Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Rhematoid arthrithisin elderlycanincrease pain level because there is an
inflamation. One of therapy non farmacologic that use to decrease pain level by use
combination warm and cold compress. Warm and cold compress believed can increase
threshold of pain. The purpose of this research is to make true there is or there is not
influence warm and cold compress technique to change joint pain level in elderly with
rheumatoid arthritis. The research method is pra experiment with one group pre test-post
test design. Sample in this research is all number population elderly with Rheumatoid
Arthritis that choose with total sampling technique with total respondent 18 respondents.
Instrument that use in this research is protap warm and cold compress. The result of
statistic test with descriptive modus used SPSS for windows show the value of modus
before give an action is 3,00 that is mean reasonable level of pain and the value after
give an action is 2,00 that is mean categories abated pain. That mean there is influence
relaxation combination warm and cold to change pain level in elderly with rheumatoid
arthritis. Gate control theories said that kuataneus stimulation warm
and cold compress activated neuron big sensor A-beta if stimulus
taktil that domination in subtanciesgelatinose will meet pain gate that
make sinap gate close the transmission or stimulus obstruct and
influence decrease the joint pain level. Based from the result of research
above, combination warm and cold compress can adopt by respondent for decrease joint
pain level out of farmacologic therapy.
Key word : warm and cold compress, rheumatoid arthrithis pain
PENDAHULUAN
Rheumatoid Arthritis merupakan
penyakit kronis sistemik yang progresif
pada jaringan pengikat ini mencakup
peradangan pada persendian synovial
yang simetris sehingga menyebabkan
kerusakan
persendian
(Reeves,
2001).Awitan
rheumatoid
arthritisditandai oleh gejala umum
inflamasi, berupa demam, keletihan,
nyeri dan pembengkakan sendi
akibat
reumatik
sudah
cukup
menggangguaktivitas
masyarakat
Indonesia, terutama mereka yang
memiliki aktivitas.
Prosentase efektifitas kompres
hangat berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ilham Nur Riza tahun
2012 menghasilkan bahwa 38,5% dari
total responden mengalami penurunan
intensitas nyeri setelah diberikan terapi
kompres hangat. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Muhamad Irafat tahun
2010
tentang
kompres
dingin
menghasilkan bahwa 40% dari total
responden menunjukan perubahan nyeri
sendi sesudah diberikan kompres
dingin.
Hasil studi pendahuluan pada
tanggal 31 Desember 2013 di UPTD
Puskesmas Desa Kejapanan Kecamatan
Gempol Kabupaten Pasuruan, di Dusun
Penanggungan Desa kejapanan terdapat
sebanyak 18 lanjut usia yang menderita
Rheumatoid arthritis. Data dari
puskesmas apabila lansia merasakan
nyeri sebagian besar meminta obat
untuk menurunkan nyeri pada sendi,
untuk
sehari-harinya
tidak
ada
penangganan secara khusus baik
farmakologis atau non farmakologis.
Kasus nyeri sedang sampai berat,
tindakan non-farmakologis menjadi
suatu pelengkap yang efektif untuk
mengatasi nyeri disamping tindakan
farmakologis yang utama (Prasetyo,
2010). Beberapa lansia mungkin
mengalami kesulitan untuk merubah
pola pikir dan perilaku, akan tetapi
banyak diantaranya yang mendapat
manfaat dari strategi non farmakologik
ini (Darmojo, 2000). Jenis tindakan
non-farmakologis antara lain: relaksasi,
imajinasi
terbimbing,
distraksi,
stimulasi kutaneus (Prasetyo, 2010).
Kompres hangat dan dingin dapat
menghilangkan nyeri dan meningkatkan
Berdasarkantingkat
pendidikan
menunjukkan bahwa sebagian besar 6
responden
atau
33,3%
apabila
merasakan nyeri sendi dibawa ke
puskesmas.
Berdasarkan
Hasil
analisis perubahan skala nyeri
sebelum dan sesudah diberikan
kompres hangat dan dingin
yang disajikan dalam tabel 4.8
menunjukkan bahwa frekuensi
skala
nyeri
yang
dialami
responden sebelum diberikan
perlakuan adalah 10 atau
55,5%
termasuk
dalam
klasifikasi nyeri sedang, setelah
diberi perlakuan frekuensinya
berubah menjadi 6 atau 33,4%.
Klasifikasi
Tidak nyeri
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
Nyeri Sangat
Berat
Total
Sebelum
Frekue
Prosent
nsi (F)
ase (%)
0
0
2
11,1%
10
55,5%
5
27,8%
1
18
5,6%
100
Sesudah
Frekue
Prosent
nsi (F)
ase (%)
0
0
12
66,6%
6
33,4%
0
0
0
18
100
1
2
3
4
Tindak
an
pada
saat
nyeri
Dibiarka
n
Diberi
obat
gosok
Kompre
s
hangat
Dibawa
ke
puskes
mas
Total
Frekue
nsi (F)
Prosent
ase (%)
4
6
22,2%
33,3%
11,2%
33,3%
18
100
Penanggungan
Desa
Kejapanan
Kecamatan
Gempol
Kabupaten
Pasuruan tanggal 16 Juni 22
Juni 2014
PEMBAHASAN
2.
3.
Diharapkan
penelitian
ini
dilakukan
secara
berkelanjuta
n, sehingga
efek
dari
teknik
relaksasi
kombinasi
kompres
hangat dan
dinginterha
dap
perubahan
intensitas
nyeri sendi
pada lansia
dengan
rheumatoid
arthritis
dapat
diketahui
lebih jelas.
2) Untuk
penelitian
selanjutnya
yang terkait
dengan
judul
penelitian
ini,
diharapkan
pengukuran
intensitas
nyeri
menggunak
an
dua
metode,
yaitu secara
subjektif
maupun
objektif.
3) Untuk
peneliti
selanjutnya
dalam
melakukan
kombinasi
kompres
hangat dan
dingin
memperhati
kan factor
penggunaan
terapi
farmakologi
s
berupa
obat
analgesic
aga
hasil
penelitian
tidak terjadi
bias yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, F. N. 2009. Tingkat
Pengetahuan Lansia Tentang
Penyakit Rheumatoid Arthritis Di
Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung
Jakarta
Tahun
2009.Skripsi
Sarjana
Ilmu
Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.http://perpus.fkik.uinjkt.ac.
id/file_digital/SKRIPSI.pdf
diakses pada tanggal 11 Desember
2012.
Andrea, S. C. 2002. Perbandingan Efek
Terapi Panas Dengan Terapi
Dingin Terhadap Pengurangan
Nyeri
pada
Penderita
Osteoarthritis Lutut di Instalasi
Rehabilitasi Medik RSUP Dr.
Kariadi
Semarang.Tahun
2002.Program studi Rehabilitasi
Medic
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Dipenegoro
Semarang.http://eprints.undip.ac.i
d/14725/1/2002FK541.pdfdiakses
pada tanggal 23 Mei 2014.
Churlish. (2009). Jawaban-Jawaban
Alternatif Untuk Arthritis Dan
Rheumatic. Yogyakarta: Citra Adi
Pratama.