer, dan
tidak ada asites

Tidak ada penurunan


kesadaran

Intervensi

NIC :
Cardiac Care
Evaluasi adanya nyeri dada
( intensitas,lokasi, durasi)
Catat adanya disritmia jantung
Catat adanya tanda dan gejala
penurunan cardiac putput
Monitor status kardiovaskuler
Monitor status pernafasan yang
menandakan gagal jantung
Monitor abdomen sebagai indicator
penurunan perfusi
Monitor balance cairan
Monitor adanya perubahan tekanan
darah
Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
Atur periode latihan dan istirahat
untuk menghindari kelelahan
Monitor toleransi aktivitas pasien
Monitor adanya dyspneu, fatigue,
tekipneu dan ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring


Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor adanya pulsus paradoksus

Perfusi jaringan
tidak efektif b/d
menurunnya curah
jantung,
hipoksemia
jaringan, asidosis
dan kemungkinan
thrombus atau
emboli

Definisi :
Penurunan
pemberian oksigen
dalam kegagalan
memberi makan

jaringan pada
tingkat kapiler

Monitor adanya pulsus alterans


Monitor jumlah dan irama jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban
kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan
nadi
yang
melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
NOC :
NIC :
Peripheral Sensation Management
Circulation status
(Manajemen sensasi perifer)
Tissue Prefusion :
Monitor adanya daerah tertentu yang
cerebral
hanya peka terhadap
Kriteria Hasil :
panas/dingin/tajam/tumpul
mendemonstrasikan
status sirkulasi yang Monitor adanya paretese
ditandai dengan : Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada lsi atau
Tekanan systole dan
laserasi
diastole dalam
Gunakan sarun tangan untuk proteksi
rentang yang
diharapkan
Batasi gerakan pada kepala, leher dan
Tidak ada ortostatik
punggung
hipertensi
Monitor kemampuan BAB
Tidak ada tanda
Kolaborasi pemberian analgetik
tanda peningkatan Monitor adanya tromboplebitis
tekanan intrakranial Diskusikan menganai penyebab
(tidak lebih dari 15
perubahan sensasi
mmHg)
mendemonstrasikan
kemampuan kognitif
yang ditandai
dengan:
berkomunikasi
dengan jelas dan
sesuai dengan
kemampuan
menunjukkan

perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
memproses informasi
membuat keputusan
dengan benar
menunjukkan fungsi
sensori motori
cranial yang utuh :
tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada
gerakan gerakan
involunter
Gangguan
NOC :
pertukaran gas b/d Respiratory Status :
kongesti paru,
Gas exchange

hipertensi
Respiratory Status :
pulmonal,
ventilation
penurunan perifer Vital Sign Status
yang
Kriteria Hasil :
mengakibatkan
Mendemonstrasikan
asidosis laktat dan
peningkatan

penurunan curah
ventilasi
dan

jantung.
oksigenasi
yang

adekuat
Definisi :
Memelihara
Kelebihan atau

kebersihan
paru paru
kekurangan dalam
dan bebas dari tanda
oksigenasi dan

tanda
distress
atau pengeluaran

karbondioksida di pernafasan

dalam membran Mendemonstrasikan

batuk efektif dan


kapiler alveoli
suara nafas yang
bersih, tidak ada

sianosis
dan
dyspneu
(mampu
mengeluarkan

sputum,
mampu
bernafas
dengan

mudah, tidak ada


pursed lips)
Tanda tanda vital
dalam
rentang

normal

NIC :
Airway Management
Buka jalan nafas, guanakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi
pasien
perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila perlu
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
Lakukan suction pada mayo
Berika bronkodilator bial perlu
Barikan pelembab udara
Atur
intake
untuk
cairan
mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
Monitor rata rata, kedalaman, irama
dan usaha respirasi
Catat
pergerakan
dada,amati
kesimetrisan,
penggunaan
otot
tambahan,
retraksi
otot
supraclavicular dan intercostal
Monitor suara nafas, seperti dengkur
Monitor pola nafas : bradipena,

takipenia, kussmaul, hiperventilasi,


cheyne stokes, biot
Catat lokasi trakea
Monitor kelelahan otot diagfragma
( gerakan paradoksis )
Auskultasi suara nafas, catat area
penurunan / tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan
Tentukan kebutuhan suction dengan
mengauskultasi crakles dan ronkhi
pada jalan napas utama
Uskultasi suara paru setelah tindakan
untuk mengetahui hasilnya
AcidBase Managemen

