Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sekarang ini sudah muncul berbagai kecanggihan yang dapat di gunakan
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah bagaimana
Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mengetahui aspek dan
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah :
a. Mengetahui definisi dari bayi tabung
b. Mengetahui aspek moral dari bayi tabung
c. Mengetahui aspek hukum dari bayi tabung
d. Mengetahui aspek budaya dari bayi tabung
e. Mengetahui aspek etik dari bayi tabung
2
1.4
Manfaat Penulisan
1.4.1
Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui dan memahami tentang definisi bayi tabung serta
aspek-aspek mengenai bayi tabung seperti aspek moral, hukum, budaya, maupun
aspek etik.
1.4.2
Bagi Perawat
Agar perawat dapat mengaplikasikan aspek moral, hukum, budaya,
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
dengan istilah fertilisasi-in-vintro yang merupakan pembuahan sel telur oleh sel
sperma di dalam tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis. Bayi tabung
merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan sel telur (ovum)
di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara
hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma
dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya teknik ini bermula dari
ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila
dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada
temperatur -321 derajat fahrenheit. Pada mulanya program ini bertujuan untuk
menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara
alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan permanen. Namun
kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan
pada yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak
dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
2.1.1 Macam-macam Proses Bayi Tabung
a. Pembuahan Dipisahkan dari Hubungan Suami-Isteri
Teknik bayi tabung memisahkan persetubuhan suami istri dari pembuahan
bakal anak. Dengan teknik tersebut, pembuahan dapat dilakukan tanpa
persetubuhan. Keterarahan perkawinan kepada kelahiran baru sebagaimana
diajarkan oleh Gereja tidak berlaku lagi. Dengan demikian teknik kedokteran telah
mengatur dan menguasai hukum alam yang terdapat dalam tubuh manusia pria
dan wanita. Dengan pemisahan antara persetubuhan dan pembuahan ini, maka
bisa muncul banyak kemungkinan lain yang menjadi akibat dari kemajuan ilmu
kedokteran di bidang pro-kreasi manusia.
b.
dalam rahim sang istri, oleh karena ada gangguan kesehatan atau alasan alasan
lain. Dalam kasus ini, maka diperlukan seorang wanita lain yang disewa untuk
4
mengandung anak bagi pasangan tadi. Dalam perjanjian sewa rahim ini ditentukan
banyak persyaratan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terkait.
Wanita yang rahimnya disewa biasanya meminta imbalan uang yang sangat besar.
Suami istri bisa memilih wanita sewaan yang masih muda, sehat dan punya
kebiasaan hidup yang sehat dan baik. praktik seperti ini biasanya belum ada
ketentuan hukumnya, sehingga kalau muncul kasus bahwa wanita sewaan ingin
mempertahankan bayi itu dan menolak uang pembayaran, maka pastilah sulit
dipecahkan.
c.
arti bahwa sel telur istri atau sperma suami tidak mengandung benih untuk
pembuahan. Itu berarti bahwa benih yang mandul itu harus dicarikan
penggantinya melalui seorang donor.
Masalah ini akan menjadi lebih sulit karena sudah masuk unsur baru, yaitu
benih dari orang lain. Pertama, apakah pembuahan yang dilakukan antara sel telur
istri dan sel sperma dari orang lain sebagai pendonor itu perlu diketahui atau
disembunyikan identitasnya. Kalau wanita tahu orangnya, mungkin ada bahaya
untuk mencari hubungan pribadi dengan orang itu. Ketiga, apakah pria pendonor
itu perlu tahu kepada siapa benihnya telah didonorkan. Masih banyak masalah lain
lagi yang bisa muncul.
d.
sperma. Pasangan yang mandul bisa mencari benih yang subur dari bank bank
tersebut. Bahkan orang bisa menjual belikan benih benih itu dengan harga
yang sangat mahal misalnya karena benih dari seorang pemenang Nobel di bidang
kedokteran, matematika, dan lain-lain. Praktek bank sperma adalah akibat lebih
jauh dari teknik bayi tabung. Kini bank sperma malah menyimpannya dan
memperdagangkannya seolah olah benih manusia itu suatu benda ekonomis.
Tahun 1980 di Amerika sudah ada 9 bank sperma non komersial.
Sementara itu bank bank sperma yang komersil bertumbuh dengan cepat.
Wanita yang menginginkan pembuahan artifisial bisa memilih sperma itu dari
banyak kemungkinan yang tersedia lengkap dengan data mutu intelektual dari
2.3
2.4
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat. Program bayi tabung pada dasarnya tidak sesuai
dengan budaya dan tradisi ketimuran kita. Pelaksanaan bayi tabung masih sangat
bertolak belakang dengan kehidupan sosial dan budaya di Indonesia. Status anak
adalah hal yang sangat penting dan akan berpengaruh pada kehidupannya kelak.
Sedangkan pada inseminasi buatan (bayi tabung), anak akan memiliki status
seperti anak pada umumnya, jika pelaksanaan bayi tabung mengikuti peraturanperaturan yang berlaku. Di Indonesia sendiri bila dipandang dari segi etika,
pembuatan bayi tabung tidak melanggar, tapi dengan syarat sperma dan ovum
berasal dari pasangan yang sah. Jangan sampai sperma berasal dari bank sperma,
atau ovum dari pendonor. Banyak negara- negara yang menggunakan teknik
bayi tabung seperti negara Inggris untuk mengatasi terjadinya kemandula. Namun
di Indonesia jarang sekali adanya teknik tersebut. Hal ini kemungkinan besar
banyaknya biaya yang akan dikeluarkan maupun sesuksesan dalam praktek bayi
tabung akan berjalan lancar. Baik dari perspektif sosial maupun budaya akan
merusak keestetikan suatu agama. Dalam perspektif budaya, dengan adanya
2.5
dizaman
modern,
sehingga
terjadi
masalah
fiqh
kontemporer
yang
gagal memperoleh anak secara alami. Dalam hal ini kaidah fiqih menentukan
bahwa Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlakukan seperti dalam
keadaan
terpaksa
(emergency)
padahal
keadaan
darurat/terpaksa
Fertilisasi invitro pada manusia, sebab mereka berasumsii bahwa kegiatan tersebut
termasuk Intervensi terhadap karya Illahi. Dalam artian, mereka yang
melakukakan hal tersebut berarti ikut campur dalam hal penciptaan yang tentunya
itu menjadi hak prioregatif Tuhan. Padahal semestinya hal tersebut bersifat
natural, bayi itu terlahir melalui proses alamiah yaitu melalui hubungan sexsual
antara suami-istri yang sah menurut agama.
2.7
yang setara. Pengakuan hak-hak manusia telah diatur di dunia international, salah
satunya tentang hak reproduksi. Dalam kasus ini, meskipun keputusan inseminasi
buatan dengan donor sperma dari laki-laki yang bukan suami wanita tersebut
adalah hak dari pasangan suami istri tersebut, namun harus dipertimbangkan
secara hukum, baik hukum perdata,hukum pidana ,hukum agama, hukum
kesehatan serta etika(moral) ketimuran yang berlaku di Indonesia .
2.8
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pengetahuan yang didapat diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Bayi tabung dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak
ditransfer
embrionya
kedalam
rahim
wanita
lain
(ibu
titipan)
11
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1.
2.
3.
4.
5.
Jaya Saputra M.
Lailatul Amalia P.
Lina Ayu Dika C.
Widya Nindi P.
Yuni Andika Fitria S.
(141.0053)
(141.0055)
(141.0057)
(141.0107)
(141.0109)
12