You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia 0-28 hari. Neonatus adalah
sesuatu yang sangat berharga dan sangat memerlukan perhatian khusus baik dari
orang tua, tenaga kesehatan, maupun pemerintah terutama di negara berkembang
seperti Indonesia. Sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi berumur
kurang dari satu tahun terjadi dalam minggu pertama. Setiap tahun sekitar 20
bayi per 1.000 kelahiran meninggal dalam rentang waktu 0-28 hari pasca
kelahiran. Angka kematian neonatus ini tidak pernah mengalami penurunan sejak
tahun 2002 hingga 2007. Penyebab kematian terbanyak pada bayi usia 0-28 hari
dipicu oleh sepsis (infeksi sistemik), lalu diikuti oleh kelainan bawaan dan
infeksi saluran pernafasan akut (Riskesdas, 2007).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 angka
kematian neonatus adalah 19 per 1.000 kelahiran hidup, itu berarti ada 9 neonatal
yang meninggal tiap jam. Berdasarkan data di tingkat Association South East of
Asian Nation (ASEAN) kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu
2 7 kali lebih tinggi dari Singapura, 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali
lebih tinggi dari Filipina, 1,8 kali lebih dari Thailand. Menurut WHO di negara
berkembang, setiap tahunnya ada empat juta bayi meninggal pada periode
neonatal dan faktor utama yang menyebabkan kematian pada bayi adalah infeksi
(Sumaryani, 2006). Tali pusat merupakan jaringan yang sangat unik dan bisa
menjadi sumber infeksi pada bayi yang baru lahir jika tidak dirawat dengan baik
dan benar, karena tali pusat merupakan pintu masuk kuman selama post partum.
Setelah bayi lahir tali pusat akan dipotong dan akan mengalami membentuk luka
dan memungkinkan segala bakteri dan kuman berkoloni dan hidup di dalamnya.
Bakteri yang hidup di dalam tali pusat akan menyebabkan infeksi pada tali pusat
atau disebut omphalitis (Sumaryani, 2006).
Hasil penelitian yang dilakukan di rumah sakit berkembang didapatkan 47%
bayi dirawat sepsis dan penyebab utamanya adalah infeksi tali pusat dan 21%
bayi mengalami omphalitis. Di negara berkembang, infeksi pada tali pusat
biasanya disebabkan karena perawatan tali pusat yang kurang bersih, tindakan
persalinan yang kurang steril, dan cakupan tetanus toksoid pada ibu hamil yang
masih kurang (Sumaryani, 2006). 3 Penyakit penyebab kematian neonatal
kelompok umur 8-28 hari tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk
tetanus, sepsis, diare), feeding problem (14,3%). Infeksi mendapatkan proporsi
terbesar sebagai penyebab kematian bayi di Indonesia, UNICEF 2000 dalam
(Depkes,2003). Salah satunya adalah infeksi tali pusat. Infeksi pada tali pusat
bayi disebut dengan omphalitis, angka kejadian omphalitis pada bayi menurut
Gallagher (2002) sekitar 7-15% dan angka tersebut menjadi meningkat menjadi
38-87% jika omphalitis berkembang menjadi mionekrosis.
1.2 Rumusan Masalah
1

1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5

Apa pengertian bayi baru lahir?


Apa cirri cirri bayi baru lahir?
Apa saja reflek fisiologis pada bayi baru lahir?
Apa saja penanganan segera pada bayi baru lahir?
Apa saja perawatan pada bayi baru lahir?

1.3 Tujuan
Mahasiswa keperawatan mampu melakukan asuhan keperawatan pada
bayi baru lahir secara menyeluruh dan terpadu.
1.4 Manfaat
Untuk memberikan pengetahuan kepada ibu rumah tangga cara perawatan
bayi baru lahir

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama
satu jam pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir
adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia
gestasi 38 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung me nangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.

2.2 Ciri Ciri Bayi Baru Lahir


1. Berat badan 2500 4000 gram
2. Panjang badan 48 52 cm
3. Lingkar dada 30 38 cm
4. Lingkar kepala 33 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 160 kali/menit
6. Pernafasan 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia :
a. Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
b.

Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik


12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik


14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan
2.3 Reflek Reflek Fisiologis
1. Mata
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba tiba atau
pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang
hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf
cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus
sepanjang hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata)
menyebabkan mata menutup dengan rapat.

2. Mulut dan tenggorokan


a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral
sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama
masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau
masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah,
reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
c. Rooting

Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan


menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai
menghisap, harus hilang pada usia kira kira 3 -4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan
jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
e. Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan
mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan
f. Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini
harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir

3. Ekstrimitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki
menyebabkan fleksi tangan dan jari
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan
menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks
dorso fleksi
c. Masa tubuh
1) Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba tiba dalam ekuilibrium yang
menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba tiba serta
mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk C
diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi
dengan lemah.

