You are on page 1of 24

BAB V

PRINSIP MANAJEMEN KELAINAN KOMUNIKASI


PENDAHULUAN
Banyak pasien yang datang ke rehabilitasi medis menderita disabilitas multipel.
Gangguan komunikasi adalah gangguan sekunder akibat kondisi kompleks seperti kecelakaan
cerebrovaskuler/ trauma otak, cerebral palsy, dan beberapa kelainan neurologis lain.
Beberapa orang juga mengalami gangguan bicara dan komunikasi yang merupakan tambahan
dari disabilitas yang ada. Handikap berbicara dan mendengar merupakan salah satu dari enam
handikap dari WHO.
KOMUNIKASI
Definisi
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu. Secara umum
disampaikan secara verbal, tetapi gestur non-verbal dan komunikasi tertulis juga termasuk.
Komunikasi digunakan manusia untuk menyampaikan perasaan dan ide, gestur, pantomim,
dan proses berbicara, menulis, membaca, mendengar, dan mengerti simbol-simbol. Modalitas
untuk mengekspresikan informasi disebut expressive atau proses enkoding dan modalitas
untuk mengerti dan menginterpretasikan disebut reseptif atau proses decoding. Ilmu sains
tentang transmisi pesan antar pembicara pada bahasa apapun disebut linguistik.
Perkembangan multimedia saat ini membuat komunikasi tidak hanya dari berbicara.
Banyak media penyampaian pesan yang berkembang saat ini seperti email dan sms (short
messaging service) bahkan beberapa kata-kata yang ditulis saat ini digantikan oleh ikon.
Komunikasi dapat dipelajari berdasarkan kriteria berikut:

Bicara dan gangguannya


Komunikasi untuk gangguan mendengar
Komunikasi augmentative
Komunikasi untuk gangguan penglihatan
Lain-lain

BICARA
Gangguan bicara diklasifikasikan menjadi:

Aphasia
Dysarthria
Dysphonia

Bagian terkecil dari bicara disebut phoneme, umumnya dibagi menjadi konsonan dan
vokal, merupakan bagian dasar dari pembentukan kata dan kalimat. Perubahan pada bentuk
atau dimensi secara keseluruhan pada kavitas oral membentuk beragam suara yang disebut
sebagai vokal. Berkebalikan dari itu, konsonan diproduksi dari hasil interupsi atau
modifikasi dari aliran udara organ artikulasi seperti bibir dan lidah. Konsonan bergabung
membentuk syllable yang umumnya memiliki vokal sebagai phoneme sentral.
Dalam proses bicara siklus pernafasan diatur sedemikian rupa; inhalasi menjadi sedikit
berkurang tetapi tetap adekuat untuk ekspirasi panjang. Terdapat lima area artikulasi yaitu:
bibir (konsonan labial), bagian depan lidah yang dapat dilipat (konsonan koronal), bagian
tengah dan belakang lidah (konsonan dorsal), akar dari lidah dan epiglottis (konsonan
radikal), dan laring (konsonan laringeal). Seluruh bagian artikulasi berfungsi secara
independen atau bersamaan disebut coartikulasi. Ukuran dan bentuk traktus vokal dan
karakteristik getaran suara berubah berdasarkan:

Getaran dari vocal cord yang mengkonversi udara menjadi suara (phonasi)
Menggerakan lidah, bibir dan dinding faring
Penutupan nasofaring dengan langit-langit lunak rongga mulut
Fricative adalah konsonan yang terdengar ketika udara melewati bagian sempiy oleh

dua organ artikulasi yang menutup bersamaan seperti s atau f. Polsive atau oklusiv adalah
sebuah konsonan yang terbentuk ketika aliran udara pada traktus vokal berhenti contohnya
p dan t. Velar adalah konsonan yang diartikulasi diantara bagian belakang atas lidah dan
langit-langit lunak mulut seperti huruf k. Ketika terjadi blok sepanjang jalur lidah ketika
udara keluar dari kedua sisi konsonan yang dibentuk disebut lateral seperti l. Ketika kedua
bibir menjadi berdekatan disebut suara labial (artikulasi bilabial) seperti p atau b, ketika
bibir bawah dan gigi incisor atas bertemu membentuk huruf v.
Seberapa mengerti pendengar pada akhir pembicaraan disebut intelligibility.
Intelligibilitas seseorang tidak hanya bergantung kepada ketepatan artikulasi tetapi terhadap
interpretasi pendengar pada volume suara, antisipasi terhadap ucapan, pengenalan tentang
subjek pembicaraan, dan juga bising.
BAHASA
Semua bahasa memiliki empat sistem :

Phonologi: Studi tentang sistem suara dari suatu bahasa


Semantics: Studi tentang arti kata pada suatu bahasa meliputi hubungan antara
bahasa, pikiran dan kebiasaan

Lexicografi: Kosa kata dari semua kata pada suatu bahasa


Syntax: tata bahasa
Etimologi adalah suatu studi tentang asal muasal sebuah kata dan bagaimana struktur

