Professional Documents
Culture Documents
KEHAMILAN
Disusun Oleh
Kelompok 7 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Meilani Sitadewi
Meike Izzatul M
Monika Sriyanti
Nasa Fasalino
Niko Catur S.
Vika Fernanda
(141.0061)
(141.0063)
(141.0065)
(141.0067)
(141.0069)
(141.0105)
PEMBIMBING :
Dwi Ernawati, S.Kep,.Ns.,M.Kes
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sistem reproduksikehamilan dengan tepat waktu.
Makalah sistem reproduksi- kehamilan disusun untuk melengkapi tugas.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Dwi Ernawati,
S.Kep,.Ns.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Sistem reproduksi
serta pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu karena Beliau banyak
membantu dalam proses penulisan, penyusunan dan diskusi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................
1.3 Tujuan Penulis....................................................................................
1.4 Manfaat Penulis.................................................................................
1
1
2
3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Aspek biofisik dalam kehamilan normal.......................................... 4
2.2 Tanda dan gejala kehamilan............................................................. 4
2.3 Deteksi kehamilan dengan Hcg........................................................ 5
2.4 Perubahan psikologis kehamilan...................................................... 6
2.5 Perubahan fisiologis kehamilan........................................................ 8
1. Perubahan fisik tubuh seiring pertumbuhan uterus.............. 8
2. Perubahan metabolisme........................................................ 9
3. Perubahan payudara............................................................. 9
4. Perubahan system reproduksi............................................... 10
5. Perubahan system sirkulasi.................................................. 10
6. Perubahan system respirasi.................................................. 11
7. Perubahan system gastrointestinal........................................ 11
8. Perubahan system ginjal dan perkemihan............................ 12
9. Perubahan system endokrin.................................................. 12
10. Perubahan system integument.............................................. 14
2.6 Asuhan keperawatan kehamilan...................................................... 30
1. Proses pengkajian s/d evaluasi asuhan keperawatan antenatal dan
post natal................................................................................ 30
2. Pemeriksaan fisik kehamilan head to toe............................... 41
2.7 Komplikasi kehamilan..................................................................... 42
1. Pre eklamsi............................................................................. 42
2. Plasenta previa........................................................................ 44
3. Solutio placenta...................................................................... 46
4. DM gestasional....................................................................... 49
5. Hellp syndrome...................................................................... 51
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 53
3.2 Saran................................................................................................. 53
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh
ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu
perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang
dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko
tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan
yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil,
sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan
tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk
lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi
penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil
memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana aspek biofisik dalam kehamilan normal?
1.2.2 Bagaimana tanda dan gejala kehamilan ?
1.2.3 Bagaimana deteksi kehamilan dengan Hcg ?
1.2.4 Bagaimana perubahan psikologis kehamilan ?
1.2.5 Bagaimana perubahan fisiologis kehamilan?
11. Bagaimana fisik tubuh seiring pertumbuhan uterus ?
12. Bagaimana perubahan metabolisme ?
13. Bagaimana perubahan payudara ?
14. Bagaimana perubahan system reproduksi ?
15. Bagaimana perubahan system sirkulasi?
16. Bagaimana perubahan system respirasi ?
17. Bagaimana perubahan system gastrointestinal ?
18. Bagaimana perubahan system ginjal dan perkemihan ?
19. Bagaimana perubahan system endokrin ?
20. Bagaimana perubahan system integumen ?
1.2.6
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Aspek biofisik dalam kehamilan normal
2.1.1 Tanda dan gejala kehamilan
mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau
sedih.
Faktor Psikologis
a.
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau
gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan
baik.
b.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan
status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan,
mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal,
maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap
dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas (Glade B.2001).
Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil
Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a.Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja
c.Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
e.Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:
a. Reaksi reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan Well being
menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap kehamilan.
Ambivalence sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.
c. Maternal role attainment.
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
d. Fantasi.
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
e. Hubungan dengan ibu.
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya
yang membutuhkan support.
d.
e.
f.
g.
b. Dermis (korium)
Dermis merupakan lapisan dibawah epidermis. Lapisan ini
mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf,
kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan
dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan
tubuh dan pengaturan suhu.
c. Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subcutis
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit
yang menghasilkan banyak lemak.
Merupakan jaringan adipose sebagai bantalan antara
kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas.