2) Startle
Suara keras yang tiba tiba menyebabkan abduksi lengan
dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
3) Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan
dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang
berlawanan dan kaki fleksi.

4) Neck righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu
dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan
pelvis
5) Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang
menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
2.4 Penanganan Segera Bayi Baru Lahir
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih
untuk bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan
bayi
b.

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan

c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,


gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.

d.

Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan


untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.

2. Melakukan penilaian
a. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah maka
segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

3. Pencegahan Kehilangan Panas


a. Mekanisme kehilangan panas
1) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas
tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
2) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur,
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda
benda tersebut
3) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar
yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari
kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin
ruangan.
4) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
7

tubuh bayi, karena benda benda tersebut menyerap radiasi panas


tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)

2.5 Perawatan Bayi Baru Lahir


1. Tali Pusat
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul,
sebab daerah ini mudah sekali terkena infeksi. Jika tali pusat yang belum
putus tak sengaja terkena air saat bayi dimandikan, keringkan dengan
cotton buds atau kasa steril. Jangan bubuhi ramuan apa pun pada pangkal
tali pusat. Umumnya, tali pusat akan putus antara 1-2 minggu setelah
kelahiran, tapi bisa juga terjadi lebih dini atau lebih lambat.
Perawatan menggunakan alkohol dan penutupan tali pusar sudah
tidak dianjurkan lagi, perawatan cukup menggunakan air matang dan
biarkan tali pusar tetap terbuka. Usahakan tali pusar tetap kering, untuk
mengelap bisa menggunakan tissue atau kain kasa steril. Tetap amati
terhadap tanda-tanda infeksi

2. Mata
Di sini terdapat sumber air mata yang terletak di atas mata. Setiap
3 detik, sumber air mata mengeluarkan air mata, yang lalu mengalir ke
saluran di ujung tengah mata dekat hidung. Pada bayi baru lahir, karena di
kandungan belum pernah menangis, maka sumber air mata belum
berproduksi. Jadi, salurannya masih tertutup. Bisa juga, kadang terbuka
tapi lalu menutup lagi, sehingga airmata yang seharusnya sudah mengalir
jadi tergenang.
"Air mata ini 'aneh'. Dia membunuh kuman untuk beberapa menit,
tapi setelah lewat beberapa menit, dia tak membunuh lagi, malah menjadi
makanan kuman. Jadi, bila air mata tergenang atau tak mengalir,
tumbuhlah kuman-kuman yang lalu menimbulkan tahi mata. Itu dapat
membahayakan kornea," terang dokter spesialis anak yang juga praktek di
RS International Bintaro ini.
Karena itu perlu dilakukan pemijatan di area sudut mata dengan
menggunakan jari yang tak berkuku panjang atau cotton buds yang

dibasahi air matang. Pijat lembut dari sudut mata ke bawah dan ke arah
hidung, selama 5-10 kali. Lakukan lebih kurang 2 minggu, karena setelah
itu, umumnya saluran air mata telah terbuka tetap dan berfungsi. Untuk
membersihkan tahi mata, gunakan kapas steril yang dibasahi air matang.
Selalu gunakan satu kapas steril untuk tiap mata.

3. Kulit
Kulit manusia harus dibersihkan, karena merupakan "makanan
empuk" bagi kuman-kuman kulit. Bayi baru lahir minimal dimandikan
sehari sekali karena ia belum tahan dingin. Entah dengan cara berendam di
bak mandi atau dilap dengan waslap basah yang sudah diberi sabun bayi.
"Pilih yang mengandung Pro Vitamin B5. Ini berguna untuk merawat
kesehatan kulit, memberi rasa nyaman, dan menjaga kulit tetap halus,"
kata Rini Budiyanti, Senior Brand Manager PT Cussons Indonesia.
Agar kulit tetap lembab dan terhindar dari kekeringan, Rini
menganjurkan pemakaian baby oil yang mengandung Vitamin E. "Vitamin
ini juga bermanfaat untuk membuat kulit tetap halus, lembut, dan terhindar
dari lecet," terangnya dalam acara Ibu, Bayi & Balita di SCTV, kerjasama
nakita dengan PT Endrass Perdana.
Untuk mencegah munculnya biang keringat, atur temperatur
ruangan/kamar bayi senyaman mungkin. Jangan sampai bayi kepanasan.
Jika tak punya AC, ventilasi kamar harus baik. Untuk mengatasi biang
keringat, cukup diberi bedak khusus bayi. "Gunakan bedak bayi yang
mengandung Pro Vitamin B5, agar kulit si kecil tetap halus dan lembut,"
saran Rini pula.
Lalu, pada jam-jam yang banyak mengeluarkan keringat seperti
siang hari, lap bagian tubuh yang banyak keringat dengan kapas yang
dibasahi air hangat atau tisu basah non-alkohol. Lakukan sesering
mungkin pada bayi yang banyak biang keringat, terutama di daerah-daerah
lipatan.