serta artinya berubah seiring perkembangan zaman. Bahasa inggris digunakan secara
internasional dan telah diterima dan diakomodasi banyak bahasa. Kata-kata ilmiah banyak
menggunakan bahasa latin dan yunani.
Bahasa adalah suatu sistem atau aturan menggabungkan beberapa kata menjadi suatu
susunan yang mengekspresikan pikiran. Tatabahasa menyusun suatu format yang dapat
diterima dari suatu kalimat. Pemilihan kata-kata tergantung kepada arti dari kata dan logika
dalam menyusun kalimat.
Ritme pembicara atau stress dan variasi intonasi sering menggambarkan arti atau emosi
pembicara. Terkadang arti dari kalimat tersebut dapat berlawanan dari kalimat yang
diucapkan. Lokasi dari sebuah kata pada kalimat dapat mengubah arti seperti penempatan
kata hanya pada sebuah kalimat.
Area wernicke adalah bagian dari lobus temporal dan parietal pada hemisfer dominan
yang berfungsi dalam proses dekoding / reseptif dan mentranslate sebuah kalimat menjadi
berarti bagi pendengar. Penggunaan reseptif area wernicke ini tidak terbatas hanya pada
pendengaran tetapi juga pada saat membaca. Mayoritas populasi memiliki hemisfer dominan
sebelah kiri (90%). Alasan inilah yang menyebabkan hemiplegia pada sisi kanan dengan lesi
pada hemisfer cerebral kiri cenderung memiliki manifestasi afasia.
AFASIA
Definisi: Suatu gangguan komunikasi yang disebabkan kerusakan otak dan memiliki
karakteristik gangguan bahasa komprehensif, memformulasikan dan menggunakan bahasa.
Afasia mengganggu suara, kosakata, tatabahasa, dan gangguan berbicara dalam
mengekspreksikan dan mengerti bahasa (reseptif), dan tidak memiliki gangguan bahasa yang
meliputi gangguan visual atau pendengaran dan gangguan mental. Seorang pasien afasia
memiliki kesulitan membaca (dyslexia), menulis (agraphia) dan berhitung (acalculia).
Tipe afasia (gambar 5.1)

Gambar 5.1: Klasifikasi Afasia

1. Afasia global: Ketika pasien memiliki manifestasi dengan afasia yang tidak lancar
dimana terdapat kegagalan parah dalam mengkomprehensif (mengerti) dan
mengulang disebut afasia global. Defisit parah ditemukan pada seluruh proses bahasa
meliputi produksi suara, komprehensif auditori, membaca dan menulis.
2. Afasia isolasi: Semua proses bahasa jelek kecuali kemampuan untuk mengulang
3. Afasia broca (gambar 5.2): Produksi bahasa buruk dan lambat disertai gangguan
artikulasi dan tatabahasa. Komprehensif (reseptif) relatif bagus kecuali kalimat yang
kompleks dan membaca lebih baik dibandingkan menulis.

Gambar 5.2 Area Broca dan Wernicke Pada Otak

4. Afasia Transkortikal Motoris: Cara bicaranya memiliki kesamaan dengan afasia


broka. Namun manifestasi utama pada sindrom afasia yang jarang ini adalah masih
adanya kemampuan untuk mengulangi dengan lancar.
5. Afiasia Wernicke: Bicara lancar dengan kesalahan paraphasic (suara pada beberapa
kata dapat digantikan). Gangguan reseptif pada bahasa yang dibicarakan dan kata-kata
tertulis. Afasia ini membuat kalimat-kalimat yang dikatakan penderita menjadi tidak
memiliki makna dan tidak jelas. Pasien afasia ini membuat suatu jargon atau kalimat
atau frase yang berulang-ulang (afasia jargon). Mereka tidak mengetahui bahwa
mereka tidak berkomunikasi dengan baik kepada lawan bicaranya.
6. Afasia Transkortikal Sensoris: Sindrom langka ini mirip dengan afasia Wernicke
namun kemampuan untuk mengulang kata-kata masih ada. Pasien afasia ini memiliki
kemampuan reseptif yang buruk namun pembicaraan mereka lancar dan memiliki
tatabahasa yang baik. Pasien afasia ini tidak menggunakan kata yang benar tetapi
menggunakan kata-kata yang memiliki arti yang mirip seperti biskuit untuk roti.
7. Afasia Konduksi: Bicara secara spontan relatif lancar dengan kalimat yang dapat
dimengerti tetapi terdapat gangguan selektif pada kemampuan untuk mengulangi
kata-kata orang lain. Pasien dapat mengerti apa yang dibicarakan dan lancar dalam
cara bicaranya dengan penggantian kata-kata pada cara bicara. Pasien akan
memperlihatkan beberapa kesalahan pada saat berbicara spontan dan mensubstitusi
suara.
8. Afasia anomik: Cara berbicara dengan artikulasi, tatabahasa dan kelancaran yang
baik namun terdapat beberapa kesulitan mencari kata. Pasien tampak selalu kesulitan
mencari kata yang tepat pada objek meskipun pasien tahu apa fungsinya. Kemampuan
komprehensif auditori, membaca dan menulis baik.
Beberapa tes afasia adalah tes kepandaian yang diadaptasi untuk digunakan pada pasien
afasia tanpa manfaat yang terstandaraisasi pada populasi pasien afasia. Afasia test bukanlah
tes diagnostik. Pasien retardasi mental, sikozofrenia atau tidak terbiasa berbicara bahasa
Inggris dapat gagal pada tes afasia. Skizofrenia, atau bahkan pembicara yang menggunakan
bahasa Inggris mungkin gagal pada item "test afasia".
Beberapa contoh tes untuk afasia adalah Minneapolis Test for Differential Diagnosis
for Aphasia (MTDDA) dan The Porch Index of Communicative Ability (PICA). MTTDA
adalah yang paling komprehensif dan diterima dari semua tes untuk afasia; rata-rata

