You are on page 1of 27

i

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I


ROSYID ADRIANTO
Departemen Fisika
Universitas Airlangga, Surabaya
E-mail address, P. Carlson: i an cakep@yahoo.co.id
URL: http://www.rosyidadrianto.wordpress.com

Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat diterbitkannya buku FISIKA UNTUK
UNIVERSITAS JILID I ini.
Ringkasan. Buku Fisika untuk Universitas Jilid I ini diterbitkan untuk menunjang materi kuliah Rosyid Adrianto, S.Si., di kelas.

Daftar Isi
Bab 1. Pengukuran dan Vektor
1. Besaran dan Dimensi

1
1

Bab 2. Kinematika
1. Gerak Satu Dimensi

3
3

Bab 3. Hukum I Newton


1. Hukum Pertama Newton : Hukum Kelembaman
2. Gaya, Massa, dan Hukum Kedua Newton

5
5
5

Bab 4. Hukum II Newton


1. Gesekan
2. Gaya - gaya Hambat
3. Gaya Sentripetal
4. Gaya Gravitasi
5. Gerak Planet dan Satelit
6. Soal Latihan

7
7
10
11
13
14
16

Bibliografi

21

BAB 1

Pengukuran dan Vektor


Fisika adalah ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat-sifat benda serta perubahannya, mempelajari gejala-gejala alam serta hubungan antara satu gejala
dengan gejala lainnya. Fisika berhubungan dengan materi dan energi, dengan
hukum-hukum yang mengatur gerakan partikel dan gelombang, dengan interaksi
antar partikel, dan dengan sifat-sifat molekul, atom dan inti atom, dan dengan
sistem-sistem berskala lebih besar seperti gas, zat cair, dan zat padat. Beberapa
orang menganggap fisika sebagai sains atau ilmu pengetahuan paling fundamental
karena merupakan dasar dari semua bidang sains yang lain [5].
Dalam bidang sains dan teknologi sering kali dilakukan riset-riset yang tidak
lepas dari berbagai macam pengukuran yang memerlukan beberapa macam alat
ukur. Dalam pengukuran ini sering melibatkan besaran-besaran penting yang
memiliki satuan dan dimensi. Besaran-besaran dalam fisika tidak hanya memiliki satuan melainkan ada beberapa di antaranya yang memiliki arah. Besaran fisis
yang memiliki satuan dan arah disebut besaran vektor.
Oleh sebab itu, dalam bab ini dibahas beberapa macam besaran beserta satuan dan dimensinya. Selain itu, dibahas pula beberapa macam alat ukur beserta
penggunaannya dan analisis matematika suatu vektor.
1. Besaran dan Dimensi
Besaran adalah keadaan dan sifat-sifat benda yang dapat diukur. Besaran fisika
dibedakan menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
1.1. Besaran pokok. Besaran pokok adalah besaran yang paling sederhana
yang tidak dapat dinyatakan dengan besaran lain yang lebih sederhana. Dalam fisika dikenal tujuh macam besaran pokok yaitu panjang, massa, waktu, arus listrik,
suhu, jumlah zat dan intensitas cahaya. Untuk memudahkan pernyataan suatu besaran dengan besaran pokok, dinyatakan suatu simbol yang disebut dimensi. Untuk
besaran pokok mekanika (panjang, massa, dan waktu) berturut-turut mempunyai
dimensi [L], [M], dan [T]. Besaran pokok ini hanya memiliki besar dan tidak memiliki arah. Tabel 1 menunjukkan satuan, simbol dan dimensi dari besaran pokok.
1.2. Besaran turunan. Besaran turunan adalah besaran yang dapat atau
bisa diturunkan dari besaran pokok. Besaran turunan ini memiliki besar dan arah.

1. PENGUKURAN DAN VEKTOR

Tabel 1. Besaran turunan


Besaran Fisika
Panjang
Massa
Waktu
Arus listrik
Suhu termodinamika
Jumlah zat
Intensitas cahaya