Kelebihan volume
cairan b/d

berkurangnya
curah jantung,
retensi cairan dan
natrium oleh
ginjal, hipoperfusi
ke jaringan perifer
dan hipertensi

pulmonal

NOC :
Electrolit and acid

base balance
Fluid balance

Kriteria Hasil:
Terbebas dari edema,
efusi, anaskara

Bunyi nafas bersih,


tidak ada
dyspneu/ortopneu
Definisi : Retensi
cairan isotomik Terbebas dari distensi
vena jugularis,
meningkat
reflek hepatojugular
(+)

Memelihara tekanan
vena sentral, tekanan

Monitro IV line
Pertahankanjalan nafas paten
Monitor AGD, tingkat elektrolit
Monitor status hemodinamik(CVP,
MAP, PAP)
Monitor adanya tanda tanda gagal
nafas
Monitor pola respirasi
Lakukan terapi oksigen
Monitor status neurologi
Tingkatkan oral hygiene
NIC :
Fluid management
Timbang popok/pembalut jika
diperlukan
Pertahankan catatan intake dan output
yang akurat
Pasang urin kateter jika diperlukan
Monitor hasil lAb yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN , Hmt ,
osmolalitas urin )
Monitor
status
hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP, dan
PCWP
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi / kelebihan
cairan (cracles, CVP , edema,
distensi vena leher, asites)

kapiler paru, output


jantung dan vital
sign dalam batas
normal

Terbebas dari

kelelahan,

kecemasan atau
kebingungan
Menjelaskanindikator

kelebihan cairan

Cemas b/d
penyakit kritis,
takut kematian
atau kecacatan,
perubahan peran
dalam lingkungan

social atau
ketidakmampuan
yang permanen.

Definisi :
Perasaan gelisah
yang tak jelas dari

Kaji lokasi dan luas edema


Monitor masukan makanan / cairan
dan hitung intake kalori harian
Monitor status nutrisi
Berikan diuretik sesuai interuksi
Batasi masukan cairan pada keadaan
hiponatrermi dilusi dengan serum Na
< 130 mEq/l
Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul memburuk

Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan eliminaSi
Tentukan kemungkinan faktor resiko
dari ketidak seimbangan cairan
(Hipertermia,
terapi
diuretik,
kelainan renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi hati, dll )
Monitor berat badan
Monitor serum dan elektrolit urine
Monitor serum dan osmilalitas urine
Monitor BP, HR, dan RR
Monitor tekanan darah orthostatik dan
perubahan irama jantung
Monitor parameter hemodinamik
infasif
Catat secara akutar intake dan output
Monitor adanya distensi leher, rinchi,
eodem perifer dan penambahan BB
Monitor tanda dan gejala dari odema
NOC :
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
Anxiety control
kecemasan)
Coping

Gunakan
pendekatan
yang
Impulse control
menenangkan
Kriteria Hasil :
Nyatakan dengan jelas harapan
Klien mampu
mengidentifikasi dan terhadap pelaku pasien
mengungkapkan Jelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
gejala cemas
Mengidentifikasi, Pahami prespektif pasien terhdap
mengungkapkan dan situasi stres
menunjukkan tehnik Temani pasien untuk memberikan

ketidaknyamanan
atau
ketakutan
yang
disertai

respon
autonom
(sumner
tidak

spesifik atau tidak


diketahui
oleh
individu); perasaan
keprihatinan
disebabkan
dari
antisipasi terhadap
bahaya. Sinyal ini
merupakan
peringatan adanya
ancaman
yang
akan datang dan
memungkinkan
individu
untuk
mengambil
langkah
untuk
menyetujui
terhadap tindakan
Intoleransi
aktivitas b/d curah
jantung yang