Sebagai bantalan terhadap trauma.
Tempat penumpukan energi.
d. Kelenjar kelenjar pada kulit
Kelenjar Sebasea
Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak
ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut
2. Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal
dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut, yaitu:
Rambut terdiri dari akar (sel tanpa keratin) dan batang (terdiri sel
keratin). Bagiandermis yang masuk dalam kandung rambut disebut
papil. Terdapat 2 fase :
a. Fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut
tercepat diikuti kulit kepela.Berlangsung sampai dengan usia 6
tahun.90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fasepertumbuhan pada satu saat.
b. Fase Istirahat( Telogen)
c)
d)
e)
f)
g)
B.
1.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya
vitamin folat.
i) Payudara membesar
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan
yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap
dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah
kelenjar kulit.
j) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
e) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
f) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
h) Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium (Suririnah, 2008)
D. Adaptasi Psikologis dan Fisiologis Dalam Masa Kehamilan.
1. Pada kehamilan Trismester I.
Setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi
hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal
kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80 % kecewa,
menolak, gelisah, depresi dan murung. Kejadian gangguan jiwa sebesar 15 %
pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama.
Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik
menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan
kandungannya. Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I
didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran
sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan
proses belajar melalui serangkaian aktifitas. Trimester pertama ini sering
dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia
hamil. Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
a. Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan
meniru dan melakukan peran ibu.
b. Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan
c. Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang
dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
2. Pada Kehamilan Trimester II
a. Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening (sebelum adanya
pergerakan janin yang dirasakan ibu) pada trimester kedua, ibu hamil
mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya
yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali
segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar
bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan
dilahirkannya.
b. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening (setelah adanya pergerakan janin
yang dirasakan oleh ibu) identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil
akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai
seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran
lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil
pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak
harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya.
3. Pada Kehamilan Trimester III
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkannya
tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa
sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan
keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ketiga
sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III
adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi (Ade, 2011)
I. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam
sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel
mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
II WOC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Perubahan pada ibu
Perubahan psikologis
Krisis situasional,
perub.psikologis,
ketidakstabilan hormon
Ansietas
Perubahan
peran sebagai
Perubahan fisiologis
GIT
Instabilitas
hormone
Asam lambung
meningkat
Sist.kardio
vascular
Peningkatan
TD
Sakit kepala
Sist.urinaria
Penekanan
vesika urinaria
karena
pembesaran
uterus
calon ibu
Perub.proses
keluarga
Koping
individu tdk
efektif
Rasa
sebah/mual
Muntah
Intake makanan
menurun
Perub.nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Nyeri
Frekuensi
BAK
meningkat
Gangguan
eliminasi urin
Kebersihan
genital
menurun
Kelembaban
meningkat
Resiko infeksi
Trimester II
TRIMESTER II
Perubahan fisiologis
Perubahan
psikologis
Sist.endokrin
Sist.kardiovaskular
Sist.reproduksi
Sist.integumen
Sist.GIT
Musculosceletal
Sist.respirasi
Inotropik
Sekresi aldosteron
meningkat
Vaskularisasi
serviks &
vagina
Estrogen
meningkat
Progesterone
meningkat
BB janin
meningkat
Kulit
meregang
Postur tubuh
berubah
Desakan
uterus ke
diafragma
Hiperpegmintas
i
Perub.body
image
Perub.cardiac
output
Resiko cidera
janin &
maternal
Sakit kepala
Nyeri
Sensitifitas
serviks
meningkat
Rangsang
seksual
Perub.pola
seksual
Striae
gravidarum
Perub.body
image
Peristaltic
menurun
Pengosongan
lambung lambat
Kembung, mual,
muntah
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
Lordosis
berlebihan
Nyeri
Krisis
situasional
Proses
adaptasi
Ekspansi
paru tidak
maksimal
Persiapan
anggota baru
dlam keluarga
Gangguan
pola nafas
Ansietas
Perub.peran
cairan
Trimester III
TRIMESTER III
Perubahan fisiologis
Pembesaran uterus
Perubahan
psikologis
Sistem endokrin
Retensi H2O & Na+
Perub.skelet &
persendian
Berat uterus
menigkat
Perub.pusat
gravitasi tubuh
Menekan saraf
sekitar
Pelepasan
mediator nyeri
(prostaglandin,
Menekan paru
Ekspansi paru
menurun
Gangguan pola
nafas
Urine output
menurun,
volume plasma
meningkat,
tekanan
hidrostatik
menurun
Edema
ekstremitas
Kelebihan
volume cairan
Persiapan
melahirkan
Primi:kurang
pengetahuan
Vasokontriksi
pembuluh darah Ansietas
TD meningkat
Hipertrofi
ventrikel
Penurunan
cardiac output
Resiko cidera
janin &
histamin)
Nyeri
maternal
III
a.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
1)
2)
3)
4)
Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007)
yaitu, jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan
terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai
berikut :
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
Perdarahan
Pre-eklampsia/eklampsia
Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
Hidramnion
Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
Penyakit Jantung
Tuberculosis
Anemia
Malaria
c. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada
triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang
sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
d. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi
diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi
ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang
lembut/ ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan
tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat
wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro,
2002).
e. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu
plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada
umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga
panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan
sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).
f. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya.
Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh
karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat
menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
g. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam
negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan
tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka
untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak
membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk
pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin
dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada
macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi
pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan
Payudara
:
adakah
benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu menonjol/datar/masuk, ASI sudah
keluar/belum, kebersihan areola mamae.
- Abdomen
II.
III.
E Intervensi Keperawatan
Dx
Tujuan Dan Kriteria Hasil
Keperawatan
Tri semester i
Tujuan
:
Setelah
dilakukan
intervensi
Perubahan
nutrisi kurang keperawatan selama 2x24 jam
kekurangan
nutrisi
klien
dari kebutuhan
tercukupi
Kriteria hasil :
Intervensi
Manajemen Nutrisi
Anjurkan
masukan
kalori
sesuai kebutuhan
Ajari klien tentang diet yang
Ttd
ansietas
Kekurangan
volume cairan
Monitor
catatan makanan yang
Klien tidak mual dan muntah
masuk atas kandungan gizi
Nilai laboratorium (transferin,
dan jumlah kalori
albumin, dan elektrolit) dalam
Timbang
berat badan secara
batas normal
teratur
Anjurkan penambahan intake
protein, zat besi dan vit C
yang sesuai
Pastikan
bahwa
diet
mengandung makanan yang
NOC: kontrol kecemasan dan
berserat
tinggi
untuk
coping,
setelah
dilakukan
mencegah sembelit
perawatan selama 2x24 jam cemas
Beri makanan protein tinggi ,
ps hilang atau berkurang dg:
kalori tinggi dan makanan
Indikator:
bergizi yang sesuai
Ps mampu:
Mengungkapkan
cara Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi kebutuhan
mengatasi cemas
gizinya.
Mampu
menggunakan
coping
Dapat tidur
Penurunan kecemasan
Mengungkapkan tidak ada
Aktifitas:
penyebab fisik yang dapat
1. Bina
Hub.
Saling
menyebabkn cemas
percaya
2. Libatkan keluarga
3. Jelaskan
semua
Kebutuhan
volume
cairan
Prosedur
terpenuhi.
Setelah
dilakukan
4. Hargai pengetahuan ps
tindakan keperawatan selama 2 x
tentang penyakitnya
24 jam dengan kriteria hasil :
5. Bantu
ps
untuk
Tidak ada mual muntah
mengefektifkan sumber
Turgor kulit DBN
support
Tidak ada tanda dehidrasi
Pasien mau makan dan
Berikan reinfocement untuk
minum
menggunakan Sumber Coping
TTV dalam batas normal
yang efektif
a. tentukan frekuensi/beratnya
mual/muntah.
b. Tinjau ulang riwayat
kemungkinan masalah medis
lain (ex ; ulkus peptikum,
gastritis,
kolesistitis)
c. Kaji suhu dan turgor kulit,
membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
d.Anjurkan
klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
e.
Anjurkan
peningkatan
masukan
minuman
berkarbonat, makan enam kali
sehari dengan jumlah yang
sedikit dan makanan tinggi
karbohidrat (popcorn, roti
kering sebelum bangun tidur.
Tri Semester ii
Setelah
dilakukan
tindakan Airway management
Gangguan pola keperawatan selama 1x24 jam,
Posisikan
klien
u/
nafas
diharapkan :
memaksimalkan ventilasi
a.