Satuan
meter
kilogram
sekon
ampere
kelvin
mol
kandela

Simbol
m
kg
s
A
K
mol
cd

Dimensi
L
M
T
I

N
J

BAB 2

Kinematika
Gambaran mengenai gerakan benda merupakan bagian yang penting dalam
penggambaran alam semesta secara fisis. Masalah ini merupakan inti pengembangan sains dari Aristoteles hingga Galileo. Hukum tentang pergerakan benda-benda
yang jatuh telah dikembangkan jauh sebelum Newton mengemukakan gagasannya
tentang benda-benda jatuh. Salah satu fenomena ilmiah pada masa awal adalah
mempersoalkan gerakan matahari melintasi langit dan gerak revolusi planet serta
bintang. Keberhasilan mekanika newton adalah penemuan bahwa gerakan bumi
dan planet-planet lain mengelilingi matahari dapat dijelaskan lewat gaya tarik antara matahari dan planet-planet itu.
1. Gerak Satu Dimensi
Kita akan mulai dengan benda-benda yang posisinya dapat digambarkan dengan menentukan posisi satu titik agar pembahasan tentang gerak dapat dipahami secara mudah. Benda semacam itu dinamakan partikel. Sebagai contoh, kita anggap bumi sebagai partikel yang bergerak mengelilingi matahari dalam lintasan yang menyerupai lingkaran. Dalam kasus itu, kita hanya fokus terhadap
gerakan pusat bumi, sehingga ukuran bumi dan rotasinya dapat diabaikan. Dalam
bidang astronomi, keseluruhan tata surya atau bahkan seluruh galaksi kadangkadang diperlakukan sebagai partikel. Jika kita menganalisis rotasi atau struktur
internal sebuah benda maka kita tidak dapat lagi memperlakukannya sebagai sebuah partikel tunggal. Akan tetapi, materi kita tentang gerakan partikel tetap
berguna, bahkan untuk kasus yang kompleks sekali pun, karena setiap benda dapat
dianggap sebagai kumpulan atau sistem partikel.
1.1. Kelajuan, Perpindahan, dan Kecepatan. Kelajuan rata-rata partikel disefinisikan sebagai perbandingan jarak total yang ditempuh terhadap waktu
total yang dibutuhkan:
jarak total
.
waktu total
Satuan SI kelajuan rata-rata adalah meter per sekon (M/s), dan satuan yang biasanya dipakai di Amerika adalah feet per sekon (ft/s). Secara internasional, satuan
yang lebih umum adalah kilometer per jam km/jam.
Konsep kecepatan serupa dengan konsep kelajuan akan tetapi berbeda karena
kecepatan mencakup arah gerakan. Agar dapat memahami konsep ini, terlebih
dahulu kita bahas konsep perpindahan. Pertama, kita buat sistem koordinat dengan memilih titik acuan pada sebuah garis untuk titik asal O. Untuk tiap titik lain
pada garis itu kita tetapkan sebuah bilangan x yang menunjukkan seberapa jauhnya titik itu dari titik asal. Tanda x bergantung pada posisi relatifnya terhadap
Kelajuan rata-rata =

2. KINEMATIKA

titik asal O. Kesepakatan yang biasa digunakan adalah titik-titik di kanan titik
asal diberi nilai positif dan titik-titik di kiri diberi nilai negatif.
Sebagai contoh, ada sebuah mobil yang berada pada posisi x1 saat t1 dan pada
posisi x2 saat t2 . Perubahan posisi mobil (x2 X1 ) dinamakan perpindahan. Dalam
fisika biasanya ditulis : x = x2 x1 .
Sementara kecepatan adalah laju perubahan posisi. Kecepatan rata-rata partikel didefinisikan sebagai perbandingan antara perpindahan x dan selang waktu
t:
x
x2 x1
vrata-rata =
=
.
t
t2 t1

BAB 3

Hukum I Newton
Mekanika klasik atau mekanika Newton adalah teori tentang gerak yang didasarkan pada konsep massa dan gaya serta hukum - hukum yang menghubungkan
konsep - konsep fisis ini dengan besaran kinematika (perpindahan, kecepatan, dan
percepatan) yang telah dibahas sebelumnya. Semua gejala mekanika klasik dapat
digambarkan dengan menggunakan tiga hukum sederhana yang dinamakan hukum
Newton tentang gerak. Hukum Newton menghubungkan percepatan sebuah benda
dengan massanya dan gaya - gaya yang bekerja padanya [1].
Hukum - hukum Newton
Hukum I. Benda berada pada kondisi tetap seperti keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan kecepatan sama (kecuali jika benda
dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang atau gaya eksternal neto) pada kerangka acuan yang tetap seperti keadaan awalnya pula (diam atau
bergerak dengan kecepatan sama).
Gaya neto yang bekerja pada sebuah benda disebut juga gaya resultan
yaitu jumlahPvektor semua gaya yang bekerja pada benda:
Fneto = F .
P Sementara pada hukum pertama ini besar gaya resultan adalah nol
( F = 0).
Hukum II. Percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding dengan gaya eksternal neto yang bekerja:
X
Fneto
a=
, atau
F = ma
m
Hukum III. Gaya - gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A
memberikan gaya pada benda , gaya yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan diberikan oleh benda B kepada benda A (Faksi = Freaksi ).
1. Hukum Pertama Newton : Hukum Kelembaman
Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau terus bergerak
dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada benda
itu. Kecenderungan ini digambarkan dengan mengatakan bahwa benda mempunyai kelembaman. Sehubungan dengan itu, hukum pertama Newton sering disebut
dengan hukum kelembaman.
2. Gaya, Massa, dan Hukum Kedua Newton
Hukum pertama dan kedua Newton dapat dianggap sebagai definisi gaya. Gaya
adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah
kecepatannya (dipercepat atau diperlambat). Arah gaya adalah arah percepatan
5