4. Kulit Kepala
Yang paling tidak meyenangkan tapi tak berbahaya ialah cradle
crap atau kerak di kulit kepala. Antara lain disebabkan kulit kepala
terpolusi udara dan debu. Bersihkan dengan air matang setelah diberi obat

dari dokter. Tapi jangan keras-keras karena setelah diberi obat, sebenarnya
nanti akan ngelotok sendiri.
Boleh juga menggunakan baby oil, diamkan kira-kira 10-15 menit,
lalu pijat secara lembut, dilanjutkan dengan pencucian. Tapi ingat, jangan
lakukan pijatan atau pembersihan dengan keras. Jika kulit kepala sampai
berdarah dan infeksi, bisa berbahaya. Sebab, ada satu peredaran darah di
kepala yang menyambung dengan otak.
Usahakan kulit kepala tetap sejuk dan kering, karena kerak ini akan
makin parah jika kulit kepala berkeringat. Jangan kenakan topi pada bayi
kecuali jika sangat diperlukan dan lepaskan topi itu setelah bayi Anda
berada di dalam rumah atau kendaraan.
5. Rambut
Untuk menumbuhkan rambut bayi sebenarnya tak perlu sampo. Ia
lebih menganjurkan pemakaian daun seledri sebagai perangsang. Tapi,
boleh-boleh saja menggunakan sampo khusus bayi dan cukup dua kali
seminggu. Pemakaian sampo bayi yang mengandung Pro Vitamin B5, agar
rambut tetap sehat, mudah diatur, dan lebih bercahaya. "Untuk membantu
pertumbuhan rambut, bisa digunakan hair lotion yang juga mengandung
Pro Vitamin B5 dan Vitamin E yang memberikan kelembaban ekstra pada
kulit bayi yang sensitif," katanya.
Untuk bayi kecil, basahi rambutnya dengan semprotan halus atau
dengan menuangkan secangkir air. Tambahkan satu-dua tetes sampo dan
gosok lembut sampai berbusa. Hindari jangan sampai sampo mengenai
mata. Basuh sampai bersih dengan semprotan lembut atau beberapa
cangkir air. Untuk bayi yang sudah dapat berdiri sendiri, gunakan alat
khusus yang dapat melindungi mata dari aliran air dan sampo saat
rambutnya dikeramasi.
6. Hidung
Bagian dalam hidung punya daya pembersih sendiri dan tak perlu
perawatan khusus. Jika ada cairan atau kotoran yang keluar, bersihkan
bagian luarnya. Jangan gunakan cotton buds, tisu yang digulung kecil atau
jari Anda untuk mengeluarkan kotoran dari dalam hidung. Anda hanya
akan mendorong kotoran itu lebih jauh ke dalam atau bahkan menggores
membran pembatas hidung yang peka.Jika bayi punya banyak lendir
karena pilek sehingga menghambat pernapasan, sedot keluar dengan cara
mengisapnya oleh ibu secara lembut atau dengan aspirator hidung bayi.
Tutup sebelah lubang hidung dengan jari, lalu isap sebelahnya. Begitu
bergantian. Jangan sekali-sekali mengisap kedua lubang sekaligus, karena
berbahaya. Lendir dapat naik ke telinga tengah, sehingga menimbulkan
infeksi telinga tengah.
7. Telinga
Seperti hidung, bagian dalam telinga juga tak boleh dibersihkan.
Anda boleh membersihkan jika kotoran itu sudah mencapai "pintu" keluar
atau setelah melewati "tikungan" di dalam liang telinga luar. Gunakan
cotton buds yang diberi air hangat agar kotoran jadi lebih lunak, sehingga