Tidak ada retraksi dinding
Identifikasi
klien
dada
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
b.
Tidak menggunkan otot
Lakukan fisioterpi dada
bantu pernafasan
jika perlu
Keluarkan sekret
c.
Bunyi paru vasikuler
Dengan
batuk
atau
suction
d.
Menunjukkan jalan nafas
Auskultasi suara nafas,
yang paten RR 16-20 x/m
catat
adanya
suara
tambahan
Tri Semester iii Klien dapat toleransi terhadap Manajemen energi
Intoleransi
aktivitas
setelah
dilakukan Observasi kemampuan klien
aktivitas
tindakan keperawatan 1 x 24 jam , Bantu klien dalam pemenuhan
dengan kriteria hasil
ADL
Klien mampu memenuhi Ajarkan pada keluarga tentang
pentingnya perawatan diri
aktivitas sehari-hari
Pasien mengerti akifitas Observasi TTV sebelum dan
sesudah aktivitas
apa saja yang boleh
dilakukan
selama Kolaborasi pada keluarga
pemberian
pengawasan
kehamlan
Ttv dalam batas normal
ekstra
Hb dalam batas normal
tentukan siklus tidur bangun
Kelebihan
volume cairan
Perubahan
eliminasi urin
keluhan
nokturia.
e. Anjurkan klien untuk
menghindari posisi tegak atau
supine dalam waktu yang lama.
F
No
1.
Implementasi
Evaluasi
Menjelaskan
tentang Obat diminum.
Wajah tampak segar, tenang.
nyeri pada post partum.
Dapat turun dari tempat tidur dan berjalan.
A: Tujuan berhasil sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
I: R: 2
Defisit
perawatan
diri:
Mandi/kebe
rsihan diri,
Toileting
b.d.
Kelelahan.
3.
Risiko
infeksi b.d.
Faktor
risiko:
Trauma
jaringan,
Tidak
adekuatnya
pertahanan
sekunder
tubuh.
Mengkaji
kemampuan
klien ke toilet.
perawatan kulit.
Melakukan
aktivitas
dan
mobilisasi.
Mengajarkan ibu dan
keluarga tentang tandatanda
infeksi,
cara
mencegah infeksi.
-
b.
A. Informed Consent
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, maksud dan tujuannya
7.
Lakukan pemeriksaan ekstremitas
Inspeksi : ada edema (tekan daerah tibia / dorsalis pedis bila ada
cekungan di bekas tekanan : edema + ), varises, kesimetrisan, kelainan)
Lakukan pengetukan dengan reflex hammer di daerah tendon muskulus
kuadriser femoris di bawah patella
8.
Periksa punggung pasien
Inspeksi apakah ada kelainan pada spina, bagaimana bentuk bujur
sangkar michelis
9.
Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
Inspeksi vulva : adakah cairan pervaginaan ( secret ), amati warna dan bau
Palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris, uretra,
kelenjar skene, kelenjar bartholini
Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat adakah
kelainan, misalnya hemorrhoid ( pelebaran vena ) di anus dan perineum,
lihat kebersihannya
10. Pasca Tindakan
Rapikan pasien
Bereskan, alat cuci sarung tangan dan rendam dalam larutan korin
Cuci tangan
Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Lakukan dokumentasi hasil tindakan
c. Komplikasi Kehamilan
1.Pre eklamsia
a. Definisi
Pre-eklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,edema,dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan (prof. Dr. Hanifa wiknjosastro,
DSOG,dkk,1999:282
b. Etiologi
Penyebab preeklamsia dan eklampsia secara pasti belum di ketahui. Teori yang
bayak di kemukakan sebagai penyebabnya adalah adalah iskemia plasenta atau
kurangnya sirkulasi O2 ke plasenta. faktor predisposisi atau terjadinya
preeklamsia dan eklampsia, antara lain:
1. Diabetes militus
2. Gangguan ginjal kronik
3. Hipertensi
4. Molahydatidosa
5. Polyhydramnion
6. Primi grapida tua
c. Manifestasi Klinik
1. Preeklamsia ringan :
Hipertensi antara
30mmhg/15mmhg.