pemeriksa membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk melakukan test ini. Test ini terdiri dari
46 subyek yang dibagi menjadi 5 bagian yaitu,
Gangguan bicara dan bahasa
Gangguan pendengaran
Gangguan hubungan numerik dan proses aritmatika
Gangguan melihat dan membaca
Gangguan visuomotor dan menulis
DISARTRIA
Disartria merupakan kelainan pada motorik wicara yang didapatkan karena trauma atau
penyakit pada inti atau saluran serat dan berdekatan dengan batang otak yang mengatur otototot wicara. Pola bicara yang dihasilkan oleh individu disartria tertentu tergantung pada
lokasi dan keparahan lesi.
Artikulasi, kenyaringan, kecepatan, fonasi, resonansi, intonasi, ritme dan pola
penekanan adalah aspek bicara untuk diperhatikan. Artikulasi akan optimal ketika proses
bicara dilakukan secara perlahan.
Gangguan irama dan penekanan adalah gejala khas pada lesi cerebellar. Pembicara
cerebellar menghasilkan kesalahan terutama terkait dengan waktu bicara.
Jika pasien diminta untuk berbicara lebih cepat, gejala disartrik biasanya akan menjadi
lebih jelas. Mekanisme yang bertanggung jawab untuk disartria biasanya dihasilkan oleh
ketidakmampuan otot-otot laring untuk memulai atau menghentikan kontraksi dengan cepat.
Hipotonisitas laring bisa menghasilkan slurring dalam pengucapan konsonan, bicara lambat,
jeda berkepanjangan atau bahkan penekanan pada suku kata dan mungkin juga bertanggung
jawab atas ketidakmampuan untuk meningkatkan kenyaringan atau variasi nada pada suara.
Jenis-jenis Disartria
1. Disartria Flaccid: Kerusakan pada saraf atau inti akan berdampak pada bicara yang
ditandai dengan suara mendesah, hipernasalitas, produksi konsonan yang tidak tepat,
bicara yang lambat, inkoordinasi bicara, volume bicara berkurang, dan penghembusan
nafas melalui hidung (nasal emisi). Disartria Flaccid terjadi pada pasien dengan lesi
batang otak, stroke, polio, myasthenia gravis atau kelumpuhan bulbar.
2. Disartria Spastik: Jika situs lesi neurologis melibatkan neuron motorik atas, kondisi
kejang mungkin berdampak dalam pola bicara yang ditandai dengan produksi
konsonan yang tidak tepat, intonasi monotoni, kualitas suara yang tegang-dicekik,

hipernasalitas dan sesekali tidak ada intonasi. pola disartria spastik diamati dengan
cerebral palsy spastik atau athenoid dan pseudo bulbar palsy. Pasien dengan
amyotrophic lateral sclerosis akan sering menunjukkan kombinasi disartria flaccid
dan spastik.
3. Disartria Cerebellar: Pemilihan kata tidak diubah, tapi kualitas melodi dari bicara
berubah. Pasien dengan gangguan cerebellar menghasilkan karakteristik pola bicara
yang mencakup kerusakan yang tidak teratur dan distorsi artikulasi bicara. Pola
prosodik yang tidak biasa dalam beberapa pasien, penekanan hampir pada semua suku
kata yang sama.
Pemindaian bicara adalah contoh khas dari Disartria Cerebellar. Kata atau suku kata
yang diucapkan perlahan, aksen yang salah tempat dan jeda mungkin tidak tepat,
pendek atau panjang. Klien juga dapat menampilkan bicara yang meledak-ledak atau
bicara yang terputus-putus. Suara itu bisa menjadi monoton pada intonasi dan
kenyaringan, gemetar, dan suara nasal yang sangat lembut.
Pembicara disatria ini biasanya menunjukkan ketidakteraturan, produksi konsonan
yang tidak tepat, produksi vokal terdistorsi, kenyaringan berlebihan, variasi dan suarasuara yang keras sesekali. Disartria ataksia ditemukan pada pasien dengan ataksia
Friedreich, multiple sclerosis dan beberapa pasien dengan cedera kepala berat.
4. Disartria Hipokinetik: Pasien dengan gangguan gerak juga menunjukkan pola
disartria yang unik. Parkinsonisme adalah gangguan neurologis dari ganglia basal dan
kecepatan berbicara sering berkurang. Individu dengan disartria hipokinetik biasanya
berbicara dengan mengurangi penekanan bicara, berbicara singkat dan cepat, diam
yang tidak semestinya dan mengurangi volume. Pembicaraan biasanya monoton.
5. Disartria Hiperkinetik: Pasien dengan gangguan gerak yang mengakibatkan
aktivitas motorik yang berlebihan, seperti distonia dan khorea, menunjukkan disartria
hiperkinetik, dengan bicara serba cepat.
GANGGUAN FONASI
Afonia menunjukkan pada tidak adanya suara. Disfonia merupakan sejumlah gangguan
fonasi pada kualitas suara misalnya nodul vokal, radang tenggorokan, polip vokal. Disfonia
juga dapat mengakibatkan kelumpuhan pita suara atau kanker laring. Tujuan utama dari
evaluasi suara adalah:

Riwayat yang rinci mengenai gangguan fonasi


Pemeriksaan fisik dari struktur laring oleh laryngologist
Evaluasi disfungsi suara
Evaluasi intonasi, kualitas dan kontrol kenyaringan

Identifikasi penggunaan dan penyalahgunaan pola yang berkontribusi terhadap

gangguan
Penentuan kemampuan pasien untuk memodifikasi pola fonasi.
Istilah 'Laringektomi' mengacu pada penghilangan laring (parsial atau total). Sebuah

laringektomi yang tidak lengkap mungkin atau tidak mungkin mempengaruhi kualitas suara.
Sebuah laringektomi total akan mengakibatkan hilangnya suara secara keseluruhan, dan suara
kerongkongan mungkin diperlukan. Suara kerongkongan dihasilkan oleh getaran dari bagian
sempit atas kerongkongan saat udara yang tertelan ke dalam esofagus dan dirilis.
KOMUNIKASI UNTUK TUNA RUNGU
Klasifikasi Jenis Gangguan Pendengaran
Menurut UU PWD tahun 1995, gangguan pendengaran berarti hilangnya 60 desibel
atau lebih di telinga yang lebih baik pada frekuensi percakapan. Gangguan pendengaran
perifer dapat dibagi menjadi tiga kategori untuk tujuan rehabilitasi, didasarkan pada sisi lesi
yang bertanggung jawab atas gangguan pendengaran.

