You are on page 1of 16

ANATOMI dan FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar karena posisinya yang
terletak di bagian paling luar. Luas kulit dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15%
berat badan. Klasifikasi berdasar .
1. Warna:
a. terang (fair skin), pirang, dan hitam
b. merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi
c. hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa
2. Jenisnya :
a. Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium
b. Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa
c. Tipis : pada wajah
d. Lembut : pada leher dan badan
e. Berambut kasar : pada kepala

Anatomi kulit secara histopatologik


1. Lapisan Epidermis (kutikel)
a. Stratum Korneum (lapisan tanduk) => lapisan kulit paling luar yang
terdiri dari sel gepeng yang mati, tidak berinti, protoplasmanya
berubah menjadi keratin (zat tanduk)

b. Stratum Lusidum => terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel


gepeng tanpa inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang
disebut eleidin. Lapisan ini lebih jelas tampak pada telapak tangan dan
kaki.
c. Stratum Granulosum (lapisan keratohialin) => merupakan 2 atau 3
lapis sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di
antaranya. Butir kasar terdiri dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak
mempunyai lapisan ini.
d. Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer (lapisan
akanta ) => terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya
jernih karena banyak mengandung glikogen, selnya akan semakin
gepeng bila semakin dekat ke permukaan. Di antara stratum spinosum,
terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri dari
protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan ini
membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di
antara sel spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.
e. Stratum Basalis => terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun
vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar
(palisade). Sel basal bermitosis dan berfungsi reproduktif
- Sel kolumnar => protoplasma basofilik inti lonjong besar, di
hubungkan oleh jembatan antar sel.
- Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel
berwarna muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung
pigmen (melanosomes)
2. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) => terdiri dari lapisan elastis
dan fibrosa pada dengan elemen- elemen selular dan folikel rambut

a. Pars Papilare => bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
b. Pars Retikulare => bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari
serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks)
lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat,
dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh
fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan (bundel) yang mengandung
hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat elastin, seiring
bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip
kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf,

dan mudah mengembang serta lebih elastis


3. Lapisan Subkutis (hipodermis) => lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan
ikat longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke
pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan
dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut dengan
panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini
terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Lapisan lemak
berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada beberapa kulit.
Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3 cm).
Vaskularisasi di kuli diatur pleksus superfisialis (terletak di bagian atas dermis)
dan pleksus profunda (terletak di subkutis)

Adneksa Kulit
1. Kelenjar Kulit => terdapat pada lapisan dermis
a. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH nya
sekitar 4-6,8.
- Kelenjar Ekrin => kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret
encer. Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28
kehamilan dan berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Salurannya
berbentuk spiral dan bermuara langsung pada kulit dan terbanyak
pada telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila. Sekresi tergantung
beberapa faktor dan saraf kolinergik, faktor panas, stress emosional.
- Kelenjar Apokrin => lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih
kental. Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola
mammae, pubis, labia minora, saluran telinga. Fungsinya belum
diketahui, waktu lahir ukurannya kecil, saat dewasa menjadi lebih
besar dan mengeluarkan secret
b. Kelenjar Palit (glandula sebasea)
Terletak di seluruh permukaan kuli manusia kecuali telapak tangan dan
kaki. Disebut juga dengan kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan
sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar . Kelenjar palit
biasanya terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada
lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam
lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh
hormon androgen. Pada anak- anak, jumlahnya sedikit. Pada dewasa

menjadi lebih banyak dan berfungsi secara aktif.


2. Kuku => bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal.
Pertumbuhannya 1mm per minggu

a.
b.
c.
d.
e.

Nail root (akar kuku) => bagian kuku yang tertanam dalam kulit jari
Nail Plate (badan kuku) => bagian kuku yang terbuka/ bebas.
Nail Groove (alur kuku) => sisi kuku yang mencekung membentuk alur kuku
Eponikium => kulit tipis yang menutup kuku di bagian proksimal
Hiponikium => kulit yang ditutupi bagian kuku yang bebas

