Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Nodul Pita suara merupakan penyakit lesi jinak laring dimana terdapat penebalan
setempat yang hampir simetris pada pita suara, diperbatasan sepertiga depan dan dua pertiga
belakang pita suara asli. Nodul ini menghalang halangi getaran pita suara dan penutupan
glottis, dengan akibat suara menjadi parau. Kelainan ini sering disebut juga singers node.1,2
Kelainan ini biasanya disebabkan oleh penggunaan suara yang berlebihan terus
menerus. Nada tinggi merupakan faktor yang penting, karena vocal nodul jarang ditemukan
pada suara baritone atau bas. Maka dari itu sering dijumpai pada guru, penyanyi, Penyiar dan
presenter, nodul dapat terjadi pada anak-anak dewasa wanita lebih sering terkena.1,3
Pada sebuah studi, prevalensi yang ditemukan adalah 43% dari 218 kasus disfoni dari
1046 guru wanita di spanyol. Para guru rata rata berbicara selama 102 menit per 8 jam. Para
penyanyi bersuara serak 25% mengalami nodul pita suara.4
Gejala yang sering dijumpai pada vocal nodul yaitu terdapat suara parau dan kualitas
suara seperti mendesah, kadang kadang disertai batuk. Pemeriksaan ditegakkan melalui
laringoskop tak langsung/ langsung dimana akan tampak nodul di pita suara sebesar kacang
hijau atau lebih kecil, bewarna keputihan.1,4,5
Terapi umum pada vocal nodul yaitu istirahat suara total dan pemberian
kortikosteroid, dimana nodul diharapkan akan menghilang dalam jangka waktu tertentu.
Terapi bedah dilakukan pada kelompok pasien tertentu.3
BAB II
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTRA Page 1
ISI
Anatomi
Laring merupakan bagian yang terbawah dari saluran nafas bagian atass. Bentuknya
menyerupai limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar daripada bagian
bawah.1
Kerangka Laring tersusun dari satu tulang dan beberapa buah tulang rawan yang
dihubungkan oleh membran dan ligamentikum dan digerakkan oleh otot. Laring dilapisi oleh
membrane mukosa.1,6,7
kartilago krikoid
Batas belakang adalah M. Aritenoid transverus dan lamina kartilago krikoid.1
Pada laring terdapat pita suara asli (plika vokalis) dan pita suara palsu (plika
ventrikularis). Bidang antara plika ventrikularis kiri dan kanan disebut rima vestibule. Plika
vokalis dan plika ventrikularis membagi rongga laring dalam 3 bagian yaitu : vestibulum
laring/supraglotik (diatas plika ventrikuraris), glotik dan subglotik (dibawah plika vokalis).1
Persarafan Laring
Laring dipersarafi oleh cabang cabang nervus vagus, yaitu N. Laringis superior dan N
Laringis Inferior. Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan sensorik.1
Pendarahan
Pendarahan laring berasal dari A. Laringius Superior, A.Laringius inferior dan A.
Krikotiroid. A. Larinis superior merupakan cabang dari A. tiroid superior, A. laringis inferior
merupakan cabang dari A. tiroid inferior.1,3
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTRA Page 5
Fisiologi
Walaupun laring biasanya dianggap sebagai organ penghasil suara, namun ternyata
mempunyai tiga fungsi utama. Yaitu :
a. Proteksi jalan nafas
b. Respirasi
c. Fonasi.6
a. Proteksi jalan nafas
Perlindungan jalan nafas selama aksi menelan terjadi melalui mekanisme
berbeda. Aditus laringis sendiri tertutup oleh kerja sfingter dari otot tiroaritenoid
dalam plika ariepiglotiika dan korda vokalis palsu, disamping aduksi korda vokalis
sejati dan arytenoid yang ditimbulkan oleh otot intrinsic laring lainnya.1,6
b. Respirasi
Selama respirasi tekanan intratoraks dikendalikan oleh berbagai derajat korda
vokalis sejati. Perubahan tekanan ini membantu system jantung dan paru. Selain itu,
bentuk korda vokalis palsu dan sejati memungkinkan laring berfungsi sebagai katup
tekanan bila menutup, memungkinkan peningkatan tekanan intraorakal yang
diperlukan untuk tindakan tindakan mengejan.1,6
c. Fonasi
Fungsi laring sebagai fonasi yaitu dengan membuat suara serta menentukan
tinggi rendahnya nada. Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis.1
Fungsi laring lainnya yaitu :
a. Reflex batuk
Benda asing yang telah masuk kedalam trakea dapat dibatukkan keluar. Dan
dengan batuk, sekret yang berasal dari paru dapat dikeluarkan.1
b. Menelan
Laring membantu menelan melalui 3 mekanisme, yaitu gerakan laring bagian
bawah ke atas, menutup aditus laringis dan mendorong bolus makanan turun ke
hipofaring dan tidak masuk lagi kedalam laring.1
c. Emosi
Laring juga mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi, seperti
berteriak, mengeluh, menangis dan lain lain.1
Nodul pita suara adalah penebalan setempat yang hampir simetris pada pita suara,
diperbatasan sepertiga anterior dan dua pertiga posterior pita suara asli. Nodul ini memiliki
karakteristik berupa penebalan epitel dengan tingkatan lapisan superfisial lamina propia
Kelainan ini sering disebut dengan singers nodes, atau teachers nodes.1,2,4
Etiologi
Nodul pita suara biasanya disebabkan oleh penyalahgunaan pemakaian suara (vocal
abuse) dalam waktu lama, berlebihan dan dipaksakan seperti pada guru, penyanyi maupun
anak anak. Faktor faktor penyebab laryngitis kronis juga berpengaruh, tetapi penggunaan
suara yang berlebihan secara terus menerus merupakan faktor pencetus yang terpenting.