3. HUKUM I NEWTON

yang disebabkannya jika gaya itu merupakan satu - satunya gaya yang bekerja
pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda dan besarnya
percepatan yang dihasilkan gaya.
Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur resistansinya terhadap percepatan. Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa m1 , dan menghasilkan percepatan a1 , maka F = m1 a1 . Jika gaya yang sama dikerjakan pada
benda kedua yang massanya m2 , dan menghasilkan suatu percepatan a2 , maka
F = m2 a2 . Dengan menggabungkan persamaan - persamaan ini didapatkan
F = m1 a1 = m2 a2
atau
a1
m2
=
m1
a2
Benda standar internasional adalah sebuah silinder campuran platinum yang
disimpan di Bureau of Weights and Measures di Severes, Perancis. Satuan SI
untuk massa benda adalah 1 kilogram. Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan
percepatan 1 m/s2 pada benda standar adalah 1 newton (N).
(2.1)

BAB 4

Hukum II Newton
Bab keempat ini membahas penggunaan hukum Newton pada contoh kasus
kehidupan sehari - hari yang lebih nyata. Bab ini juga membahas secara singkat
gerakan benda yang dipengaruhi gaya hambat, yang tidak konstan tetapi bergantung pada kecepatan benda. Oleh sebab itu, diperlukan suatu kemampuan untuk
mendekati persoalan yang diawali dengan membuat gambar dan kemudian menunjukkan gaya - gaya penting yang bekerja pada tiap benda dalam diagram benda
bebas.
1. Gesekan
Jika Anda ingin memindahkan lemari pakaian besar yang diam di atas lantai
dengan gaya horizontal yang kecil, maka mungkin saja lemari itu tidak bergerak
sama sekali. Mengap ini terjadi? Alasannya sederhana yaitu karena lantai juga melakukan gaya horizontal terhadap lemari yang dinamakan gaya gesek statis
fs . Gaya gesek ini disebabkan oleh ikatan molekul - molekul lemari dan lantai
di daerah terjadinya kontak yang sangat erat antara kedua permukaan. Gaya ini
berlawanan arah dengan gaya luar yang dikerjakan. Gaya gesek statis agak mirip
dengan gaya pendukung yang dapat menyesuaikan dari nol sampai suatu gaya maksimum fs,maks , bergantung seberapa kuat Anda mendorong. Jika kotak meluncur,
ikatan molekuler secara terus - menerus dibentuk dan dipecah, sementara potongan - potongan kecil permukaan berpecahan. Hasilnya adalah sebuah gaya gesek
kinetik fk (gesekan luncuran) yang melawan gerakan. Untuk mempertahankan kotak agar meluncur dengan kecepatan konstan, Anda harus mengerjakan gaya yang
sama besar dan berlawanan arah dengan gaya gesek kinetik ini.
Mari kita lanjutkan contoh kasus di atas. Misalkan lemari yang Anda pindahkan tadi bermassa 10 kg dengan luas sisi 1 m2 dan luas ujun 20 cm2 . Jika
lemari berada dengan sisinya di atas lantai, hanya sebagian kecil dari total 1 m2
yang benar - benar dalam kontak mikroskopik dengan lantai. Jika lemari ditempatkan dengan ujungnya di atas lantai, bagian luas total yang benar - benar dalam
kontak mikroskopik bertambah dengan faktor 50 karena gaya normal per satuan
luas 50 kali lebih besar. Namun, karena luas ujung adalah seperlima puluh luas
sisi, maka luas kontak mikroskopik yang sesungguhnya tidak berubah. Jadi gaya
gesekan statis maksimum fs,maks sebanding dengan gaya normal antara permukaan
- permukaan :
fs,maks = s Fn ,
dengan s dinamakan koefisien gesek statis. Koefisien gesek statis ini bergantung
pada sifat permukaan lemari dan lantai. Jika Anda mengerjakan gaya horizontal
yang lebih kecil dari fs,maks pada lemari maka gaya gesek akan tepat mengimbangi
gaya yang Anda kerjakan pada lemari tersebut. Sera matematis, dapat kita tulis
7

4. HUKUM II NEWTON

sebagai berikut:
fs,maks s Fn .

(1.1)

Selain itu, gaya gesek kinetik juga berlawanan arah dengan arah gerakan.
Seperti gaya gesek statis, gaya gesek kinetik merupakan gejala yang kompleks dan
sulit untuk dimengerti secara utuh. Koefisien gesek kinetik k didefinisikan
sebagai rasio antara besar gaya gesek kinetik fk dan gaya normal Fn atau kita tulis
sebagai berikut:
(1.2)

fk = k Fn .

Secara eksperimen dibuktikan bahwa:


(1) k lebih kecil dari s
(2) k bergantung pada kelajuan relatif permukaan, akan tetapi untuk kelajuan sekitar 1 cm/s hingga beberapa meter per sekon k hampir konstan
(3) k (seperti s ) bergantung pada sifat permukaan - permukaan yang bersentuhan akan tetapi tidak bergantung pada luas kontak (makroskopik)
Kita dapat mengukur s dan k antara dua permukaan hanya dengan menempatkan sebuah balok pada datar yang memiliki kemiringan tertentu hingga balok
mulai meluncur. Misal c adalah sudut kritis ketika balok mulai meluncur. Untuk
sudut - sudut yang kurang dari nilai sudut kritis maka balok berada dalam kesetimbangan statik di bawah pengaruh beratnya, gaya normal, dan gaya gesek statis.
Ilustrasi pergerakan balok ini dapat dilihat pada Gambar 1. Dengan memilih sumbu x sejajar permukaan bidang dan sumbu y tegak lurus dengan permukaan, maka

Gambar 1. Gaya - gaya yang bekerja pada sebuah balok bermassa


m pada bidang miring yang kasar.
kita dapatkan
X

Fy

Fn m g cos()

Fn

m g cos() ,

1. GESEKAN

dan
X

Fx

m g sin() fs

fs

= m g sin() .