3. Rambut
a. Akar rambut => bagian yang terbenam dalam kulit
b. Batang rambut => bagian yang berada di luar kulit
Jenis rambut:
- Lanugo => rambut halus pada bayi, tidak mengandung pigmen.
- Rambut terminal => rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen,
mempunyai medula, terdapat pada orang dewasa.Pada dewasa, selain di
kepala, terdapat juga bulu mata, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis,
janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh androgen (hormon seks).
Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.Rambut
tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) b erlangsung 2-6 tahun
dengan kecepatan tumbuh 0,35 mm perhari. Fase telogen (istirahat)
berlangsung beberapa bulan. D antara kedua fase tersebut terdapat fase
katagen (involusi temporer). Pada suatu saat 85% rambut mengalami fase
anagen dan 15 % sisanya dalam fase telogen. Rambut normal dan sehat
berkilat, elastis, tidak mudah patah, dan elastis. Rambut mudah dibentuk
dengan memperngaruhi gugusan disulfida misalnya dengan panas atau
bahan kimia.
FUNGSI KULIT
1. Fungsi ProteksiKulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan
penunjang yang dapat melindungi tubuh dari gangguan:
- fisis/ mekanis : tekanan, gesekan, tarikan.
- kimiawi : iritan seperti lisol, karbil, asam, alkali kuat
- panas : radiasi, sengatan sinar UV
- infeksi luar : bakteri, jamur
Beberapa macam perlindungan :
- Melanosit => lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan
mengadakan tanning (penggelapan kulit)
- Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air.
- Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum => perlindungan
kimiawo terhadap infeksi bakteri maupun jamur

Proses keratinisasi => sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel mati
melepaskan diri secara teratur.

2. Fungsi Absorpsi => permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya
bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis
vehikulum. PEnyerapan dapat melalui celah antar sel, menembus sel
epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi => mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti
NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan
bantuan hormon androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi
kulitnya dari cairan amnion, pada waktu lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.
4. Fungsi Persepsi => kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan
subkutis. Saraf sensori lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.
- Badan Ruffini di dermis dan subkutis => peka rangsangan panas
- Badan Krause di dermis => peka rangsangan dingin
- Badan Taktik Meissner di papila dermis => peka rangsangan rabaan
- Badan Merkel Ranvier di epidermis => peka rangsangan rabaan
- Badan Paccini di epidemis => peka rangsangan tekanan
5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi) => dengan cara
mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah
kulit. Kulit kaya pembuluh darah sehingga mendapat nutrisi yang baik. Tonus
vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi, dinding
pembuluh darah belum sempurna sehingga terjadi ekstravasasi cairan dan
membuat kulit bayi terlihat lebih edematosa (banyak mengandung air dan Na)
6. Fungsi Pembentukan Pigmen => karena terdapat melanosit (sel pembentuk
pigmen) yang terdiri dari butiran pigmen (melanosomes)
7. Fungsi Keratinisasi => Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah
bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel makin menjadi gepeng
dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti makin menghilang
dan keratinosit menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung 14-21
hari dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D => kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol
dengan pertolongan sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D tubuh tidak hanya
cukup dari hal tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.
DERMATOMIKOSIS
MIKOSIS
Jamur adalah mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak
termasuk golongan tumbuhan. Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis. Mikosis dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu : mikosis superfisial dan mikosis sistemik/profunda
1. MIKOSIS SUPERFISIAL
Mikosis superfisial ialah penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit,
yaitu stratum korneum, rambut dan kuku. Mikosis superfisial dibagi dalam dua
kelompok: a) Dermatofitosis dan b) Non Dermatofitosis:

a. Dermatofitosis
Dermatofitosis ialah mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur
golongan dermatofita. Jamur ini mengeluarkan enzim keratinase sehingga
mampu mencerna keratin pada kuku, rambut dan stratum korneum pada
kulit.
Etiologi
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga
genus yaitu genus: Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton. Dari 41 spesies
dermafito yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7
spesies Mikrosporon dan 1 spesies Epidermafiton.
Gambaran Klinis
Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada
mausia bersifat akut dan sedang dan lebih mudah sembuh. Dermatofita yang
antropofilik terutama menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai
hospes tetapnya. Golongan jamur ini dapat menyebabkan perjalanan
penyakit menjadi menahun dan residif , karena reaksi penolakan tubuh yang
sangat ringan. Contoh jamur yang antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii
Trikofiton rubrum.
Cara Penularan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung.
Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang
mengandung jamur baik dari manusia, binatang atau dari tanah. Penularan
tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, barangbarang atau pakaian, debu atau air.
Penyakit yang Ditimbulkan
1. Tinea Kapitis
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan
melalui binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan
sebagainya.
Berdasarkan bentuk yangkhas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :
a. Gray pacth ring worm
Penyakit ini dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke
sekitarnya dan membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik.
Warna rambut jadi abu-abu dan tidak mengkilat lagi, serta mudah
patah dan terlepas dari akarnya, sehingga menimbulkan alopesia
setempat. Dengan pemeriksaan sinar wood tampak flourisensi
kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melalui batas Grey
pacth tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon
dan trikofiton.
b. Black dot ring worm
Terutama disebabkan oleh Trikofiton Tonsurans, T. violaseum,
mentagrofites. infeksi jamur terjadi di dalam rambut (endotrik) atau
luar rambut (ektotrik) yang menyebabkan rambut putus tepat pada
permukaan kulit kepala. Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam
diatas permukaan ulit, yang berwarna kelabu sehingga tarnpak
sebagai gambaran back dot. Biasanya bentuk ini terdapat pada
orang dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut sekitar lesi juga
jadi tidak bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena
infeksi penyebab utama adalah Trikofiton tonsusurans dan T.violaseum

c. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang
hebat yang bersifat lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisulbisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadang ditutupi sisik-sisik
tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila
kerion ini pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak
permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk ini terutama disebabkan
oleh Mikosporon kanis, M.gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.
d. Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit
yang berwarna merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta
yang berbentuk cawan (skutula), serta memberi bau busuk seperti
bau tikus moussy odor. Rambut di atas skutula putus-putus dan
mudah lepas dan tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan
meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen. Penyebab
utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T. gipsum.
Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit
kulit yang menyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus
dibedakan dengan penyakit-penyakit bukan oleh jamur seperti:
Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.
2. Tinea Korporis
Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti
kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat
serta kelembaban kulit yang lebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat
dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong
dengan tepi yang aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercakbercak bisa melebar dan akhirnya dapat memberi gambaran yang
polisiklis, arsiner, atau sinsiner. Pada bagian tepi tampak aktif dengan
tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan vesikel, sedangkan pada
bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini menahun
tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meningggalkan
daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat
teIjadi bersama-sama dengan Tinea kruris.
Penyebab utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites.
Mikrosporon gipseum, M.kanis, M.audolini. Penyakit ini sering
menyerupai : 1) Pitiriasis rosea, 2) Psoriasis vulgaris, 3) Morbus hansen
tipe tuberkuloid, dan 4) Lues stadium II bentuk makulo-papular.
3. Tinea Kruris
Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun,
bertambah hebat bila disertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang
timbul dapat bersifat akut atau menahun. Kelainan yang akut
memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous dengan
erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak
tegas dan aktif. Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi yang
nampak hanya makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan
likenifikasi. Gambaran yang khas adalah lokalisasi kelainan, yakni daerah
lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadangkadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan
dapat sampai ke aksila

Penyebab utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan


T.mentografites.
4. Tinea Pedis
Tinea pedis disebut juga Athletes foot = Ring worm of the foot.
Penyakit ini sering menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja
di tempat basah seperti tukang cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orangorang yang setiap hari harus memakai sepatu yang tertutup seperti
anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan
sampai rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder.
Ada 3 bentuk Tinea pedis yaitu sebagai berikut :
1. Bentuk intertriginosa
Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celahcelah jari terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan
kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat jamur-jamur hidup
lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena
sentuh. Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas
disertai gejala-gejala umum.
2. Bentuk hyperkeratosis
Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik
terutama ditelapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Bila
hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisurafisura yang dalam pada
bagian lateral telapak kaki.
3. Bentuk vesikuler subakut
Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari,
kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada
vesikel dan bula yang terletak agak dalam di bawah kulit, diserta
perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel ini memecah akan
meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi
infeksi akan memperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat
terjadi erisipelas. Semua bentuk yang terdapat pada Tinea pedis,
dapat terjadi pada Tinea manus, yaitu dermatofitosis yang menyerang
tangan.
Penyebab utamanya ialah : T .rubrum, T .mentagrofites, dan
Epidermofiton flokosum
4. Tinea Unguium
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur
penyebab dan permulaan dari dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal
bila dimulai dari pangkal kuku, Subinguinal distal bila di mulai dari tepi
ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah kuku.
Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan
disertai oleh subungual hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya
detritus yang banyak mengandung elemen jamur. Onikomikosis ini
merupakan penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta
pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini setelah beberapa
lama, karena penyakit ini tidak memberikan keluhan subjektif, tidak
gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita baru datang berobat
setelah seluruh kukunya sudah terkena penyakit.
Penyebab utama adalah : T.rubrum, T.metagrofites