Oliguria
140/90
atau
kenaikan
sistol
dan
diastol
2. Preeklamsia berat:
Hipertensi 160/110mmhg.
infus dextr 5%
valium 120gr/24jam
MgSO4
Litik koktil :
Largatil 50
Pethidin 100
Promethazine 50
3. observasi :
-konvulsi da n koma
reaksi pengobatan
- diuresis
kesadaran fisik
-kriteria eden
lamanya 224 jam
4. konsultasi :
penyakit dalam
penyakit mata
anestesia
dokter anak
b.Terapi Aktif
berdasarkan pertimbangan klinis induksi persalinan
-oxytoksin drip
-pecahkan ketuban
-seksio sesaria
c. terapi obstetri
kehamilan 36 minggu atau lebih bila setelah 24-48 jam tidak ada perbaikan
yang jelas induksi persalinan pecahkan selaput ketuban, teteskan oxytoksin.
-selama persalinan: percepatan persalinan,pecahkan selaput ketuban, teteskan
oxytoksin, persalinan forsep atau vacum.
-bahaya pada fetus, insuvisiensi plasenta , akut atau kronik : amnioscopy,
rekaman pemantauan janin. Seksio sesaria hanya atas indikasi fetus setelah
hilangnya eklampsia.
d. Terapi Antikonvulsi
-magnor bine (magnesium askorbat) 20%, 20ml IM atau IV.
-magnesium dapat diberikan sampai 5gr tiap 5 6 jam
-hentikan terapi Mg bila refleks tendon patela hilang atau depresi pernapasan.
2. Plasenta Previa
a. Pengertian
Menurut Wiknjosastro (2002), Placenta Previa adalah plasenta yang
letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Manuaba (1998) mengemukakan
bahwa plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum
(Saifuddin, 2002).
b.
Etiologi
Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa pendapat
para ahli, penyebab plasenta previa yaitu :
1) Menurut Manuaba (1998), plasenta previa merupakan implantasi di segmen
bawah rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap
menerima implantasi, endometrium yang tipis sehingga diperlukan
perluasaan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan vili
korealis pada chorion leave yang persisten.
2) Menurut Mansjoer (2001), etiologi plasenta previa belum diketahui pasti
tetapi meningkat pada grademultipara, primigravida tua, bekas section
sesarea, bekas operasi, kelainan janin dan leiomioma uteri.
3) Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta berulang, darah berwarna
merah segar, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, tetapi perdarahan
berikutnya hamper selalu lebih banyak dari sebelumnya, timbulnya penyulit
pada ibu yaitu anemia sampai syok dan pada janin dapat menimbulkan
asfiksia sampai kematian janin dalam rahim, bagian terbawah janin belum
masuk pintu atas panggul dan atau disertai dengan kelainan letak oleh karena
letak plasenta previa berada di bawah janin (Winkjosastro, 2002).
c.
Penatalaksanaan Plasenta Previa
Menurut Saifuddin (2001) terdapat 2 macam terapi, yaitu :
1) Terapi Ekspektatif
Kalau janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar baginya
kecil sekali. Ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan kalau keadaan ibu baik
dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali. Syarat bagi terapi ini adalah
keadaan ibu masih baik (Hb-normal) dan perdarahan tidak banyak, besarnya
pembukaan, dan tingkat placenta previa.
2) Terapi Aktif
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan, adapun caranya:
a) Cara Vaginal Untuk mengadakan tekanan pada plasenta dan dengan
demikian menutup pembuluh pembuluh darah yang terbuka (tamponade
plasenta).
b) Cara Sectio caesarea Dengan maksud untuk mengosongkan rahim sehingga
dapat mengadakan retraksi dan menghentikan perdarahan dan juga untuk
mencegah terjadinya robekan cervik yang agak sering dengan usaha
persalinan pervaginam pada placenta previa. Menurut Winkjosastro (2002)
prinsip dasar penanganan placenta previa yaitu, setiap ibu dengan perdarahan
antepartum harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
transfusi darah dan operasi. Perdarahan yang terjadi pertama kali jarang sekali
atau boleh dikatakan tidak pernah menyebabkan kematian, asal sebelumnya
3.Solutio placenta
a.Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasentadari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada fundus
uteri/korpus uteri sebelum janin lahir (PB POGI,1991).
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang
normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22
minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002 ).
