You are on page 1of 59

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI

KEHAMILAN

Disusun Oleh
Kelompok 7 :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Meilani Sitadewi
Meike Izzatul M
Monika Sriyanti
Nasa Fasalino
Niko Catur S.
Vika Fernanda

(141.0061)
(141.0063)
(141.0065)
(141.0067)
(141.0069)
(141.0105)

PEMBIMBING :
Dwi Ernawati, S.Kep,.Ns.,M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA


PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015-2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sistem reproduksikehamilan dengan tepat waktu.
Makalah sistem reproduksi- kehamilan disusun untuk melengkapi tugas.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Dwi Ernawati,
S.Kep,.Ns.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Sistem reproduksi
serta pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu karena Beliau banyak
membantu dalam proses penulisan, penyusunan dan diskusi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Surabaya, Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................
1.3 Tujuan Penulis....................................................................................
1.4 Manfaat Penulis.................................................................................

1
1
2
3

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Aspek biofisik dalam kehamilan normal.......................................... 4
2.2 Tanda dan gejala kehamilan............................................................. 4
2.3 Deteksi kehamilan dengan Hcg........................................................ 5
2.4 Perubahan psikologis kehamilan...................................................... 6
2.5 Perubahan fisiologis kehamilan........................................................ 8
1. Perubahan fisik tubuh seiring pertumbuhan uterus.............. 8
2. Perubahan metabolisme........................................................ 9
3. Perubahan payudara............................................................. 9
4. Perubahan system reproduksi............................................... 10
5. Perubahan system sirkulasi.................................................. 10
6. Perubahan system respirasi.................................................. 11
7. Perubahan system gastrointestinal........................................ 11
8. Perubahan system ginjal dan perkemihan............................ 12
9. Perubahan system endokrin.................................................. 12
10. Perubahan system integument.............................................. 14
2.6 Asuhan keperawatan kehamilan...................................................... 30
1. Proses pengkajian s/d evaluasi asuhan keperawatan antenatal dan
post natal................................................................................ 30
2. Pemeriksaan fisik kehamilan head to toe............................... 41
2.7 Komplikasi kehamilan..................................................................... 42
1. Pre eklamsi............................................................................. 42
2. Plasenta previa........................................................................ 44
3. Solutio placenta...................................................................... 46

4. DM gestasional....................................................................... 49
5. Hellp syndrome...................................................................... 51
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 53
3.2 Saran................................................................................................. 53
Daftar Pustaka

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh
ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu
perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang
dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko
tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan
yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil,
sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan
tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk
lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi
penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil
memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana aspek biofisik dalam kehamilan normal?
1.2.2 Bagaimana tanda dan gejala kehamilan ?
1.2.3 Bagaimana deteksi kehamilan dengan Hcg ?
1.2.4 Bagaimana perubahan psikologis kehamilan ?
1.2.5 Bagaimana perubahan fisiologis kehamilan?
11. Bagaimana fisik tubuh seiring pertumbuhan uterus ?
12. Bagaimana perubahan metabolisme ?
13. Bagaimana perubahan payudara ?
14. Bagaimana perubahan system reproduksi ?
15. Bagaimana perubahan system sirkulasi?
16. Bagaimana perubahan system respirasi ?
17. Bagaimana perubahan system gastrointestinal ?
18. Bagaimana perubahan system ginjal dan perkemihan ?
19. Bagaimana perubahan system endokrin ?
20. Bagaimana perubahan system integumen ?
1.2.6

Bagaimana asuhan keperawatan kehamilan ?


1. Bagaimana proses pengkajian s/d evaluasi asuhan keperawatan
antenatal dan post natal ?

2. Bagaimana pemeriksaan fisik kehamilan head to toe ?


1.2.7 Bagaimana komplikasi kehamilan ?
1. Bagaimana pre eklamsi ?
2. Bagaimana plasenta previa ?
3. Bagaimana solutio placenta ?
4. Bagaimana DM gestasional ?
5. Bagaimana hellp syndrome ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui penjelasan tentang kehamilan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui aspek biofisik dalam kehamilan normal.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan.
3. Untuk mengetahui deteksi kehamilan dengan Hcg.
4. Untuk mengetahui perubahan psikologis kehamilan.
5. Untuk mengetahui perubahan fisiologis kehamilan.
a. Untuk mengetahui fisik tubuh seiring pertumbuhan uterus.
b. Untuk mengetahui perubahan metabolism.
c. Untuk mengetahui perubahan payudara.
d. Untuk mengetahui perubahan system reproduksi.
e. Untuk mengetahui perubahan system sirkulasi.
f. Untuk mengetahui perubahan system respirasi.
g. Untuk mengetahui perubahan system gastrointestinal.
h. Untuk mengetahui perubahan system ginjal dan perkemihan.
i. Untuk mengetahui perubahan system endokrin.
j. Untuk mengetahui perubahan system integument.
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kehamilan.
a. Untuk mengetahui proses pengkajian s/d evaluasi asuhan
keperawatan antenatal dan post natal.
b. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik kehamilan head to toe
7. Untuk mengetahui komplikasi kehamilan.
a. Untuk mengetahui pre eklamsi.
b. Untuk mengetahui plasenta previa.
c. Untuk mengetahui solutio placenta.
d. Untuk mengetahui DM gestasional.
e. Untuk mengetahui hellp syndrome.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui dan memahami tentang kehamilan.
1.4.2 Bagi Perawat
Agar perawat dapat mengimplementasikan penatalaksanaan
kehamilan.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Aspek biofisik dalam kehamilan normal
2.1.1 Tanda dan gejala kehamilan

Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan


dengan melakukanpenilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu
sebagai berikut :
a. Amenorea
Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak
terjadi pembentukan Folikel de graff dan ovulasi . Hal ini menyebabkan
terjadinya amenorea pada seorang wanita yang sedang hamil. Dengan
mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan Neagle
dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL)nyaitu dengan menambah tujuh
pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu pada tahun.
b. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam
lambung yang berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut morning
sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual
dan muntah nafsu makan berkurang.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam.
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan
iskema susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan
ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
e. Payudara Tegang
Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara
membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama
pada hamil pertama.
f. Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh
dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
g. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus,
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
h. Pigmentasi Kulit
Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada
dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra semakin
menghitam. Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi pada bagian areola
mammae, puting susu makin menonjol.
i. Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.
i. Varices

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi


penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar genetalia, kaki, betis,
dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini menghilang setelah
persalinan.
2.1.2

Deteksi kehamilan dengan Hcg

Hormon HCG (human chorion gonadotropin) adalah hormon yang


disekresikan oleh syncytiotrophoblast ke dalam sirkulasi darah ibu pertama kali
saat implantasi yaitu pada hari ke 6-7 setelah fertilisasi. Dilakukan dengan
mendeteksi hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif
yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.Hormon ini berperan
dalam stimulasi corpus luteum agar terus mensekresikan hormon progesteron dan
estrogen untuk memelihara endometrium selama kehamilan awal. Kadar hormon
akan semakin meningkat sampai mencapai puncaknya pada kehamilan minggu ke
10-12 dan menpai kadar terendah saat minggu ke 20. Mengapa turun? Karena
pada saat itu plasenta sudah mampu menghasilkan estrogen dan progesteron
sendiri dalam jumlah cukup dan tidak lagi bergantung pada corpus luteum.
Hormon HCG memiliki subunit alfa dan subunit beta. Subunit alfa HCG
bersifat tidak spesifik, juga dimiliki oleh hormon tropin lain seperti FSH, LH dan
TSH. Subunit beta HCG yang berbeda, spesifik dimiliki oleh HCG dan tidak
hormon tropin lain. Subunit beta bertanggungjawab terhadap aktivitas
biologisnya. Oleh karena itu, deteksi hormon HCG tidak lagi mengukur kadar
HCG total namun mengukur kadar HCG subunit beta agar hasilnya lebih
menggambarkan kadar hormon HCG yang sebenarnya (tidak bereaksi silang).
Kadar beta-HCG urin sebagai deteksi paling awal kehamilan
Segera setelah implantasi, yaitu sekitar 7 hari setelah fertilisasi, HCG akan
terdeteksi di darah dan juga urin dalam rentang 50-250 mIU/ml kemudian
meningkat dengan cepat. Alat tes kehamilan urin dapat mendeteksi kadar HCG
dengan sensitivitas 25 mIU/ml sehingga deteksi kehamilan dini dapat dilakukan
sekitar seminggu setelah fertilisasi. Bila berdasarkan hari pertama menstruasi
terakhir (HPMT atau Last Menstrual Period/LMP) maka deteksi kehamilan paling
dini tergantung juga siklus menstruasi bulanan. Rumus perkiraanya adalah
panjang siklus-14+7, jadi kalau panjang siklus 28 hari maka 28-14+7 atau 21 hari.
Artinya deteksi kehamilan paling dini 21 hari atau 3 minggu setelah HPMT pada
siklus teratur 28 hari.
2.1.3 Perubahan psikologis kehamilan
Psikologis adalah (sifat) tentang jiwa, kejiwaan (Balhagi,2005). Psikologis
kehamilan adalah Suatu keadaan depresi pada ibu yang sedang mengandung
disebabkan banyak hal. Pertama, adanya perubahan hormon yang mempengaruhi

mood ibu secara keseluruhan sehingga si ibu sering merasa kesal, jenuh, atau
sedih.
Faktor Psikologis
a.
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan
ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau
gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan
baik.
b.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan
status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan,
mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal,
maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap
dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas (Glade B.2001).
Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil
Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a.Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja
c.Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
e.Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat terjadi:
a. Reaksi reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan Well being
menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
b. Penerimaan terhadap kehamilan.
Ambivalence sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.
c. Maternal role attainment.
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin,
internalisasi dan fantasi.
d. Fantasi.
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
e. Hubungan dengan ibu.
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya
yang membutuhkan support.

f. Hubungan dengan janin


Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan
janin, gerak janin diartikan sebagai Bentuk komunikasi yang rutin.
g.
Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai
dapat diobservasi.
h. Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu
mungkin menarik diri dari orang lain.
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3. Merasakan gerakan anak
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5. Libido meningkat
6. Menuntut perhatian dan cinta
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a.Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c.Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e.Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan ayah
selama trimester III:
1)
a.
b.
c.
d.