5. Tinea Imbrikata
Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang
disebabkan oleh Trikofiton consentricum. Gambaran klinik berupa
makula yang eritematous dengan skuama yang melingkar. Apabila
diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada umumnya
pada bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih
tenang, tetapi seluruh makula ditutupi oleh skuama yang melingkar.
Penyakit ini sering menyerang seluruh permukaan tubuh sehingga
menyerupai:
a. Eritrodemia
b. Pempigus foliaseus
c. Iktiosis yang sudah menahun
6.

Tinea Barbae
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah
jenggot, jambang dan kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu
menjadi putus.
Ada 2 bentuk yaitu superfisialis dan kerion
- Superfisialis : kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan
skuama yang mula-mula kecil selanjutnya meluas ke arab luar dan
memberi gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif.
Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tinea korporis.
- Kerion : bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan
ditutupi krusta atau abses kecil dengan permukaan membasah
oleh karena erosi.
Penyebab utama : Berbagai spesies jamur yang zoofilik misalnya
T.verrucosum

b. Non Dermatofitosis
Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling
luar. Hal ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang
dapat mencerna keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang
paling luar. Yang masuk ke dalam golongan ini adalah :
1. Tinea Versikolor
Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering
terjadi disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah
penyakit yang kronik dan asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai
coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan dan
kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka
dan kulit kepala.
Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-sel
bulat, bertunas, berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang
pendek dan bengkok, biasanya tidak menyebabkan tanda-tanda patologik
selain sisik halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas
sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler sampai
plakat.
Ada dua bentuk yang sering dijumpai:
- Bentuk makuler : Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan
sguama halus diatasnya dan tepi tidak meninggi.
- Bentuk folikuler : Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut

Mallasezia furfur, merupakan organisme saprofit pada kulit normal.


Bagaimana perubahan dari saprofit menjadi patogen belum diketahui.
Organisme ini merupakan lipid dependent yeast. Timbulnya penyakit
ini juga dipengaruhi oleh faktor hormonal, ras, matahari,peradangan kulit
dan efek primer pytorosporum terhadap melanosit.
Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal
bila,berkeringat. Bisa pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi
penderita mengeluh karena malu oleh adanya bercak tersebut. Pada
orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai bercak
hipopigmentasi, tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi bisa
berwarna kecoklatan ataupun kemerahan. Di atas lesi terdapat sisik halus
2. Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut sepanjang corong rambut yang
memberikan benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut.
Ada dua macam:
a. Piedra putih
Disebabkan oleh jamur jenis Trikosporon beigelii erupakan yang
terdapat pada rambut. Piedra putih ditemukan pada rambut ketiak
dan pubis, jarang mengenai rambut kepala. Piedra putih terutama
terdapat didaerah subtropis, daerah dingin, (di Indonesia belum
ditemukan). Jamur penyebab piedra putih mempunyai hifa yang tidak
berwarna, termasuk moniliaceae. Jamur berbentuk hifa berukuran 2-4
mikron, artokondria dan blastokonidia. Benjolan pada piedra putih
terlihat lebih memanjang pada rambut dan anyaman hifa tidak padat.
Benjolan mudah dilepas dari rambut. Tidak terlihat askus pada massa
jamur.
Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya kontak langsung
dari orang yang sudah terkena infeksi. Pada piedra putih, kelainan
rambut tampak sebagai benjolan yang berwarna putih kekuningan.
Selain pada rambut kepala, dapat juga menyebabkan kelainan pada
rambut kumis dan rambut janggut.
b. Piedra hitam
Merupakan jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada rambut berupa
benjolan yang melekat erat pada rambut, berwarna hitam) yang
disebabkan oleh jamur Piedraia hortae. Penyakit ini umumnya
terdapat di daerah tropik, terutama Indonesia. Jamur ini tergolong
kelas ascomycetes dan membentuk spora seksual. Piedraia hortae,
termasuk jamur Dematiaceae. Pada sediaan langsung dari koloni yang
padat ini terlihat hifa hitam berseptum. Dalam koloni yang padat
tersebut juga dibentuk askus yang berisi askospora.
Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur penyebab
dan jamur akan tumbuh membentuk koloni di sepanjang batang
rambut. Diagnosis piedra hitam ialah dengan memriksa benjolan pada
rambut.
3. Otomikosis
Otomikosis adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian luar. Jamur
dapat masuk ke dalam liang telinga melalui alat-alat yang dipakai untuk
mengorek-ngorek telinga yang terkontaminasi atau melalui udara atau air.