Solusio plasenta adalah sebagian atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak (menurut buku obstetric
patologi 2002).
b. Jenis jenis
1) Solusio placenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% tetapi atau ada yang
menyebutkan kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya
kurang dari 250 ml. Tumpahkan darah yang keluar terlihat seperti pada haid
bervariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak. Gejala-gejala
perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warba darah yang
kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.
2) Solusio placenta sedang
c.
Etiologi
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas.
Meskipun demikian,beberapa hal di bawah ini di duga merupakan factorfaktor yang berpengaruh pada kejadiannya,antara lain sebagai berikut :
1) Hipertensi esensial atau preeklampsi.
2) Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.
3) Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan anak yang
sedang di gendong.
4) Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.
5) Uterus yang sangat kecil.
6) Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun
7) Ketuban pecah sebelum waktunya.
8) Mioma uteri.
9) Defisiensi asam folat.
10) Merokok,alcohol,dan kokain.
11) Perdarahan retroplasenta.
12) Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.
13) Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.
14) Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gamely.
d. Gejala
1) Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana
terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila
terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit
sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus
menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus
yang agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin
tegang karena perdarahan yang berlangsung.
2) Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum 2/3 luas
permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio
plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut
terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan
pervaginam. Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan
sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke
dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih hidup mungkin telah
berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan
nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar untuk diraba. Jika janin masih
hidup, bunyi jantung sukar didengar. Kelainan pembekuan darah dan kelainan
ginjal mungkin telah terjadi,walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada
solusio plasenta berat.
3) Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi sangat tiba-tiba.
Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal.
Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam
Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan
kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan
rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.Mengingat komplikasi yang dapt
terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok berat hingga kematian,atonia
uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka sikap paling utama dari
bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan rujukan ke
rumah sakit.
4.DM gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin.
a. Etilogi
Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :
1. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
2. Genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya
menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya
bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin
yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut,
hal itu didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi
insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses
produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses
oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas.
Penderita DM proses pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami
gangguan sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa darah.
Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada penderita DM,
ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami peningkatan.
Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan
beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ATP. Peningkatan
tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon
insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi.
Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan
mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo
nucleid acid (RNA). Pada perkembangannya, terkadang para penderita
DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM. Penyakit
yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like
episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada
mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada
sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin rendah dan defect
fungsi sekresi makin berat. Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan
meningkat jumlahnya bila penderita DM itu menderita penyakit penyerta
tadi.
3. Kerusakan / kelainan pankreas sehingga Kekurangan produksi insulin
d.
1.
b.
c.
3.
4.
5.Hellp syndrome
Sindroma HELLP merupakan salah satu keadaan preeklampsia yang
memburuk yang dapat didiagnosis dengan parameter laboratorium, sementara
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Awal kehamilan ditandai berdasarkan menstruasi terakhir pada
wanita. Banyak perubahan fisik yang akan wanita alami selama trimester
pertama (3 bulan pertama kehamilan). Terdapat beberapa tanda dan gejala
kehamilan untuk memastikan apakah seseorang benar benar hamil atau
tidak.Tanda dan gejala kehamilan digolongkan sesuai dengan signifikansi
dalam menetapkan diagnosa positif kehamilan. Tanda tanda tersebut dibagi
menjadi : tanda subyektif, tanda obyektif dan bukti absolut kehamilan.
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian yang
menjadi satu kesatuan. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu
hamil mengalami perubahan- perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai
dengan usia kehamilannya. Memang adakalanya perubahan yang terjadi
tak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian selama sifatnya
DAFTAR PUSTAKA
Ade. 2011. Psikologis dan Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Antenatal.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007G59.pdf. Diakses tanggal 18 Januari 2014. Pukul 19.37 WIB.
George
Andriaanz.
2008.
Asuhan
Antenatal.
http://www.pkmionline.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal
18 januari 2014. Pukul 19.14 WIB.
Glade, B, dkk. 2001. Kehamilan Di atas Usia 30 Tahun. Jakarta : Arcan.
Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.
Helen, F. 2004. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Hidayat A, dkk. 2007. Riset dan Teknik penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika.
Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Juditha, I, dkk. 2009. Tips Praktis Bagi Wanita Hamil. Jakarta : Balai Pustaka.