Gangguan konduktif mencegah penghantaran suara ke koklea. lesi tersebut terjadi di

telinga bagian luar atau tengah.


Gangguan sensorineural mencegah penerimaan dan penghantaran rangsangan suara ke

otak. lesi seperti terjadi pada koklea atau saraf pendengaran.


Campuran atau gabungan gangguan - gangguan baik konduktif dan sensorineural yang
terjadi.

Penyebab Gangguan Konduktif

Atresia kongenital pada meatus auditori eksternal


Benda asing, misalnya tumor, tulang rawan atau tulang di meatus eksternal
Saluran telinga runtuh
Otosklerosis
Otitis media
Otitis eksternal

Penyebab Gangguan Sensorineural

Gangguan pendengaran karena kebisingan


Penyakit virus dan bakteri dari telinga bagian dalam
Penyakit Meniere
Konsumsi obat ototoksik, misalnya aspirin, kina, neomicin
Tumor yang melibatkan sudut cerebellopontine.

Audiometri
Ini adalah pengukuran pendengaran, tes dasar untuk menentukan tingkat dan jenis
gangguan pendengaran. Sebuah Audiometer memberikan nada murni dari frekuensi yang
dipilih. Pasien mencatat tingkat di mana nada didengar dan hasil tes dicatat pada audiogram
yang keluar sebagai grafik yang menunjukkan sensitivitas pendengaran. Kisaran antara 10 dB
dan 25 dB dalam audiogram yang dianggap dalam batas normal. Hasil tes merupakan ambang
batas untuk konduksi udara, untuk merangsang penghantaran ke telinga eksternal melalui
earphone. Cara lain untuk menimbulkan rangsangan ke telinga adalah konduksi tulang di
mana vibrator ditempatkan pada bagian tengkorak, biasanya pada prosesus mastoideus.
Daerah yang terlibat dalam menyebabkan gangguan pendengaran dapat ditentukan
dengan membandingkan konduksi udara ke ambang konduksi tulang. Pengukuran konduksi
tulang harus dilakukan dengan bijaksana melalui penggunaan pertanda sinyal ke telinga
lainnya, yang tidak diuji. Melalui tes konduksi tulang dilakukan usaha untuk melewati sistem
telinga tengah dan menghantarkan suara langsung ke telinga bagian dalam.
Penatalaksanaan Gangguan Pendengaran
Penatalaksanaan

tergantung

pada

jenis

gangguan,

derajat

dan

usia

onset.

Penatalaksanaan dibagi ke dalam tiga kategori:


Intervensi bedah dan medis,
Amplifikasi korektif dan
Konseling
Gangguan pendengaran konduktif biasanya ditangani dengan perawatan medis atau
bedah. Ahli bedah THT memiliki opsi untuk memperbaiki dan merekonstruksi membran
timpani atau mengganti tulang telinga bagian dalam, atau melakukan operasi plastik untuk
membuka meatus auditori eksternal. Baru-baru ini implan koklea menjadi populer. Sebuah
implan koklea adalah perangkat yang digunakan oleh tuna rungu untuk merangsang saraf
pendengaran di dalam telinga bagian dalam. Perangkat elektronik ini, yang ditanamkan
melalui pembedahan, memiliki mikrofon, prosesor wicara dan pemancar frekuensi radio.
Pemancar ini dipasang magnet pada magnet lain ditempatkan di samping penerima frekuensi
radio. Penerima, yang ditanamkan di bawah kulit di tengkorak, menyampaikan sinyal yang
masuk ke elektroda yang ditanamkan dalam koklea. Sebuah prosesor bicara yang
terkomputerisasi memungkinkan individu untuk menyesuaikan sensitivitas perangkat tetapi

10

tidak dengan volume suara. Perangkat ini memberikan masukan pendengaran, dan
memungkinkan tuna rungu untuk memahami pembicaraan di lingkungan yang tenang. Pascaimplantasi terapi rehabilitasi sangat penting.
Gangguan konduktif memiliki prognosis yang lebih baik daripada gangguan campuran.
Pada pasien dengan gangguan pendengaran campuran, komponen konduktif dari gangguan
pendengaran dapat dihilangkan, sehingga memulihkan setidaknya sebagian dari kemampuan
pendengaran. Sebagai contoh, jika ada tumor pada operasi tumor saraf kedelapan mungkin
menyelamatkan beberapa pendengaran, dan juga mungkin ada keuntungan tambahan dalam
hal memberikan bantuan dari vertigo.
Alat Bantu Bicara
Laring buatan (Gambar 5.3.): Elektrolaring adalah sumber suara ditanamkan dalam
tubuh. Dalam perangkat kecil ini, bulu digetarkan oleh udara yang dihembuskan dari paruparu. Salah satu desain menempatkan bagian elektronik, speaker dan power supply dalam
protesa. pengguna dapat menghidupkan dan mematikan laring elektro menggunakan saklar
lidah. Speaker adalah earphone kecil dengan tabung yang melekat untuk menghantarkan
langsung suara ke dalam ruang resonansi di belakang mulut.Teknik lain adalah perangkat
implan bedah ditempatkan di daerah di mana jaringan telah dihilangkan pada laringektomi.