Penderita akan mengeluh merasa gatal atau sakit di dalam liang telinga.
Pada liang telinga akan tampak berwarna merah, ditutupi oleh skuama,
dan kelainan ini ke bagian luar akan dapat meluas sampai muara liang
telinga dan daun telinga sebelah dalam. Tempat yang terinfeksi menjadi
merah dan ditutupi skuama halus. Bila meluas sampai ke dalam, sampai
ke membrana timpani, maka daerah ini menjadi merah, berskuama,
mengeluarkan cairan srousanguinos. Penderita akan mengalami
gangguan pendengaran. Bila ada infeksi sekunder dapat terjadi otitis
ekstema. Penyebab biasanya jamur kontaminasi yaitu Aspergillus, sp,
Mucor, Rhizopus, Candida dan Penicillium.
Jamur penyebab otomikosis merupakan jamur kontaminan yang terdapat
di udara bebas. Aspergillus dan Penicillium membentuk spora aseksual
yang tersusun seperti rantai yang disebut konidia (aleuriospora). Konidia
dibentuk pada ujung hifa khusus yang disebut konidiofor. Spora aseksual
yang dibentuk oleh Mucor dan Rhizopus, ialah sporangiospora yang
letaknya di dalam gelembung sporangium. Rhizopus membentuk rizoid
(akar semu), sedangkan Mucor tidak. Semua jamur ini membentuk koloni
filamen pada biakan.jamur Candida terdiri atas sel-sel ragi yang kadangkadang bertunas (blastospora) dan hifa semu (yaitu hifa yang terbentuk
dari rantai blastopora) yang memanjang dan menyempit pada sekatnya.
Jamur ini membentuk koloni :seperti ragi pada biakan.
4. Tinea Nigra Palmaris
Tinea nigra ialah infeksi jamur superfisialis yang biasanya menyerang
kulit telapak kaki dan tangan dengan memberikan warna hitam sampai
coklat pada kulit yang terserang dan kadang-kadang tampak bersisik.
Penyebabnya adalah Cladosporium wemecki atau Cladosporium mansoni
jamur ini banyak menyerang anak-anak dengan higiene kurang baik dan
orang-orang yang banyak berkeringat. Tinea nigra palmaris banyak
ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah. Penyakit ini jarang ditemukan
di Indonesia.
Jamur ini termasuk Dematiaceae yang membentuk koloni berwarna coklat
hitam. Pada biakan tumbuh koloni berwarna hitam dan padat. Sediaan
langsung koloni ini menunjukkan hifa berseptum dan berwarna
coklat/hitam.
2. MIKOSIS SISTEMIK (MIKOSIS PROFUNDA)
Mikosis sistemik/profunda ialah penyakit jamur yang mengenai alat dalam.
Penyakit ini dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam (misalnya
paru), melalui luka, atau menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam lain.
Jamur yang berhasil masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma) atau
menyebabkan penyakit sistemik (misalnya, histoplasmosis). Mikosis sistemik
terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala klinis
tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius,
traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang,
dan kadang kulit
a. Ditinjau dari penyakit jamur subkutan yang dijumpai di Indonesia
1. Misetoma
Misetoma ialah sindrom klinis yang disebabkan oleh infeksi jamur, terdiri
atas pembengkakan setempat yang indolen dan membentuk sinus,
menyerang jaringan kutan, subkutan, fasia dan tulang. Infeksi misetoma
terjadi melalui trauma, misalnya tusukan duri yang terkontaminasi jamur

(biasanya pada tanah) pada kulit atau jaringan subkutan.