Sehingga kita dapatkan nilai fs


fs

= m g sin()
Fn
=
sin()
cos()
= Fn tan() .

Karena fs = s Fn , maka nilai s adalah


s = tan(c ) .
Jadi koefisien gesek statis sama dengan tangen sudut kemiringan saat balok tepat
mulai meluncur.
Pada sudut yang lebih besar dari c , balok meluncur ke bawah bidang miring
dengan percepatan ax . Dalam kasusu ini gaya gesek yang bekerja adalah k Fn
sehingga kita dapatkan
X
Fx = m ax
m g sin() k Fn

m ax .

Karena telah kita ketahui bahwa Fn = m g cos() maka nilai percepatannya adalah
ax = g (sin() k cos()) .
Jika kita dapat mengukur percepatan ax maka kita dapat mengukur k untuk
kedua permukaan. Tabel 1 menampilkan beberapa nilai pendekatan s dan k
untuk berbagai bahan [1].

Contoh Soal D.1


Koefisien gesek statis antara ban mobil dan jalan pada suatu masa adalah 0,7.
Berapakah sudut kemiringan jalan yang paling terjal agar mobil dapat diparkir
dengan roda terkunci dan tidak meluncur ke bawah bukit?

Tabel 1. Beberapa nilai - nilai pendekatan koefisien gesek


Bahan
s
Baja pada baja
0,7
Kuningan pada baja
0,5
Tembaga pada besi tuang
1,1
Kaca pada kaca
0,9
Teflon pada teflon
0,04
Teflon pada baja
0,04
Karet pada beton (kering)
1,0
Karet pada beton (basah)
0,3
Ski yang licin pada salju (0o C) 0,1

k
0,6
0,4
0,3
0,4
0,04
0,04
0,80
0,25
0,05

10

4. HUKUM II NEWTON

JAWAB :
Ingat hubungan antara koefisien gesek statis dan sudut kritis
s = tan(c ) .
Maka besar sudut kritis adalah
c

arctan(s )

arctan(0, 7) = 34, 992o

Contoh Soal D.2


Sebuah kotak meluncur sepanjang lantai horizontal dengan kelajuan awal 2,5
m/s. Kotak berhenti setelah meluncur 1,4 m. Carilah koefisien gesek kinetik.
JAWAB :
Pada arah vertikal berat kotak telah diimbangi oleh gaya normal lantai
Fn = m g .
Satu - satunya gaya horizontal yang bekerja pada kotak adalah gaya gesek
kinetik (yang memiliki arah berlawanan dengan arah gerak kotak). Jika kita misalkan kecepatan adalah dalam arah positif, maka gaya gesek adalah
= k Fn

= k m g .
Dengan demikian percepatannya adalah
a

f
m
= k g .
=

Karena percepatan konstan dan kecepatan akhir adalah nol maka dapat kita kerjakan sebagai berikut
v 2 = v02 + 2 a x = 0
a

v02
2 x
(2, 5 m/s)2
=
= 2, 23 m/s2
2(1, 4 m)
=

Maka koefisien gesek kinetik adalah


k

a
g
2, 23 m/s2
=
= 0, 228
9, 81 m/s2
=

2. Gaya - gaya Hambat


Saat sebuah benda bergerak melalui fluida seperti udara atau zat cair maka
fluida melakukan gaya hambat atau gaya yang memperlambat dan cenderung mengurangi kelajuan benda. Gaya hambat ini bergantung pada bentuk benda, sifat
fluida dan pada kelajuan benda relatif terhadap fluida. Tidak seperti gaya gesek
biasa, gaya hambat bertambah jika kelajuan benda bertambah. Untuk kelajuan
yang kecil, gaya hambat hampir sebanding dengan kelajuan benda; untuk kelajuan
yang lebih tinggi gaya ini mendekati kuadrat kelajuan benda.

