You are on page 1of 3

PRURIGO

Stevanus Handrawan, S.Ked


Pembimbing dr. Fitriani, SpKK
Bagian/Departemen Dermatologi dan Venereologi
FK Unsri/RSUP Moh. Hoesin Palembang
2016

PENDAHULUAN
Prurigo merupakan suatu penyakit kulit dengan gejala pruritus yang sangat hebat
berupa papul atau nodul1. Karakteristik lesi papul pada prurigo berbentuk seperti kubah
dengan vesikel pada puncaknya. Vesikel hanya terdapat sementara lalu menghilang akibat
garukan sehingga krusta lebih sering dilihat pada puncak papul. Papul tampak dalam
beberapa tahap perkembangan dan umumnya didapatkan pada usia menengah atau orang
tua pada kedua jenis kelamin2.
Area predileksi prurigo terdapat pada trunkus dan ekstremitas ekstensor yang
tersebar secara simetris. Tempat lain seperti muka, leher, trunkus bawah dan bokong
merupakan daerah lain yang dapat terkena lesi. Lesi dapat muncul secara bersamaan
sehingga lesi berbentuk papulovesikel dan scar dapat terlihat pada saat yang sama2.
Terdapat berbagai macam prurigo, yang tersering terlihat ialah prurigo Herba
disusul oleh prurigo nodularis. Klasifikasi prurigo yang paling umum digunakan adalah
klasifikasi yang dikemukakan oleh KOCSARD pada tahun 1962. KOCSARD membagi
prurigo menjadi dua kelompok yaitu prurigo simpleks dan dermatosis pruriginosa. Kecuali
itu masih ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong bentuk neurodermatitis yaitu prurigo
nodularis3.

PRURIGO NODULARIS
Definisi
Adalah suatu prurigo kronis dengan nodul multipel yang sangat gatal umumnya pada
ekstremitas terutama pada permukaan paha dan kaki anterior. Lesinya tersusun secara
linear, berukuran seperti kacang atau lebih besar, keras, eritematous atau kecoklatan.
Ketika berkembang sempurna lesi menjadi verukosa atau fissure. Karakteristik pruritus

pada prurigo nodularis adalah intermiten, tidak dapat ditahan, dan reda hanya dengan
menggaruk pada bagian lesi, umumnya terdapat perdarahan dan sering terbentuk skar2.
Etiologi
Penyebab prurigo nodularis masih belum diketahui. Stres emosional adalah salah satu
faktor yang berkontribusi pada prurigo nodularis. Sekitar 65 80% pasien memiliki
riwayat atopi. Pada pasien dengan riwayat atopi memiliki onset yang lebih awal meskipun
tidak ada erupsi eksim. Sebanyak 20% kasus prurigo nodularis diawal dengan gigitan
serangga1. Penyakit sistemik lain seperti anemia, penyakit hepar, HIV, kehamilan, gagal
ginjal, penyakit limfoproliferatif, photodermatitis, gluten enteropathy adalah faktor risiko
terjadinya prurigo nodularis2.
Histopatologi
Temuan histopatologi prurigo nodularis berupa hiperkeratosis, akantosis irreguler, dan
infiltrasi sel mononuclear perivaskuler pada dermis. Kolagen dermis dapat meningkat
terutama pada papila dermis dan mungkin ada subepidermal fibrin dimana kedua
gambaran ini menunjukkan adanya eksoriasi2.
Gambaran Klinis
Prurigo dapat dialami semua usia namun umumnya pada rentang usia 20 60 tahun pada
kedua jenis kelamin. Lesi bervariasi dari papul yang kecil hingga nodul globular keras
berukuran 1-3cm dengan permukaan yang menonjol dan kasar. Lesi awal berwarna merah
dan menunjukkan kemiripan dengan urtika. Krusta dan skuama dapat ditemui pada lesi
eksoriasi yang baru. Kulit yang terkena sering menunjukkan adanya xeroderma dan
hiperpigmentasi berbentuk cincin tidak teratur sekitar nodul. Jumlah lesi bervariasi dan
dapat berukuran sangat besar. Nodul tersusun secara berkelompok, umumnya muncul pada
bagian distal ekstremitas dan lebih parah pada bagian ekstensor. Trunkus, muka dan
telapak tangan merupakan bagian yang terkadang terkena lesi. Pasien mengeluh sangat
terganggun karena pruritus hebat. Nodul baru terus bermunculan dan nodul yang lama
tetap memberikan rasa gatal meskipun nodul dapat regresi dan meninggalkan skar1.

Prurigo nodularis pada lengan1

Diagnosis
Diagnosis prurigo nodularis

Tatalaksana

DAFTAR PUSTAKA
1.

Breathnach SM. Drug Reactions. Burns T, Breathnach S, Cox S, Griffiths. Rooks

2.

Textbook of Dermatology. 8th ed. London: Wiley-Blackwell. 2010;4(75):p23.42.


James WD, Berger TG, Elston DM. Editor. Chronic Pruritic Dermatoses of
Unknown Cause. Andrews' Diseases of the skin clinical dermatology. 11th ed. New
York: Saunders Elsevier;2011.p.51-3.

3.

Wiryadi BE. Prurigo. Djuanda A, Hamzah M, dan Aisah S. Editor. Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia;2011.p.272-5.

4.

You might also like