Terdapat dua bentuk misetoma:
a. Misetoma aktinomikotik (bacterial mycetoma) yang disebabkan oleh
jamur golongan schizomycophyta, yaitu Actinomycetes, Nocardia dan
Streptomyces. Jamur penyebab yang penting adalah Actinomadura
pelletieri, Nocardia brasiliensis dan Streptomyces somaliensis
b. Misetoma maduramikotik (fungal mycetoma atau eumycetoma)
disebabkan oleh jamur golongan eumycophyta, diantaranya adalah
Madurella mycetomatis, Scedosporium apiospermum , Madurella
grisea, Leptosphaeria sinegalinsis.
Hifa jamur membentuk gumpalan yang disebut butir-butir jamur yang
merupakan koloni jamur di dalam jaringan. Butir-butir jamur dapat
berwarna putih, kekuning-kuningan, tengguli hitam atau berwarna lain,
tergantung pada spesies jamur penyebabnya.
Pengobatan misetoma biasanya harus disertai reseksi radikal, bahkan
amputasi kadang-kadang perlu dipertimbangkan. Obat-obat misalnya
kombinasi kotrimoksazoldengan streptomisin dapat bermanfaat, bila
penyakit yang dihadapi adalah misetomaaktinomikotik, tetapi pengobatan
memerlukan waktu lama (9 bulan- 1 tahun) dan bila kelainan belum
meluas benar. Obat-obat baru antifungal misalnya itrakonazol dapat
dipertimbangkan untuk misetoma maduromikotik.
2. Sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium
schenckii dan ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kulit
dan jaringan subkutis diatas nodus bening sering melunak dan pecah
membentuk ulkus yang indolen. Infeksi terjadi karena jamur masuk ke
dalam jaringan subkutis melalui luka pada kulit oleh duri atau kayu lapuk.
Infeksi dapat juga melalui inhalasi spora.
Sporotrikosis disebabkan oleh Sporotrichum schenckii atau Sporothrix
schenckii. Dialam bebas, S.schenckii sering terdapat di tanah dan
tumbuh-tumbuhan yang sudah lapuk. Sporotrichum schenckii adalah
jamur dimorfik bergantung suhu (thermally dimorphic). Biakan jamur pada
suhu kamar membentuk koloni filamen putih dengan hifa halus dan spora
yang tersusun menyerupai bunga pada ujung konidiofora. Pada suhu 37C
biakan membentuk koloni ragi dengan blastospora yang bulat dan
lonjong.
3. Kromomikosis
Kromomikosis merupakan infeksi lokal yang menahun pada kulit dan
jaringan subkutis orang sehat dan imunokompeten, yang sering terjadi
pada kaki atau tungkai bawah, dengan kelainan khas berbentuk kutil
(verrucous) yang secara lambat tumbuh terus. Kelainan ini disebabkan
oleh beberapa spesies jamur berwarna gelap coklat kehitaman
(dematiaceae).
Kromomikosis disebabkan oleh beberapa spesies jamur yang tergolong
Dematiaceae. Diantaranya adalah Phialophora verrucosa, Fonseceae
pedrosoi, Fonseceae compacta, Cladosporium carrionii dan Rhinocladiella
aquaspersa. Jamur penyebab kromomikosis terdapat di tanah, kayu dan
tumbuh-tumbuhan yang sudah busuk. Jamur ini tergolong Dematiaceae,