3. GAYA SENTRIPETAL

11

Contohnya, sebuah bola pejal dijatuhkan dari keadaan diam kemudian jatuh
karena pengaruh gaya gravitasi (dengan asumsi besarnya konstan) dan gaya hambat
yang besarnya b v n , dengan b dan n adalah suatu konstanta. Jadi, kita mempunyai
gaya ke bawah yang konstan m g dan gaya ke atas b v n . Jika arah ke bawah diambil
positif, maka dari hukum kedua Newton didapat
Fneto

ma

m g b vn = m a

Pada t = 0 saat bola jatuh kelajuan awal nol, sehingga gaya yang memperlambat
adalah nol sementara itu ada percepatan g yang arahnya ke bawah. Jika kelajuan
bola bertambah, gaya hambat bertambah dan percepatannya berkurang dari g.
Pada akhirnya, kelajuan cukup besar bagi gaya hambat b v n untuk menyamai gaya
gravitasi m g, sehingga percepatan adalah nol. Artinya bola bergerak dengan kelajuan konstan vt , yang disebut kelajuan terminal. Dengan demikian kita peroleh
hubungan m g = b vtn . Sehingga kelajuan terminal adalah
 m g  n1
(2.1)
vt =
b
Makin besar konstanta b makin kecil pula kelajuan terminalnya. Konstanta b
bergantung pada bentuk benda. Sebuah parasut dirancang agar b besar sehingga
kelajuan terminal kecil. Sebaliknya mobil dirancang agar b kecil untuk mereduksi
pengaruh resistansi angin.

Contoh Soal D.3


Seorang penerjun bebas dengan massa 64 kg mencapai kelajuan terminal 180
km/jam dengan lengan dan kakinya terbentang.
(a) Berapakah gaya hambat ke atas pada penerjun bebas?
(b) Jika gaya hambat sama dengan b v 2 , berapakah nilai b?
JAWAB :
(a) Karena penerjun bebas bergerak dengan kecepatan konstan, gaya ke bawah
padanya m g harus diimbangi oleh gaya hambat ke atas Fd
Fd

= mg
=

(64 kg)(9, 81 m/s2 ) = 628 N

(b) Dengan mengambil b v 2 sama dengan 628 N dang menggunakan v = 180


km/jam = 50 m/s kita dapatkan
b v2

=
=

628 N
628 N
= 0, 251 kg/m
(50 m/s)

3. Gaya Sentripetal
Suatu benda yang bergerak pada suatu lingkaran berjari - jari r, dengan ke2
cepatan v, mengalami percepatan ~a yang besarnya vr (telah kita bahas pada Bab 2
subseksi Gerak Melingkar). Arah vektor percepatan ~a selalu menuju pusat lingkaran
dan selalu tegak lurus dengan vektor kecepatan ~v . Gaya sentripetal yang bekrja
adalah
(3.1)

F =m

v2
r

12

4. HUKUM II NEWTON

Jadi pada setiap gerak melingkar selalu terdapat gaya total, gaya sentripetal yang
arahnya ke pusat lingkaran

Contoh Soal D.4


Badul konis (conical pendulum) adalah suatu bandul yang terikat suatu benda
bermassa m yang berputar melingkar pada bidang datar dengan kecepatan v (lihat
Gambar 2). Hitung periode getaran .

Gambar 2. Gaya - gaya yang bekerja pada bandul konis yang


terikat suatu benda bermassa m dan berputar melingkar pada
bidang datar dengan kecepatan v.

JAWAB :
Jika tali membuat sudut dengan garis vertikal, maka jari - jari lintasan R =
l sin(). Gaya -gaya yang bekerja pada massa m adalah T (tegangan tali) dan
w (gaya berat). Tentunya T + w 6= 0 sehingga resultan kedua gaya ini adalah
T cos() = w = m g atau
T =

mg
cos()

Sementara itu besar T sin() sama dengan gaya sentripetal yang membuat benda bergerak melingkar dengan kecepatan v yang konstan:

T sin() = m

p
v2
atau v = R g tan()
r

4. GAYA GRAVITASI

13

Jika adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu putaran dan
R = l sin() maka

=
=
=

2R
v
2 l sin()
p
l sin() g tan()
p
l cos()
2
g

Perhatikan bahwa disebut juga periode dari getaran dan tidak bergantung pada
massa.

4. Gaya Gravitasi
Hingga abad ke-17 kecenderungan benda untuk jatuh ke bumi dianggap sebagai
sifat hakiki dari benda sendiri yang tidak perlu diterangkan lebih lanjut. Sir Isaac
Newton tidak sependapat tentang ini. Berat benda harus dianggap sebagai gaya
tarik yang terjadi antara bumi dengan benda tersebut. Newton membandingkan
gerakan apel yang jatuh dari dahannya dengan bulan yang mengelilingi bumi. Apel
yang terlepas dari dahannya mengalami gaya tarik dari bumi, dan memperpendek
jaraknya dengan pusat bumi, maka ia jatuh ke tanah. Lain halnya dengan bulan,
bulan mempunyai kecepatan tangensial yang seharusnya membuat ia menjauhi bumi. Tetapi gaya tarik yang bekerja antara bulan dengan bumi mencegah hal tersebut terjadi. Jarak bulan dan bumi, kecepatan tangensial relatif bulan terhadap
bumi, dan gaya tarik bulan dengan bumi, membuat bulan mengelilingi bumi pada
lintasannya [5].
Newton menyimpulkan gaya tarik yang bekerja tersebut di dalam Hukum Gravitasi Universalnya (The law of universal gravitation). Gaya yang bekerja antara
dua partikel yang bermassa m1 dan m2 serta terpisah sejauh r adalah gaya tarik
menarik sepanjang garis hubung kedua partikel tersebut yang besarnya
(4.1)