Perubahan Psikologis Ibu


Penerimaan terhadap janin meningkat
Fantasi terhadap perubahan peran
Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
Fokus perhatian pada persalinan

e. Menaruh perhatian pada persalinan


2) Perubahan Psikologis Ayah
a.
Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal
freedom, covvod sindrom berat
b.
Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain
2.1.4 Perubahan fisiologis kehamilan
Fisiologis adalah merupakan cabang dari Ilmu biologis yang mempelajari
objek spesifik makhluk hidup dari sudut pandang struktur dan fungsinya. Secara
terminologis istilah fisiologis berasal dari bahasa Yunani yaitu (Physis alam dan
Logos: Ilmu),
Fisiologi kehamilan adalah seluruh proses fungsi tubuh pemeliharaan janin
dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur oleh sel sperma, saat
hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang sangat berubah drastis
(Wikepedia, 2007)
Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat hamil, bersalin dan nifas
adalah perubahan yang hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah
dengan otomatis menyesuaikan dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut
ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh
pada masa hamil yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan Fisik Tubuh seiring Pertumbuhan Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000
gram saat akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan
hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran
rahim karena pertumbuhan janin(Manuaba, 2010)
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada
ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada
awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi
tersebut dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan
akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi
lebih kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga
disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik.
Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan
hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali
sebagai tanda Chadwick, Goodell dan Hegar.
2. Perubahan Metabolisme
Menurut Manuaba (2010, 95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada
trimester ketiga.

b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per


liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemo-delusi darah dan
kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan
persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar
0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin.
Fosfor, rata rata 2 gram dalam sehari.
Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.

Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat


terjadi retensi air.
f. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan
bertambah antara 6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan
berat badan 0,5 kg/ minggu.
3. Perubahan Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 179), pada
awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin
lunak. Seletah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena
vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar
sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi
kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG)
digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin
(Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan
merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai
perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi
sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada
payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan
sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan),
pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau
dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi
kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola

mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan. Pembesaran


berlebihan dari payudara dapat menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau
hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat pula terlihat gambaran
vena bawah kulit payudara.
4. Sistem Reproduksi
a. Ovarium dan tuba falopii
Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya peningkatan estrogen
dan progesterone yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH
dari hipofisis anterior. Corpus luteum akan mensekresi progesterone
sampai usia kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta terbentuk
dan berfungsi. Tuba falopii relatif tidak berubah.
b. Vulva dan vagina
Produksi estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epithelium
vagina sehingga menjadi lebih elastis. Selain itu, perubahan dari
ephitelium tersebut menyebabkan peningkatan seksresi cairan vagina
yang dinamakan Leccorhoea. Sel epitel juga menyebabkan peningkatan
kadar glikogen dan interaksi basil Doderleins yang memproduksi asam
lebih untuk melindungi vagina dari serangan berbagai mikroorganisme
karena pH vagina yang meningkat selama kehamilan menjadi 3,5 6.
5. Perubahan Sistem Sirkulasi
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi).
Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi
yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010; h. 93).

6. Perubahan Sistem Respirasi


Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi
diafragma. Fungsi respirasi juga mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50%
mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi
oksigen 1520% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil (Aprillia, 2010;
h. 71-72).
7. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Fungsi gastrointestinal dalam masa kehamilan dan selama persalinan
menjadi topik yang kontroversial.Namun, dapat dipastikan bahwa traktus
gastrointestinal mengalami perubahan anatomis dan fisiologis yang
meningkatkan resiko terjadinya aspirasi yang berhubungan dengan anestesi
general(Birnbach, et.al.,2009).

Refluks gastroesofagus dan esofagitis adalah umum selama masa


kehamilan. Disposisi dari abdomen ke arah atas dan anterior memicu
ketidakmampuan dari sfingter gastroesofagus. Peningkatan kadar
progestron menurunkan tonus dari sfingter gastroesofagus, dimana sekresi
gastrin dari plasenta menyebabkan hipersekresi asam lambung. Faktor
tersebut menempatkan wanita yang akan melahirkan pada resiko tinggi
terjadinya regurgitasi dan aspirasi pulmonal.
Tekanan intragaster tetap tidak mengalami perubahan. Banyak pendapat
yang menyatakan mengenai pengosongan lambung. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa pengosongan lambung normal bertahan sampai masa
persalinan.Di samping itu,hampir semua ibu hamil memiliki pH lambung di
bawah 2.5 dan lebih dari 60% dari mereka memiliki volume lambung lebih
dari 25mL. kedua faktor tersbut telah dihubungkan memiliki resiko
terhadap terjadinya aspirasi pneumonitis berat. Opioid dan antikolinergik
menurunkan tekanan sfingter esofagus bawah, dapat memfasilitasi
terjadinya refluks gastroesofagus dan penundaan pengosongan lambung.
Efek fisiologis ini bersamaan dengan ingesti makanan terakhir proses
persalinan dan penundaan pengosongan lambung mengakibatkan nyeri
persalinan dan merupakan faktor predisposisi pada ibu hamil akan
terjadinya muntah dan mual (Morgan,2006).
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan
tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau
hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan
sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain
dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan
digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama

8. Perubahan Sistem Ginjal dan Perkemihan


Selama kehamilan Sistem Perkemihan mengalami berbagai perubahan
structural dan fungsional dengan banyaknya perubahan structural yang
bertahan dengan baik sampai periode postpartum. Perubahan utama selama
kehamilan adalah retensi natrium dan peningkatan cairan ekstraseluler.
BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12
minggu, pada usia kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah
rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya. Setelah
16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk
menampung banyaknya urin.
Ginjal ibu hamil harus bekerja sebagai organ ekskresi primer bagi janin,
disamping beruhubungan dengan peningkatan volume dan metabolisme
intravascular dan ekstraseluler. Perubahan ginjal secara fisiologis selama
kehamilan berhubungan dengan efek progesterone dalam merelaksasikan

otot serta tekanan dari perubahan uterus dan perubahan system


kardiovaskuler.
Peningkatan panjang ginjal mencapai 1,5cm, hal ini disebabkan oleh
peningkatan aliran darah, volume pembuluh darah serta peningkatan cairan
ruang interstitial. Ukuran glomerulus bertambah namun jumlah selnya tidak
berubah. Secara keseluruhan, struktur mikroskopik ginjal wanita hamil dan
tidak hamil sama saja.
9. Perubahan Sistem Endokrin
Berikut ini adalah ringkasan perubahan hormon plasenta dan maternal
dalam kehamilan dan akibat yang ditimbulkannya.
a. Progesteron pada awal kehamilan dihasilkan oleh korpus luteum dan
setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormone ini
meningkat selama kehamilan dan menjelang persalinan mengalami
penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250mg / hari.
Aktivitas progesterone yang diperkirakan :
Menurunkan tonus otot polos :
motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual
aktivitas kolon menurun pengosongan berjalan lambat reabsorbsi air
meningkat konstipasi
Menurunkan tonus vascular
Meningkatkan Suhu Tubuh
Meningkatkan Cadangan Lemak
Memicu Over Breathing
Memicu Perkembangan Payudara
b. Estrogen pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah ovarium.
Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya
meningkat beratus kali lipat. Output estrogen maksimum adalah 30 40
mg / hari dan diantaranya 85% terdiri dari estriol. Kadar terus
meningkat menjelang aterm.
Aktivitas estrogen yang diperkirakan :
a. Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus
b. Bersama dengan progesteron memicu pertumbuhan payudara
c. Merubah konsitusi kimiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan
menyebabkan servik yang elastis, kapsul persendian melunak,
mobilitas persendian meningkat
d. Retensi air
e. Menurunkan sekresi natrium
c. Kortisol pada awal kehamilan sumber utama adalah adrenal maternal
dan pada kehamilan lanjut sumber utamanya adalah plasenta. Produksi
harian 25mg/hari. Sebagian besar diantaranya berkaitan dengan protein
sehingga tidak bersifat aktif.

d.

e.

f.

g.