Alat bantu dengar


Alat bantu dengar adalah perangkat yang membawa suara lebih efektif ke telinga
pendengar. Alat bantu dengar umumnya diklasifikasikan berdasarkan lokasinya, yaitu:

11

Di belakang telinga
Di dalam telinga
Pada kaca mata
Alat bantu dengan juga digolongkan berdasarkan fungsinya yaitu monoaural, biaural,

dan psudobinaural. Monoaural cocok digunakan untuk satu telinga. Binaural terdiri atas 2
mikropon, 2 amplifier, 2 pesawat penerima, yang cocok untuk setiap telinga secara terpisah.
Untuk tipe pseudo binaural, setiap telinga memiliki pesawat penerima (receiver) sendiri
dengan mikropon dan amplifier yang sama.
Alat bantu dengar di belakang telinga, diperuntukan untuk mereka yang menderita
gangguan pendengaran yang ringan sampai berat. Alat bantu dengar di dalam telinga,
diperuntukan untuk merekan yang mengalami gangguan pendengaran ringan sampai sedang.
Alat ini sepenuhnya cocok dengan konka telinga. Alat bantu dengar pada kaca mata, pada
salah satu sisinya terdiri atas 3 komponen dasar dan baterai, yang membentuk alat bantu
dengar monoaural tunggal.

12

Auditory prosthesis
Auditory prosthesis adalah sebuah prostesis koklear implan untuk tuna rungu, yang
melalui bagian non fungsional dan merangsang bagian sisa yang dapat hidup dari sistem
pendengaran, dengan memasukan elektroda lunak ke dalam scala tympani melewati round
window.

Stimulasi kortikal
Tipe lain dari auditory prosthesis yang melalui telinga dan nervus pendengaran secara
lengkap dengan rangsangan elektrik pada area proses pendengaran dari koteks serebri. Subjek
mengalami sensasi subjektif dari pendengaran. Teknik ini mungkin bermanfaat untuk
penderita tuna rungu dengan koklea non-fungsional, nervus non-conducting, atau lesi pada
sistem saraf pusat.
Terapi bicara
Terapi bicara adalah terapi yang diatur oleh seorang speech pathologist. Speech
pathologist adalah seseorang yang dilatih untuk mendiagnosa dan mengobati gangguan
bicara. Umumnya, yang terbaik adalah untuk menetapkan tujuan mingguan dengan jangka
panjang dalam pikiran. Arah pengobatan harus diarahkan untuk kebutuhan harian berbahasa
pasien. Berikut adalah urutan dari tugas pembelajaran :
Imitasi dari gerakan kasar tubuh, dengan merasakan gerakan dan menyentuh alat

artikulasi, terdiri dari mulut, bibir dan lidah.


pengulangan repertoar kecil dari fonem, biasanya suku kata labial ma atau pa, yang

kebetulan adalah kata-kata pertama yang diucapkan oleh yang baru lahir.
mendengarkan produksi lisan dari sebuah kata dan mencoba untuk meniru.
pencocokan objek identik , gambar , flash card .
penggunaan papan alfabet dan peralatan menulis, dan baru-baru ini, komputer sebagai
pengganti bicara untuk pasien afasia.
Speech pathologist harus mencoba untuk berada di tingkat mata pasien bila

memungkinkan, berkomunikasi dengan anak dengan kebisingan dan berbicara perlahan dan
jelas tetapi tidak dengan artikulasi yang berlebihan. Anak tersebut seharusnya dapat melihat
wajah terapis dengan penerangan yang bagus selama berbicara. Dia dapat mulai dengan
mengatakan nama dari objek atau warna yang lazim, atau menunjukan dan menyebut bagian
tubuh. Para terapis dapat membuat anak-anak bermain bibir dan permainan lidah menjilat
selai, es krim atau gula merah atau mendorong mereka untuk berpatisipasi dalam lagu, irama,

13

pergerakan tubuh, dan memainkan jari tangan. Terapis seharusnya memberi hadiah kepada
anak-anak dengan permen atau bertepuk tangan ketika mereka berupaya denagn baik untuk
menggunakan kemampuan berbicara dan tidak menyelesaikan kalimat untuknya, jika dia bisa
melakukannya dengan waktunya sendiri.
Rekaman bicara pasien digunakan dalam pengobatan disartria. Pasien mungkin menilai
kinerja sendiri dengan membandingkan gerakan bibir kepada terapis di cermin.
Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot lidah atau otot orofaring diperuntukan untuk
pasien dengan kelemahan alat berbicara. ketika suara diajarkan, urutan presentasi hasil
menurut kesulitan-pertama bilabial yang lebih mudah p, b, m (yang paling mudah dilihat)
dan kata-kata vokal dan kemudian kata-kata yang lebih sulit yaitu s, r, k, dan g.
Kelompok konsonan dalam kata-kata dan kalimat disajikan setelah pasien menguasai
fonem individual. Metode paling efektif adalah selain mengucapkan alfabet, terdiri dari
pengajaran dan membuat pasien untuk mengulang kelompok yang dipilih dari kata dengan
frekuensi tinggi (kamu, makanan, saya) yang biasa digunakan oleh pasien untuk kegiatan
sehari- harinya.
Pelatihan Pendengaran
Pelatihan sistematis dalam perbedaan kemampuan berbicara pada berbagai situasi
pendengaran akan diperlukan untuk banyak orang dengan gangguan pendengaran
sensorineural.
Membaca Bibir
Orang yang mengalami gangguan pendengaran melihat gerakan wajah dan bibir, yang
mungkin sedikit berlebihan, dengan wajah pembicara dalam cahaya penuh. Kemudian belajar
merasakan pola gerakan untuk membentuk kata-kata dan kemudian mengaitkan pola tersebut
dengan konsep yang bermakna.
Bahasa Isyarat
Adalah sebuah model komunikasi yang mengkombinasikan gerakan tangan, orientasi,
dan gerakan tubuh dan wajah yang mengirimkan tanda visual ke

penyampaian arti.