Akibatnya lesi paling sering terdapat pada pemakai suara professional.1,3
Vocal abuse bercirikan suara yang berangsur angsur menurun, terutama disebabkan oleh
1.
2.
3.
4.
Berteriak atau berbicara diarea dengan suasana berisik (misal restoran) juga menjadi
salah satu penyebab. Nodul pita suara dapat juga disebabkan oleh infeksi, alergi, dan refluks.
Kebiasaan merokok dinyatakan sebagai faktor tambahan.4
Epidemiologi
Nada tinggi merupakan faktor yang penting, karena vocal nodul jarang ditemukan
pada suara baritone atau bas. Karena alasan ini, nodul sering ditemukan pada pria berumur
dibawah 20 tahun, tetapi belakangan ini lesi meningkat pada wanita. Pada sebuah studi,
prevalensi yang ditemukan adalah 43% dari 218 kasus disfoni dari 1046 guru wanita di
Spanyol. Para guru berbicara rata rata 102 menit per 8 jam. Pada penyanyi yang bersuara
serak, 25% mengalami nodul pita suara.3,4
Patogenesis
Asal nodul pita suara berhubungan dengan anatomi pita suara yang khas. Nodul dapat
bilateral dan simetris pada pertemuan sepertiga anterior dan dua pertiga posterior pita
suara.Pada tepi bebas pita suara, terdapat ruang potensial subepitel (reinkes space), yang
mudah diinfiltrasi oleh cairan edema atau darah dan mungkin inilah yang terjadi pada lesi
yang disebabkan oleh trauma akibat penggunaan suara berlebih. Karena nodul merupakan
reaksi inflamasi terhadap trauma mekanis, terlihat perubahan inflamasi yang progresif. Nodul
yang baru biasanya lunak dan bewarna merah. Ditutupi oleh epitel skuamosa dan stroma
dibawahnya mengalami edema serta memperlihatkan peningkatan vaskularisasi, dilatasi
pembuluh darah dan pendarahan sehingga menimbulkan nodul polipoid dalam berbagai tingat
pembentukan.2,3,4
Jika trauma atau penyalahgunaan suara ini berlanjut, maka nodul menjadi lebih
matang dan lebih keras karena mengalami fibrosis dan hialinasi. Nodul yang matang seperti
pada penyanyi professional tampak pucat dan fibrotik. Epitel permukaannya menjadi tebal
dan timbul keratosis, akantosis dan parakeratosis.3,4
Gejala klinis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dapat mengalami suara menggumam. Pada anak anak stridor inspirasi sering
ditemukan.2,3,4
3. Granuloma Pita suara
Merupakan kelainan local yang kadang kadang tampak di prosesus vokalis
salah satu atau kedua aritenoid. Keluhan pasien yang tipikal adalah suara serak,
adanya sensasi benda asing dan nyeri tenggorok.2,4
4. Laringitis kronis non spesifik
Kelainan radang kronis pada mukosa laring yang berlangsung lama. Penyebab
secara pasti belum diketahui, tetapi faktor faktor seperti terpapar zat iritatif, merokok,
maupun penggunaan suara yang tidak tepat, mempunyai hubungan dengan penyakit
tersebut.6
Penatalaksanaan
1. Istirahat suara total
Hal ini penting untuk penanggulangan awal. Dengan istirahat suara, nodul
yang baru dapat hilang setelah istirahat suara total untuk jangka waktu tertentu.1,2,3n
2. Pemberian Kortikosteroid Topikal
Prognosa
Prognosa penatalaksanaan nodul pita suara adalah baik. Nodul juga dapat dicegah atau
disembuhkan dengan istirahat suara dan teknik berbicara yang baik. Nodul dapat muncul
kembali jika kebiasaan yang salah saat berbicara tidak diubah.2,3,5
BAB III
KESIMPULAN
Nodul pita suara adalah pertumbuhan yang menyerupai jaringan parut dan bersifat jinak pada
pita suara, biasanya sering ditemukan pada penyanyi maupun guru akibat penyalahgunaan
suara dalam waktu lama. Kelainan ini sering disebut juga singers node. Prevalensi penyakit
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTRAPage 12
ini 9,7-13%. Gejala yang timbul berupa suara parau. Pada pemeriksaan terdapat nodul dipita
suara bewarna keputihan. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan laring indirect/direct
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi E.A, Iskandar N, dkk. Buku ajar ilmu THT. Ed 6. Jakarta : Balai penerbit FK
UI.2012
2. Iskandar N. Buku saku ilmu kesehatan tenggorokan, hidung dan telinga. Ed 12.
Jakarta: EGC 2009
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTRAPage 13
3. Ballenger JJ, dkk. Penyakit THT kepala dan leher, jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara
1994.
4. Novita S, Yuwono N. Nodul pita suara. Rumah Sakit Umum Daerah Landak,
Ngabang, Kalimantan Barat, Indonesia. http://www.kalbemed.com/portals/pdf.
5. Ballenger JJ, dkk. Penyakit THT kepala dan leher, jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara.
1994
6. Andam G L. Boies LR, dkk. BOIES buku ajar ilmu penyakit THT. Ed 6. Jakarta :
EGC. 1997
7. Snell RS, anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed 6. Jakarta: EGC. 2006
8. Becker W, Naumann HH. A Pocket Reference : Ear, Nose and Throat disease. Second
Edition. New York: Thieme Medical Publisher. 1994
9. Colman HB. Disease of the Nose, Throat and Ear and Head and Neck: a handbook for
students and practitioners. Fourteenth edition. Oxford University. 1993