Aktivitas cortisol yang diperkirakan :


a. Meningkatkan gula darah
b. Modifikasi aktivitas antibody
Aldosteron hampir semuanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal ibu.
Terjadi peningkatan jumlah yang dihasilkan selama kehamilan.
Berperan dalam mendukung retensi natrium dan air.
aktivitas plasma renin 4 5 kali keadaan tidak hamil. Kadar
angiostensin pada kehamilan normal meningkat. Pada kehamilan
normal , terjadi penurunan sensitivitas terhadap efek hipertensi dari
angiostensin.
Human Chorionic Gonadotropin dihasilkan oleh trofoblas dan
puncaknya dicapai sebelum minggu ke 16. Dari usia kehamilan 18
minggu, kadar hCG relatif konstan. Peranan fisiologis hCG tidak jelas,
diduga mempunyai sifat tirotropik dan mengawali sekresi testosteron
oleh sel leyding
Human Placental Lactogen kadar hPL atau chorionic somatotropin ini
terus meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama
kehamilan. Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis
insulin
Relaxin dihasilkan oleh corpus luteum . Dapat terdeteksi selama
kehamilan namun kadar tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran
fisiologi tidak jelas namun diduga berperan penting dalam maturasi
servik

h. Hormon Hipofisis terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal


selama kehamilan ; namun kadar prolaktin meningkat. Laktasi belum
dimulai sampai persalinan berakhir dimana kadar prolaktin yang tinggi
terus terjadi pada saat estrogen menurun.
10. Perubahan Sistem Integumen
Sistem integumen merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang
mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat
atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang
berarti "penutup".
Sistem integument berperan dalam homeostasis, proteksi, pengaturan suhu,
reseptor, sintesis biokimia dan penyerapan zat.
1. Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai
alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang
terletak di lapisan dermis. Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh,
mencakup 12-15% berat tubuh dan luas permukaan mencapai 1-2
meter. Ciri-ciri kulit, yaitu:
Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh
lingkungan.

Organ terbesar pada tubuh, mencakup 12-15% berat tubuh.


Luas permukaan mencapai 1-2 meter.
Tebal rata rata 1,22mm.
Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan
kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis

Kulit terdiri dari tiga lapisan utama:


a. Epidermis
Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi
yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap
air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan
diganti. Selain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga
tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu
merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada
kulit. Lapisan keempatmengandung sel yang memproduksi
melamin,
suatu
bahan
yang
bertindak
sebagai
perlindunganterhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak
mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam
ruang interselular.

b. Dermis (korium)
Dermis merupakan lapisan dibawah epidermis. Lapisan ini
mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf,
kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan
dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan
tubuh dan pengaturan suhu.
c. Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subcutis
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit
yang menghasilkan banyak lemak.
Merupakan jaringan adipose sebagai bantalan antara
kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas.
Sebagai bantalan terhadap trauma.
Tempat penumpukan energi.
d. Kelenjar kelenjar pada kulit
Kelenjar Sebasea
Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak
ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut

yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus


lentur dan lunak.
Kelenjar Ekrin
Kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit, berfungsi
melepaskan keringat sebagai reaksi penngkatan suhu
lingkungan dan suhu tubuh.
Kelenjar Apokrin.
Kelenjar Apokrin terdapat di aksil, anus, skrotum, labia
mayora, dan bermuara pada folkel rambut. Kelenjar
ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan
membesar dan berkurang pada sklus haid. Kelenjar
Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu
yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas
pada aksila.Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar
apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang
menghasilkan serumen(wax).

2. Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal
dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut, yaitu:

Rambut terminal (dapat panjang dan pendek)


Rambut velus( pendek, halus dan lembut).

Fungsi rambut antara lain sebagai berikut :

Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi


mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung
(vibrissae)
Menyaring udara.
Sebagai pengatur suhu
Pendorong penguapan keringat

Rambut terdiri dari akar (sel tanpa keratin) dan batang (terdiri sel
keratin). Bagiandermis yang masuk dalam kandung rambut disebut
papil. Terdapat 2 fase :
a. Fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut
tercepat diikuti kulit kepela.Berlangsung sampai dengan usia 6
tahun.90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fasepertumbuhan pada satu saat.
b. Fase Istirahat( Telogen)

Berlangsung lebih dari 4 bulan, rambut mengalami


kerontokan.50 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya.
Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi.
Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin. Pertumbuhan
rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks (rambut
wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh hormon
Androgen)
3. Kuku
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng
keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut
kutikula. Berfungsi mengangkat benda benda kecil. Pertumbuhan
rata- rata 0,1 mm / hari. Pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan
kuku kaki: 12- 18 bulan.sat perhatian pada masalah kesehatan dan
pemecahan masalah kesehatan individu.

A. Penyebab Perubahan Psikologis dan Fisiologis Selama Kehamilan


Ada dua penyebab terjadinya perubahan psikologis dan fisiologis pada ibu hamil,
diantaranya adalah :
a. Selama kehamilan tubuh akan menghasilkan banyak hormone progesterone
yang sama konsistensinya meningkat persis sebelum timbulnya menstruasi
karena peningkatan hormone hampir semua wanita bahkan pada kehamilan
yang paling positif ibu akan merasakan depresi rasa takut dan bimbang.
b. Hormone estrogen ibu meningkat dan menyebabkan ibu merasa mual dan
muntah pada pagi hari, sering buang air kecil, dan payudara terasa nyeri. Ibu
merasa tidak sehat sehingga sulit bagi ibu ini merasakan kebahagian atas
kehamilanya. Hal ini dapat terjadi pada psikologis dan fisiologis ibu secara
fisik.
1 Perubahan Fisiologis Pada Trimester I
a) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak
awal kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi
kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya
akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan.
b) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, ini terjadi karena peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk

c)

d)

e)

f)

g)

B.
1.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan


menyusui.
Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan
menghilang pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir
kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja
kurang efisien.
Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga
ketika akan mengubah posisi dari duduk/tidur ke posisi yang lain (berdiri)
tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala/pusing
yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik
maupun emosional..
Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya
beberapa menit dan tidak menetap. Hal ini sering terjadi karena adanya
perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran
dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing rok/celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan
ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang
menyebabkan tubuh menahan air.

Perubahan Psikologis dan Fisiologis pada Trimester II


Perubahan Psikologis pada Trimester II
Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
Merasakan gerakan anak
Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
Libido meningkat
Menuntut perhatian dan cinta
Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.

2. Perubahan Fisiologis pada Trimester II


a) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.
Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
b) Sendawa dan buang angina
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.
Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan membuat
tidak nyaman.
c) Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d) Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
e) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
f) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
g) Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk
ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan
jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan
gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah
melahirkan.
h) Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang
menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari
pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut

chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya
vitamin folat.
i) Payudara membesar
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan
yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap
dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah
kelenjar kulit.
j) Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

C. Perubahan Psikologis dan Fidiologis pada Trimester III


1. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f) Merasa kehilangan perhatian
g) Perasaan mudah terluka (sensitive)
2. Perubahan Fisiologis pada Trimester III
a) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan Anda yang dapat memengaruhi postur
tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
b) Konstipasi/Sembelit
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paruparu, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
berada di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada).
d) Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.

e) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
f) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
h) Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau karena
kekurangan kalsium (Suririnah, 2008)
D. Adaptasi Psikologis dan Fisiologis Dalam Masa Kehamilan.
1. Pada kehamilan Trismester I.
Setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan
meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi
hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali, biasanya pada awal
kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hampir 80 % kecewa,
menolak, gelisah, depresi dan murung. Kejadian gangguan jiwa sebesar 15 %
pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama.
Menurut kumar dan robson (1978) 12% wanita yang mendatangi klinik
menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan
kandungannya. Perubahan psikologis yang terjadi pada kehamilan trimester I
didasari pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran
sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan
proses belajar melalui serangkaian aktifitas. Trimester pertama ini sering
dirujuk kepada masa penentuan. Penentuan membuat fakta wanita bahwa ia
hamil. Beberapa tahapan aktifitas penting seseorang menjadi ibu :
a. Taking On
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan
meniru dan melakukan peran ibu.
b. Taking In
Seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan
c. Letting Go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilakukannya.
Kehamilan pada trimester I ini cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang

dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya yaitu pada tahap taking on. Pada
trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda - tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
2. Pada Kehamilan Trimester II
a. Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening (sebelum adanya
pergerakan janin yang dirasakan ibu) pada trimester kedua, ibu hamil
mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya
yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali
segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar
bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan
dilahirkannya.
b. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening (setelah adanya pergerakan janin
yang dirasakan oleh ibu) identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil
akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai
seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran
lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil
pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak
harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya.
3. Pada Kehamilan Trimester III
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa
bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkannya
tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan
akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa
sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan
keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ketiga
sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III
adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai
orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi (Ade, 2011)
I. Patofisiologi

Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam
sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel
mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan
(konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
II WOC
Trimester I
Konsepsi
Fertilitas
Implantasi
Embryogenesis
Maturasi janin
Perubahan pada ibu
Perubahan psikologis
Krisis situasional,
perub.psikologis,
ketidakstabilan hormon