Meskipun beberapa bahasa isyarat memiliki pengakuan hukum, mereka umumnya


berkembang secara geografis dan berbeda dari tempat ke tempat. Terdapat upaya untuk
menggunakan tanda internasional di olimpiade tuli dan pertemuan federasi tuli sedunia untuk
membakukan bahasa isyarat. Unsur dari bahasa isyarat diantaranya adalah bentuk tangan,
orientasi telpak tangan, tempat artikulasi, gerakan, dan penanda seperti ekspresi wajah.
Terdapat kesalahpahaman bahwa hal tersebut didasarkan pada bahasa lisan yang ada.
Sebenarnya hal tersebut bukanlah bahasa lisan yang dieja juga bukan ditingkatkan oleh orang
dengan pendengaran normal. Hal tersebut baru saja berkembang secara lokal oleh dan untuk

14

orang dengan gangguan pendengaran dan bicara. Alfabet manual dan ejaan jari digunakan
untuk kata benda atau kata-kata yang tidak diketahui oleh orang lain seperti kata-kata teknis.
Beberapa contoh huruf yang digantikan dengan tangan ditunjukan pada gambar pada bab ini.

15

Keadaan yang ditatalaksana dengan Terapi Wicara


Palatoschisis (celah di palatum): Deformitas kongenital palatoschisis dengan atau
tanpa labioschisis (celah di bibir) terjadi pada kira-kira satu dalam 900 hingga 2000
kelahiran. Suara berasal dari nasal. Perbaikan labio dan palatoschisis secara operatif oleh
dokter spesialis bedah plastik biasanya merupakan pilihan penatalakanaan yang dilakukan.
Peralatan ortotik biasanya dicobakan untuk mempertahankan atau mengembalikan kontur
lengkung alveolar.
Retardasi mental dan cerebral palsy: Adalah hal yang biasa untuk mengharapkan
seorang anak untuk dapat mengatakan dua kata-kata pada usia dua tahun. Akibatnya, tentu
saja tiap anak yang pada usia ini tidak bisa mengucapkan kata-kata yang jelas harus dirujuk
untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ahli terapi wicara dan pendidik khusus untuk terapi wicara
memiliki peran yang penting untuk dilakukan dengan anak yang cacat secara mental pada
aktivitas bantuan bahasa. Jika bicara tidak dimungkinkan, alat tambahan atau alat bantu
komunikasi dapat digunakan.
Autisme (Ref Bab 6): Anak autistik seringkali memiliki pola bahasa yang aneh, yang
sejalan dengan permasalahan dalam tingkah laku dan hubungan antar personal. Banyak
diantara mereka yang gagal menghasilkan kata-kata dan secara keliru diduga memiliki
gangguan pendengaran dini pada proses perkembangannya.
Bells Palsy: (Referensi Bab 19): Otot-otot wajah pada satu sisi biasanya lumpuh
karena kerusakan pada nervus fascialis dan bicara dapat terpengaruhi. Pemijatan dan
stimulasi otot-otot fascialis, latihan di depan cermin dan terapi bicara dapat mulai dilakukan.

Penatalaksanaan Drooling
Drooling adalah keluarnya saliva dari mulut ke bibir, dagu, leher, baju atau lantai secara
abnormal. Drooling minimal merupakan hal yang normal hingga berusia dua setengah tahun.
Drooling yang berlebihan seringkali terlihat pada anak-anak dengan cerebral palsy.

16

Pilihan Penatalaksanaan

Mengoreksi permasalahan anatomis berkaitan dengan kavum oris

Modifikasi tingkah laku terus mengingatkan anak agar tidak mengeluarkan air liur

Latihan neuromotorik oral dan program pemberian makan, stimulasi apparatus oral.

Operasi (misalnya, reposisi duktus salivarius)

DISFAGIA
Disfagia atau kesulitan dalam penelanan didefinisikan sebagai tiap gangguan pada
proses masuk atau transportasi sekret endogen dan makanan yang penting untuk
mempertahankan kehidupan. Proses penelanan untuk bahan cair dan bahan padat melibatkan
tiga fase: pertama, fase oral, tindakan menelan dengan disadari yang diikuti oleh fase
faringeal yang tidak disadari (fase kedua) dan fase esofageal (fase ketiga).
Beberapa permasalahan di fase oral dan faringeal seperti pertumpahan makanan,
kurangnya gerak lidah untuk membentuk bolus, dan penyatuan makanan di bagian anterior
dapat ditangani oleh ahli terapi bicara. Permasalahan ini mencakup kurangnya gerakan
mengunyah, kurangnya dorongan lidah, penelanan yang sedikit-demi sedkit atau tertunda,
regurgitasi nasal dan penggenangan saliva.

Teknik terapeutik untuk Disfagia


Disfagia didiagnosis melalui peninjauan terhadap riwayat medis pasien, pemeriksaan
fisik, dan berbagai pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan ini mencakup:

Penelanan barium dan pemeriksaan saluran gastrointestinal bagian atas

Foto polos thoraks

Endoskopi

Pemeriksaan keasamaan esofagus (digunakan untuk memeriksa penyakit refluks


gastroesofageal

Manometri esofagus

17

Penatalaksanaan akan ditujukan pada:

Memasukkan makanan yang mudah dicerna dengan berada pada postur yang sedikit
membungkuk ke depan

Teknik fasilitasi, yaitu mengajarkan manuver penelanan

Strategi penggantian makanan tekstur, rasa, suhu dan kuantitas makanan yang tepat
pada saat yang tepat. Pada suatu saat bisa terdapat penyempitan atau striktur esofagus,
yang dapat diregangkan atau didilatasi secara operatif.