F =G

m1 m2
,
r2

dengan G adalah konstanta universal yang sama untuk semua partikel. Konstanta
universal G yang berdimensi L3 M1 T2 merupakan besaran skalar dan yang
dipakai sekarang diperoleh dari P. R. Heyl dan P. Chizanowski dari U. S. National
Bureau of Standards (USA) tahun 1942 yaitu G = 6, 6732 1011 N m2 /kg2
Mari kita menimbang bumi untuk mencari massanya. Misal massa bumi ME
dan suatu benda pada permukaan bumi bermassa m mempunyai berat w, gaya tarik
menarik yang bekerja pada keduanya F = w = m g sedang
F =G

m ME
,
2
RE

dengan RE adalah jari - jari bumi yang merupakan jarak antara benda dan pusat
bumi, sementara g adalah percepatan gravitasi pada permukaan bumi. Sehingga

14

4. HUKUM II NEWTON

kita dapatkan
ME

=
=
=

2
g RE
G
(9, 81 ms2 )(6, 37 106 m)2
6, 6732 1011 N m2 /kg2

5, 97 1024 kg = 5, 97 1021 ton

Jika massa bumi ini dibagi dengan volumenya maka kita dapatkan kerapatan massa
bumi rata - rata 5,5 gram/cm3 atau sekitar 5,5 kali kerapatan air. Dari contoh ini
dapat kita simpulkan bahwa percepatan gravitasi
G ME
,
r2
merupakan besaran yang tidak konstan dan bergantung pada jarak benda ke pusat
bumi.
(4.2)

g(r) =

Contoh Soal D.5


Seorang astronot yang bermassa 80 kg ingin mengetahui beratnya pada:
(a) permukaan matahari
(b) permukaan bulan
diketahui massa matahari = 2,0 1030 kg, massa bulan = 7,35 1022 kg dan
jari - jari matahari = 6,96 108 m sementara jari - jari bulan 1,74 106 m
JAWAB :
(a) berat astronot tersebut di permukaan matahari adalah
WS

=
=
=

m MS
RS2

(6, 6732 1011 N m2 /kg2 )(80 kg)(2, 0 1030 kg)


(6, 96 108 m)2
22 030, 7 N

(b) berat astronot tersebut di permukaan bulan adalah


WM

= G
=
=

m MM
2
RM

(6, 6732 1011 N m2 /kg2 )(80 kg)(7, 35 1022 kg)


(1, 74 106 m)2
129, 5 N
5. Gerak Planet dan Satelit

Gerakan benda - benda angkasa dalam sistem tata surya kita disimpulkan oleh
Johannes Keppler (1571 - 1630) dalam tiga poin penting yaitu:
(1) Semua planet - planet bergerak dalam orbit berbentuk ellips dengan matahari berada di salah satu fokusnya (hukum dari orbit)
(2) Garis hubung antara planet dengan matahari melintasi luasan yang sama
dan waktu yang sama (hukum dari luasan)
(3) Kuadrat dari periode planet mengelilingi matahari sebanding dengan
pangkat tiga jarak rata - rata antara planet dengan matahari (hukum
dari periode)

5. GERAK PLANET DAN SATELIT

15

Gambar 3. Dua benda bergerak melingkar di bawah pengaruh


gaya tarik menarik gravitasi.
Hukum - hukum di atas ini dapat diturunkan dari hukum hukum kinematika dan
gravitasi
Contohnya benda bermassa M dan m bergerak melingkar di bawah pengaruh
gaya tarik gravitasi yang bekerja di antara mereka. Pusat massa dari sistem dua
benda ini berada di titik C sedemikan hingga m r = M R (lihat Gambar 3). Hitung
periode getaran .
Benda yang besar bermassa M mempunyai jari - jari lintasan R, benda kecil
bermassa m mempunyai jari - jari lintasan r. Gaya sentripetal yan bekerja (FC )
dapat ditulis sebagai berikut
FC = m 2 r = M 2 R
atau
(5.1)

GM m
= m 2 r ,
(R + r)2

dengan adalah kecepatan sudut masing - masing benda. Jika M >> m seperti
halnya massa matahari yang jauh lebih besar dari massa bumi, maka R dapat
diabaikan terhadap r. Persamaan (5.1) menjadi
G Ms = 2 r3 ,
dengan MS adalah massa matahari. Karena = 2T dan T aadalah periode putaran
maka

2
2
(5.2)
G Ms =
r3 .
T
Persamaan (5.2) adalah persamaan dasar dari gerakan planet - planet yang berlaku
juga untuk lintasan ellips dengan r adalah setengah sumbu panjangnya. Persamaan (5.2) dapat pula ditulis dalam bentuk
4 2 3
r ,
GM
yang sesuai dengan hukum Keppler ketiga
T2 =

Contoh Soal D.6


Jika periode T dan jari - jari r dari suatu planet dapat diketahui maka Persamaan (5.2) dapat dipakai untuk menentukan massa matahari MS . Misal, periode