Ansietas

Perubahan
peran sebagai

Perubahan fisiologis
GIT
Instabilitas
hormone
Asam lambung
meningkat

Sist.kardio
vascular
Peningkatan
TD
Sakit kepala

Sist.urinaria
Penekanan
vesika urinaria
karena
pembesaran
uterus

calon ibu
Perub.proses
keluarga

Koping
individu tdk
efektif

Rasa
sebah/mual
Muntah
Intake makanan
menurun
Perub.nutrisi
kurang dari
kebutuhan

Nyeri

Frekuensi
BAK
meningkat
Gangguan
eliminasi urin
Kebersihan
genital
menurun
Kelembaban
meningkat
Resiko infeksi

Trimester II
TRIMESTER II
Perubahan fisiologis

Perubahan
psikologis

Sist.endokrin

Sist.kardiovaskular

Sist.reproduksi

Sist.integumen

Sist.GIT

Musculosceletal

Sist.respirasi

Inotropik

Sekresi aldosteron
meningkat

Vaskularisasi
serviks &
vagina

Estrogen
meningkat

Progesterone
meningkat

BB janin
meningkat

Kulit
meregang

Saliva & asam


lambung
meningkat

Postur tubuh
berubah

Desakan
uterus ke
diafragma

Hiperpegmintas
i
Perub.body
image

Retensi H2O & Na+


volume plasma
meningkat
TD meningkat

Perub.cardiac
output
Resiko cidera
janin &
maternal

Sakit kepala
Nyeri

Sensitifitas
serviks
meningkat
Rangsang
seksual
Perub.pola
seksual

Striae
gravidarum
Perub.body
image

Peristaltic
menurun
Pengosongan
lambung lambat
Kembung, mual,
muntah
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume

Lordosis
berlebihan
Nyeri

Krisis
situasional
Proses
adaptasi

Ekspansi
paru tidak
maksimal

Persiapan
anggota baru
dlam keluarga

Gangguan
pola nafas

Ansietas
Perub.peran

cairan

Trimester III
TRIMESTER III
Perubahan fisiologis

Pembesaran uterus

Perubahan
psikologis

Sistem endokrin
Retensi H2O & Na+

Perub.skelet &
persendian
Berat uterus
menigkat
Perub.pusat
gravitasi tubuh
Menekan saraf
sekitar
Pelepasan
mediator nyeri
(prostaglandin,

Menekan paru
Ekspansi paru
menurun
Gangguan pola
nafas

Urine output
menurun,
volume plasma
meningkat,
tekanan
hidrostatik
menurun
Edema
ekstremitas
Kelebihan
volume cairan

Persiapan
melahirkan
Primi:kurang
pengetahuan

Vasokontriksi
pembuluh darah Ansietas
TD meningkat
Hipertrofi
ventrikel
Penurunan
cardiac output
Resiko cidera
janin &

histamin)
Nyeri

maternal

III

a.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
1)
2)
3)
4)

Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007)
yaitu, jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan
terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai
berikut :
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
Perdarahan
Pre-eklampsia/eklampsia
Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
Hidramnion
Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
Penyakit Jantung
Tuberculosis
Anemia
Malaria

Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat


kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).
IV Penatalaksanaan Medis
a Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian
susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna
untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya.
Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan
janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin
besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita tersebut makan
secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup
mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui,
kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini
dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah,
mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai
pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan
wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg
sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
2.
Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil
maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah
kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan
anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus.
Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok (Wiknjosastro,
2002).

c. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada
triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang
sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
d. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi
diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi
ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang
lembut/ ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan
tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat
wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro,
2002).
e. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu
plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada
umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga
panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan
sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).
f. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak
diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya.
Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh
karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat
menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
g. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam
negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan
tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka
untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak
membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk
pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin
dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada
macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi
pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan

agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan


melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap
tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus
pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
h. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang
yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong
payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan
massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk
mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola
payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan
biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki
dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
2.2 Asuhan Keperawatan
1.
Proses Pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan keperawatan
antenatal dan postnatal.
A Keperawatan Antenal
1) Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009).
2) Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi,edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Muchtar
Rustam, 2008).
3) Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Wiknjosastro, 2002)
4) Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2007).
II Tanda dan Gejalan Antenatal
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign ( subyektif)
Amenorhoe ( tidak mendapat haid)
mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
letih,sakit kepala

merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20 minggu


pada wanita hamil pertama.
perubahan pada mamae
frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada organorgan pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan uterus
pada kandung kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.
lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi hormone
estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan suplay darah ke
pelvic .
b. Probabilitas ( objektif)
Pembesaran uterus
- melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi
nyata pada minggu ke 7-8.
- Servik terasa lebih lunak (tanda Goodells) diketahui melalui pemeriksaan
bimanual
- tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh kemumudian ke posisi
semula.
- Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin terjadi
selama hamil dan tidak terasa sakit.
Perubahan warna kulit oleh
Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,punggung hidung
dan kulit daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam hal ini
disebabkan oleh stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone).
Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat
B

Keperawatan Post Natal


Ada kebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh
keluar rumah setelah habis nifas yaitu 40 hari. Bagi wanita dengan
persalinan normal ini baik dan dilakukan pemeriksaan kembali 6 minggu
setelah persalinan normal bagi wanita dengan persalinan luar biasa harus
kembali untuk control seminggu kemudian.
Pemeriksaan post natal antara lain meliputi :
a. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya.
b. Keadaan umum : suhu badan, selera makan, dan lain-lain.
c. Payudara : ASI dan putting susu.
d. Dinding perut apakah ada hernia
e. Keadaan perineum
f. Kandung kemih, apakah ada sistokel dan uretrokel.

g. Rectum, apakah ada rektrokel dan pemeriksaan tonus muskulus spingter


ani
h. Adanya flour albus
i. Keadaan serviks, uterus dan adneksa.
Nasehat untuk ibu post natal :
a.
Fisioterapi postnatal sangat baik bila diberikan
b.
Sebaiknya bayi disusui
c.
Kerjakan gymnastic (senam nifas)
d. Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk
menjarangkan anak.
e.
Bawalah bayi anda untuk memperoleh informasi.
C Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
a. Pengkajian
1. Anamnesa
Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
Ada Planing terlebih dahulu
Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data,
interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil
observasi perawat.
Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan
saat ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat
kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan
persalinan.
Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
penampilan
umum
(postur
tubuh,penampilan,kesadaran)
TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
Wajah dan kepala

Wajah : ada tidaknya edema, cloasma


gravidarum

Mata : ada tidaknya anemis pada


konjungtiva, ikhterik pada sclera.

Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir,


stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
- Dada

Paru : kaji keadaan paru-paru pasien

Jantung :kaji keadaan jantung pasen

Payudara
:
adakah
benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu menonjol/datar/masuk, ASI sudah
keluar/belum, kebersihan areola mamae.
- Abdomen

Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk


mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae
gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)
Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
- Ekstremitas
Atas: oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot
Bawah
: oedem,reflek patella,reflek homman sign,kekuatan tonus
otot,kram kaki.
- Vulva- vagina
Luka/benjolan,Edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran cairan/darah dr
jalan lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell sign,hegar sign.
Persiapan persalinan
Obat-obatan yang di pakai saat ini
Hasil pemeriksaan penunjang
D
I.

II.

III.

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


TRIMESTER I
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Ansietas
c. Perubahan pola eliminasi urin
d. Perubahan pola seksual
e. Kekurangan volume cairan
f. Perubahan proses keluarga
g. Koping individu tidak efektif
TRIMESTER II
a. Gangguan citra tubuh
b. Gangguan pola nafas
c. Kurang pengetahuan
d. Resiko cidera janin
TRIMESTER III
a. Nyeri akut
b. Perubahan eliminasi urin
c. Gangguan pola tidur
d. Intoleransi aktifitas
e. Kelebihan volume cairan

E Intervensi Keperawatan
Dx
Tujuan Dan Kriteria Hasil
Keperawatan
Tri semester i
Tujuan
:
Setelah
dilakukan
intervensi
Perubahan
nutrisi kurang keperawatan selama 2x24 jam
kekurangan
nutrisi
klien
dari kebutuhan
tercukupi

Kriteria hasil :

Intervensi
Manajemen Nutrisi
Anjurkan
masukan
kalori
sesuai kebutuhan
Ajari klien tentang diet yang

Ttd

ansietas

Kekurangan
volume cairan

benar sesuai kebutuhan tubuh


Nafsu makan klien meningkat

Monitor
catatan makanan yang
Klien tidak mual dan muntah
masuk atas kandungan gizi
Nilai laboratorium (transferin,
dan jumlah kalori
albumin, dan elektrolit) dalam

