You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dan
dijalani,walaupun seringkali seorang ibu merasa cemas dalam menghadapi masalah
tersebut.Oleh karena itu ibu memerlukan tenaga medis yang dapat di percaya yang
dapat memberikan bimbingan dan selalu siap memberikan pertolongan yang tepat
untuk membantu ibu melahirkan.
Persalinan terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau post matur)
mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi) selesai setelah 4 jam dan sebelum
24 jam.
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka
Kematian Ibu (AKI) akibat persalinan di Indonesia masih tinggi yaitu 208/100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 26/1.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2013). Angka Kematian Ibu untuk Provinsi Jawa Tengah tahun
2012 sebesar 116/100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi
sebesar 12/1.000 kelahiran hidup.
Faktor yang berperan penting untuk mengurangi angka kematian maternal
antara lain, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan pelayanan yang
baik ketika persalinan (Reeves, 2010). Faktor lain yang dapat mengurangi angka
kematian maternal yaitu akses ke tempat pelayanan kesehatan terjangkau dan
fasilitas kesehatan yang memadai (Aboagye, 2013).
Selain itu petugas kesehatan harus memiliki sikap empati dan kesabaran untuk
mendukung calon ibu yang melahirkan dan keluarga. Petugas kesehatan sebagai
pemberi perawatan dalam persalinan juga harus mampu memenuhi tugas
diantaranya mendukung wanita pasangan dan keluarga selama proses persalinan,
mengobservasi saat persalinan berlangsung, memantau kondisi janin dan kondisi
bayi setelah lahir; mengkaji faktor resiko, mendeteksi masalah sedini mungkin,
melakukan intervensi minor jika diperlukan seperti amniotomi dan episiotomi;
perawatan bayi baru lahir, merujuk ke tingkat perawatan yang lebih tinggi jika
terjadi komplikasi (Tasnim et al, 2011).
Page | 1

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi persalinan ?
2. Apa jenis-jenis Persalinan ?
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ?
4. Bagaimana terjadinya proses persalinan?
5. Apa jenis depresi yang dapat terjadi pasca persalinan?
1.3 Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan tentang fisiologi persalinan
2. Untuk mengetahui tahapan dan tanda-tanda proses persalinan
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman nyata yang berkaitan
dengan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin .

BAB II
Page | 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Persalinan
1. Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
2. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi,
yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Persalinan adalah pengeluaran produk
konsepsi yang dapat hidup melalui jalan lahir biasa (Mochtar, 1998, hlm. 94).
2.2 Jenis Persalinan
Jenis Persalinan Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :
a. Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan :
1 Persalinan normal (spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi
baik bagi ibu maupun janin.
2

Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar.

Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan


ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

b. Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan :


1. Abortus (keguguran) adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan.
2. Persalinan prematur adalah persalinan dengan usia kehamilan 28-36 minggu
dengan berat janin kurang dari 2499 gram.

Page | 3

3. Persalinan matur adalah persalinan dengan usia kehamilan 37-42 minggu


dan berat janin di atas 2500 gram.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan adalah :
a. Tenaga (power) adalah kekuatan yang mendorong janin keluar.Kekuatan ini
meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari
ligamen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna.
b. Janin (Passanger) yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah
dan posisi janin.

c. Jalan lahir (Passage) yaitu panggul, yang meliputi tulang-tulang panggul


(rangka panggul), otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen yang
terdapat di panggul.

d. Psikologis ibu, keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu


bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya
cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan
ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya.
Ini menunjukkan bahawa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan
psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

e. Penolong, kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk


memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal.
Dengan 21 pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan dan
malpraktek dalam memberikan asuhan tidak terjadi (Mochtar, 1998, hlm. 65).

