You are on page 1of 4

Gaya Kepemimpinan

Gaya adalah sebuah cara untuk menampilkan karakteristik tersendiri atau


khusus. Gillies (1940) dalam Nursalam (2000) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan diidentifikasikan berdasarkan perilaku pimpinan itu sendiri.
Penerapan suatu gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh persepsi pimpinan tentang
perannya, nilai-nilai yang dianut, sikap dalam memimpin jalannya organisasi, dan
pengalaman bertahun-tahun dalam kehidupannya. Gaya kepemimpinan cenderung
bervariasi dan berbeda-beda.
Terdapat tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan
dimana faktor tersebut dapat menentukan sejauh mana pemimpin akan melakukan
pengawasan terhadap kelompok yang dipimpin. Faktor kekuatan yang pertama
berupa dirinya sendiri sebagai pemimpin, faktor kedua bersumber pada kelompok
yang dipimpin dan yang terakhir adalah bergantung pasa situasi (Muninjaya,
1999).
Berdasarkan kekuasaan dan wewenang gaya kepemimpinan dibagi
menjadi empat macam, yaitu otokratik, demokratik, participation, dan laisez-faire
(Suarli & Bahtiar, 2010).
1. Gaya kepemimpinan autokratis
Pemimpin melakukan kontrol yang maksimal terhadap bawahan,
pemimpin membuat keputusan sendiri dalam menentukan tujuan
kelompok, menjalankan tindakan, mengarahkan, memberikan motivasi
dan mengawasi bawahan berpusat di tangannya. Perilaku pemimpin yang
seperti ini sering menimbulkan kekecewaan dan ketidakpuasan dari
bawahan dan gaya kepemimpina autokratis tidak meningkatkan partisipasi
dan kerja sama antar bawahan dengan pemimpin. Gaya ini tepat digunakan
apabila dalam keadaan darurat atau apabila pemimpin adalah satu-satunya
orang yang menjadi sumber informasi dan keterampilan tertentu.
Ciri-ciri dari gaya kepemipinan autokratik :
a. Menuntut ketaatan penuh dari bawahan

b. Disiplin kerja tinggi dan kaku


c. Istruksi diberikan dengan nada keras, egois serta menerapkan
komunikasi satu arah.
d. Tujuan organisasi sama seperti tujuan pribadi
e. Organisai sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi.
f. Memperlakukan bawahan sebagai alat
2. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap
staf atau bawahannya. Pemimpin menggunakan posisinya untuk
mendapatkan pandangan bawahannya serta memotivasi untuk mencapai
tujuan, mendorong ide-ide dari staf, memotivasi kelompok untuk
menentukan tujuan sendiri. Mem buat perencanaan, mengontrol dalam
penerapannya, informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka (Nursalam,
2002).
Ciri-ciri dari gaya kepemimpinan :
a. Memandang perannya sebagai koordinator dan integrator
b. Organisasi sebagai wahana untuk mencapai tujuan bersama
c. Memperlakukan bawahan secara manusiawi dan menyadari berbagai
d.
e.
f.
g.

kebutuhan bawahan
Dihormati oleh karyawan dan bukan ditakuti
Bertanggung jawab terhadap kesalahan bawahan
Mengutamakan kepentingan bersama
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang praktis dan

realistis
3. Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Merupakan gabungan bersama antara gaya kepemimpinan otoriter
dan demokratis. Gaya kepemimpinan paternalistik terdapat pada
lingkungan tradisional karena adanya kekuatan ikatan primordial, sistem
keluarga besar, komunalistik, peran adat istiadat dan hubungan pribadi
yang

dekat

antar

anggota

masyarakat.

Pemimpin

akan

serius

mendengarkan dan menilai pemikiran bawahannya dan menerima


sumbangan pemikiran mereka sejauh pemikiran tersbeut bisa dipraktikan,
meskipun wewenang terakhir dalam pengambilan keputusan ada pada
pemimpin.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan paternalistik :
a. Terdapat pada lingkungan tradisional
b. Persepsi pemimpin dipengaruhi olehharapan bawahan

c. Mengutamakan kebersamaan, fokus pada keadilan dan pemerataan


d. Bersikap melindungi sehingga bawahan takut bertindak dan pemimpin
merupakan sumber informasi
e. Pengambilan keputusan tanpa melibatkan bawahan
4. Gaya kepemimpinan Laisserz Faire
Disebut juga gaya bebas tindak atau membiarkan. Pimpinan
menyerahkan perannya sebagai pimpinan kepada bawahannya, dengan
bimbingan yang minimal atau tidak ada sama sekali. Kepercayaan
diberikan kepada bawahan untuk melaksanakan tugasnya dengan cara
yang sesuai dengan pola kerja, gaya ini efektif diterapkan bila bawahan
mempunyai kemampuan dan tanggung jawab yang tinggi. Pimpinan hanya
sebagai sumber informasi dan pengendali secara minimal atau sebagai
fasilitator (Nursalam, 2002).
Daftar Pustaka
Gillies, D. A (1994). Nursing Management, a System Approach, Third
Edition. Philadelphia : W. B. Saunders Company.
Muninjaya, A. G. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC.
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Suarli & Bachtiar. 2010. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta : Erlangga.

You might also like