Timbang
berat badan secara
batas normal
teratur
Anjurkan penambahan intake
protein, zat besi dan vit C
yang sesuai
Pastikan
bahwa
diet
mengandung makanan yang
NOC: kontrol kecemasan dan
berserat
tinggi
untuk
coping,
setelah
dilakukan
mencegah sembelit
perawatan selama 2x24 jam cemas
Beri makanan protein tinggi ,
ps hilang atau berkurang dg:
kalori tinggi dan makanan
Indikator:
bergizi yang sesuai
Ps mampu:
Mengungkapkan
cara Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi kebutuhan
mengatasi cemas
gizinya.
Mampu
menggunakan
coping
Dapat tidur
Penurunan kecemasan
Mengungkapkan tidak ada
Aktifitas:
penyebab fisik yang dapat
1. Bina
Hub.
Saling
menyebabkn cemas
percaya
2. Libatkan keluarga
3. Jelaskan
semua
Kebutuhan
volume
cairan
Prosedur
terpenuhi.
Setelah
dilakukan
4. Hargai pengetahuan ps
tindakan keperawatan selama 2 x
tentang penyakitnya
24 jam dengan kriteria hasil :
5. Bantu
ps
untuk
Tidak ada mual muntah
mengefektifkan sumber
Turgor kulit DBN
support
Tidak ada tanda dehidrasi
Pasien mau makan dan
Berikan reinfocement untuk
minum
menggunakan Sumber Coping
TTV dalam batas normal
yang efektif
a. tentukan frekuensi/beratnya
mual/muntah.
b. Tinjau ulang riwayat
kemungkinan masalah medis
lain (ex ; ulkus peptikum,

gastritis,
kolesistitis)
c. Kaji suhu dan turgor kulit,
membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
d.Anjurkan
klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
e.
Anjurkan
peningkatan
masukan
minuman
berkarbonat, makan enam kali
sehari dengan jumlah yang
sedikit dan makanan tinggi
karbohidrat (popcorn, roti
kering sebelum bangun tidur.
Tri Semester ii
Setelah
dilakukan
tindakan Airway management
Gangguan pola keperawatan selama 1x24 jam,
Posisikan
klien
u/
nafas
diharapkan :
memaksimalkan ventilasi
a.
Tidak ada retraksi dinding
Identifikasi
klien
dada
perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
b.
Tidak menggunkan otot
Lakukan fisioterpi dada
bantu pernafasan
jika perlu
Keluarkan sekret
c.
Bunyi paru vasikuler
Dengan
batuk
atau
suction
d.
Menunjukkan jalan nafas
Auskultasi suara nafas,
yang paten RR 16-20 x/m
catat
adanya
suara
tambahan
Tri Semester iii Klien dapat toleransi terhadap Manajemen energi
Intoleransi
aktivitas
setelah
dilakukan Observasi kemampuan klien
aktivitas
tindakan keperawatan 1 x 24 jam , Bantu klien dalam pemenuhan
dengan kriteria hasil
ADL
Klien mampu memenuhi Ajarkan pada keluarga tentang
pentingnya perawatan diri
aktivitas sehari-hari
Pasien mengerti akifitas Observasi TTV sebelum dan
sesudah aktivitas
apa saja yang boleh
dilakukan
selama Kolaborasi pada keluarga
pemberian
pengawasan
kehamlan
Ttv dalam batas normal
ekstra
Hb dalam batas normal
tentukan siklus tidur bangun

Tidak ada anemis

Kelebihan
volume cairan

Perubahan
eliminasi urin

Kelebihan volume cairan teratasi


setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan 2 x 24 jam , dengan
kriteria hasil :
Indeks massa tubuh dalam
batas normal
TTV dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda Hak

yang normal dan komitmen


terhadap
pekerjaan,
keluarga, komunitas dan diri
sendiri.
Anjurkan tidur siang 1 sampai
2 jam setiap hari.
Pantau kadar Hb. Jelaskan
peran zar besi dalam tubuh ;
anjurkan
mengkonsumsi
suplemen zat besi setiap
hari, sesuai indikasi.

a.Pantau berat badan secara


teratur.
b. Kaji adanya tanda-tanda
HAK, perhatikan tekanan
darah, pantau lokasi/luasnya
edema, masukan atau haluaran
cairan.
c. Berikan informasi tentang
diet (mis ; peningkatan protein,
tidak menambahkan garam
meja, menghindari makanan
Pasien mengerti akan terjadi dan minuman tinggi natrium).
meninggikan
perubahan eliminasi urin selama d. Anjurkan
kehamilan , Setelah dilakukan ekstremitas secara periodic
selama sehari.
tindaka keperawatan
Dengan kriteria hasil :
Klien mengerti tentang a. Berikan informasi tentang
perkemihan
perubahan
perkemihan perubahan
selama kehamilan denga tri sehubungan dengan trimester
ketiga.
semester ketiga
Pasien mengerti perlunya b.
Berikan
informasi
masukan cairan sesuai mengenaia perlunya masukan
cairan 6 8 gelas sehari.
kebutuhan
c. Berikan informasi mengenai
bahaya menggunakan diuretic
dan penghilangan natrium dan
diet.
d. Anjurkan klien untuk
melakukan posisi miring kiri
saat tidur, perhatikan keluhan-

keluhan
nokturia.
e. Anjurkan klien untuk
menghindari posisi tegak atau
supine dalam waktu yang lama.

F
No

1.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Diagnosa
Keperawat
an
Nyeri akut
b.d. Agen
injuri fisik,
Kontraksi
uterus.

Implementasi

Evaluasi

Rabu, 3-11-2004 Jam


09.45 WIB
Mengkaji nyeri klien:
PQRST.
Mengukur TTV.
Menganjurkan
klien
untuk
melakukan
mobilisasi bertahap.
Membatasi pengunjung.

Rabu, 3-11-2004 Jam 21.30 WIB


S: Ibu mengatakan masih merasa nyeri
pada daerah sekitar kemaluan meskipun
sudah berkurang dibanding tadi pagi.
Nyeri tajam, perih, nyeri sedang skala 5,
waktu
ketika
melakukan
mobilisasi/ambulasi.
Ibu mengatakan sudah mencoba turun dari
tempat tidur dengan bantuan kursi dan
posisi tidur berubah-ubah.
O: Ekspresi wajah ketika melakukan
ambulasi tampak menahan nyeri.
Posisi tidur miring ke kanan.
Ibu mampu mempraktekkan teknik napas
dalam dan masase.
Penunggu 1 orang ibu klien.
A: Tujuan belum berhasil.
P: Lanjutkan intervensi.

Rabu, 3-11-2004 Jam


21.10 WIB
Mengkaji nyeri klien:
PQRST.
Menyarankan klien untuk
mengubah posisi tidur
secara teratur.
Mengajarkan klien tehnik
napas dalam dan masase
pada daerah ekstremitas
dan punggung.
Membatasi pengunjung.

Kamis, 4-11-2004 Jam 07.00 WIB


Kamis, 4-11-2004 Jam
S: Ibu mengatakan nyeri jauh berkurang
06.00 WIB
dibandingkan kemarin, nyeri ringan,
Mengkaji nyeri klien:
skala 3, lokasi di daerah sekitar
PQRST.
kemaluan.
Mengukur TTV.
O:
Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg,
Memberikan
analgetik
N: 80 kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6
asam mefenamat 500 Mg
o
C.
oral.

Menjelaskan
tentang Obat diminum.
Wajah tampak segar, tenang.
nyeri pada post partum.
Dapat turun dari tempat tidur dan berjalan.
A: Tujuan berhasil sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
I: R: 2

Defisit
perawatan
diri:
Mandi/kebe
rsihan diri,
Toileting
b.d.
Kelelahan.

Rabu, 3-11-2004 Jam


09.45 WIB
Mengkaji
kemampuan
mandi ibu.
Mengkaji
kemampuan
ibu ke toilet.
Mengkaji keadaan kuku.
Rabu, 3-11-2004 Jam
21.30 WIB
Melakukan
diskusi
dengan
ibu
cara
membersihkan
daerah
perineal.
Menganjurkan ibu pada
saat mandi untuk:
Menggunakan
suhu air yang
nyaman.
Memonitor
kondisi kulit.
Menempatkan
alat mandi sesuai
kondisi.
Menyediakan
alat
mandi
pribadi.
Kamis, 4-11-2004 Jam
05.30 WIB
Memfasilitasi ibu untuk
mandi
dengan
menyediakan air hangat,
menjaga
privasi,
melibatkan
keluarga
dalam membantu mandi
dan toileting.

Rabu, 3-11-2004 Jam 22.00 WIB


S: Ibu mengatakan sudah bisa
membersihkan daerah perineal yaitu
dengan sabun dan selalu dijaga
kekeringannya, mengganti pembalut
jika basah.
Ibu mengatakan kalau mandi dan ke toilet
sementara waktu dibantu oleh ibunya,
tadi sore.
O: Aktif dalam diskusi.
A: Tujuan berhasil sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.

Kamis, 4-11-2004 Jam 07.00 WIB


S: Ibu mengatakan pagi ini akan mencoba
mandi sendiri ke kamar mandi.
Keluarga menyatakan akan membantu
semua kebutuhan klien.
O: Ibu tampak berjalan ke kamar mandi.
Ibu mampu mandi dan melakukan
eliminasi di kamar mandi.
Keluarga membantu menuntun klien dan
menyediakan alat mandinya.
Ibu tampak segar dan berbau harum.
A: Tujuan berhasil.
P: Lanjutkan dengan motivasi ibu untuk

3.

Risiko
infeksi b.d.
Faktor
risiko:
Trauma
jaringan,
Tidak
adekuatnya
pertahanan
sekunder
tubuh.