rendah,
ketidakmampuan
memenuhi
metabolisme otot
rangka, kongesti
pulmonal yang
menimbulkan

hipoksinia,
dyspneu dan status
nutrisi yang buruk
selama sakit
Definisi :
Ketidakcukupan
energu secara
fisiologis maupun
psikologis untuk
meneruskan atau
menyelesaikan
aktifitas yang
diminta atau

untuk mengontol
cemas
Vital sign dalam
batas normal
Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

keamanan dan mengurangi takut


Berikan informasi faktual mengenai
diagnosis, tindakan prognosis
Dorong keluarga untuk menemani
anak
Lakukan back / neck rub
Dengarkan dengan penuh perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan

NOC :
Energy conservation
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa
disertai peningkatan
tekanan darah, nadi
dan RR

Mampu melakukan
aktivitas sehari hari
(ADLs) secara
mandiri

NIC :
Energy Management
Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas
Dorong anal untuk mengungkapkan
perasaan terhadap keterbatasan
Kaji adanya factor yang menyebabkan
kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi
tangadekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalammerencanakan progran terapi
yang tepat.
Bantu klien untuk mengidentifikasi

aktifitas sehari
hari.

Kurang
NOC :
pengetahuan b/d Kowlwdge : disease
keterbatasan

process
pengetahuan
Kowledge : health
penyakitnya,
Behavior
tindakan yang
Kriteria Hasil :
dilakukan, obat Pasien dan keluarga
obatan yang
menyatakan
diberikan,
pemahaman tentang
komplikasi yang
penyakit, kondisi,
mungkin muncul
prognosis dan
dan perubahan
program pengobatan
gaya hidup
Pasien dan keluarga
mampu
Definisi :
melaksanakan

Tidak adanya atau


prosedur yang
kurangnya
dijelaskan secara
informasi kognitif
benar
sehubungan

Pasien
dan keluarga
dengan topic
mampu menjelaskan
spesifik.

aktivitas yang mampu dilakukan


Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
Bantu untu mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social dan
spiritual
NIC :
Teaching : disease Process
Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
Jelaskan patofisiologi dari penyakit
dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan
cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit, dengan
cara yang tepat
Identifikasi kemungkinan penyebab,
dengna cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
Sediakan bagi keluarga atau SO

kembali apa yang


informasi tentang kemajuan pasien
Batasan
dijelaskan
dengan cara yang tepat
karakteristik :
perawat/tim
Diskusikan perubahan gaya hidup
memverbalisasikan kesehatan lainnya.
yang mungkin diperlukan untuk
adanya masalah,
mencegah komplikasi di masa yang
ketidakakuratan
akan datang dan atau proses
mengikuti
pengontrolan penyakit
instruksi, perilaku
Diskusikan pilihan terapi atau
tidak sesuai.
penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi
Faktor yang
atau mendapatkan second opinion
berhubungan :
dengan cara yang tepat atau
keterbatasan
diindikasikan
kognitif,
Eksplorasi kemungkinan sumber atau
interpretasi
dukungan, dengan cara yang tepat
terhadap informasi
Rujuk pasien pada grup atau agensi di
yang salah,
komunitas lokal, dengan cara yang
kurangnya
tepat
keinginan untuk
mencari informasi,
tidak mengetahui
sumber-sumber
informasi.

DAFTAR PUSTAKA
Barbara, C. Long, 1996. Perawatan Medikal Bedah II. Bandung : Ikatan Almuni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Doengoes, Marilyn E, Many Frances Moorhouse, Alice C, gisser. 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan, Edisi III. Jakarta : EGC
Kaplan, Norman M., 1991, Pencegahan Penyakit Jantung Koroner, Jakarta: Balai
penerbit buku kedokteran EGC.
Lynda Juall, Carpenito. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Mardiono Masetio. 2001. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Gaya baru

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2001, Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Krdiovaskuler, Jakarta: departemen Kesehatan.
Sjaifoellah Noer. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, Edisi Ketiga.Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Smeltzer, Suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta :
EGC
--------- , 2015. Penyakit Jantung Koroner. www.medicastore.com

You might also like