2.4 Tahapan Persalinan


a. Kala I Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatannya), hingga serviks membuka lengkap (10 cm).
Inpartum ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks
mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
Page | 4

kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks


mendatar dan membuka. Kala 19 I terbagi atas dua fase, yaitu:
1. Fase laten : dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka 3
cm dan berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2. Fase aktif : dibagi dalam 3 fase, yaitu:
a. Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
b.Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan serviks
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi, pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm (lengkap).
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
penurunan

bagian

terbawah

janin.

Berdasarkan

kurve

Friedman,

diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan


multigravida 2 cm/ jam. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara
primigravida dan multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum
akanmembuka lebih dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis,
kemudian ostium internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang
sama.
c. Kala II Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm), dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Tanda pasti kala II ( kala pengeluaran bayi),
ditentukan dengan pemeriksaan dalam.
Tanda dan gejala kala II :
1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.
2. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
3. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum atau vagina.
4. Perineum terlihat menonjol.
5. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
6. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

Page | 5

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang


menunjukkan :
1. Pembukaan serviks telah lengkap.
2. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.
c. Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya
plasenta serta selaput ketuban yang berlagsung tidak lebih dari 30 menit.
Perubahan psikologis kala III :
1. Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.
2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa sangat lelah.
3. Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina perlu dijahit.
4. Menaruh perhatian terhadap plasenta
d. Kala IV Dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum
(Prawirohardjo, 2002, hlm. 182)
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :
1. Tingkat kesadaran.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi,dan pernapasan.
3. Kontraksi uterus.
4. Terjadi perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya
tidak melebihi 400 samapai 500 cc.
2.5 Jenis Depresi Pasca Melahirkan (Postpartum Depression)
Banyak orang beranggapan bahwa depresi pasca melahirkan merupakan kondisi
yang definitif, padahal sebenarnya kondisi ini masih dalam wilayah abu-abu.
Jenis-jenis depresi pasca melahirkan terbagi menurut tingkat keparahannya,
mulai dari baby blues ringan, depresi berat pasca melahirkan, hingga psikosis
postpartum.
1. Baby Blues Sydrome
Page | 6

Baby blues syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan


penarikan diri, jenis yang relatif ringan dari depresi pasca melahirkan. Baby blues
biasanya dialami oleh 30 sampai 80 persen dari semua ibu baru.
Gejala baby blues termasuk diantaranya adalah kemurungan, kecemasan
kesedihan, menangis, insomnia, dan kelelahan. Baby blues terkadang terjadi mulai
pada hari ke 3 sampai ke 10 setelah melahirkan dan berakhir dalam waktu dua
minggu.
2. Postpartum major depression (Depresi berat postpartum)
Postpartum major depression atau depresi berat postpartum terjadi pada sekitar
10% wanita yang melahirkan. Berbeda dengan baby blues, depresi berat
postpartum cenderung muncul pada tiga minggu ataulebih setelah melahirkan.
Gejala yang muncul meliputi perubahan pada suasana hati yang biasanya lebih
parah dan berlangsung lebih lama.
Gejala postpartum major depression diantaranya adalah menangis sambil
mengucapkan kata-kata tidak jelas. Konsentrasi yang buruk, kesulitan membuat
keputusan, kesedihan, perasaan tidak mampu, dan pikiran untuk bunuh diri.
Gejala dia atas terkadang diiringi juga dengan munculnya beberapa gejala fisik
yang mirip dengan hypothyroidism, misalnya sensivitas terhadap dingin,
kelelahan, kulit kering, lambat dalam berpikir, sembelit, dan retensi urin.
3. Postpartum psychotic depression (Psikosis Postpartum)
Postpartumpsychotic depression atau disebut juga peurperal psychosis
merupakan jenis depresi yang sangat jarang terjadi, yakni hanya 1-2 dari 1000
perempuan.
Sebagian besar kasus akan dimulai dalam dua minggu pertama dalam dua
minggu pertama setelah melahirkan, meskipun menurut hasil pengamatan puncak
terjadi satu sampai tiga bulan setah melahirkan.