Mengkaji
kemampuan
klien ke toilet.

melakukan aktivitas lainnya secara


mandiri.
I:R:-

Rabu, 3-11-2004 Jam


09.45 WIB
Membatasi
jumlah
pengunjung.
Mengajarkan
cara
mencuci tangan kepada
orang tua.
Menganjurkan orang tua
untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah
kontak dengan bayi.
Memonitor tanda infeksi
lokal dan sistemik.
Memonitor AL.
Mengukur
tanda-tanda
vital.
Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
Mengobservasi kontraksi
uterus.

Rabu, 3-11-2004 Jam 22.00 WIB


S: Ibu mengatakan akan melakukan halhal yang disarankan meskipun selama
ini juga sudah melakukannya.
O: Klien dan keluarga aktif dalam diskusi.
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
A: Tujuan berhasil sebagian.
P: lanjutkan intervensi.

Rabu, 3-11-2004 Jam


21.30 WIB
Menganjurkan ibu dan
keluarga untuk:
Menjaga
kebersihan kamar.
membatasi
jumlah
pengunjung.
Memberikan
nutrisi
yang
adekuat.
Memberikan
cairan
dan
istirahat
yang
cukup.
Menjaga
kebersihan
dan
melakukan

perawatan kulit.
Melakukan
aktivitas
dan
mobilisasi.
Mengajarkan ibu dan
keluarga tentang tandatanda
infeksi,
cara
mencegah infeksi.
-

Kamis, 4-11-2004 Jam


05.30 WIB
Meginspeksi kulit dan
mukosa dari kemerahan,
panas, atau drainase.
Memonitor pengeluaran
lokhia.
Memonitor
involusi
uterus dan tinggi fundus
uteri.
Memonitor tanda-tanda
vital.
Mengawasi tanda-tanda
REEDA.
Mencuci tangan sebelum
dan sesudah melakukan
tindakan.
Memberikan antibiotik
Amoxycillin 500 Mg per
oral dan derivat besi
Emineton 1 tablet.

b.

Kamis, 4-11-2004 Jam 07.00 WIB


S: Ibu mengatakan cairan yang keluar
berwarna merah dengan jumlah
lumayan banyak, perut juga masih
terasa mulas tapi sudah berkurang
dibanding kemarin.
O: Kulit intact, mukosa tampak basah,
kemerahan, dan tidak ada perlukaan.
Lokhia rubra.
Involusi uterus baik.
TFU 2 jari dibawah pusat.
Tanda-tanda vital: TD: 120/70 mmHg,
N: 80 kali/mnt, R: 24 kali/mnt, S: 36,6
o
C.
Tidak terdapat tanda REEDA.
Obat diminum.
A: Tujuan berhasil.
P: Monitoring hasil implementasi.
I:R:-

Pemeriksaan Fisik Kehamilan


Head To Toe

A. Informed Consent
1. Menyambut ibu dan yang mendampingi ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, maksud dan tujuannya

4. Meminta persetujuan tindakan


B. Persiapan alat, perlengkapan, dan pasien
1. Susun alat secara ergonomis
2. Cuci tangan pakai sabun, bilas di air mengalir, keringkan dengan handuk
bersih
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin (saat pemeriksaan tanda vital
sebaiknya duduk/jika memungkinkan, pemeriksaan head to toe berbaring
pada tempat tidur yang rata)
C. Langkah Kerja
1. Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum klien, status nutrisi,
warna dan tekstur kulit dan pigmentasi
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Pernafasan : normal dewasa 16-20 x/menit
Nadi : normal 60-90 x/menit
Mengukur suhu
Mengukur tekanan darah
3.
Lakukan pemeriksaan kepala dan wajah
Lakukan inspeksi dan palpasi kepala dan kulit kepala untuk melihat
kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan, kelembaban,
lesi, edema
Lakukan inspeksi wajah
Lakukan pemeriksaan mata
Lakukan inspeksi pada hidung
Periksa mulut dan kerongkongan
Lakukan inspeksi telinga
4.
Periksa leher
Periksa kelenjar thyroid : lihat besar dan bentuknya, palpasi dengan
jari, pasien diminta menelan, bila ada masa saat menelan : thyroid
membesar
Palpasi leher untuk merasakan adanya pembesaran kelenjar limfe,
tentukan ukuran, bentuk, mobilitas, dan konsistensi
5.
Periksa dada
Lihat dan palpasi payudara : bentuk, kesimetrisan, benjolan bentuk
putting
Inspeksi dan palpasi daerah ketiak : adanya benjolan / pembesaran
kelenjar getah bening
6.
Periksa abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen, apakah membusung / datar, striae, warna,
ketebalan lemak
Auskultasi perut di 4 kuadran, dengar peristaltik usus. Normal : 5-35 kali
Palpasi (bila ada yang sakit, lakukan bagian tersebut di akhir
pemeriksaan)
Perkusi abdomen : massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak

7.
Lakukan pemeriksaan ekstremitas
Inspeksi : ada edema (tekan daerah tibia / dorsalis pedis bila ada
cekungan di bekas tekanan : edema + ), varises, kesimetrisan, kelainan)
Lakukan pengetukan dengan reflex hammer di daerah tendon muskulus
kuadriser femoris di bawah patella
8.
Periksa punggung pasien
Inspeksi apakah ada kelainan pada spina, bagaimana bentuk bujur
sangkar michelis
9.
Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
Inspeksi vulva : adakah cairan pervaginaan ( secret ), amati warna dan bau
Palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris, uretra,
kelenjar skene, kelenjar bartholini
Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia, lihat adakah
kelainan, misalnya hemorrhoid ( pelebaran vena ) di anus dan perineum,
lihat kebersihannya
10. Pasca Tindakan
Rapikan pasien
Bereskan, alat cuci sarung tangan dan rendam dalam larutan korin
Cuci tangan
Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
Lakukan dokumentasi hasil tindakan
c. Komplikasi Kehamilan
1.Pre eklamsia
a. Definisi
Pre-eklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,edema,dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan (prof. Dr. Hanifa wiknjosastro,
DSOG,dkk,1999:282
b. Etiologi
Penyebab preeklamsia dan eklampsia secara pasti belum di ketahui. Teori yang
bayak di kemukakan sebagai penyebabnya adalah adalah iskemia plasenta atau
kurangnya sirkulasi O2 ke plasenta. faktor predisposisi atau terjadinya
preeklamsia dan eklampsia, antara lain:
1. Diabetes militus
2. Gangguan ginjal kronik
3. Hipertensi
4. Molahydatidosa
5. Polyhydramnion
6. Primi grapida tua
c. Manifestasi Klinik
1. Preeklamsia ringan :

Hipertensi antara
30mmhg/15mmhg.

Edema kaki,tangan atau muka atau kenaikan BB 1kg/minggu.

Proteinuria 0,3 gr/24 jam atau plus 1-2.

Oliguria

140/90

atau

kenaikan

sistol

dan

diastol

2. Preeklamsia berat:

Hipertensi 160/110mmhg.

Proteinuria 5gr/24 jam atau plus 4-5.

Oliguria 400cc/24 jam.

Edema baru dapat disertai sianosis.

Keluhan subjektif: nyeri kepala frontal gangguan penglihatan -nyeri


epigastrium

d.Penatalaksanaan Tata laksana preeklampsia dan eklampsia :


a. Konservatif
1. Isolasi : Pasang kateter
2. Obat-obatan :

infus dextr 5%

valium 120gr/24jam

MgSO4

Litik koktil :

Largatil 50

Pethidin 100

Promethazine 50

3. observasi :

-konvulsi da n koma
reaksi pengobatan
- diuresis
kesadaran fisik
-kriteria eden
lamanya 224 jam
4. konsultasi :

penyakit dalam
penyakit mata
anestesia
dokter anak
b.Terapi Aktif
berdasarkan pertimbangan klinis induksi persalinan
-oxytoksin drip
-pecahkan ketuban
-seksio sesaria
c. terapi obstetri
kehamilan 36 minggu atau lebih bila setelah 24-48 jam tidak ada perbaikan
yang jelas induksi persalinan pecahkan selaput ketuban, teteskan oxytoksin.
-selama persalinan: percepatan persalinan,pecahkan selaput ketuban, teteskan
oxytoksin, persalinan forsep atau vacum.
-bahaya pada fetus, insuvisiensi plasenta , akut atau kronik : amnioscopy,
rekaman pemantauan janin. Seksio sesaria hanya atas indikasi fetus setelah
hilangnya eklampsia.
d. Terapi Antikonvulsi
-magnor bine (magnesium askorbat) 20%, 20ml IM atau IV.
-magnesium dapat diberikan sampai 5gr tiap 5 6 jam
-hentikan terapi Mg bila refleks tendon patela hilang atau depresi pernapasan.
2. Plasenta Previa
a. Pengertian
Menurut Wiknjosastro (2002), Placenta Previa adalah plasenta yang
letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir. Manuaba (1998) mengemukakan
bahwa plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar segmen
bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen

bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum
(Saifuddin, 2002).
b.
Etiologi
Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa pendapat
para ahli, penyebab plasenta previa yaitu :
1) Menurut Manuaba (1998), plasenta previa merupakan implantasi di segmen
bawah rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri belum siap
menerima implantasi, endometrium yang tipis sehingga diperlukan
perluasaan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan vili
korealis pada chorion leave yang persisten.
2) Menurut Mansjoer (2001), etiologi plasenta previa belum diketahui pasti
tetapi meningkat pada grademultipara, primigravida tua, bekas section
sesarea, bekas operasi, kelainan janin dan leiomioma uteri.
3) Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta berulang, darah berwarna
merah segar, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, tetapi perdarahan
berikutnya hamper selalu lebih banyak dari sebelumnya, timbulnya penyulit
pada ibu yaitu anemia sampai syok dan pada janin dapat menimbulkan
asfiksia sampai kematian janin dalam rahim, bagian terbawah janin belum
masuk pintu atas panggul dan atau disertai dengan kelainan letak oleh karena
letak plasenta previa berada di bawah janin (Winkjosastro, 2002).
c.
Penatalaksanaan Plasenta Previa
Menurut Saifuddin (2001) terdapat 2 macam terapi, yaitu :
1) Terapi Ekspektatif
Kalau janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar baginya
kecil sekali. Ekspektatif tentu hanya dapat dibenarkan kalau keadaan ibu baik
dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali. Syarat bagi terapi ini adalah
keadaan ibu masih baik (Hb-normal) dan perdarahan tidak banyak, besarnya
pembukaan, dan tingkat placenta previa.
2) Terapi Aktif
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan, adapun caranya:
a) Cara Vaginal Untuk mengadakan tekanan pada plasenta dan dengan
demikian menutup pembuluh pembuluh darah yang terbuka (tamponade
plasenta).
b) Cara Sectio caesarea Dengan maksud untuk mengosongkan rahim sehingga
dapat mengadakan retraksi dan menghentikan perdarahan dan juga untuk
mencegah terjadinya robekan cervik yang agak sering dengan usaha
persalinan pervaginam pada placenta previa. Menurut Winkjosastro (2002)
prinsip dasar penanganan placenta previa yaitu, setiap ibu dengan perdarahan
antepartum harus segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
transfusi darah dan operasi. Perdarahan yang terjadi pertama kali jarang sekali
atau boleh dikatakan tidak pernah menyebabkan kematian, asal sebelumnya

tidak diperiksa dalam. Biasanya masih terdapat cukup waktu untuk


mengirimkan penderita ke rumah sakit, sebelum terjadi perdarahan berikutnya
yang hampir selalu akan lebih banyak daripada sebelumnya, jangan sekali
kali melakukan pemeriksaan dalam keadaan siap operasi. Apabila dengan
penilaian yang tenang dan jujur ternyata perdarahan yang telah berlangsung,
atau yang akan berlangsung tidak akan membahayakan ibu dan janin (yang
masih hidup) dan kehamilannya belum cukup 36 minggu, atau taksiran berat
janin belum sampai 2500 gram, dan persalinan belum mulai, dapat dibenarkan
untuk menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan lebih
baik lagi (Penanganan Pasif) sebaliknya, kalau perdarahan yang telah
berlangsung atau yang akan berlangsung akan membahayakan ibu dan atau
janinnya, kehamilannya telah cukup 36 minggu, atau taksiran berat janin telah
mencapai 2500 gram, atau persalinan telah mulai, maka penanganan pasif
harus ditinggalkan, dan ditempuh penanganan aktif. Dalam hal ini
pemeriksaan dalam dilakukan di meja operasi dalam keadaan siap operasi
(Winkjosastro, 2002).

3.Solutio placenta
a.Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasentadari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunyayakni sebelum anak lahir.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada fundus
uteri/korpus uteri sebelum janin lahir (PB POGI,1991).
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang
normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22
minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002 ).
Solusio plasenta adalah sebagian atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak (menurut buku obstetric
patologi 2002).
b. Jenis jenis
1) Solusio placenta ringan
Luas plasenta yang terlepas tidak sampai 25% tetapi atau ada yang
menyebutkan kurang dari 1/6 bagian. Jumlah darah yang keluar biasanya
kurang dari 250 ml. Tumpahkan darah yang keluar terlihat seperti pada haid
bervariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi yang banyak. Gejala-gejala
perdarahan sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warba darah yang
kehitaman. Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada.
2) Solusio placenta sedang

Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 25%, tetapi belum


mencapai separuhnya (50%). Jumlah darah yang keluar biasanya
kurang dari 250 ml tetapi belum mencapai 1.000 ml.
Umumnya pertumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam
bersama-sama. Gejala-gejala dan tanda-tanda sudah jelas seperti
rasa nyeri pada perut yang terus menerus, denyut jantung janin
menjadi cepat, hipotensi dan takikardia.
3) Solusio placenta berat
Luas plasenta yang terlepas telah melebihi 50%, dan jumlah
darah yang keluar telah mencapai 1.000 ml atau lebih.
Pertumpahan darah bisa terjadi ke luar dan kedalam bersamasama. Gejala-gejala dan tanda-tanda klinik jelas, keadaan umum
penderita buruk disertai syok, dan hampir semua janinnya telah
meninggal. Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai
pada oliguri biasanya telah ada.
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda-tanda klinisnya,
sesuai derajat terlepasnya plasenta. Pada solusio placenta, darah
dari tempat pelepasan mencari jalan keluar antara selaput janin
dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari serviks dan terjadi
solusio placenta dengan pendarahan keluar / tampak. Kadangkadang darah tidak keluar tapi berkumpul di belakang placenta
membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan ini disebut
perdarahan ke dalam/tersembunyi. Kadang-kadang darah masuk
ke dalam ruang amnion sehingga perdarahan teteap bersembunyi.

c.

Etiologi
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas.
Meskipun demikian,beberapa hal di bawah ini di duga merupakan factorfaktor yang berpengaruh pada kejadiannya,antara lain sebagai berikut :
1) Hipertensi esensial atau preeklampsi.
2) Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.
3) Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan anak yang
sedang di gendong.
4) Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.
5) Uterus yang sangat kecil.
6) Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun
7) Ketuban pecah sebelum waktunya.

8) Mioma uteri.
9) Defisiensi asam folat.
10) Merokok,alcohol,dan kokain.
11) Perdarahan retroplasenta.
12) Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.
13) Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.
14) Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gamely.
d. Gejala
1) Solusio plasenta ringan
Solusio plasenta ringan ini disebut juga ruptura sinus marginalis, dimana
terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak. Apabila
terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit
sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus
menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudah diraba. Uterus
yang agak tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat saja menjadi semakin
tegang karena perdarahan yang berlangsung.
2) Solusio plasenta sedang
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum 2/3 luas
permukaan Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio
plasenta ringan, tetapi dapat juga secara mendadak dengan gejala sakit perut
terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan
pervaginam. Walaupun perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi perdarahan
sebenarnya mungkin telah mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh ke
dalam syok, demikian pula janinnya yang jika masih hidup mungkin telah
berada dalam keadaan gawat. Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan
nyeri tekan sehingga bagian-bagian janin sukar untuk diraba. Jika janin masih
hidup, bunyi jantung sukar didengar. Kelainan pembekuan darah dan kelainan
ginjal mungkin telah terjadi,walaupun hal tersebut lebih sering terjadi pada
solusio plasenta berat.
3) Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya. Terjadi sangat tiba-tiba.
Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal.
Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri. Perdarahan pervaginam

tampak tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, terkadang perdarahan


pervaginam mungkin saja belum sempat terjadi. Pada keadaan-keadaan di atas
besar kemungkinan telah terjadi kelainan pada pembekuan darah dan
kelainan/gangguan fungsi ginjal
e. Penatalaksanaan
Tujuan utama pelaksanaan ibu dengan solusio plasenta,pada prinsipnya adalah
anak :
1) Mencegah kematian ibu
2) Menghentikan sumber perdarahan
3) Jika janin masih hidup,mempertahankan dan mengusahakan janin lahir hidup

Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :


1. Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur
keseimbangan cairan
2. Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan
infuse dan transfuse darah segar
3. Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation
Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal
4. Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
5. Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea. Yang
tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya
plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
6. Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah
segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala
pemeriksaan COT dan hemoglobin
7. Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis
ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan

Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan
kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan
rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.Mengingat komplikasi yang dapt
terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok berat hingga kematian,atonia
uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka sikap paling utama dari
bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan rujukan ke
rumah sakit.
4.DM gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi
glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa

membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin.
a. Etilogi
Etiologi Diabetes Melitus menurut Kapita Selekta Jilid III, 2006, Yaitu :
1. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
2. Genetik
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya
menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya
bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin
yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut,
hal itu didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi
insulin. Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses
produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses
oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas.
Penderita DM proses pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami
gangguan sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa darah.
Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada penderita DM,
ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami peningkatan.
Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan
beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ATP. Peningkatan
tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon
insulin. Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi.
Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan
mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo
nucleid acid (RNA). Pada perkembangannya, terkadang para penderita
DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM. Penyakit
yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like
episode. Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada
mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada
sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin rendah dan defect
fungsi sekresi makin berat. Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan
meningkat jumlahnya bila penderita DM itu menderita penyakit penyerta
tadi.
3. Kerusakan / kelainan pankreas sehingga Kekurangan produksi insulin

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat


menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi
pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses
metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan
dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
4. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan
epineprin.
5. Obat-obatan.
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi
pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk
proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang
terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
Contohnya Minum soda dalam keadaan perut kososng (misalnya stelah
berpuasa atau waktu bangun tidur dipagi hari) juga harus dihindari. Sirup
dengan kadar fruktosa tinggi, soda, dan pemanis buatan yang terdapat
dalam minuman soda dapat merusak pangkreas yang menyebabkan
meningkatnya berat badan, jika kebiasaan ini diteruskan, lama kelamaan
akan menderita penyakit DM. Penelitian membuktikan bahwa perempuan
yang mengkonsumsi soda lebih dari 1 kaleng per hari memiliki resiko 2
kali terkena diabeters tipe 2 dalam jangka waktu 4 tahun kedepannya.
6. Wanita obesitas
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai
penyebab, obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin
hipertropi yang pada gilirannya akan kelelahan dan jebol sehingga
insulin menjadi kurang prodeksinya dan terjadilah DM. Sebagai akibat
biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi DM berlebihan
menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.
b. Komplikasi Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai berikut :
1. Pengaruh dalam kehamilan
Abortus dan partus prematurus.
Pre-eklampsi
Hidramnion
Kelainan letak
Insufisiensi plasenta
ii. Penatalaksanaan
Pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk
mencapai 3 maksud utama, yaitu:

1. Menghindari ketosis dan hipoglikemia.


2. Mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria.
3. Mengoptimalkan gestasi.

d.
1.

b.

c.