16

4. HUKUM II NEWTON

mengelilingi matahari T = 365 hari = 3, 1517 sekon, sementara jari - jari orbitnya
adalah r = 1, 5 1011 m.
JAWAB :
MS

4 2 r3
GT2

(4 2 )(1, 5 1011 m)3


(6, 6732 1011 N m2 /kg2 )(3, 1517 s)

2, 0 1030 kg
Massa matahari adalah 300.000 kali massa bumi. Kesalahan yang dibuat dengan mengabaikan harga R terhadap r adalah sangat kecil, karena
m
r
R =
M
1
=
r
300 000
atau
1
R

dari 1%
r
300 000
6. Soal Latihan
Soal 4.1
Dua anak yang berada di atas kereta luncur ditarik melewati tanah yang diselimuti salju. Kereta luncur ditarik dengan tali yang membuat sudut dengan sumbux positif. Anak - anak itu mempunyai massa gabungan 45 kg dan kereta luncur
mempunyai massa 5 kg. Koefisien gesek statis dan kinetik adalah 0,2 dan 0,15.
Cari gaya gesek yang dikerjakan tanah pada kereta dan percepatan anak - anak
serta kereta jika tegangan tali adalah (a) 100 N dan (b) 140 N
Soal 4.2
Sebuah mobil bergerak dengan kelajuan 30 m/s sepanjang jalan horizontal.
Koefisien gesekan antara jalan dan ban adalah s = 0, 5 dan k = 0, 3. Berapa
jauh mobil bergerak sebelum berhenti jika
(a) mobil direm secara hati - hati sehingga roda - roda hampir selip dan
(b) mobil direm keras agar roda terkunci
Soal 4.3
Sebuah mobil bergerak di atas jalan horizontal pada suatu lingkaran berjari
- jari 30 m. Jika koefisien gesek statis 0,6, maka hitung cepat mobil agar dapat
bergerak tanpa selip
Soal 4.4
Sebuah lengkungan berjari - jari 30 m dimiringkan dengan sudut . Cari agar
mobil dapat mengelilingi lengkungan itu dengan kelajuan 40 km/jam walaupun
jalan licin.
Soal 4.5
Sebuah balok tergantung pada tali yang tak bermassa yang melewati suatu
katrol yang licin dan dihubungkan ke balok lain pada meja yang licin pula. Hitung
percepatan tiap balok dan tegangan tali.
Soal 4.6
Sebuah balok bermassa m1 berada di atas balok kedua yang massanya m2 .
Balok kedua ini berada di atas meja horizontal yang licin. Sebuah gaya F dikerjakan

6. SOAL LATIHAN

17

Gambar 4. Ilustrasi gaya yang bekerja terhadap dua benda pada


soal 4.6.

pada balok bawah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Koefisien gesek statis
dan kinetik antara balok - balok adalah s dan k
(a) Cari nilai maksimum F yang menyebabkan balok tidak saling bergeser satu
sama lain.
(b) Cari percepatan tiap balok jika F lebih besar dari nilai ini.
Soal 4.7
Suatu benda bermassa 0,8 kg berada pada bidang miring yang membuat sudut
dengan bidang datar. Koefisien gesek kinetik dengan bidang 0,3 dan g = 9, 8 m/s2 .
Berapa gaya yang diberikan agar bergerak (a) ke atas atau (b) ke bawah? (untuk
kedua hal anggap bahwa benda bergerak beraturan dengan percepatan konstan 0,1
m/s2 )
Soal 4.8
Suatu balok bermassa m1 = 3 kg berada di atas balok kedua m2 = 5 kg.
Anggap tak ada gesekan antara balok m2 dengan lantai. Sementara itu kofisien
gesek statis dan kinetik antara kedua balok adalah 0,2 dan 0,1. Kemudian balok
kedua didosong dengan gaya sebesar F . Tentukan
(a) gaya maksimum yang dapat dikenakan pada balok agar balok - balok bergerak tetapi dengan keadaan m1 tetap di atas balok m2 . Hitung pula percepatannya.
(b) percepatan pada balok m1 dan m2 jika gaya yang lebih besar dari gaya
maksimum pada (a) dikerjakan pada m2 .
Soal 4.9
Sebuah bola ping pong memiliki massa 2,3 gram dan kelajuan terminalnya 9
m/s. Gaya hambat berbentuk b v 2 . Berapa nilai b?
Soal 4.10
Sebuah kursi bergeser melintasi lantai yang dipoles dengan kelajuan awal 3
m/s. Setelah bergeser sejauh 2 m kursi berhenti. Berapakah koefisien gesek kinetik
antara lantai dan kursi?
Soal 4.11
Sebuah benda berada di bawah pengaruh gravitasi dan gaya hambat Fd = b v
(a) Tunjukkan bahwa percepatan benda dapat ditulis sebagai berikut


v
a=g 1
,
vt
dengan vt = mg/b adalah kelajuan terminal.