10

mudah dikeluarkan. Minta pertolongan dokter untuk membersihkan


kotoran yang berada di dalam telinga dan keras.
Sementara daun telinga dapat dibersihkan tiap kali memandikan
bayi. Gunakan cotton buds atau kapas yang dibasahi air hangat. Lakukan
secara lembut.
8. Mulut
Sebenarnya mulut bayi tak perlu perawatan khusus. Apalagi
sampai menggunakan kasa steril yang dibasahi air matang untuk
membersihkan endapan susu di permukaan lidah. Salah-salah malah bikin
lidah lecet. "Endapan susu tak perlu dibersihkan. Setelah usia 3 bulan,
endapan susu tak ada lagi, karena bayi sudah mulai makan makanan padat.
Jadi, cukup diberi air putih saja untuk membersihkan mulutnya," jelas Adi
Tagor. Setelah bayi tumbuh gigi, sekitar usia 6 bulan, boleh gusi dan gigi
dibersihkan sekali sehari dengan kasa steril yang dibasahi air matang.
Penting diketahui, lanjut Adi Tagor, sampai usia sebulan, mulut dan
bibir bayi mudah sekali ditumbuhi jamur candida. Jamur ini berasal dari
orang dewasa, terdapat di selaput lendir dan lebih sering dijumpai di
vagina. Jika tangan ibu tak bersih setelah memegang vagina, lalu
memegang tangan bayi dan bayi memasukkan tangannya ke mulutnya,
maka "hinggap"lah jamur candida di mulutnya. Gejalanya tampak dari
munculnya busa-busa putih di area bibir dan mulut. Jamur candida bisa
diobati dengan obat dari dokter.
9. Kuku
Sejak bayi baru lahir, kuku-kukunya boleh digunting. (Ada yang
percaya harus menunggu 40 hari.)Tapi lakukan secara hati-hati, jangan
sampai kulitnya ikut tergunting. Setelah digunting, kuku-kuku itu harus
pula dikikir. Bila tidak, kuku-kukunya akan tetap tajam dan ini bisa
berbahaya jika sampai mengenai kornea mata. Ingat, bayi selalu
menggunakan tangannya untuk menyentuh apa saja, termasuk bagianbagian wajahnya.
Untuk mencegah kuku-kuku bayi menggores bagian-bagian yang
membahayakan, tutuplah dengan sarung tangan saat bayi sedang tak
diawasi. Selama ia dalam pengawasan, tangannya tak usah diberi sarung.
Sebab, tangan merupakan bagian dari pancaindera yang harus
dikembangkan, yaitu indera peraba yang justru merupakan indera utama
pada bayi. Apalagi bayi baru lahir mulai mengenal dunianya lewat
sentuhan. Pegang saja tangannya dengan lembut saat mau mencakar atau
menyentuh sesuatu yang berbahaya.
Pengguntingan kuku bayi dapat dilakukan saat ia tidur atau kala
terbangun. Minta bantuan seseorang untuk memeganginya selama Anda
menggunting kuku-kukunya. Gunakan selalu gunting kuku bayi yang
berujung membulat/tumpul. Untuk menghindari kulit ikut tergunting,
tekan "bantalan" jari ke bawah menjauh dari gunting. Jika terjadi
"kecelakaan kecil", tekan bagian yang tergunting dengan pembalut steril
sampai darah berhenti dan berikan obat antiseptik.

11

10. Bokong
Area ini mudah terkena masalah, karena sering berkontak dengan
popok basah dan terkena macam-macam iritasi dari bahan kimia serta
mikroorganisme penyebab infeksi air kemih/tinja, maupun gesekan dengan
popok atau baju. Biasanya akan timbul gatal-gatal dan merah di sekitar
bokong.
Meski tak semua bayi mengalaminya, tapi pada beberapa bayi,
gatal-gatal dan merah di bokong cenderung berulang timbul. Tindak
pencegahan yang penting ialah mempertahankan area ini tetap kering dan
bersih. Jika usaha pencegahan tak berhasil, yang dapat Anda lakukan ialah:
a. Jangan gunakan diapers sepanjang hari. Cukup saat tidur malam
atau bepergian.
b. Jangan ganti-ganti merek diapers. Gunakan hanya satu merek yang
cocok untuk bayi Anda.
c. Lebih baik gunakan popok kain. Jika terpaksa memakai diapers,
kendurkan bagian paha untuk ventilasi dan seringlah menggantinya
(tiap kali ia habis buang air kecil/besar).
d. Tak ada salahnya sesekali membiarkan bokongnya terbuka. Jika
perlu, biarkan ia tidur dengan bokong terbuka. Pastikan suhu
ruangan cukup hangat sehingga ia tak kedinginan.
e. Jika peradangan kulit karena popok pada bayi Anda tak membaik
dalam 1-2 hari atau bila timbul lecet atau bintil-bintil kecil,
hubungi dokter anak Anda.
f. Penting pula diperhatikan faktor makanan. Para ibu yang menyusui
bayinya dengan ASI harus menghindari makanan yang
mengandung lemak, asam dan pedas karena dapat membuat bayi
sering buang air besar sehingga pantatnya jadi lecet. Ini harus
diobati dengan obat dari resep dokter. Sumber: Enformasi.com.

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauteri.
3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan,kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian
hari.

13

TUGAS SISTEM REPRODUKSI


PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.

Reza Arditia P
Rifka Anggrayny
Risma Agustina D.K
Riza Krisna
Roy Allam Fahmi

(141.0081)
(141.0083)
(141.0085)
(141.0087)
(141.0089)

14

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA


PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016

15

You might also like