berwarna gelap coklat sampai coklat kehitaman dan membentuk koloni


filamen. Masing-masing spesies mempunyai jenis sporulasi yang berbeda.
Pengobatan yang biasanya dengan pemberian larutan kaliumIodida jenuh
oral. Dalam hal yang rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin B
atauitrakonazol dapat diberikan.
4. Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis
Penyakit jamur ini terdiri atas berbagai infeksi yang disebabkan oleh
bermacam-macam jamur pula yang taksonominya dan peranannya masih
didiskusikan. Zygomycetes meliputi banyak genera yaitu : Mucor,
Rhizopus, Absidia, Mortierella, dan Cunning-hamella. Penyakit ini
disebabkan oleh jamur yang pada dasarnya oportunistik, maka pada
orang sehat jarang ditemukan Fikomikosis subkutan. Kelainan timbul di
jaringan subkutan antara lain: di dada, perut, atau lengan ke atas sebagai
nodus subkutan yang perlahan-lahan membesar setelah sekian waktu.
Nodus itu konsistennya keras kadang dapat terjadi infeksi sekunder.
Penderita pada umumnya tidak demam dan tidak disertai pembesaran
kelenjar getah bening regional. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan histopatologik dan biakan. Jamur agak khas hifa lebar 6-50
m seperti pita, tidak bersepta, dan coenocytic.
Sebagai terapi fikomikosis subkutan dapat diberikan larutan jenuh kalium
Iodida.Mulai dari 10-15 tetes 3 kali sehari dan perlahan-lahan dinaikkan
sampai timbul gejalaintoksikasi, penderita mual dan muntah. Kemudian
dosis diturunkan 1-2 tetes dandipertahankan terus menerus sampai
tumor menghilang. Itrakonazol berhasil mengatasifikomikosis subkutan
dengan baik. Prognosis bentuk klinis ini umumnya baik.
b. Ditinjau dari penggolongan Infeknya
Ditinjau dari penggolongan Infeknya Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi
sistemik primer dan infeksi oportunis.
1. Infeksi Sistemik Primer : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh
jamur yaitu: Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis,
Koksidioidomikosis, Blastomikosis
a. Nokardiosis
Nokardiosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh Nocardia sp.
Nocardia spesies terdapat dialam bebas,di tanah sebagai
saprofit.Penyakit terjadi karena inhalasi jamur(terhirup).infeksi ini lebih
sering terjadi pada laki laki dari pada perempuan .manusia jarang
terkena Nocardia sp. kecuali pada individu yang
irnnunokomporis.terdapat dua bentuk nokardiosis yaitu nokardiosis
sistemik dan nokardiosis misetoma.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Nocardia asteroides, infeksi terjadi
melalui inhalasi. Kelainan primer terjadi pada paru paru menyebar
melalui darah dapat menginfeksi ginjal dan otak. Nokardiosis ialah
penyakit kosmopolit .Di Indonesia telah dilaporkaan penderita
nokardiosis paru diantaranya disebabkan oleh N. Brasiliensis.
Nocardia berukuran diameter < I mikron,bersifat gram positif Nocardia
asteroides, N. Brasiliensis bersifat tahan asam sebagian. Koloni
Nocardia bersfat aerob. Infeksi terjadi dengan inhalasi jamur, kelainan
primer terdapat dalam paru dan menyerupai penyakit paru lain.
Dengan penyebaran hematogen,jamur dapat ke alat alat lain terutama

ke otak dan ginjal.


b. Kriptokokosis
Kriptokokosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur
Cryptococcus neoformans. Jamur ini hidup ditanah yang mengandung
kotoran burung merpati, menyebabkan penyakit Meningitis. Infeksi
terjadi jika spora masuk melalui inhalasi ke paru paru, jamur
berkembang biak dalam alveoli dan dapat menimbulkan penyakit
pada paru-paru jika faktor predisposisi mendukung. Sering kali gejala
infeksi paru tidak diperhatikan karena ringan, tetapi jika telah masuk
ke otak dan timbul gejala yang menonjol barulah dilakukan
pemeriksaan terhadap kriptokokosis.
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran
burung merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan
menggunakan KHO tinta cina untuk melihat adanya kapsul pada spora
yang berbentuk oval. Biakan pada media Sabaroud agar tampak
koloni berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).
c. Histoplasmosis
Histoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur
Histoplasma capsulatum yang bersifat dimorfik dan menyebabkan
penyakit histoplasmosis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui
inhalasi pada paru-paru dan menimbulkan peradarangan setempat,
diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe regional. Dengan foto
Rontgen tampak gambaran menyerupai tuberculosis paru. Jika infeksi
dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi
menyebar ke seluruh organ dalam dan dapat menimbulkan kematian.
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, darah, LCS, urin dan bahan
biopsi. Pemeriksaan langsung dari bahan yang berasal dari jaringan
maka akan tampak spora yang berbentu bulat / oval (yeast).
Bahan pemeriksaan ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh
koloni:
- Koloni Yeast jika diinkubasi pada suhu 37 C
- Koloni Mold jika diinkubasi pada suhu ruang.
Jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka pada koloni yeast
tampak spora yang berbentuk oval. Dan pada koloni mold jika
dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka tampak hifa- hifa dan
makrokonidia.
d. Koksidiomikosis
Koksidiomikosis merupakan penyakit pernapasan yang cara infeksinya
dengan inhalasi spora C.immitis, jamur dimorfik yang terdapat di alam
bebas. C. Immitis adalah jamur dimorfik. Di tanah dan dalam biakan
dalam suhu kamar C.immitis membentuk koloni filamen. Hifa jamur ini
membentuk artrospora dan mengalami fragmentasi. Artrospora
ringan, mudah dibawa oleh angin dan terhirup ke dalam paru. Pada
suhu 37C, C.immitis membentuk koloni yang terdiri atas sferul yang
berisi endospore.
e. Blastomikosis
Penyebabnya ialah Blastomyces dermatitidis. Jamur ini adalah jenis
jamur dimorfik dan terdapat bebas di alam. Dalam biakan pada suhu