18

4. HUKUM II NEWTON

(b) Selesaikan secara numerik untuk mendapatkan sebuah grafik v terhadap t


dan sebuah grafik x terhadap t untuk vt = 60 m/s
Soal 4.12
Sebuah benda jatuh karena pengaruh gravitasi dan sebuah gaya hambat
Fd = b v (seperti pada soal 4.11)
(a) Tunjukkan bahwa percepatan benda dapat ditulis
a=

dv
b
=g
v
dt
m

(b) Susun kembali nilai percepatan ini menjadi


dv
g

b
v

= dt

(c) Integrasikan persamaan ini untuk mendapatkan solusi eksak





g t
b t
mg 
1 e( m ) = v t 1 e( vt )
v=
b
(d) Gambar v terhadap t untuk v4 = 60 m/s dan bandingkan hasil ini dengan
pemecahan numerik pada soal 4.11(b)
Soal 4.13
Sebuah balok 2 kg berada di atas balok 4 kg yang diam di atas meja licin.
Koefisien gesek antara kedua balok s = 0, 3 dan k = 0, 2. Gaya sebesar F
digunakan untuk menarik balok 4 kg
(a) Berapa gaya maksimum F yang dapat diberikan jika balok 2 kg tidak boleh
bergeser dari balok 4 kg?
(b) Jika F mempunyai stengah nilai ini maka cari percepatan tiap balok dan
gaya gesek yang bekerja pada tiap balok.
(c) Jika F dua kali nilai yang didapat dari soal (a) maka cari percepatan tiap
balok.
Soal 4.14
Sebuah tangan mendorong dua benda pada permukaan licin. Massa benda
pertama 1 kg dan benda kedua yang tepat berada di depan benda kedua memiliki
massa 1 kg. Tangan mengerjakan gaya 5 N pada benda 2 kg.
(a) Berapakah percepatan sistem?
(b) Berapakah percepatan benda 1 kg? Berapa gaya yang dikerjakan padanya?
Dari mana asal gaya ini?
(c) Tunjukkan semua gaya yang bekerja pada benda 2 kg. Berapakah gaya neto
yang bekerja pada benda ini?
Soal 4.15
Dua benda dihubungkan oleh tali tak bermassa yang bertumpu pada suatu
katrol, benda pertama berada pada permukaan bidang miring yang memiliki sudut
sementara benda kedua tergantung bebas. Anggap permukaan bidang miring dan
katrol licin. Cari percepatan benda pertama dan kedua serta tegangan talu untuk
(a) = 30o dan m1 = m2 = 5 kg serta
(b) untuk nilai - nilai umum , m1 dan m2
Soal 4.16
Sebuah kotak 3 kg diam di atas meja horizontal. Kotak itu diikatkan pada
kotak 2 kg lewat tali ringan yang bertumpu pada suatu katrol yang licin.
(a) Berapa koefisien gesek statis minimum supaya benda tetap diam ?

6. SOAL LATIHAN

19

(b) Jika koefisien gesek statis lebih kecil dari yang ditemukan di soal (a) dan
koefisien gesek kinetik antara kotak dan meja adalah 0,3 maka cari waktu agar
massa 2 kg jatuh 2 m ke tanah jika sistem mulai dari keadaan diam.
Soal 4.17
Mesin Atwood berupa benda satu yang dikaitkan dengan tali pada benda kedua
melewati suatu katrol yang terpasang diam di langit - langit. Mesin ini digunakan
untuk mengukur percepatan gravitasi g dengan mengukur percepatan benda - benda. Dengan asumsi tali tak bermassa dan katrol licin tunjukkan bahwa besarnya
percepatan masing - masing benda adalah
m1 m2
a=
m1 + m2
sementara tegangan tali adalah
2 m1 m2 g
T =
m1 + m2
Soal 4.18
Seperti pada contoh soal D.6 periode T dan jari - jari r dari suatu planet. Misal
jari - jari orbitnya adalah r = 1, 5 10111 m. Hitung jari - jari orbitnya
Soal 4.19
Seperti pada contoh soal D.5 hitung berat astronot yang bermassa 100 kg ketika
dia berada di permukaan planet merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus, uranus
dan neptunus.
Soal 4.20
Gunakan hukum Keppler ketiga untuk menentukan jari - jari planet A yang
mengelilingi matahari 27 kali lebih lama dibanding waktu yang dibutuhkan oleh
bumi dan tentukan pula waktu revolusi planet B yang memiliki jari - jari 10 kali
lebih besar dari jari - jari bumi.

Bibliografi
[1] P. A. Tipler, 1991, Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
[2] F. W. Sears, M. W. Zemansky, 1982, Fisika untuk Universitas 1: Mekanika, Panas, Bunyi,
Penerbit Binacipta, Bandung.
[3] G. Woan, 2000, The Cambridge Handbook of Physics Formulas, Cambridge University Press,
Cambridge.
[4] R. Feynman, 1964, The Feynman Lectures on Physics Volume 1, Addison-Wesley Publishing
Company, London.
[5] Tim Dosen ITS, 2006, Fisika I: Kinematika, Dinamika, Getaran, Panas, FMIPA, ITS

21

You might also like