Komunikasi Augmentatif
Istilah komunikasi augmentatif merujuk pada tiap pendekatan yang dirancang untuk
mendukung atau memperbanyak komunikasi seseorang yang bukan merupakan komunikator
verbal independen, dan seseorang yang tidak dapat berbicara. Tindakan ini merujuk pada
teknik-teknik dan peralatan khusus yang digunakan oleh individu untuk menyampaikan suatu
pesan ke pendengar.
Beberapa pesan dirancang untuk mengajukan keinginan dan kebutuhan. Beberapa yang
lain dimaksudkan untuk membagi informasi. Tipe pesan yang dihasilkan oleh masing-masing
orang bergantung pada usia, kemampuan kognitif dan sosial, serta gaya hidup.
Orang yang tidak dapat berbicara menggunakan sistem elektronik canggih yang
memproses pembicaraan yang masuk, menyimpan data dan juga mentransmisikannya.
Pemilihan alat bantu komunikasi bergantung pada tingkat dan tipe gangguan komunikasi.
Peralatan yang digunakan bisa atau tidak bisa menyimpan, mengubah, atau mengkodekan
sinyal.

Bentuk Umum Alat Bantu Pengendali Komunikasi dan Lingkungan


Peralatan komunikasi atau pengendalinya memiliki tiga bagian utama. Pada kasus ini,
pengguna merupakan input terhadap suatu sistem, dan output dari peralatan merupakan
penerapan terhadap lingkungan. Pengguna berinteraksi dengan tiap sistem komunikasi atau
sistem pengendali melalui alat penghubung.

18

Vocaid: Vokaid berisikan kosakata yang sangat sederhana untuk penggunaan di


lingkungan rumah sakit. Dengan menekan tombol-tombol, pengguna dapat membentuk suatu
kata atau frase. Bahasa yang digunakan pada alat ini berkualitas tinggi karena terdiri atas
kode kata-kata yang sudah tersimpan.
Autocom: Autocom adalah alat bantu dengan pemilihan langsung yang berbasis
komputer, yang dapat diatur untuk memenuhi kebutuhan spesifik individu yang mengalami
kecacatan. Alat bantu ini memiliki kosakata input yang dapat diprogram, baik dengan
kosakata yang berbasis karakter atau simbol.

Buta Tuli
Istilah buta tuli digunakan untuk menggambarkan bermacam kelompok orang yang
menderita berbagai derajat gangguan penglihatan dan pendengaran. Seringkali individu ini
memberikan tantangan utama untuk rehabilitasi karena mereka memiliki permasalahan dalam
komunikasi, perkembangan dan pendidikan karena kesulitan belajar yang berat dan
disabilitas fisik yang menyertai gangguan utamanya.
Edukasi dini harus dipusatkan pada:

Penggunaan pendekatan multi-sensorik dan menggunakan indera yang tersisa seperti


penciuman dan sentuhan

Komunikasi dan bahasa diajarkan dalam keadaan alami yang penuh arti

Pembinaan ikatan, kontak fisik dan kesadaran terhadap diri sendiri dan orang lain

Orang tua merupakan rekan yang aktif dalam proses pembelajaran

KOMUNIKASI BAGI YANG MENGALAMI GANGGUAN PENGLIHATAN


Kebutaan: Orang dengan gangguan penglihatan menghadapi keterbatasan dalam
jangkauan dan variasi pengalaman, permasalahan pada mobilitas dan komunikasi serta
kurangnya pengendalian terhadap lingkungan dimana ia berada
Low vision: WHO (1992) mendefinisikan bahwa seseorang dengan low vision adalah
seseorang yang, bahkan setelah penatalaksanaan dan/atau koreksi refraksi standar, tajam

19

penglihatannya kurang dari 6/18 hingga persepsi cahaya atau lapang pandangnya kurang dari
10 derajat dari titik fiksasi.
Kebutaan Menurut Hukum: Kebutaan menurut hukum didefinisikan sebagai aktivitas
penglihatan yang tidak melebihi 6/60 atau 20/200 (Snellen) pada mata yang lebih baik
dengan lensa pengoreksi atau luas lapang pandang yang membentuk sudut 20 derajat atau
kurang.

Penyakit Mata yang Umum Ditemukan


Katarak adalah kerusakan karena proses penuaan, dimana lensa yang transparan
menjadi opak dan orang tersebut tidak mampu melihat dengan baik. Kelainan ini bersifat
tersembunyi dan membahayakan, dan jika dibiarkan dapat menyebabkan kebutaan total yang
bersifat reversibel dengan penanaman lensa intraokular.
Glaukoma didefinisikan sebagai peningkatan pada tekanan intraokular. Glaukoma
dapat bermanifestasi sebagai nyeri ringan di belakang mata hingga terasa seperti sedikit
terbakar, hingga kebutaan total.
Ulkus Kornea: Kadangkala kelumpuhan wajah dapat menyebabkan ulkus kornea
setelah terjadinya keratitis akibat pemaparan (keratitis exposure). Benda asing seperti benda
debu-debuan yang beterbangan merupakan penyebab ulkus kornea yang paling sering terjadi,
yang awalnya dimulai dengan adanya abrasi biasa. Saat abrasi ini terinfeksi oleh bakteri atau
virus atau jamur, atau saat terjadi reaksi hipersensitivitas, atau defisiensi vitamin a, terjadi
ulkus kornea.
Xerofalmia: Pada stadium dini penyakit ini, pasien mengeluhkan terdapat kebutahan di
malam hari, yang diakibatkan oleh defisiensi vitamin A. Pada awalnya, konjungtiva dan
kornea kehilangan kecerahan normalnya dan menjadi kering serta menebal. Kemudian
xeroftalmia berat yang dinamakan keratomalasia dapat terjadi yang menyebabkan kebutaan.
Ablasio Retina: Retina dapat terlepas dari koroid dan jika berdekatan dengan tempat
dimana nervus optikus memasuki mata, dapat menyebabkan kebutaan. Pasien mengeluhkan
terjadinya penurunan penglihatan pada satu mata secara perlahan setelah trauma minor atau
setelah beberapa kasus pukulan serius terhadap kepala. Kelainan ini juga terjadi pada pasien
dengan miopia.