37C dan jaringan manusia, jamur tumbuh sebagai sel ragi (8 15


mikron) berdinding tebal dan berkembang biak dengan membentuk
tunas. Tunas ini berhubungan dengan sel induk pada dasar yang lebar.
Biasanya hanya dibentuk satu tunas. Biakan pada suhu kamar
membentuk koloni filamen dengan mikrokonidia berbentuk lonjong
sampai bulat. Pengobatan dilakukan dengan pemberian amfoterisin-B
secara intravena
2. Infeksi Oportunis : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur yaitu
: Kandidiasis, Aspergilosis
a. Kandidiasis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida
yang paling patogen adalah Candida albicans dan paling sering
ditemukan . Genus ini hidup sebagai saprofit dan merupakan flora
normal kulit dan selaput mukosa, saluran pencernaan, vagina dialam
ditemukan pada air , tanah.Infeksi terjadi melalui kontak, tertelan,dan
lesi/ traumatik Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu berbentuk hifa /
speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan
berbentuk ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit.
Kandida berada pada jaringan yang mati dan melakukan invasi
kebawah permukaan kulit atau mukosa yang luka, terjadinya invasi ke
jaringan bawah kulit dipengaruhi oleh faktor virulensi, kolonisasi pada
kulit serta terjadinya penurunan daya tahan tubuh. Faktor virulensi
berperan dalam terjadinya adhesi candida pada endotel dan epitel,
sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan kemampuan
mengatasi imunitas inang, candida mampu membentuk pseudohifa
dan enzim proteinase aspartat untuk menembus sel jaringan inang.
Terdapat beberapa bentuk gambaran klinik yaitu:
a. Kandidiasis kutis, terdiri dari : Kandidiasis intertriginosa, Paronikia,
Diaper diseases (kandidiasis popok) dan Granuloma candida
b. Kandidiasis mukokotan terdiri dari:
- Pada mulut : thrush, glosistis, stomatis, chelitis, perleche
- Vaginitis
- Bronkhus dan paru paru
- Saluran pencernaan
- Kandidiasis mukokutan kronik
Bahan pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret
mata, mukosa mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram
dan KOH 10 %. Secara mikroskopik tampak spora yang berbentuk
oval, pada pulasan gram bersifat gram positip. Ditemukan
blastospora, klamidospora, pseudohifa. Pada media Sabaroud agar
koloni tampak krem konsistensi smooth Bau seperti ragi.
b. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur
Aspergillus. Jamur ini terdapat dialam bebas, sehingga sporanya
sering diisolasi dari udara. Aspergilus termasuk jamur kontaminan.
Spesies yang sering dianggap penyebab penyakit adalah : A.
Fumigatus, A. niger, A. flavus. Cara infeksi tergantung lokasi yang
diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis kulit, Aspergilosis
sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis sistemik.
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, sekret hidung, nanah,

kerokan kulit, kerokan kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan langsung


dari bahan pemeriksaan ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan
atau tanpa spora, ditemukan bangunan aspergilus vesikel, sterigmata.
Pada media Sabaroud agar dapat tumbuh cepat pada suhu ruang
membentuk koloni mold yang granuler, berserabut dengan beberapa
warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus fumigatus koloni
berwarna hijau. Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus
flavus koloni berwarna putih atau kuning.

You might also like