Psikosis postpartum dapat

ditandai dengan insosmnia,agitasi,kebingungan,masalah ingatan,iritabilitas dan


kecemasan.
Page | 7

Adapun bentuk dari postpartum depression digolongkan menjadi tiga, pertama


yaitu postpartum blues atau yang lebih terkenal dengan gangguan mental ringan
pasca melahirkan, terjadi pada minggu pertama kelahiran, umumnya hanya terjadi
selama 1 hingga 3 hari saja.Sedangkan gejala yang terjadi biasanya ditandai
dengan perubahan suasana, lebih sering menangis, mudah marah, kesulitan tidur,
sulit berkonsentrasi dan juga mengalami gangguan makan.Adapun perubahan yang
terjadi ini disebabkan karena adanya perubahan emosional antara kelelahan dan
perubahan tingkat hormon di dalam tubuh. Walaupun demikian biasanya gejala
baby blues akan hilang dengan sendirinya dengan menerapkan cukup istirahat di
malam hari. Bentuk selanjutnya dari postpartum depression adalah chronic
depressive syndrome, terjadi dari 20% dari keseluruhan persalinan. Kondisi yang
dialami oleh ibu pasca persalinan yang chronic depressive syndrome lebih kronis
dari baby blues. Adapun gejala ditandai dengan perasaan menanngis, merasakan
kekurangan percayaan diri, cemas, mudah merasa mara dan juga lelah.
Ketiga adalah gejala postpartum psychosis atau puerperal psychosis yang lebih
di kenal dangan depresi kronis pasca persalinan pada kasus ini penderita seakan
mengalami halusinansi terhadap pandangan dan pendengarannya. Bahkan tingkah
lakunya menjadi irasional. Sehingga membutuhkan penanganan medis. Adapun
depresi pasca persalinan atau postpartum depression di sebabkan oleh bebrapa
faktor diantaranyaadaah ondisi keadaan yang membut seseorang tertekan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah kondisi yang membuat seseorang tertekan
selama kehamilan, misalnya saja konflik yang terjadi selama perkawinan. Keadaan
ragu selama kehamilan, pernah mengalami gangguan sebelumnya sehingga
bereaksi saat hingga melahirkan mengalami keadaan lingkungan yang berat dan
menekan seperti gangguan melahirkan sebelumnya hingga faktor yang dialami
oleh ibu hamil yang harus diketahui bahwa depresi pasca persalinan posrpartum
depression akan mempengaruhi anak yaitu hubungan awal antara ibu dan anak
yang memungkinkan memicu timbulnya masalah yang baru sehingga kurangnya
kontak dengan anak.

Page | 8

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Tahapan persalinan diawali dari kala I yang dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga serviks
membuka lengkap (10 cm).
Page | 9

Kala II Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm), dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Tanda pasti kala II ( kala pengeluaran bayi), ditentukan
dengan pemeriksaan dalam.
Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta
serta selaput ketuban yang berlagsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV Dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum
(Prawirohardjo, 2002, hlm. 182)
Setelah proses persalinan yang panjang biasanya ibu akan mengalami
Postpartum

Depression

seperti

Baby

Blues

Sydrome,Depresi

berat

postpartum,Psikosis Postpartum

3.2 Saran
Sebaiknya ibu hamil dalam proses persalinannya dibantu dengan tenaga medis
agar dalam proses persalinan dapat berjalan baik dan melalui prosedur persalinan
yang tepat untuk mengurangi resiko terjadinya kematian pada ibu dan bayi yang
dilahirkan.

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI


KEHAMILAN

Page | 10

Disusun Oleh
Kelompok 7 :

1.
2.
3.
4.
5.

NURLITA
NI LUH AYU Y.B
NURIL MAULANI
RADITYA AJENG K.P
YUNITA SOVIA H.

(141.0075)
(141.0071)
(141.0073)
(141.0079)
(141.00111)

PEMBIMBING :
Dwi Ernawati, S.Kep,.Ns.,M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA


PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015-2016

Page | 11

You might also like