20

Astigmatisme: Terdapat kesalahan refraktif yang menghalangi sinar cahaya untuk


masuk dan berpusat ke retina karena derajat refraksi yang berbeda pada berbagai meridian
mata.
Atropi Optik: Hal ini terjadi akibat degenerasi nervus optikus yang merupakan sistem
yang membawa impuls cahaya ke otak, dan pasien akan menjadi buta dalam beberapa waktu.

Tipe Alat bantu Penglihatan


Untuk mereka yang memiliki penglihatan yang rendah secara parsial, alat bantu
penglihatan seperti kaca pembesar dapat bermanfaat. Penggunaan indra peraba seperti Braille
membantu mereka yang buta untuk berkomunikasi. Kemajuan terbaru dalam teknologi telah
memperluas jangkauan gangguan visual dan kami saat ini merencanakan suatu stimulasi
penglihatan auditorik, bahasa pengganti, dan stimulasi langsung korteks visual.

Alat bantu untuk Low Vision terbagi menjadi tiga kelompok:


Alat bantuk optik

Alat bantu non-optik

Kaca pembesar dengan Cetakan yang diperbesar


gagang pegangan
Kaca pembesar tegak

Objek
tinggi

dengan

Lampu
tinggi

Alat bantu low vision


elektronik
TV
sirkuit
(CCTV)

berintensitas Proyektor
pandang

Tak

tertutup
tembus

kontras Alat proyeksi slide

Teleskop

Alat pembaca magnetik


(microfiche)

Alat bantu visual tactile


Braille: Braille (gambar 5.8) adalah salah satu alat bantu baca tertua untuk populasi
yang mengalami gangguan penglihatan. Kode Braille ini awalnya digunakan selama revolusi
Perancis, dan keberadaannya telah mencapai kira-kira 150 tahun.

21

Braille adalah matriks berupa titik-titik timbul pada kertas tebal mewakili huruf atau
kombinasi huruf. sel dari matriks braille terdiri enam titik dalam bentuk dua kolom dan tiga
baris. Data Braille disimpan didalam kaset standar 60 menit sehingga mengurangi kebutuhan
kertas.
Kekurangan : dengan menggunakan taktil kemampuan membaca lebih lambat dari
kecepatan membaca visual, dan membutuhkan biaya dalam proses transkripsi dan harga
braille terbilang mahal.
Tactile Vision
Tactile vision dimaksudkan melihat dengan menyentuh. Alat ini menggunakan konversi
langsung baik input maupun output secara langsung dapat digunakan menggunakan printer.
Tactile vision substitution system (TVSS) adalah perangkat elektronik yang mengubah
informasi visual ke pola ditampilkan pada matriks stimulator kontak dengan kulit. Efek
sistem tersebut adalah untuk mengubah gambar optik persepsi visual disesuaikan melalui
indera sentuhan.
Tactile Reading Device
Membaca dengan perangkat ini menggunakan dua langkah, satu tangan bergerak sensor
optik padat kecil yang digunakan sebagai kamera yang melintasi garis cetak untuk
mendeteksi karakter printer, di sisi lain, biasanya jari telunjuk untul mendeteksi sinyal optik
olahan dari array taktil.
Auditory Vision System

22

Menghasilkan sebuah pola suara terdeteksi dari bentuk surat, memungkinkan orangorang tunanetra mendengar apa yang sedang dibaca. Saat ini komputer dapat membaca
seluruh kode dengan menggunakan perangkat lunak mengkode simbol visual dalam kata-kata
yang terucap.

Inovasi saat ini mengkonversi input optik untuk sinyal elekrik yang secara langsung
merangsang korteks visual dan stimulasi listrik dari korteks visual menyebabkan persepsi
nyata visual. Hal ini memiliki keterbatasan masih dalam penelitian.

Alat bantuan lainnya dalam komunikasi


Alat menulis pensil dan kertas bagi mereka yang memiliki kesulitan-kesulitan kecil dalam
memegang pena atau pensil membantu membantu dalam penanganan kadang-kadang
diperlukan. Pergerakan jari diperlukan untuk mendukung jari pada struktur tripod.

Alat ditujukan untuk membantu percakapan

23

Komunikasi Papan merupakan kata yang sering digunakan dan huruf yang ditampilkan
pada layar dan pasien menunjukkan kepada mereka dalam upaya untuk berkomunikasi.

Printer portabel biasanya kecil, mikroprosesor berbasis tangan dalam memegang alat.
mereka ditandai dengan keyboard kecil, mungkin layar baris (biasanya jenis LCD) dan
mekanisme pencetakan.
Alat menulis berdasarkan komputer mikro
Kemampuan grafis mikrokomputer pada orang cacat dapat memberikan kemampuan
untuk menggambar. sejumlah kecil komputer sekarang tersedia bahkan beberapa telah
dibangun di multiline menampilkan, printer, dan mekanisme penyimpanan disk. Selain itu
mereka dapat digunakan sebagai cadangan suara output sistem dan dapat juga berfungsi
sebagai alat bantu komunikasi.
Manipulasi kertas dan penarikan
Penanganan kertas selalu menjadi masalah bagi penderita cacat fisik, kelumpuhan,
amputasi atau kurangnya kontrol motor membuat pemasukan dan penghapusan bentuk kertas
sangat sulit tanpa bantuan. Sistem yang tersedia yang memungkinkan menonaktifkan
seseorang untuk memanipulasi print-out komputer menggunakan stick dan keypad.
Mekanisme lain untuk membalik halaman menggunakan coupler dengan perekat putty, kaset,
suction atau vakum. Semua halaman ini memerlukan jawab membantu dalam menempatkan
dan memindahkan bahan bacaan.

Kesimpulan
Dengan kemajuan teknologi, ada banyak jalan untuk komunikasi bagi orang cacat
dengan eknik sederhana dapat membuka komunikasi dua arah antara orang normal dan orang
yang mengalami kecacatan.

24

You might also like