3.

4.

Penanganan pada penderita DM meliputi:


Diet
Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat badannya
bertambah menurun. Penderita DM dengan berat badan rata-rata cukup
diberi diet yang mengandung 1200-1800 kalori sehari selama kehamilan.
Pemeriksaan urine dan darah berkala dilakukan untuk mengubah dietnya
apabila perlu. Diet dianjurkan ialah karbohidrat 40%, protein 2 gr/kg berat
badan, lemak 45-60gr. Garam perlu dibatasi untuk mengurangi
kecenderungan retensi air dan garam.
Olah raga
Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga kesehatannya.
Kita tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya untuk
menurunkan gula dalam darahnya.
Obat-obat antidiabetik
Selama kehamilan kadar darah diatur dengan antidiabetik. Pemeriksaan
kadar darah harus dilakukan lebih sering. Pemberian suntikan insulin
merupakan salah satu pengobatan bagi penderita penyakit DMG untuk
mengontrol kadar gula darahnya. Beberapa jenis obat-obat untuk penderita
DM yang dapat dikonsumsi dengan dimakan dan yang beredar di Indonesia
hingga saat ini memang tidak seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil,
karena dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi janin yang dikandung.
Misalnya menimbulkan cacat bawaan pada janin. Pada trimester pertama
paling sukar dilakukan pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada
timester kedua pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu
perubahan diet dan dosis antidiabetik. Dalam trimester ketiga sering
diperlukan lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat
arang.
Diuretik
Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan miskin garam.
Jika ini tidak menolong dapat diberikan deuretik.
Steroid-steroid seks
Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil diabetik. Komplikasi pada
fetus berkurang jika selama kehamilan diberi estrogen dan progesteron dalan
dosis besar.

5.Hellp syndrome
Sindroma HELLP merupakan salah satu keadaan preeklampsia yang
memburuk yang dapat didiagnosis dengan parameter laboratorium, sementara

proses kerusakan endotel juga terjadi diseluruh sistem tubuh, karenanya


diperlukan suatu parameter yang lebih dini dimana preeklampsia belum sampai
menjadi perburukan, dan dapat ditatalaksana lebih awal yang akan menurunkan
terutama morbiditas dan mortalitas ibu, dan mendapatkan janin se-viable
mungkin. Ini adalah komplikasi utama dari pre-eklamsi dan eklamsia
yang terdiri dari:
a) hemolisis (penghancuran sel darah merah)
b) peningkatan enzim hati (yang menunjukkan adanya kerusakan hati)
c) penurunan jumlah trombosit (yang menunjukkan adanya gangguan
kemampuan pembekuan darah), gejala2 antara lain mual, muntah,
nyeri kepala, rasa lemah dan sakit perut serta kaki bengkak.
a. Tanda dan Gejala
Kira-kira 90 persen pasien terdapat lelah, 65 persen dengan nyeri
epigastrium, 30 persen dengan mual dan muntah, dan 31 persen
dengan sakit kepala. Karena diagnosis awal pada sindrom ini sangat
penting, setiap pasien dengan gejala lemah atau gejala yang mirip
penyakit viral pada trimester ketiga harus dievaluasi dengan
pemeriksaan darah rutin dan tes fungsi hati.
Dengan penemuan ini, sindrom HELLP dapat diklasifikan termasuk
sindrom HELLP total (memiliki semua kelainan) atau parsial (kurang
dari tiga kelainan). Dapat juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah
trombosit menjadi kelas I (<50.000), kelas II (50-100.000), dan kelas III
(100-150.000), makin rendah kelasnya makin tinggi morbiditasnya.
Pemeriksaan fisik mungkin normal pada pasien dengan Sindrom
HELLP. Karena gejala klinis yang kurang jelas, diagnosis Sindrom HELLP
biasanya terlambat sampai kira-kira 8 hari. Banyak wanita dengan
Sindrom HELLP mengalami salah diagnosis dengan kelainan lain seperti
kolesistitis, esofagitis, gastritis, hepatitis, atau trombositopenia
idiopatik.
Sindrom HELLP ditandai:
1) Hemolisis
Tanda hemolisis dapat dilihat dari ptekie, ekimosis, hematuria dan
secara laboratorik adanya Burr cells pada apusan darah tepi.
2) Elevated liver enzymes
Dengan meningkatnya SGOT, SGPT (> 70 iu) dan LDH (> 600 iu)
maka merupakan tanda degenerasi hati akibat vasospasme luas.
LDH > 1400 iu, merupakan tanda spesifik akan kelainan klinik.
3) Low platelets
Jumlah trombosit < 100.000/mm3 merupakan tanda koagulasi
intravaskuler. Pada pemeriksaan darah tepi terdapat bukti-bukti
hemolisis dengan adanya kerusakan sel eritrosit, antara lain burr
cells, helmet cells. Hemolisis ini mengakibatkan peningkatan kadar
bilirubin dan lactate dehydrogenase (LDH). Disfungsi hepar direfleksikan dari peningkatan enzim hepar yaitu Aspartate
transaminase (AST/GOT), Alanin Transaminase (ALT/GPT), dan juga
peningkatan LDH.Semakin lanjut proses kerusakan yang terjadi,

terdapat gangguan koagulasi dan hemostasis darah dengan ketidak


normalan protrombin time, partial tromboplastin time, fibrinogen,
bila keadaan semakin parah dimana trombosit sampai dibawah
50.000 /ml biasanya akan didapatkan hasil-hasil degradasi fibrin
dan aktivasi antitrombin III yang mengarah terjadinya Disseminated
Intravascular Coagulopathy (DIC). Insidens DIC pada sindroma hellp
4-38%.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Awal kehamilan ditandai berdasarkan menstruasi terakhir pada
wanita. Banyak perubahan fisik yang akan wanita alami selama trimester
pertama (3 bulan pertama kehamilan). Terdapat beberapa tanda dan gejala
kehamilan untuk memastikan apakah seseorang benar benar hamil atau
tidak.Tanda dan gejala kehamilan digolongkan sesuai dengan signifikansi
dalam menetapkan diagnosa positif kehamilan. Tanda tanda tersebut dibagi
menjadi : tanda subyektif, tanda obyektif dan bukti absolut kehamilan.
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian yang
menjadi satu kesatuan. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu
hamil mengalami perubahan- perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai
dengan usia kehamilannya. Memang adakalanya perubahan yang terjadi
tak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian selama sifatnya

masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan


berlangsung ringan dan tak mengganggu aktifitas dianggap normal,
perubahan tersebut meliputi perubahan psikologis serta fisiologis.
3.2 Saran
Penulis berharap agar pembaca mampu memahami tentang konsep
system reproduksi beserta penyakit yang ada didalamnya meliputi proses
kehamilan dapat mengimplementasikan pada praktik keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Ade. 2011. Psikologis dan Kesehatan Wanita. Yogyakarta : Nuha Medika
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Antenatal.
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007G59.pdf. Diakses tanggal 18 Januari 2014. Pukul 19.37 WIB.
George
Andriaanz.
2008.
Asuhan
Antenatal.
http://www.pkmionline.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal
18 januari 2014. Pukul 19.14 WIB.
Glade, B, dkk. 2001. Kehamilan Di atas Usia 30 Tahun. Jakarta : Arcan.
Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.
Helen, F. 2004. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Hidayat A, dkk. 2007. Riset dan Teknik penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika.
Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Juditha, I, dkk. 2009. Tips Praktis Bagi Wanita Hamil. Jakarta : Balai Pustaka.

Salmah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.


Sarwono. 2006. Asuhan Kebidanan. Jakarta : YBP.SP
Suririnah. 2008. Beberapa Perubahan Pada Ibu Hamil. http://Infobunda.com.
Jakarta.
Perubahan-Perubahan Fisik dan Psikologis Selama Kehamilan. Diakses Pada
Tanggal 12 April 2012, Pukul 15.30 Wib.
Susanti, Ni Nengah. 2008. Psikologis Kehamilan. Jakarta : EGC.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk.
Jakarta. EGC.

You might also like